Ji Hyuk geram melihat para pekerjanya di pukuli. Ia tidak
tinggal diam, ia mengeluarkan seluruh keahliannya dan memukuli rombongan pria
yang datang ke perusahaan mereka. Seluruh pria yang memakai baju hitam tidak
lagi memukuli para pekerja tapi bergantian menghadapi Ji Hyuk. Kim Han Doo dan para pekerja yang lain bingung
melihat aksi Ji Hyuk. Kim Han Doo “Tunggu, apa yang dilakukan orang itu?”. Ji
Hyuk meruntuhkan banyak lawannya (HAHAHAH GO JI HYUK!! GO JI HYUK!! GO!!).
Mi Ra datang dan menghentikan Ji Hyuk. Mi Ra “Presiden”. Ji
Hyuk berhenti beraksi. Mi Ra “Apa yang kau lakukan disini?”. Pemimpin dari rombongan
yang berbaju hitam juga menghentikan pasukannya. Ji Hyuk “Jangan mendekat. Ini
bahaya. Sebagai Presiden, aku akan mengurus ini”. Pemimpin itu melepaskan
maskernya dan menujukkan wajahnya “Permisi. Apa kau Presiden?”. Ji Hyuk “Ya,
aku Presiden. Siapa yang mengirim kalian kesini?”. Pemimpin itu “Kami menerima
telepon dari perusahaan”. Ji Hyuk “Siapa di perusahaan?Aku adalah wakil dan
Presiden dari Hyun Sung Distribusi”. Mi Ra mendekat ke Ji Hyuk. Ji Hyuk “Mi Ra,
aku bilang jangan mendekat. Aku akan mengurus ini”. Mi Ra “Kalau begitu ayo
pergi”.
Saat Ji Hyuk sibuk berbicara dengan Mi Ra, pemimpin dari kedua
kubu saling berbisik. Pemimimpin baju hitam “Apa dia benar-benar Presiden?”. Kim
Han Doo mengangguk “Benar”. Raut wajah pemimpin baju hitam langsung berbubah
(HAHAHAHAH)
Sang Ho “Mengenai aksi mogok...tak ada yang bisa
menghentikannya sekarang. Begitu aksi mogok ini dimulai...kejadian ini takkan bisa
selesai dengan sendirinya. Kang Sung Wook “Berikutnya?”. Karayawan A “Hyun Sung
Distribusi akan bangkrut”. Kang Sung Wook “Itu akan baik-baik saja, kan?”.
Karyawan A “Kebangkrutan kali ini akan menghapus semua kecurigaan di sekitar
Hyun Sung”. Karyawan B “Sebagian besar saham diambil dan modal aslinya sudah
diambil alih oleh perusahaan”. Kang Sung Wook “Kau bilang itu takkan jadi
masalah, kan? Aku yakin punya anak yang tepat. Bukankah begitu?”
Mi Ra dan keluarga alm (Isteri dan puteranya) sudah berada di
tempat pemakaman. Supir bus yang mengantar keluarga alm. Mengingatkan isteri
alm. bahwa sudah waktunya untuk menguburkan alm. tapi orang yang bertugas untuk
mengangkat peti belum juga datang. Isteri alm. “Bisakah kau menunggu
sebentar?”. Putera alm. “Ibu, siapa yang kita tunggu?”. Isteri alm. “Kita
menunggu rekan kerja ayahmu”. Putera alm. “Ibu, mereka mungkin tidak akan
datang. Paman yang kemarin mabuk mengatakan padaku bahwa ayahku hanyalah
pekerja sementara, jadi tidak aka nada yang membantu upacara penguburannya.
Ayahku akan cepat dilupakan dan tidak aka nada yang mengingatnya”. Isteri alm.
“Itu tidak benar. Kau salah pengertian. Ayahmu adalah…..”. Putera alm. “Ibu
sepertinya mereka datang”
Para pekerja Sam Distribusi datang dengan mengendarai mobil box
yang bergambar Park Dong Wan (Pekerja yang meninggal). Putera alm. “Ibu itu
ayahku, kan?”. Isteri alm. tersenyum “Ya, benar. Itu ayahmu Young Chan. Ayah
yang kita banggakan”
Di seluruh mobil box itu tertulis “Park Dong Wan, kami akan
selalu mengingatmu. Kau adalah keluarga Hyun Sung yang kami banggakan”. Kim Han
Doo dan pekerja yang lain turun dari
mobil. Ji Hyuk juga datang ke tempat itu.
Ji Hyuk keluar dari mobil “Hey Park Young Chan (Putera Park
Dong Wan)”. Ji Hyuk mendekat ke Young Chan “Mulai hari ini, akulah ayahmu.
Mulai sekarang panggil aku ayah”. Ji Hyuk mengeluarkan sebuah amplop “Dan ini
uang saku pertamamu dari ayah. Sepanjang hidupmu, saat kau butuh uang, mintalah
kapanpun padaku. Karena mulai sekarang aku akan menjadi ayahmu”. Kim Han Doo
tersenyum melihat Ji Hyuk.
Mi Ra dan Ji Hyuk sudah berada di atas mobil Ji Hyuk. Mi Ra
“Apa sebenarnya yang terjadi semalam?”. Ji Hyuk “Apa? Aaah… Saat aku bilang
pada mereka kalau aku ini Presiden, mereka menuruti aku begitu saja”
Flashback.
Kedua kubu sudah berbaikan dan bekerja sama untuk
menempelkan gambar Park Dong Wan di mobil box. Pemimpin yang berbaju hitam
menatap Ji Hyuk dengan kesal. Ji Hyuk “Kenapa?”. Pemimpin itu “Sebenarnya kami
kesini bukan untuk melakukan hal semacam ini”. Ji Hyuk “Aku Presdennya, jadi
turuti saja perintahku”. Pemimpin itu “Ya aku mengerti”
Mi Ra “Jika anda selalu melakukannya dengan cara seperti
ini, keuangan perusahaan yang akan bermasalah”. Ji Hyuk “Ini tidak ada
hubungannya dengan keuangan perusahaan. Aku sudah mendapatkan gajiku untuk 1
tahun ke depan”. Mi Ra “Tolong turunkan aku di depan sana. Aku akan naik taksi”.
Ji Hyuk “Kita ke Seoul sama-sama saja”.Mi Ra “Maaf, tapi...”. Ji Hyuk memotong
“Tunggu!”. Ji Hyuk memberikan sebuah berkas pada Mi Ra. Mi Ra membuka berkas
itu. Ji Hyuk mengatakan isi dari berkas itu
“Tanggal penandatanganan pada tanggal 17 Mei 2014. So Mi Ra dipindahkan.
Isinya, dari kantor pusat Hyun Sung, dia dipindahkan ke Hyun Sung Distribusi
sebagai Manajer di tim Manajemen Pendukung. Pada tanggal 17 Mei 2014. Disetujui
oleh Presdir Hyun Sung Distribution,Kang
Ji Hyuk”.
Mi Ra turun dari mobil dan membeli minuman untuk mereka
berdua. Saat Mi Ra kembali ke mobil, ia mendapati Ji Hyuk yang sedang tidur
(lagi dan lagi. Ji Hyuknya kecapean). Mi Ra memperhatikan JI HYuk yang tertidur
dan menyadari bahwa baju Ji Hyuk sudah terkena noda
Goo Duk Kyu dan pekerja yang lain sedang membicarakan Ji
Hyuk. Ji Hyuk datang bersama Mi Ra, ia mengumumkan dengat semangat yang membara
bahwa Mi Ra akan bergabung dengan mereka di Hyun Sung Distribusi. Bukan hanya
itu saja, Ji Hyuk juga heboh sendiri meneriakan yel-yel untuk Mi Ra (Aigoo
tepuk jidat deh. LOL). Goo Duk Kyu kecewa melihat ulah Ji Hyuk “Presiden. Alasan
anda turun langsung kesana adalah memberikan So Mi Ra surat pengangkatan itu?”.
Ji Hyuk mengangguk “Ya”. Goo Duk Kyu menaikkan nada suaranya “Sekarang
situasinya sedang gawat, seseorang yang merupakan Presiden... Ah bukan..
Presiden apa masuk akal bagi anda kalau anda lebih mementingkan hal sepele
semacam ini? Semua karyawan berusaha menyelesaikan masalahnya apa anda tahu
seberapa keras usaha mereka?”
Kim Han Doo masuk dan membuat Goo Duk Kyu berhenti
berbicara. Kim Han Doo “Halo, aku datang”. Goo Duk Kyu “AH. Pak Kim ada apa?”.
Kim Han Doo “Tolong jaga pria ini baik-baik. Untuk pertama kalinya, sepertinya
kita punya Presiden yang bisa kita andalkan”. Goo Duk Kyu tidak mengerti
kata-kata Kim Han Doo. Salah seorang karyawan berteriak “Kepala tim MD kita akan dikirimkan dari
pusat. Aksi mogoknya berakhir!. Semua karyawan bertepuk tangan. Goo Duk Kyu
juga senang dan berterima kasih pada Kim Han Doo. Goo Duk Kyu “Apakah anda ikut
berkelahi demi menyelesaikan aksi mogok kerja ini?”. Ji Hyuk “Apa? Aku tidak
meminta mereka mengakhiri aksi mogoknya”. Goo Duk Kyu yang bingung melihat Kim
Han Doo dan Kim Han Doo membenarkan bahwa Ji Hyuk yang menyelesaikan masalah.
Goo Duk Kyu CS memberi hormat pada Ji Hyuk “Kau sudah bekerja keras”
Sang Ho menyambut kedatangan Kang Sung Wook di perusahaan.
Sang Ho “Ketua, para pekerja sudah mengakhiri aksi mogok mereka”. Kang Sung
Wook “Aku juga baru saja mendengar laporannya. Jadi begini caramu mengatasinya,
huh?”. Sang Ho “Maafkan aku”. Kang Sung Wook “Apa Kang Ji Hyuk ada di
perusahaan? Suruh dia ke ruanganku”
Kang Sung Wook beraksi lagi, ia memeluk Ji Hyuk “Kerja
bagus. Duduklah. Sekarang bisa dibilang ini adalah keputusan yang tepat,karena
sudah menunjukmu sebagai Presiden. Kau sudah bekerja keras Ji Hyuk”. Ji Hyuk
“Tidak abnyak yang ku lakukan”. Kang Sung Wook “Tidak, kau sudah bekerja dengan
baik. Kau sudah menyelamatkan Hyun Sung Distribusi”. Ji Hyuk bingung “Ya? Ah,
Iya”. Kang Sung Wook “Pasti sulit berbicara dengan para pekerja. Aku juga masih
sulit berbicara dengan mereka. Bagaimana kau bisa melakukannya?”. Ji Hyuk
“Sebenarnya, aku tidak menyelesaikan aksi mogoknya, tapi...Itu…aku pikir aku
butuh dengan orang yang akan kupindahkan ke perusaahan kami. Memang bukan itu
alasannya, tapi... entah bagaimana secara tidak sengaja berhasil dengan
sendirinya”. Kang Sung Wook “Maksudmu sejak awal kau tidak berniat
melakukannya?”. Ji Hyuk “Ya”. Kang Sung Wook menggenggam tangan Ji Hyuk
“Sudahlah, lagipula kau sudah bekerja keras. Kembalilah bekerja”. Ji Hyuk
keluar dan tersenyum senang karena Kang Sung Wook sudah menggenggam tangannya.
Sang Ho masuk ke dalam ruangan Kang Sung Wook. Kang Sung
Wook “Duduklah. Dia itu bodoh, kan? Benar, aku melakukan hal yang tepat. Hanya
tubuh itu yang dia miliki. Tapi masalahnya sulit untuk memprediksi apa yang
akan dia lakukan. Mulai sekarang, awasi setiap gerakannya dan laporkan padaku”.
Sang Ho “Ya, aku mengerti”. Kang Sung Wook “Kenyataannya kalau dia itu bodoh
dan ceroboh. Itulah racunnya. Racun!”
Ji Hyuk menerjemahkan tulisan yang ada di papan dalam ruang
kerjanya. Ji Hyuk menghela nafas dan tersenyum karena sudah mendapatkan artinya
“Aaah…Kita adalah keluarga”
Mi Ra memindahkan barang-barangnya dan kebetulan bertemu
Sang Ho. Sang Ho “So Mi Ra, ada apa?”. Mi Ra “Aku sudah melakukannya sesuai
perintah. Presiden Kang Ji Hyuk yang melakukannya sendiri. Aku tidak bisa
menghentikannya. Aku permisi”
Mi Ra menuangkan sereal di mangkuknya. Ia membuka kulkasnya
untuk mengambil susu dan melihat kantong plastik yang di berikan Ji Hyuk. Mi Ra
mengambil kantong plastic itu dan memakan isinya “Ternyata rasanya lebih enak”
Seorang delivery man sedang protes di jalan masuk perusahan
Hyun Sung karena dilarang masuk untuk membawakan pesanannya. Delivery man itu
“Ada yang memesannya”. Security “Tak ada seorang pun yang bisa memesan makanan
di sini. Tadi kau bilang siapa yang memesannya?”. Mi Ra lewat dan mendengar jawaban
delivery man itu “Hyun Sung Distribusi, lantai 17. Ruangan Presdien”. Security
“Presiden?”. Mi Ra berhenti dan melihat bawaan delivery man itu. Delivery man
menelepon Ji Hyuk “Halo, anda yang memesan jjajangmyun? Aku tidak diijinkan
membawa makanannya masuk. Bicara sendiri saja padanya”. Delivery man itu
memberikan teleponnya pada Pak Security. Security “Iya, Presiden”
Ji Hyuk menghabiskan makanannya dengan lahap. Ji Hyuk
“Enaknya. Cepat bereskan”. Delivery man “Maaf ya. Ada etika dalam berbisnis.
Saat anda memesan 1 makanan, anda tidak bisa membuatku menunggu di sini”. Ji
Hyuk “Hei. Aku juga sering berurusan dengan hal ini, jadi aku tahu. Meskipun
hanya satu makanan ada aturan agar mengirimkannya tanpa mengeluh. Selain itu,
berapa lama kau harus kesini lagi untuk mengambil mangkoknya?Lebih dari 30
menit, kan? Aku ini sedang membantumu. Dasar bodoh”. Delivery man “Kau membayar
satu makanan dengan kartu kredit”. Ji Hyuk “Hei, hati-hati di jalan! Pastikan
kau memakai helm!”
Mi Ra mendekat dan memperhatikan Ji Hyuk. Ji Hyuk “Apa? Aku
salah lagi?”. Mi Ra “Kemeja yang kau pakai itu, kemeja yang sama dengan yang
kau pakai kemarin, kan?”. Ji Hyuk melihat kemejanya “Baru kupakai 3 hari saja”
Mi Ra memilihkan banyak Jas untuk Ji Hyuk. Ji Hyuk melihat
harga dari salah satu baju dan kaget. Ji Hyuk “Kenapa kau membeli banyak? Dua
saja sudah cukup”. Mi Ra “Kau adalah wajah dari Hyun Sung Distribusi. Begitu
kau memutuskan menjadi Presiden, setidaknya kau harus tampak seperti Presiden. Ah dan jangan melepaskan dasimu di
kantor. Mulai sekarang, aku akan mencuci pakaianmu dan menyiapkannya setiap
hari”
Ji Hyuk keluar dari fiting room dan memakai Jasnya yang
baru. Mi Ra mengambil sebuah dasi dan menunjukkannya pada Ji Hyuk “Yang ini?”.
Ji Hyuk “Apa? Aku tidak tahu caranya memasang dasi”. Mi Ra “Lalu, bagaimana
caramu memasangkan dasi selama ini?”. Ji Hyuk “Seminggu yang lalu, pemilik
butik yang memasangkan dasinya. Aku melonggarkannya lalu melepaskannya dan
kemudian kembali memakainya”
Mi Ra memakaikan Ji Hyuk Dasi. Ji Hyuk kelihatan gugup
berada sedekat itu dengan Mi Ra, ia mencoba untuk mencium aroma rambut Mi Ra.
Saat Mi Ra menarik dasi Ji Hyuk, wajah Mi Ra dan Ji Hyuk menjadi sangat dekat.
Mi Ra melepas dasi Ji Hyuk “Maafkan aku. Aku lupa cara mengikat dasi”. Ji Hyuk
“Aku rasa kau sudah hampir selesai. Jika kau terus….”. Mi Ra “Sepertinya tidak
cocok, jadi aku harus mengambil yang lainnya”. Ji Hyuk “Tidak usah. Aku
menyukainya”. Mi Ra mengalihkan pembicaraan dengan berbicara pada karyawan toko
itu
Mi Ra sudah berada di kamarnya. Mi Ra menatap fotonya
bersama Dong Suk “Kumohon cepatlah kembali. Ini terlalu sulit bagiku”
Ji Hyuk masuk di sebuah bar. Di jalan masuk bar itu, ia
melihat Myung Ho sedang berciuman dengan wanita lain. Di dalam bar itu ada Jin
Ah yang sedang sibuk melipat uang menjadi burung. Ji Hyuk menghampiri Jin Ah
“Kau yakin akan terus bergantung pada alkohol sekarang?”. Jin Ah “Ah, supir
penggantinya datang. Bisa kau duduk di sini dan menungguku? Minumanku masih
ada”. Ji Hyuk “Hei, kau sudah mabuk. Ayo pergi”. Jin Ah “Baiklah, aku akan
memberimu uang tambahan jika kau mau menunggu”. Jin Ah member salah satu burung
yang ia buat dari uang “Ini. Tip. Apa? Tidak suka? Kau mendapatkan uangku juga
cintaku”. Ji Hyuk “Dasar bocah ini”. Jin Ah mengambil kembali uangnya “Jika kau
tidak mau, baiklah. Pelayan!”. Pelayan itu “Ada yang anda butuhkan?”. Jin Ah “Tanganmu.
Ini”. Pelayan itu “Terima kasih”. Jin Ah “Lihat? Dia menyukainya. Kenapa kau
tidak suka?”. Ji Hyuk “Jika itu aku. Aku akan memasukkan kertas bangau tadi ke
dalam mulutmu. Aku juga akan memukulmu.Satu pukulan tiga gigi”. HAHAHAH kakak
yang sadis
Myung Ho melihat Jin Ah duduk di bar itu, ia juga
menghampiri Jin Ah dan Ji Hyuk. Myung Ho “Astaga. Kita bertemu lagi. Kami akan
segera menikah. Senang bertemu danganmu”. Ji Hyuk “Kalian akan menikah?”. Jin
Ah “Hei, aku takkan menikah denganmu. Orang yang mau kau nikahi adalah putri
dari Hyun Sung Group . Aku sudah bukan lagi putri mereka. Jadi, aku tidak harus
menikah denganmu”. Myung Ho “Kau kabur dari rumah lagi?”. Jin Ah “Hei Supir,
ayo pergi. Selera minumku sudah hilang. Aku akan ke kamar mandi sebentar, jadi
siapkan mobilnya”. Myung Ho “Astaga, bukankah dia lucu?”. Ji Hyuk “Kau dan Jin
Ah kami akan menikah?”. Myung Ho mengiyakan. Ji Hyuk “Kau yakin?”. Myung Ho “Begitu
kami mengatur tanggalnya. Kami akan segera menikah”. Ji Hyuk “Aku melihatmu
tadi. Kau di sini bersama wanita lain”. Myung Ho “Ah...”. Ji Hyuk “Bagaimana
jika Jin Ah kami melihatnya?”. Myung Ho menjawab dengan santai “Tidak masalah. Meskipun
aku mendengar cerita soal Jin Ah yang sedang bersama pria lain, aku tidak
peduli. Kami saling menghargai masalah pribadi kami, kau tau”. Ji Hyuk “Masalah
pribadi?”
Jin Ah kembali dari kamar mandi dan melihat Ji Hyuk yang
sedang memukul Myung Ho. Ji Hyuk “Tidak apa-apa meskipun dia melihatnya? Bagaimana
ya? Aku yang tidak setuju. Aku tidak tahu bagaimana caramu menjalani hidupmu,
tapi aku takkan membiarkannya. Jika kau melakukan hal itu lagi, aku sendiri
yang akan membunuhmu, paham?”. Myung Ho “Aku mengerti”. Jin Ah yang diam-diam
melihat kejadianitu berbicara “Siapa yang menyebut dia sampah? Kalau dia memang
seperti sampah”
Ji Hyuk membangunkan Jin Ah yang tertidur. Ji Hyuk “Hei, Jin
Ah. Bangunlah. Bangunlah. Kita sudah sampai”. Ji Hyuk “Rumah”.Karena Jin Ah
tidak mau bangun, Ji Hyuk menggendong Jin Ah masuk ke dalam rumah keluarga Kang
(Piggy back.So Sweet). Jin Ah “Kita ada dimana?”. Ji Hyuk “Rumah”. Jin Ah “Aku
bilang aku keluar dari rumah, bodoh. Kenapa kau malah membawaku kesini?Cepat
kembali ke mobil dan kita pergi dari sini”. Ji Hyuk “Hei, jika kau sudah
bangun. Jalan saja sendiri”. Jin Ah “Aku tidak mau. Jalan saja”
Sang Ho menyapa Ji Hyuk yang datang membawa Jin Ah. Sang Ho “Biarkan
aku yang menggendongnya”. Ji Hyuk “Tidak usah”. Ji Hyuk berbicara pada Jin Ah “Kau
harus makan banyak, ya? Kenapa kau ringan begini padahal kau ini sudah dewasa?”
Ji Hyuk keluar dari kamar Jin Ah dan melihat foto keluarga
Kang yang tertempel di dinding. Kang Sung Wook datang “Ji Hyuk”. Ji Hyuk memberi hormat “Ya. Bagaimana
kabarmu?”. Kang Sung Wook “Kenapa kau kesini?”. Ji Hyuk “Jin Ah mabuk, jadi aku
mengantarnya pulang”. Kang Sung Wook “Jin Ah?”. Ji Hyuk “Ya, aku baru saja
membawanya ke kamar”. Kang Sung Wook “Apa kau minum dengannya?”. Ji Hyuk “Tidak.
Jin Ah meneleponku, jadi aku yang menggantikan dia menyetir”. Kang Sung Wook “Benarkah
? Dia meneleponmu saat dia mabuk?”. Ji Hyuk “Dibandingkan orang lain, mungkin
dia berpikir kalau dia bersamaku dia akan lebih aman”. Kang Sung Wook “Benar
juga”. Ji Hyuk menunjuk foto Dong Suk “Ini Dong Suk?”. Kang Sung Wook “Ya”. Ji
Hyuk “Dia sakit di bagian mana?”. Kang Sung Wook “Dari awal dia memang sudah
lemah”. Ji Hyuk “Kau pasti sangat khawatir”. Kang Sung Wook “Benar”. Ji Hyuk “Aku
ingin segera bertemu dengannya”
Mi Ra memberikan foto keluarga Kang pada Ji Hyuk dan Ji Hyuk
berterima kasih. Mi Ra “Ngomong-ngomong, kenapa kau mau foto itu?”. Ji Hyuk “Tidak
ada”. Ji Hyuk melihat lagi foto itu “Wah, pria ini (Dong Suk) sangat tampan dan
terhormat. Bukankah menurutmu sekilas kami ini mirip?”. Mi Ra menjawab dengan
cepat “Tidak, sama sekali tidak”. Ji Hyuk “Memang, aku jauh dari elegan”. Mi Ra
pamit pada Ji Hyuk. Ji Hyuk “Ah, tunggu. Soal Dong Suk seperti apa dia?”. Mi Ra
“Aku benar-benar tidak tau”. Ji Hyuk “Jika kau sudah cukup lama bekerja
dengannya seharusnya kau sangat mengenalnya”. Mi Ra “Dari penampilannya dia
tampak dingin.Tapi setelah kau mengenalnya anda akan tahu sebenarnya dia baik
hati. Dia juga naïf”. Ji Hyuk “Wah, tampaknya kau juga tau sampai sejauh itu.
Karena kau sangat pintar, kau mungkin kau bisa membaca pikiran orang lain”. Mi
Ra “Sampai ketemu saat rapat nanti”. Ji Hyuk “Oke”. Saat Mi Ra sudah pergi Ji
Hyuk melepaskan foto keluarga Kang dari bingkainya dan tersenyum
Ji Hyuk sibuk sendiri dengan pensilnya sedangkan Goo Duk Kyu
dan Yoo Jae terus berselisih karena berbeda pendapat. Ji Hyuk memotong “Maaf. Mana
yang lebih enak?”. Goo Duk Kyu bingung. Ji Hyuk “Setelah kita mencobanya bukankah
kita tinggal memutuskan mana yang lebih enak?”. Goo Duk Kyu bertanay pada Yoo
Jae “Kau pernah mencobanya?”. Yoo Jae menggelengkan kepalanya. Goo Guk Kyu “Ah…Kalau
begitu kita putuskan setelah kita mencobanya”
Di tempat yang berbeda Kang Sung wook dan beberapa karyawan
lainnya sedang melakukan pertemuan rahasia mereka. Karyawan A melapor pada Kang
Sung Wook “Acara diskon musim semi Hyun Sung Distribusi akan berjalan lancar. Diharapkan
mereka akan mempertahankannya sampai Mei”. Kang Sung Wook “Lagipula, mereka
tidak punya barang bagus sama sekali”. Karyawan A “Benar, jika semuanya
berjalan lancar, mereka hanya akan mempertahankan apa yang mereka punya
sekarang”. Kang Sung Wook “Kalau begitu, takkan ada yang bisa menghentikan
rencana kita”. Karyawan B “Benar. Laporan kami juga menunjukkan hasil yang sama.
Tapi pada hasil laporannya, ada lampiran klausula yang mengejutkan”
Kita ke rapat yang dipimpin Ji Hyuk…
Yoo Jae dan Goo Duk Kyu berdebat tentang masalah Jaruko yang
dapat membantu mereka dari kebangkrutan. Ji Hyuk bingung karena tidak mengerti apa
yang dibicarakan Goo Duk Kyu dan Yoo Jae. Ji Hyuk “Apa itu Jaruko?”. Yoo Jae “Ah,
itu kami tidak bisa menyetujui syarat-syaratnya, jadi akhirnya kita menyerah sejak
setahun yang lalu”. Goo Duk Kyu “Kita tidak pernah menyerah. Presdir Kang Dong
Suk berjanji dia akan meluncurkan mereknya”. Ji Hyuk “Kalau begitu lakukan saja”.
Yoo Jae “Ah, begini, mereka itu sangat pemilih dan masalahnya banyak orang yang
sudah melihat kalau merek itu menjadi milik Dae Sang”. Ji Hyuk tersenyum “Begini
hanya karena ada penjaga gawangnya,kita tidak bisa mencetak gol? Saat seorang
wanita sudah menikah, kita tidak boleh mendekatinya? Kita pasti bisa
mendapatkan hatinya. Jika kita terus memikirkannya dan bertekad melakukannya kita
pasti bisa mendapatkannya. Ada wanita yang menjualikan asin di Pasar Woo Ri. Dia
juga sudah menikah. Tapi ada pria yang terus menerus mendekatinya, dan pada
akhirnya dia menikahi pria itu dan hidup bahagia sampai sekarang”. Yoo Jae
tertawa mendengar contoh dari Ji Hyuk “Presiden, menakjubkan”. Ji Hyuk “Mi Ra. Jaroku
itu perusahaan seperti apa?”
Di pertemuan rahasia Kang Sung Wook, karyawan C menjelaskan
tentang Jaroku. Karyawan C “Jaroku itu perusahaan pakaian kelas menengah yang
penjualannya ada di peringkat pertama. Contohnya, Meci di Jepang. Penjualan
mereka naik pesat begitu mereka menjual Jaroku. Mereka akhirnya mengakhiri
krisis keuangannya”. Kang Sung Wook “Berapa persen Hyun Sung bisa memenangkan
merek itu?”. Karyawan B “Menurut laporan mendekat 0%”. Kang Sung Wook “Misalkan
entah bagaimana caranya orang itu mendapatkan merek tersebut”. Karyawan C “Saham
perusahaan akan mengalami kenaikan di
Hyun Sung. Maka, kebangkrutan Hyun Sung Distribusi akan lebih sulit terwujud”.
Kang Sung Wook “Kau bilang persentasenya nol, kan?”
Ji Hyuk kaget karena ia di bawa di pasar tempat ibunya (Hong
Dal Sook) tinggal. Goo Duk Kyu “Syarat yang diminta Jaroku waktu itu adalah mereka
ingin seluruh lantai dari pasar baru yang hanya menjual produk mereka. Kami
sudah mendapatkan propertinya dan dananya pun sudah ada. Tapi, kami
menghentikan pembangunannya. Karena para pedagang di pasar ini menolak ide ini”
Ji Hyuk memperhatikan ibunya (Hong Dal Sook) serta beberapa Ahjumma
yang dekat dengan dia dan juga Dae Sub sedang bercanda gurau di dalam pasar.
Ji Hyuk pusing dan tidak tega karena pekerjaannya melibatkan
banyak orang yang sudah baik padanya. Saat lewat di depan kantor polisi Ji Hyuk
mengingat kenangan indahnya bersama para penghuni pasar.
Flashback….
Ji Hyuk diborgol karena memukuli seorang pria. Korban yang
di pukuli Ji Hyuk berbicara “Kau tidak punya uang ataupun kekuasaan. Saat kau
tidak punya apa-apa, kenapa kau memukul orang lain?”. Ji Hyuk “Aku memukulmu
karena aku tidak punya semuanya. Brengsek”. Ji Hyuk menyerang korbannya lagi,
beberapa polisi yang ada di situ memisahkan Ji Hyuk dari korbannya. Hong Dal
Sook dan penghuni pasar yang lainnya datang dan membela Ji Hyuk. Hong Dal Sook dan penghuni pasar yang lainnya
juga protes pada polisi, mereka mengancam bahwa akan berdemo di blue house
(Rumah Negara) kalau Ji Hyuk ditahan. Hong Dal Sook CS mengatakan Ji Hyuk tidak
bersalah dan korban Ji Hyuk memang pantas untuk dipukuli karena korban Ji
Hyuklah yang telah memberikan waktu yang sulit bagi penghuni pasar. Ji Hyuk
merasa terharu dengan kebaikan para penghuni pasar.
Mi Ra membawa sebuah laporan ke dalam kantor Ji Hyuk. Karena
meja Ji Hyuk berantakan, Mi Ra merapikan meja Ji Hyuk dan melihat foto Ji Hyuk yang
sudah ditempel di foto keluarga Kang.
Ji Hyuk menjemput Mi Ra yang baru keluar dari perusahaan. Ji
Hyuk “Masuklah. Aku akan mengantarmu pulang”. Mi Ra “Presiden. Pulanglah
duluan. Aku akan pulang sendiri”. Ji Hyuk “Masuklah. Ada sesuatu yang ingin
kubicarakan denganmu”
Mi Ra dan Ji Hyuk sudah berada di dalam mobil. Mi Ra “Kumohon
jangan melakukan hal semacam ini lagi mulai sekarang”. Ji Hyuk “Apa?”. Mi Ra “Jika
kau memberiku tumpangan saat aku pulang kerja banyak orang di kantor akan
berpikiran buruk. Hal ini juga bisa menimbulkan rumor buruk”. Ji Hyuk “Bagiku,
kelihatannya tidak terlalu buruk”. Mi Ra “Presiden”. Ji Hyuk “Aku tidak pintar
dalam hal berkenca, kau tau”. Mi Ra “Presiden”. Ji Hyuk “Maaf. Jujur, ada yang
ingin kubicarakan denganmu. Aku sudah memikirkannya sendirian sepanjang hari,
tapi aku tidak bisa menemukan jawabannya. Para pedagang di pasar itu, kau tahu
aku berasal dari sana, kan?”. Mi Ra “Ya”. Ji Hyuk “Sekarang, aku harus membujuk
mereka. Agar kita bisa membangun toko yang baru. Dan kita juga bisa melakukan
negosiasi ulang dengan Jaroku”. Mi Ra “Kalau begitu, para pedagang yang menentang
rencana kita adalah...”. Ji Hyuk “Benar. Memang mereka. Apa yang harus
kulakukan? Agar perusahaan tetap kuat saat Dong Suk kembali, sepertinya kita
perlu melakukan perjanjian dengan Jaroku”
Ji Hyuk dan Mi Ra sampai di rumah Mi Ra. Mi Ra “Maaf aku
tidak bisa banyak membantu”. Ji Hyuk “Tidak apa-apa, aku mengerti.Aku juga
bahkan tidak bisa melakukan sesuatu yang baik”. Mi Ra “Kalau begitu aku pamit”.
Ji Hyuk “Sampai jumpa besok”
Saat Ji Hyuk menjalankan mobilnya, Mi Ra mengejar dan
meminta Ji Hyuk untuk berhenti. Ji Hyuk membuka kaca mobilnya “Ada apa?”. Mi Ra
“Jangan melakukannya. Meskipun kau tidak melakukannya, Hyun Sung tidak akan
bangkrut. Tapi bagi mereka, ini soal kehidupan.Jika ada yang tidak beres, mereka
mungkin menderita dan tidak bisa pulih”. Ji Hyuk “Menurutmu begitu?Bagaimana
jika kita memberikan kompensasi yang sesuai?”. Ji Hyuk “Jika memang itu
masalahnya, kenapa mereka masih menentang?Bagi mereka, ada alasan kenapa mereka
tidak menyerahkan pasar itu. Sesuatu yang uangpun tidak bisa membeli hal itu”. Ji Hyuk “Baiklah.Terima
kasih”. Mi Ra “Aku pulang dulu”.
Ji Hyuk berbicara sendiri “Dia benar. Ada hal lain yang
lebih penting selain uang. Tiap kali aku kesini udaranya sejuk sekali. Aku juga
merasa lebih baik”.
^Maaf kalau banyak typonya yah...!!^^
^Maaf kalau banyak typonya yah...!!^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar