Kang Sung Wook memulai rapat dengan para pemegang
saham. Salah seorang pemegang saham
angkat bicara “Bagaimana dengan harga sahamnya? Apa anda akan membuat kami
semua ini miskin?”. Kang Sung Wook meminta maaf pada para pemegang saham karena
tidak bisa menyelamatkan perusahaan. Mi Ra menjawab panggilan yang masuk ke
teleponnya lalu berbisik pada Ji Hyuk. Ji Hyuk meminta ijin pada Kang Sung Wook
untuk mengatakan sesuatu dan Kang Sung Wook menjinkan Ji Hyuk. Ji Hyuk
“Semuanya kumohon percayalah pada Hyun Sung Distribusi untuk terakhir kalinya.
Barusan kami mendapat kabar dari Zaroque Korea. Sebagai rekan kerja mereka di
Korea Hyun Sung Distribusi yang dipilih oleh mereka”. Para pemegang saham tidak
tinggal diam mendengar kabar baik itu mereka segera menghubungi anak buah
mereka untuk membeli saham dari Hyun Sung Distiribusi. Ji Hyuk tersenyum
melihat reaksi para pemegang saham. Ahjussi yang kelihatan baik itu juga
tersenyum melihat Ji Hyuk (Masih penasaran dengan Ahjussi yang satu ini…Hmmm
siapa ya??)
Ahjussi yang kelihatan baik itu menyapa Kang Sung Wook yang
baru keluar dari ruang pertemuan. Kang Sung Wook “Apa kabar Presiden Jo?”
(Namanya Presiden Jo toh,heheheh). Presiden Jo “Kau memiliki seorang putera
yang bisa dibanggakan, kau akan untung karena dia”. Presiden Jo tidak
berbiacara banyak dan pergi
Ji Hyuk menandatangi kerja sama dengan Zaroque. Wajah
Presiden Choi kelihatan tidak senag melihat Ji Hyuk yang berhasil. Ketua
Zaroque berterima kasih pada Ji Hyuk. Mi Ra membantu mengartikan setiap kata
yang ketua Zaroque katakan pada Ji Hyuk. Ji Hyuk juga mengucapkan terima
kasihnya. Ketua Zaroque meminta izin untuk menggunakan video sebagai iklan di
website mereka. Ji Hyuk tidak mengerti video yang dimaksud ketua Zaroque. Mi Ra
memberitahu bahwa ia mengupload video fashion show itu. Ji Hyuk kaget karena
tidak mengetahui fakta itu. Goo Duk Kyu “Apa mungkin alasan Zaroque berubah
pikiran, karena video yang diunggah So Mi Ra?”. Presiden Choi membenarkan. Ji
Hyuk senang mengetahui Mi Ra menyelesaikan masalah mereka. Ketua Zaroque
“Apakah aku meminta terlalu berlebihan?”. Ji Hyuk “Tidak seilahkan saja”. Ketua
Zaroque “Terima kasih. Aku benar-benar sangat puas dengan hasilnya. Karyawan
anda mau bekerja sama”. Ji Hyuk tidak mengerti yang dikatakan ketua Zaroque dan
Mi Ra mengartikannya lagi. Ji Hyuk meminta Mi Ra untuk memberitahu Mi Ra bahwa
Mi Ra adalah karyawan terbaik. Mi Ra “Aku? Anda ingin aku mengatakan soal
diriku sendiri?”. Ji Hyuk “Aneh? Kalau begitu aku yang akan bicara sendiri”. Ji
Hyuk memberitahu Ketua Zaroque bahwa Mi Ralah karyawan yang paling terbaik
dengan bahasa gado-gadonya.HAHAHAH
Ji Hyuk CS seang jalan bersama. Goo Duk Kyu memuji Mi Ra
sebagai vacuum cleaner dari Ji Hyuk karen selalu membereskan masalah yang
ditimbulkan Ji Hyuk. Ji Hyuk justru memuji dirinya sendiri karena telah memilih
Mi Ra sebagai karyawannya dan Yoo Jae juga setuju dengan hal itu.
Dong Suk menelepon Ji Hyuk. Ji Hyuk menjawab teleponnya “Ya
Dong Suk”. Dong Suk “Aku sudah mendengarnya. Kudengar kau menyelamatkan
perusahaan. Kau ini malaikat dalam keluarga kita”. Ji Hyuk tertawa “Jangan
berlebihan. So Mi Ra yang sudah melakukan semuanya”. Dong Suk “So Mi Ra?”. Ji
Hyuk “Jadi begini sekarang yang kukhawatirkan adalah dirimu. Kau belum mendapat
kabar lagi?”. Dong Suk “Belum. Ngomong-ngomong, aku senang kau sudah melakukan
tugasmu dengan baik. Nanti kutelepon lagi”. Ji Hyuk “Baiklah, aku mengerti”. Ji
Hyuk menutup teleponnya “Astaga,
seharusnya dia mengkhawatirkan dirinya sendiri. Kepalanya pasti sakit”
Dong Suk kelihatan berpiki tentang sesuatu (Kayaknya soal Mi
Ra yang ngebantu Ji Hyuk). Myung Ho datang “Pewaris Hyun Sung Dong Suk, kan?
Ah, sekarang tidak lagi. Kita tidak tahu siapa yang akan menjadi pewarisnya”.
Dong Suk “Kau sudah mabuk. Jika kau sedang membual, pergilah ke tempat lain”.
Myung Ho “Hati-hati, Hyung. Kakakmu bukanlah orang biasa. Dia tampak bodoh,
kan? Dia itu ular. Mungkin akhirnya dia juga akan mengambil apa yang seharusnya
menjadi milikmu. Hati-hati. Dialah yang menipu orang sepertiku”. Myung Ho pergi
dan Dong Suk berbicara sendiri “Mungkin kita harus melihat siapa yang akan
memakan siapa. Dong Suk akan meminum winenya lagi tapi tidak jadi. Ia
menumpahkan minuman yang ada digelasnya dan menjatuhkan gelas itu lalu meminta
pelayan untuk mengganti gelasnya karena menurutnya Myung Ho sudah mengotori
gelasnya.
Jin Ah melihat biodata Ji Hyuk di internet dan sadar akan
sesuatu. Ia berlari melihat piagam ayahnya dan mengetahui bahwa kedua orang
tuanya tidak berada di korea pada tahun 1984 (Tahun kelahiran Ji Hyuk) karena
ayahnya yang melanjutkan sekolahnya di luar negeri dari tahun 1983-1986
Jin Ah bertanya pada Ibunya untuk memastikan yang ia
pikirkan. Jin Ah “Saat ayah kuliah pasca sarjana di Amerika ibu sudah
bersamanya, kan?”. Choi Yoon Jung membenarkan. Jin Ah “Pasti menyenangkan”.
Choi Yoon Jung “Iya. Itulah kenangan yang paling menyenangkan”. Jin Ah “Apa Ibu
sering pulang pergi Korea saat itu?”. Choi Yoon Jung “Tidak. Kakekmu ingin
ayahmu hanya fokus belajar. Jadi, kami tinggal lama di sana. Ngomong-ngomong,
kenapa tiba-tiba kau menanyakannya?”. Jin Ah “Tidak apa-apa”
Sang Ho melapor bahwa uang yang Dong Suk berikan pada Ji
Hyuk memang sudah disimpan di akun Ji Hyuk. Dong Suk “Kenapa dia melakukan
itu?Jika jaksa menemukannya nanti . Itu akan menjadi masalah besar ”. Sang Ho “Dengan begitu kemungkinannya masih
bisa dipalsukan. Selama salinan aslinya masih ada”. Kang Sung Wook “Benarkah?”.
Dong Suk “Memalsukan dokumen itu masih belum cukup. Jika ada orang yang mengaku
kalau dia yang memalsukannya, kejaksaan akan setuju dan menerimanya, kan?”.
Sang Ho “Benar”.Dong Suk “Karena salinan aslinya juga ada pada Ji Hyuk sekarang
demi adiknya yang berharga”. Kang Sung Wook “Kau”. Dong Suk “Kenapa Ayah tidak
mempercayaiku dan membiarkan aku yang mengurusnya?”. Kang Sung Wook “Aku tidak
tahu apakah aku harus menepuk punggungmu atau memukul kepalamu”. Dong Suk
“Sudah pasti ayah akan menepuk punggungku. Akulah satu-satunya putra ayah”.
Kamg Sung Wook “Kau sudah dewasa, ya?”
Seorang kakek terlihat mengikuti Yoo Jae dan berbicara.
Kakek itu”Kepala tim Choi. Kami sudah mempercayai Hyun Sung Mart dan kami sudah
menghabiskan banyak yang untuk mendapatkannya. Kami sudah membeli mesin
tambahan dan kami baru saja mengoperasikan pabriknya. Tapi jika anda tiba-tiba
membatalkan kontraknya itu sama saja anda menyuruh kami mati”. Yoo Jae “Omong kosong apa lagi ini? Mendadak
bagaimana? Sudah kubilang kalian harus siap jika memang dibatalkan. Saat anda
memberitahuku kemarin apa masuk akal untuk menyiapkan semuanya?”. Ji Hyuk dan
Goo Duk Kyu yang lewat di situ melihat Yoo Jae dan kakek itu. Kakek itu
memegang tangan Yoo Jae dan memohon untuk tidak membatalkan kontrak tapi Yoo
Jae malah melepaskan tangannya dengan kasar dan membuat kakek itu jatuh. Ji
Hyuk “Apa yang terjadi?”. Goo Duk Kyu “Kemungkinan ini menyangkut masalah
kontrak. Setiap kali kontrak kami berubah, hal semacam ini sering terjadi”.
Kakek itu masih terus mengikuti Yoo Jae dan meminta maaf. Ji Hyuk “Pria itu
(Yoo Jae) pasti disuap, kan?”. Goo Duk Kyu “Maaf?”
Goo Duk Kyu dan Yoo Jae sedang menghadap Ji Hyuk yang sedang
bermain game. Goo Duk Kyu “Presiden, Aku sudah mengawasi Manajer Choi sejak
pertama kali dia bekerja di sini. Dia bukanlah karyawan rendahan yang akan
menerima suap”. Ji Hyuk berhenti bermain game “Benarkah? Aku boleh bicara
langsung dengannya”. Goo Duk Kyu “Silahkan”. Ji Hyuk “Kepala tim, kau mendapatkan
suap atau tidak?”. Goo Duk Kyu “Ceritakan saja yang sebenarnya”. Ji Hyuk
“Jangan gugup. Apa perlu kita letakkan tangan kita di dada dan bicara tidak ada
yang kusembunyikan, aku tidak bersalah?”. Goo Duk Kyu “Tidak perlu begitu
Presiden. Kita bukan murid SD kenapa kita harus melakukannya? Dia takkan pernah
berbohong. Dia ke gereja setiap hari. Cepat katakan”. Yoo Jae meletakan
tangannya di ketiaknya dan Ji Hyuk menegurnya. Ji Hyuk “Itu ketiakmu bukan
dada”. Goo Duk Kyu “Apa-apaan kau ini?”. Yoo Jae memindahkan tangannya dan Ji
Hyuk menegurnya lagi “Itu pundakmu”. Goo Duk Kyu tidak tahan lagi melihat Yoo
Jae dan memindahkan tangan Yoo Jae tepat di dada Yoo Jae. Setelah memegang
dadanya akhirnya Yoo Jae mengatakan yang sejujurnya bahwa ia memang
menyembunyikan sesuatu dan minta maaf pada Ji Hyuk karena sudah menerima suap.
Goo Duk Kyu juga meminta maaf pada Ji Hyuk. Ji Hyuk “Orang yang pantas
mendapatkan permintaan maafmu bukanlah aku”. Yoo Jae “Ya?”
Kakek yang tadi bertemu Yoo Jae sedang duduk di depan
perusahaan Hyun Sung dan berbicara di telepon “Apa? Tidak, pasti takkan
berhasil. Kalau pria berkuasa itu bilang begitu, kita bisa apa? Cepat hentikan.
Dan apa ada tempat yang mau meminjami kita uang? Cari saja terus. Meskipun
bukan dana utama kita tetap harus membayar gaji karyawan”. Yoo Jae datang dan
langsung meminta maaf pada kakek itu. Kakek “Kenapa tiba-tiba anda bertingkah
seperti ini?”. Yoo Jae “Kurasa aku sudah terlalu lama menjadi pria yang
berkuasa. Bagi seseorang yang usianya sama seperti ayahku sikapku tadi sangat
kasar. Aku sangat menyesal”. Kakek itu masih bingung.
Ji Hyuk juga datang dan meminta maaf pada kakek itu. Yoo Jae
“Kami anggap pembatalan kontrak itu tidak pernah terjadi. Aku akan mengirimkan
kelanjutan kontraknya besok pagi”. Kakek itu sangat bahagia mendengar kabar itu
dan berterima kasih pada Yoo Jae. Yoo jae berjanji tidak akan mengulang kejadian
itu lagi. Ji Hyuk belum puas melihat Yoo Jae yang berjanji dan meminta Yoo Jae
untuk meletakkan tangannya di dada (HAHAHA). Yoo Jae meletakkan tangannya di
dadanya dan berjani dengan sepenuh hati “Aku takkan pernah membiarkan hal ini
terjadi lagi! Aku bersumpah”. Ji Hyuk “Dia sudah berjanji, jadi jangan
khawatir”. Kakek itu juga berterima kasih pada Ji Hyuk. Ji Hyuk “Hati-hati di
jalan”. Ji Hyuk dan Yoo Jae kembali ke dalam perusahaan dan kakek itu segera
menghubungi anak buahnya “Sekarang, jalankan pabriknya. Nyalakan lagi
mesin-mesinnya. Sekarang kita aman”.
Mi Ra masuk ke dalam ruangan Ji Hyuk yang kosong. Mi Ra
berdiri di depan meja Ji Hyuk dan berbicara dalam hatinya “Presiden. Sekarang
anda bisa kembali ke tempatmu. Aku juga akan kembali ketempatku. Terima kasih
atas semuanya dan maafkan aku”
Dae Sub membukakan pintu untuk Jin Ah. Jin Ah bertanya
dimana Ji Hyuk dan langsung masuk tanpa membuka sepatunya. Dae Sub mengikuti
Jin Ah yang masuk tanpa ijin dan menggunakan sepatu “Nona, kau ini siapa? Kau
bahkan tidak melepas sepatumu? Hei, kau”. Jin Ah membuka kamar Ji Hyuk tapi Ji
Hyuk tidak berada di kamar. Jin Ah membuka lagi kamar mandi dan masuk
kedalamnya. Terdengar suara Ji Hyuk yang menyuruh Jin Ah keluar karena ia
sedang BAB (HAHAHAH). Terdengar juga suara teriakan Ji Hyuk seperti orang yang
kesakitan. Jin Ah keluar dari kamar mandi dan membawa beberapa helai rambut Ji
Hyuk lalu keluar dari rumah Ji Hyuk. Dae Sub tidak percaya melihat kelakuan Jin
Ah. Ji Hyuk keluar dari dalam kamar mandi “Wanita itu Psycho”. Dae Sub “Hyung,
siapa wanita itu?”. Ji Hyuk “Adikku”
Mi Ra melihat Jin Ah yang baru keluar dari rumah Ji Hyuk. Mi
Ra “Agassi”. Jin Ah “Unni.. Kenapa kau ada di sini?”. Mi Ra “Aku tinggal di
sini”. Jin Ah “Kau juga tinggal di sini? Dimana rumahmu?”. Mi Ra menujuk
rumahnya. Jin Ah “Apa-apaan ini? Kalian juga tinggal berdekatan. Kenapa bisa
begini? Apa ini kebetulan? Konyol sekali. Ah. Dia yang pindah kesini agar bisa
tinggal berdekatan denganmu, kan? Jika tidak, apa kau yang duluan menyukainya?”.
Mi Ra “Tidak, bukan begitu”. Jin Ah “Lagipula, kau takkan menyukai orang gila
seperti dia. Jika memang begitu pasti akan benar-benar buruk. Bukankah
begitu?”. Mi Ra “Jangan berpikiran yang aneh-aneh. Sungguh tidak akan ada yang
terjadi” . Jin Ah “Aku juga tidak mau terlibat. Aku pergi dulu. Ah, tidak ada
masalah dengan kakakku, kan?”. Mi Ra mengangguk dan Jin Ah pun pergi
Dong Suk akan meminum obatnya dan Jin Ah pulang. Dong Suk
“Hei, kau dari mana?”. Jin Ah “Aku sibuk”. Dong Suk mengatakan pada Jin Ah agar
jangan bermain-main dan harus belajar kerja karena Jin Ah yang menggantikannya
kalau ia tiba-tiba meninggal. Jin Ah “Astaga. Karena kau sakit biasa kau
seenaknya saja bilang begitu, hah? Aku tak mau bicara denganmu. Tunggu. Apa aku
harus memberitahumu supaya kau sadar dan berhati-hati? Tepat di depan rumah Mi
Ra kau tahu siapa yang tinggal di sana? Kakakmu, Kang Ji Hyuk. Kau mungkin
harus lebih berhati-hati. Kang Ji Hyuk, dia punya pesona untuk memikat banyak
orang”. Dong Suk tidak jadi meminum obatnya, ia kelihatan memikirkan kata-kata
Jin Ah
Dong Suk bermimpi buruk tentang dirinya yang memakai oksigen
dan merasa kesakitan karena jantungnya. Dong Suk pun bangun dan Choi Yoon Jung
juga masuk ke kamar Ji Hyuk. Choi Yoon Jung “Kau sudah bangun?”. Dong Suk “Ibu.
Sekarang aku masih hidup?”. Choi Yoon Jung “Tentu saja”
Mi Ra membersihkan rak buku di rumahnya dan menemukan surat
perekrutan dari Ji Hyuk. Mi Ra membuka surat tersebut dan tersenyum, lalu
membuangnya. Di saat yang bersamaan telepon Mi Ra berbunyi dan Mi Ra
mengangkatnya. Mi Ra “Iya, ini aku. Aku mau meneleponmu. Apa? Dimana?”
Mi Ra masuk ke dalam kamar Dong Suk dan mengambil sebuah
amplop di dalam lemari penyimpanan Dong Suk.
Mi Ra masuk di salah ruangan yang berisi Dong Suk, Myung Ho dan juga 2 pria lainnya yang sedang
bermain judi dengan mempertaruhkan banyak uang. Mi Ra mendekat ke Dong Suk.
Dong Suk “Kau membawanya?”. Mi Ra “Ya”. Dong Suk “Maaf. Aku meminta bantuanmu
padahal kau bukan lagi tim FB”. Mi Ra “Tidak apa-apa. Aku akan segera kembali
ke tim FB”. Dong Suk “Benarkah?”
Dong Suk dan Myung Ho melihat kartu yang mereka miliki. Dong
Suk meminta amplop yang Mi Ra ambil. Dong Suk memberikan amplop itu pada Myung
Ho dan Myung Ho membukanya. Myung Ho melihat isi amplop itu (Gak jelas isinya
apa). Myung Ho “Apa ini Hyung?”. Dong Suk “Kenapa? Kukira taruhannya tanpa
batas”. Myung Ho “Ini tidak lucu karena kami hanya bersenang-senang”. Dong Suk
bertanya pada 2 pria yang lain “Apakah kalian bersenang-senang juga? Sekarang
tidak ada lagi permainan dalam hidupku. Hidup atau mati”
Myung Ho dan ke dua pria lainnya keluar dari ruangan itu.
Salah satu pria mengatakan bahwa Dong Suk kelihatan aneh karena berbicara
seperti itu tapi Myung Ho berkata bahwa sekarang dimatanya, Dong Suk kelihatan
penuh dengan kelemahan dan menjadi orang yang gampangan
Dong Suk memasukkan uang yang ia menangkan. Dong Suk “Aku
sudah mendengar usaha kerasmu dalam penandatanganan kontrak dengan Zaroque”. Mi
Ra “Ah, soal itu...”. Dong Suk “Kau bekerja sangat keras demi dia. Bukan
begitu, kau bilang itu secara tidak langsung itu semua demi aku, Kau sudah sering
mengatakannya. Meskipun sekarang agak membingungkan kenapa kau membuatku terus
menunggu?”. Mi Ra “Tidak. Itu bukan alasan sepenuhnya”. Dong Suk “Apa maksudmu
lebih dari itu?”. Mi Ra “Semuanya sudah selesai. Jika kau mau menunggu sebentar
saja”. Dong Suk marah dan menaikkan suaranya “Menunggu lagi?”. Mi Ra “Tidak,
secepatnya...”. Dong Suk “Kau tahu betapa pentingnya momen ini sekarang? Tiap
kali aku menutup mataku saat tidur, aku khawatir hari esok. Saat aku tidur,
jantung aneh ini mungkin berhenti dengan sendirinya!”. Mi Ra “Dong Suk”. Mi Ra
“Tidak ada masa depan bagiku, Mi Ra.Sekarang saat aku membuka mataku momen
inilah yang menjadi masalahku sekarang.Tapi kenapa kau memintaku menunggu terus
menerus?”. Ji Hyuk berteriak “Kenapa aku harus menunggumu”. Mi Ra “Dong Suk,
kumohon tenanglah”. Dong Suk “Aku tidak tahu kenapa kau sangat percaya diri
dihadapanku. Kenapa? Kau membuatku tampak menyedihkan. Aku benar-benar tidak
mengerti”. Mi Ra “Tidak bukan begitu”. Dong Suk “Seharusnya kau tidak perlu terlalu percaya diri dihadapanku. Kau ingat ayahmu adalah
supir keluarga kami? Saat ayahmu meninggal kau tahu apa yang terjadi? Ayahmu
menggelapkan uang dari perusahaan.”. Mi Ra “Apa?”. Dong Suk “Jumlahnya sangat
banyak. Sangat banyak sampai membuat perusahaan goyah. Memang saat itu
perusahaan kami tidak sebesar sekarang. Aku yakin dia pasti punya alasan, tapi
dia sudah menggelapkan uang yang penting”. Mi Ra tidak percaya atas apa yang ia
dengar dari Dong Suk. Dong Suk “Periksa saja sendiri. Itulah kenyataannya. Peristiwa
itu juga ada di Koran” .Dong Suk berdiri dan berbisik di Mi Ra “Karena itu
jangan terlalu percaya diri dihadapanku, Mi Ra”. Dong Suk pergi dan
meninggalkan Mi Ra yang menitikkan air mata
Mi Ra yang menangis menelepon Ibunya dan menanyakan
kebenarannya. Mi Ra bertambah sedih karena ibunya membenarkan hal itu. Di
tempat lain, tepatnya di dalam busnya Ibu Mi Ra berbicara sendiri “Maafkan Mi
Ra. Aku benar-benar minta maaf”. Ibu Mi Ra menangis “Suamiku. Aku juga minta
maaf, suamiku”
Mi Ra berjalan di tengah derasnya hujan dan terus menangis.
Sedangkan Ji Hyuk sedang merenungi perbuatannya pada Mi Ra
Hye Ra berlari ke rumah Ji Hyuk. Hye Ra masuk dan menyapa Ji
Hyuk yang sedang gosok gigi. Ji Hyuk “Kau siapa?”. Hye Ra memperkenalkan
dirinya sebagai adik Mi Ra dan Ji Hyuk langsung menghentikan aktifitas
menggosok giginya (HAHAHA). Ji Hyuk “Kau ini adiknya Mi Ra? Wah, kau tinggal
dengannya sekarang. Ngomong-ngomong, kenapa kau kesini pagi-pagi begini? Kau
butuh sesuatu?”
Ji Hyuk keluar dari apotek dengan membawa obat. Ia berpikir
sebentar dan kembali masuk ke dalam apotek itu lalu membeli banyak obat
Dong Suk keluar dari kamarnya. Choi Yoon Jung sudah
menyiapkan obat Dong Suk dan menyuruh Dong Suk untuk meminum obatnya. Dong Suk
“Masalah ini lebih penting daripada minum obat”. Dong Suk berjalan pergi dan
tidak mengiharukan ibunya. Choi Yoon Jung “Apa katamu, Dong Suk? Kau harus
tetap minum obat ini, Dong Suk “Yang kuperlukan sekarang bukan obat-obatan itu”
Mi Ra yang terbaring sakit, bangun dari tidurnya “Hye Ra, Bisa
tolong ambilkan air?”. Ji Hyuk memberikan air pada Mi Ra. Mi Ra “Presiden”. Mi
Ra duduk karena melihat Ji Hyuk. Mi Ra “Kenapa anda ada di sini?”. Ji Hyuk
“Tidurlah. Keringatmu banyak. Sekarang ini istirahat adalah hal yang paling
baik”. Mi Ra “Bagaimana dengan perusahaan?”. Ji Hyuk “Kalau tidak ada vacuum
cleaner yang membersihkan kotoran yang kubuat apa gunanya bekerja? Keadaanya
hanya akan menjadi lebih kotor”. Mi Ra tersenyum “Bagaimana dengan Hye Ra ?”.
Ji Hyuk “Aku baru saja menyuruhnya membeli makanan. Sekarang, karena kau sudah
bangun minumlah obat ini dan tidur”. Ji Hyuk menerangkan setiap obat yang ia
beli pada Mi Ra. Mi Ra “Anda membeli semua obat yang ada di apotek, kan?”
Mi Ra meminum obatnya dan meminta Ji Hyuk untuk pulang. Ji
Hyuk “Jangan khawatirkan aku dan tidur saja”. Ji Hyuk “Jangan bilang begitu,
Ini perintah dari bosmu. Tidurlah”.Ji Hyuk membantu membaringkan Mi Ra “Cepat
sembuh. Ini juga perintah dari bosmu. Jangan cerewet dan cepat tidur”. Mi Ra “Baik,
aku mengerti”. Mi Ra menutup matanya dan tidur. Ji Hyuk memandang Mi Ra “Kau
mendengarkanku saat aku memerintahkanmu?”
Jin Ah memberikan rambut Ji Hyuk pada seorang dokter dan
memintanya untuk melakukan tes DNA pada rambut Ji Hyuk. Dokter itu “Kau
menyulitkanku”. Jin Ah “Karena kau ini anak direktur kepala, bukankah kau bisa
melakukan hal semacam ini? Lakukan saja, bagaimanapun caranya”. Dokter itu
“Baiklah, aku pergi”
Mi Ra sudah baikan dan bangun. Ia melihat Ji Hyuk yang
menggenggam tangannya dan sedang tidur. Di saat yang bersamaan Dong Suk sampai
di rumah Mi Ra dan masuk ke rumah Mi Ra
Mi Ra mencoba melepaskan tangannya dari tangan Ji Hyuk. Ji
Hyuk sadar kalau tangan Mi Ra bergerak dan menggenggam tangan Mi Ra dengan
lebih erat lagi. Ji Hyuk membuka matanya dan menarik Mi Ra ke arahnya lalu
mencium Mi Ra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar