Dae Sub mengunjungi Ji Hyuk di penjara. Dae Sub “Apa
rencanamu? Katakan saja yang sebenarnya. Tempatkan mereka di sini.Kau harus
segera keluar”. Ji Hyuk “Takkan ada yang mempercayai ceritaku”. Dae Sub “Apa
maksudmu? Hukum itu masih ada. Kita bisa melakukan apapun dengan bantuan
hukum”. Ji Hyuk “Hukum? Hukum hanya ada dalam buku.Kenyataannya sangat jauh
berbeda. Ngomong-ngomong rekaman suara
yang ada di komputer Bum Shik kau masih menyimpannya, kan?”. Dae Sub “Benar,
rekaman itu. Kurasa kita mungkin akan membutuhkannya suatu hari, jadi aku
masih menyimpannya. Aku akan segera membawanya”. Ji Hyuk “Astaga, mengejutkan
sekali. Sejak kapan kau pintar?”. Dae Sub “Kau kira hanya ada batu dalam
kepalaku? Setidaknya, masih ada otak diantara bebatuan itu”. Ji Hyuk
“Syukurlah. Kita bisa memanfaatkannya”. Dae Sub “Caranya? Kau ingin aku
menyerahkannya ke kantor kejaksaan sekarang?”. Ji Hyuk “Tidak. Jaksa dan
pengacaranya juga anak buah mereka. Kehidupan mereka bergantung pada Hyun Sung.
Mereka adalah boneka”. Dae Sub “Lalu, kita harus bagaimana?”. Ji Hyuk “Kita
lewati mereka dan kita akan menyerahkannya langsung di pengadilan”
Mi Ra menghubungi hakim Lee Yoon Ho dan mengatakan bahwa ia
akan menjadi saksi untuk kasus Ji Hyuk
Ji Hyuk “Kau sudah menuliskan isi rekamannya, kan?”. Dae Sub
“Aku sudah membuat salinannya dan aku sudah membawa perekamnya”. Ji Hyuk
“Bagus. Bawa perekam itu dan datanglah ke pengadilan”. Dae Sub
“Ngomong-ngomong, Hyung. Ada yang membuatku penasaran mengenai rekaman itu. Di
rekaman itu, Saat Bum Shik bertanya ada wanita disebelah Ji Hyuk. Apa yang
harus kulakukan padanya? Lalu, ada orang lain yang bilang kau tidak perlu
menghiraukan dia. Bunuh mereka berdua. Siapa wanita yang akan dibunuh ini?Apa
mungkin...”. Ji Hyuk mengingat kejadian saat menuju pesta ulang tahun Hyung
Sung dan dibuntuti oleh Dong Shik. Ji Hyuk “So Mi Ra”. Dae Sub “Kalau begitu
mereka juga berusaha membunuh Mi Ra? Jadi Mi Ra juga salah satu dari orang yang
tak berguna bagi mereka? Brengsek”
Sang Ho melaporkan pada Dong Suk bahwa Mi Ra meminta menjadi
saksi untuk Ji Hyuk. Dong Suk “Bukankah kau bisa menolak permintaannya?”. Sang
Ho “Kita bisa mengendalikan para jaksa, tapi hakim tidak memihak kita”. Dong
Suk “Aku akan mencari cara untuk menghentikan Mi Ra. Tapi jika ternyata dia ada
di pengadilan sebagai saksi...”. Sang Ho menatap Dong Suk dengan tatapan serius
(Kalau Mi Ra kepengadilan kenapa ya? Dong Suk Dong Suk ckckckckck)
Mi Ra sudah berada di lobi perusahaan, ia akan menuju ke
pengadilan. Dong Suk memanggil Mi Ra “Mi Ra. Kau mau kemana?”
Mi Ra dan Dong Suk sudah berada di sebuah ruangan. Mi Ra
“Aku sudah berusaha membunuhnya. Untuk menyelamatkanmu aku berusaha melepaskan
alat bantu pernapasannya”. Dong Suk “Jadi begitu”. Mi Ra “Dong Suk. Aku tidak
berharap bahwa semua akan berjalan lancar untuk dia. Aku ingin mengembalikan
dia ke tempat asalnya. Itulah yang kuinginkan. Dengan begitu kurasa aku bisa
melanjutkan hidupku bersamamu”. Dong Suk “Aku mengerti. Aku akan menuruti semua
keinginanmu. Bukan demi dia, tapi demi dirimu”. Mi Ra “Benarkah?”. Dong Suk
“Kaulah yang akan mendampingiku selamanya. Jika kau tidak enak, aku juga merasa
tidak enak. Karena aku tidak suka begitu, maka aku akan menuruti keinginanmu”.
Mi Ra “Terima kasih, Dong Suk”. Dong Suk “idak ada yang bisa kita lakukan dalam
sidang hari ini. Pada sidang berikutnya aku akan meminta mereka mencabut
tuduhan penipuan itu”. Mi Ra “Benarkah?”. Dong Suk “Ya. Saat dia bebas aku akan
mengirimnya ke luar negeri. Kau sudah puas, kan?”. Mi Ra mengangguk
Sidang pertama Ji Hyuk akan dimulai. Dae Sub dan Hong Dal
Sook juga hadir di pengadilan. Dae Sub mengingat pesan Ji Hyuk “Dari semua yang
hadir, akan ada reporter . Saat semua orang sedang memperhatikan, kita akan
ungkap semuanya. Jika aku sudah memberimu tanda, kau maju ke depan. Kau sendiri
yang harus menyerahkannya pada hakim. jika mereka menghentikanmu kau jelaskan
semua isinya pada para reporter. Jika kau melakukannya mereka takkan bisa
melakukan apa-apa”
Dong Suk masuk ke ruangan tempat ia berbicara dengan Mi Ra
tapi Mi Ra sudah tidak ada lagi di tempat itu. Dong Suk menghubungi Sang Ho
“Iya, Manajer Do. So Mi Ra dalam perjalanan ke pengadilan. Lakukan sesuai
perintahku”
Mi Ra sampai ke pengadilan. Saat Mi Ra turun dari taksi Sang
Ho langsung menemui Mi Ra. Sang Ho “Rupanya kau ini orang yang baik, ya? Aku
bisa melihat kau tertekan karena kau merasa sangat bersalah. Demi pria itu
kulihat kau sudah berusaha sangat keras. Kalau dipikir-pikir, dia memang
korbannya”. Mi Ra “Apa sebenarnya maksudmu?”. Sang Ho “Aku melakukannya karena
aku ingin menyelamatkan dia. Aku juga merasa bersalah. Jujur, jika kita mencoba,
kita takkan menggantungnya, tapi kita bisa membiarkan dia dipenjara seumur
hidup. Kau tahu itu, kan? Tidak ada yang yang tidak bisa dilakukan Hyun Sung di
negara ini. Meskipun kau akan jujur di depan mereka itu sama sekali takkan
menguntungkan baginya. Tapi kau masih bisa membantu sesuatu...”
Jaksa No berbicara di persidangan “Ini untuk membuktikan dia
adalah anak kandung mereka dokumen ini yang diserahkan oleh Hyun Sung sebagai
barang bukti. Tapi, sudah bisa dipastikan kalau dokumen ini juga palsu. Sampai
kasus ini terjadi terdakwa merupakan salah satu anggota dari organisasi
kriminal. Itulah sebabnya dia bisa memalsukan semuanya”. Hong Dal Sook mengeluh
“Siapa yang memalsukan semuanya? Astaga. Kenapa mereka malah menyalahkan orang lain
padahal merekalah pelakunya?”. Seorang pria masuk dan berbisik pada Jaksa No
lalu Jaksa No mengangukkan kepalanya kearah Sang Ho (Rencana busuk apalagi yang
Sang Ho rencanakan??)
Mi Ra berjalan menuju ruang persidangan. Ia mengingat
kata-kata Sang Ho padanya “Bilang saja dia gila. Dia gila karena dia mungkin
berpikir kalau mereka orang tua kandungnya. Dengan begitu, semuanya bisa
kembali seperti semula. Kim Ji Hyuk akan dibebaskan dengan jaminan. Pendapat
masyarakat juga akan berubah dan mereka akan mengasihani dia. Dengan begitu,
semuanya menang. Dia akan menang dan kita juga akan menang”
Hakim bertanya pada pengacaranya Ji Hyuk “Pengacara, ada
yang ingin anda katakan?”. Pengacaranya itu “Tidak ada”. Hakim “Tidak ada saksi
atau bukti sama sekali?”. Pengacara itu “Ya. Tidak ada”. Hakim “Kalau begitu,
bisa kalian maju ke tengah?”. Pengacaranya Ji Hyuk dan Jaksa No menghadap pada
Hakim. Hakim mengatakan bahwa ia menerima permintaan oleh seseorang yang
bekerja di Hyun Sung untuk menjadi saksi. Pengacaranya Ji Hyuk dan Jaska No
menyetujui untuk menghadirkan saksi itu. Ji Hyuk memberikan kode pada Dae Sub
untuk membongkar isi rekaman suara Bum Shik. Dae Sub akan maju ke depan tapi ia
mengurungkan niatnya karena hakim yang mengumumkan bahwa ada saksi yang akan
hadir
Ji Hyuk dan Dae Sub kaget melihat Mi Ra yang masuk di ruang
persidangan sebagai seorang saksi. Setelah Mi ra membacakan sumpahnya sebagai
seorang saksi, hakim mengijinkan Jaksa No untuk bertanya pada Mi Ra. Jaksa No
“Sejak terdakwa ditunjuk sebagai Presiden
sebagai karyawannya kudengar anda yang paling sering bertemu dengan dia,
apa itu benar?”. Mi Ra “Iya, benar”. Jaksa No “Kalau begitu, seharusnya anda
yang lebih teliti mengamatinya dari siapapun”. Mi Ra membenarkan lagi . Jaksa
No “Dia orang seperti apa? Menurut pendapat anda, apa dia punya masalah?”. Mi
Ra “Saat pertama kali aku bertemu Kim Ji Hyuk sebenarnya dia tampak agak
labil”. Mi Ra melihat kea rah Ji Hyuk. Mi Ra “Tapi, aku sudah mempelajari
kenapa dia bisa begitu. Aku menyadari kalau dia sangat baik hati dibandingkan
siapapun. Dan mengenai kasus ini dari yang kulihat, dari yang kurasakan, aku
akan bicara jujur. Dia tidak mungkin berbohong”.
Ji Hyuk mengingat kata-kata Sang Ho di rekaman yang Bum Shik
simpan “Tidak perlu menghiraukan dia. Bunuh mereka berdua”. Ji Hyuk menyadari
yang Dae Sub katakan memang benar kalau Mi Ra tidak dianggap penting bagi
keluarga Kang. Ia melihat kea rah Sang Ho dan Sang Ho memberikan tanda akan membunuh
Mi Ra. Ji Hyuk berdiri dan memotong kesaksian Mi Ra “Kumohon, hentikan dia! Dia
itu bohong”. Hakim meminta Ji Hyuk untuk duduk karena kesaksian Mi Ra belum
selesai. Ji Hyuk “Kita tidak usah mendengar pernyataannya. Aku akan mengakui
semua tuduhan itu”. Dae Sub “Hyung”. Ji Hyuk “Semua kebohongan ini aku sendiri
yang memalsukannya. Yang dikatakan Jaksa itu semuanya benar”. Dae Sub tidak
tinggal diam melihat Ji Hyuk yang berulah lagi, ia berdiri dan mengangkat
dokumen yang ia pegang “Ji Hyuk, kau sudah
gila? Yang Mulia, tolong lihat dokumen ini. Semua buktinya ada di sini”. Ji
Hyuk meneriaki Dae Sub “Hentikan, brengsek! Takkan ada gunanya. Dokumen palsu
itu kita yang membuatnya”. Dae Sub tidak percaya melihat Ji Hyuk yang bersikap
bodoh
Ji Hyuk berlutut di depan hakim. Hong Dal Sook dan Mi Ra
kaget melihat Ji Hyuk seperti itu. Ji Hyuk “Yang Mulia. Aku sudah gila. Aku
sangat merindukan ayah dan ibuku. Jadi aku yang sudah merencanakan semuanya.
Aku butuh orang yang kupanggil ayah. Aku juga butuh orang yang kupanggil ibu.
Aku sangat merindukan mereka, aku sangat ingin bertemu dengan mereka jadi aku
merencanakan semuanya”. Hakim “Aku mengerti. Kalau anda sudah mengakuinya kami
akan menerimanya. Ngomong-ngomong, kenapa anda tiba-tiba berubah pikiran?”. Ji
Hyuk “Sekarang, aku sadar aku takkan bisa menang. Akhirnya aku akan kalah,
entah bagaimanapun caranya”. Hong Dal Sook, Dae Sub dan Mi Ra sedih melihat Ji
Hyuk yang mengakui yang bukan kesalahannya
Dae Sub dan Hong Dal Sook keluar dari ruang persidangan. Dae
Sub “Aku benar-benar tidak mengerti. Kenapa mendadak sekali ia berubah? Apa dia
diancam lagi? Tidak. Dia bukanlah orang yang akan terpengaruh oleh ancaman
mereka. Lalu, kenapa dia begitu?”. Hong Dal Sook “Aku bisa mengerti kenapa dia
begitu. Dia ingin melindungi seseorang. Dia orang yang rela berkorban”
Sang Ho memberitahu Dong Suk bahwa ia sudah menulis surat
permohonan untuk mewakili Hyun Sung. Dong Suk “Kerja bagus”. Sang Ho
“Ngomong-ngomong kita tidak perlu memberitahu Ketua Kang?”. Dong Suk sengaja menjatuhkan
salah satu pion catur yang ada di mejanya dan Sang Ho segera mengambil pion
itu. Dong Suk “Ini semua terjadi karena aku. Aku sendiri yang akan
mengurusnya”. Sang Ho “Baik, aku mengerti”
Sipir penjara memanggil Ji Hyuk dan memberitahu bahwa Mi Ra
datang untuk menjenguknya
Ji Hyuk bertemu dengan Mi Ra. Mi Ra “Anda sehat, kan? Anda
makan teratur? Maafkan aku. Kalau masih belum terlambat aku akan bicara pada
mereka. Jika aku jujur pada mereka….”.
Ji Hyuk “Jangan melakukan sesuatu yang tidak berguna”. Mi Ra “Kim Ji Hyuk”. Ji
Hyuk “Kau itu siapa? Kenapa kau terus memberitahu apa yang harus aku
lakukan?”.Mi Ra “Aku tahu semuanya. Aku tahu anda tidak bersalah”. Ji Hyuk
“Lalu? Kau mau berkorban demi aku? Jika kau melakukannya, kau hanya akan
membuat mereka marah. Dan yang akhirnya menderita aku, bukan kau. Jangan
melakukan apapun. Kehidupanku takkan jadi lebih baik”. Mi Ra “Baiklah. Aku
takkan membantu anda. Saat aku tahu yang sebenarnya, aku membohongimu. Saat aku
melihat mereka membohongimu aku menutup mataku, tapi setidaknya anda harus memberiku kesempatan
untuk menjelaskannya. Seharusnya anda tidak menghentikan pembicaraanku”. Ji
Hyuk memukul kaca pembatas “Kau selalu menghalangiku. Kenapa kau terus ikut
campur? Lupakan aku dari kehidupanmu. Aku mohon padamu. Itulah yang kuinginkan
darimu. Selamanya jangan pernah muncul lagi dihadapanku”. Mi Ra “Presiden!”. Ji
Hyuk “Kau ini terbiasa berbohong, ya? Apa aku masih tampak seperti bosmu?
Kumohon pergilah”
Mi Ra dan Ji Hyuk mengingat kenangan yang mereka lalui
bersama. Ji Hyuk sedih mengingat Mi Ra, begitupun Mi Ra.
Dong Suk datang menemui Mi Ra yang sedang menyendiri. Mi Ra
“Dong Suk”. Dong Suk “Apa yang terjadi kemarin? Sudah kubilang aku akan
mengurusnya. Kenapa kau tidak mempercayaiku? Karena kau ikut campur, sekarang
semuanya jadi tambah rumit. Apa mungkin sekarang, jika aku menuruti keinginanmu
kau akan mempercayaiku lagi?”
Jin Ah berbicara di meja makan “Apa yang akan Ayah lakukan
pada pria itu?”. Kang Sung Wook “Apa maksudmu?”. Jin Ah “Apa Ayah tidak merasa
bersalah?”. Kang Sung Wook “Ayah tidak bisa berbuat apa-apa. Dia akan diadili
oleh hukum”. Jin Ah “Bebaskan dia. Jika tidak, aku akan pergi ke suatu tempat
dan bunuh diri”. Kang Sung Wook “Kau ! Kenapa kau mengatakan hal semacam itu
pada orang tuamu?”. Choi Yoon Jung “Kalau memang kau bisa, bebaskan dia. Jika
dia tidak melukai kita, tidak ada gunanya kita membunuhnya. Kita takkan pernah
tahu apa yang akan terjadi”. Kang Sung Wook “Sial”. Jin Ah “Pokoknya, aku tidak
bisa hidup di rumah ini lagi. Jika Ayah benar-benar tidak mau melakukannya aku
akan menyebarkannya di internet”. Kang Sung Wook “Kenapa kau marah seperti ini?
Kau pikir dia masih kakakmu?”. Jin Ah “Dia bukan kakakku. Aku bersikap seperti
ini karena dia bukan kakakku”. Kang Sung Wook “Apa maksudmu?”. Dong Suk “Jangan
khawatir, Jin Ah. Semuanya akan berjalan sesuai kehendakmu”. Kang Sung Wook
“Apa lagi maksudmu?”. Dong Suk “Seperti yang Jin Ah katakan, setidaknya kita
masih punya belas kasihan. Tanpa membahayakan siapapun aku akan mengurusnya
serapi mungkin”
Hakim mengumumkan hasil persidangan Ji Hyuk “Inilah
keputusan terakhir terhadap terdakwa, Kim Ji Hyuk. Berdasarkan undang-undang
372 mengenai hukuman penipuan anda dihukum selama tiga tahun. Tapi, pihak
penggugat mengajukan surat permohonan pengurangan masa hukuman. Anda juga
mengakui semua kesalahan anda. Mengingat anda sudah mengakui semua kejahatan
anda di pengadilan, kami nyatakan bahwa pelaksanaan hukuman anda akan
ditangguhkan selama lima tahun ke depan”
Ji Hyuk berjalan keluar dari kantor kejaksaan. Jin Ah muncul
dan memanggil Ji Hyuk “Kim Ji Hyuk”. Mi Ra juga ada di tempat itu, ia melihat
Ji Hyuk dan Jin Ah yang sedang bersama. Jin Ah memberikan sebuah bag travel
“Ambil ini. Aku sudah menaruh paspor dan tiket pesawat di dalamnya. Jika kau
sudah sampai ada orang yang memegang papan namamu di bandara. Lakukan saja
perintahnya. Aku juga sudah memasukkan uang dalam tas ini”. Ji Hyuk tidak
memperdulikan Jin Ah. Jin Ah berbicara lagi “Ini karena kau sudah menjagaku
selama ini. Tidak apa-apa kalau kau itu kakakku, tapi kau itu orang asing”. Ji
Hyuk masih tidak merespon Jin Ah. Jin Ah menaruh travel bag yang ia pegang dan
mencium Ji Hyuk (HAHAHA). Mi Ra kaget melihat Jin Ah yang mencium Ji Hyuk. Ji
Hyuk melepaskan ciuman Jin Ah. Jin Ah “Bau sampah yang kudapatkan darimu sudah
kukembalikan padamu. Sampai ketemu di sana”
Ji Hyuk membawa pergi tas yang Jin Ah berikan padanya. Dari belakang
Mi Ra memperhatikan Ji Hyuk dan berbicara dalam hatinya “Kumohon pergilah. Pergilah
dan jangan pernah kembali”
Ji Hyuk memakan tahu dan duduk bersama Hong Dal Sook. Hong
Dal Sook “Sekarang lebih baik. Ini lebih dari cukup. Sekarang kembalilah seperti
dulu. Mereka bukanlah orang yang bisa
kau permainkan. Lupakan semua kemarahanmu. Dengan begitu, kau juga akan hidup. Orang-orang
disekitarmu juga akan merasa lebih nyaman”
Ji Hyuk sudah berada di rumahnya bersama dengan Dae Sub. Dae
Sub mengangkat sebuah kaleng bir “Selamat, Hyung. Kau bebas”. Ji Hyuk tidak merespon kata-kata Dae Sub dan
terus termenung. Dae Sub “Brengsek. Kurasa mereka merasa bersalah, kan? Hyung,
apa yang akan kau lakukan? Apa perlu kita masuk ke rumah mereka dan
menghancurkan semuanya? Lalu, apa kau
akan membiarkan mereka? Kau bilang akan membalas dendam. Katakan saja apa yang
harus kulakukan. Jika kau mengatakannya, aku akan melakukannya. Tidak masalah. Aku
mungkin hanya akan dipenjara. Lakukan saja. Jika kau ingin melepaskan amarahmu lakukan
saja. Aku akan membantumu”. Ji Hyuk masih diam dan tidak menjawab
Saat Dae Sub sudah tidur, Ji Hyuk masih merenungkan
kata-kata Hong Dal Sook dan memutuskan untuk tidak membalas dendam. Ji Hyuk
keluar dengan membawa travel bag yang
Jin Ah berikan padanya. Ji Hyuk
memandang rumah Mi Ra degan wajah yang sedih, tiba-tiba Bum Shik membius
Ji Hyuk dari belakang dan membawa pergi Ji Hyuk. (Aduh Ji Hyuk mau diapain?).
Dari dalam mobil yang berbeda, Sang Ho dan Dong Suk duduk manis menyaksikan Ji
Hyuk yang di bawa pergi
Kang Sung Wook berbicara dengan Dong Suk. Kang Sung Wook “Kurasa
aku mabuk kemarin. Aku ingin minum sendirian. Aku terus memikirkannya. Aku
merasa sangat kejam. Sangat kejam”. Dong Suk “Sekarang sudah berakhir. Sekarang,
ayah bisa melupakannya”. Kang Sung Wook “Dalam hidupku aku tidak percaya bisa mengalami
hal semacam ini. Sial”
Di sebuah tempat tersembunyi Ji Hyuk sudah penuh berlumur
darah. Ia terus dipukuli oleh Bum Shik dan anak buahnya. Ji Hyuk memohon dengan
memegang kaki Bum Shik “Aku salah. Aku salah. Hentikan ini”. Bum Shik “Astaga.
Sepertinya kau kesakitan. Kau ingin hidup? Katakan ini. Aku ini sampah. Aku ini
anjing. Lakukan saja. Jika kau melakukannya, aku akan membebaskan dirimu. Kenapa
kau tidak melakukannya, brengsek? Kau itu sampah. Kau itu anjing. Kau itu
sampah menjijikkan!”
Sang Ho melapor pada Jin Ah bahwa Ji Hyuk sudah keluar dari
Korea (Padahal bukan Ji Hyuk. Jahat!). Jin Ah “Benarkah? Kau yakin Kim Ji Hyuk
sudah ada dalam pesawatnya, kan? Baiklah, terima kasih”. Jin Ah kelihatan
senang
Ji Hyuk sudah dibawa diatas sebuah kapal. Bum Shik “Kudengar
kau akan ke luar negeri. Kami akan mengirimmu ke luar negeri”. Bum Shik menusuk
Ji Hyuk dengan pisaunya tapi ternyata Ji Hyuk masih bisa menahan pisau itu
sehingga tidak mengenai perutnya. Ji Hyuk tersenyum pada Bum Shik. Bum Shik
terus mendorong pisau itu dan akhirnya menembus perut Ji Hyuk
Di tempat lain, Mi Ra dan Dong Suk menikmati waktu bersama
mereka. Mi Ra “Terima kasih sudah menepati janjimu”. Dong Suk “Jangan pernah menjauh
dariku lagi, ya?”. Mi Ra mengangguk
Kembali ke kapal, Bum Shik menendang Ji Hyuk dan membuat Ji
Hyuk yang sudah tidak berdaya jatuh ke laut (Andwaeeeee !!)
P.S
Oh Iya aku mau benerin salah satu nama cast yang paling
nyebelin. Preman yang sering mukulin Ji Hyuk itu bukan Dong Shik yah tapi Bum
Shik. Jo Bum Shik. Heheeheh maaf yaah sudah menyesatkan hahahahah ingat yah Jo
Bum Shik bukan Kang Dong Shik..hehehe
Maaf juga yah kalau banyak typonya..heheheh gak ada waktu buat meriksa lagi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar