Dong Suk bertemu
dengan Mi Ra. Mi Ra “Bagaimana penyelidikannya?”. Dong Suk “Permainan sudah
berakhir. Happy ending (Akhir yang membahagiakan). Itu artinya semuanya sudah
berjalan sesuai rencana”. Mi Ra “Benarkah? Sungguh, sudah tidak ada masalah
lagi? Kau takkan ditangkap atau semacamnya, kan?”. Dong Suk “Tidak”. Mi Ra
“Syukurlah”. Dong Suk “Kau masih marah padaku?”. Mi Ra “Aku sudah tidak mau
membicarakannya lagi”. Dong Suk “Saat aku melihatmu bersama Kim Ji Hyuk
jantungku rasanya hampir berhenti. Saat itu, kau tahu apa yang paling memalukan
bagiku? Bagaimana jika jantungku berhenti lagi? Aku lebih mengkhawatirkan hal
itu. Itulah sebabnya aku malu. Mi Ra. Mengetahui kalau hal itu akan melukai
perasaanmu karena sudah menyebut soal mendiang ayahmu, aku ingin membuatmu
turun ke bawah sehingga kau juga merasa malu sama sepertiku. Aku masih takut kalau
kau mungkin akan meninggalkanku. Sehingga, semuanya akan berhenti. Apa kau
tidak bisa membiarkanku merasa lebih nyaman?”. Mi Ra “Baiklah. Aku akan
melakukannya”
Sang Ho melapor pada Kang Sung Wook bahwa rencana Dong Suk
berjalan dengan mulus. Kang Sung Wook memuji Dong Suk tapi ia juga kelihatan cemas.
Dong Suk membawa Mi Ra di bar yang sering ia kunjungi. Mi Ra
menanyakan alasan Dong Suk membawanya ke tempat itu dan Dong Suk mengatakan
bahwa mereka harus merayakan keberhasilannya karena hari ini adalah hari yang
paling menegangkan untuk dia. Dong Suk meminta gelas tambahan pada pelayan di
situ. Mi Ra “Ada orang lain?”. Dong Suk mengiyakan dan menyapa Ji Hyuk yang baru masuk ke dalam bar itu (Ji
Hyuk masih pake baju yang di kasih sama Choi Yoon Jung)
Ji Hyuk duduk bersama Mi Ra dan Dong Suk, ia bersikap
seperti baik-baik saja melihat kebersamaan Dong Suk dan Mi Ra. Ji Hyuk “Bagaimana
hasilnya? Penyelidikannya berjalan lancar?”. Dong Suk “Iya, berkat dirimu”. Ji
Hyuk “Aku tidak melakukan apa-apa. Tidak terjadi apa-apa, kan?”. Dong Suk
“Semuanya berjalan sesuai rencana. Dan kau harus memberikan ucapan selamat
padaku”. Dong Suk menuangkan wine. Ji Hyuk “Ada apa?”. Mi Ra kelihatan tidak
nyaman dengan arah pembicaraan mereka. Dong Suk “Mi Ra menerima lamaranku”. JI
Hyuk “Benarkah? Baguslah kalau begitu. Selamat”. Dong Suk “Aku ingin kau duluan
yang tahu. Aku juga merasa bersalah karena tidak memberitahumu soal hubungan
kami berdua”. Ji Hyuk “Kenapa kau merasa bersalah? Memang aneh kalauorang
seperti Mi Ra tidak pacaran dengan siapa-siapa”. Dong Suk “Memang benar, tapi
apa mungkin kau menyukai dia?”. Ji Hyuk “Apa? Omong kosong macam apa itu?
Hubungan kami hanya sebagai karyawan dan Presiden. Dan juga, kami belum lama
saling mengenal. Kami juga sangat berbeda. Kami juga benar-benar tidak bisa
berkomunikasi dengan baik”. Dong Suk tertawa mendengar jawaban Ji Hyuk “Tapi,
aku yakin pasti Mi Ra mendengarkan ucapanmu”. Ji Hyuk “Itu karena kami ini
karyawan dan Presiden. Saat Presdir mengatakan sesuatu pada karyawannya sudah
seharusnya mereka mematuhi bosnya. Hubungan kami hanyalah sebatas atasan dan
bawahan. Tidak lebih dari itu”. Dong Suk “Apa aku menanyakannya? Kenapa kau malah
menjelaskan hal semacam itu?”. Ji Hyuk “Aku?”. Dong Suk “Jadi, maksudmu
hubungan kalian hanyalah sebatas Presdir dan karyawan. Tidak kurang, tidak
lebih”. Ji Hyuk “Tentu saja. Kau juga begitu?”. Mi Ra kaget “Jawaban apa yang
ingin kau dengar dariku?”. Dong Suk “Aku hanya bercanda. Karena kakakku merasa
malu. Ngomong-ngomong mulai sekarang, bersikaplah yang baik pada Mi Ra. Kalian
akan segera menjadi keluarga”. Ji Hyuk “Baiklah. Pasti”. Mi Ra meminum winenya.
Dong Suk “Kenapa kau minum sendirian? Apa kau baik-baik saja? Tampaknya kau
sakit”. Mi Ra “Tidak. Banyak hal yang terjadi hari ini, jadi aku lelah”. Dong
Suk “Sebenarnya banyak hal yang sudah terjadi hari ini. Hyung, kita minum
berdua saja”. Ji Hyuk “Baiklah”
Dong Suk memberikan uang pada salah satu wanita cantik yang
duduk di bar itu sedangkan Mi Ra kelihatannya khawatir pada Ji Hyuk yang sudah
mabuk
Dong Suk mencoba membangunkan Ji Hyuk yang mabuk tapi tidak
bisa. Dong Suk
Rupanya dia tidak bisa minum banyak seperti yang kupikirkan”. Dong Suk memberikan kode pada wanita cantik yang ia beri uang tadi dan wanita itu segera datang lalu membangunkan Ji Hyuk. Wanita itu “Pak, bangunlah. Anda harus pulang”. Ji Hyuk “Huh?”. Wanita itu “Bangunlah”. Ji Hyuk bangun dan di papah oleh wanita itu. Ji Hyuk “ Aku sangat mabuk. Ayo pergi untuk ronde berikutnya”. Ji Hyuk dan wanita itupun berjalan keluar dari bar. Mi Ra sedih melihat Ji Hyuk. Mi Ra “Apa lagi yang kau lakukan?”. Dong Suk “Sudah kubilang padamu sebelumnya aku akan membalasnya dengan murah hati. Sekarang, pesta ini hanya untuk kita berdua”
Rupanya dia tidak bisa minum banyak seperti yang kupikirkan”. Dong Suk memberikan kode pada wanita cantik yang ia beri uang tadi dan wanita itu segera datang lalu membangunkan Ji Hyuk. Wanita itu “Pak, bangunlah. Anda harus pulang”. Ji Hyuk “Huh?”. Wanita itu “Bangunlah”. Ji Hyuk bangun dan di papah oleh wanita itu. Ji Hyuk “ Aku sangat mabuk. Ayo pergi untuk ronde berikutnya”. Ji Hyuk dan wanita itupun berjalan keluar dari bar. Mi Ra sedih melihat Ji Hyuk. Mi Ra “Apa lagi yang kau lakukan?”. Dong Suk “Sudah kubilang padamu sebelumnya aku akan membalasnya dengan murah hati. Sekarang, pesta ini hanya untuk kita berdua”
Di dalam mobil terdengar suara penunjuk jalan “belok kanan”.
Ji Hyuk juga berbicara “Lurus saja”. Wanita itu “Maaf? Lurus? Jika anda mau ke
hotel, bukankah seharusnya kita belok kiri? Anda mau kemana?”. Ji Hyuk “Pasar!”.
Ternyata Ji Hyuk hanya berpura-pura seperti orang yang mabuk berat, ia
kelihatan sangat seedih dan tidak bersemangat (Kasihan Ji Hyuk). Ji Hyuk “Karena
kau yang sudah menyetir antar aku kesana dan kau boleh pergi”. Wanita itu
“Apa?Tapi…”. Ji Hyuk “Aku takkan meminta uangnya kembali, jadi kau pergi saja”.
Wanita itu “Baiklah”
Ji Hyuk duduk melamun di tempat Hong Dal Sook, ia tidak
menyentuh soju yang ada didepannya. Hong Dal Sook “Apa yang kau lakukan di
depan minuman?”. Ji Hyuk “Ibu. Aku tidak mau minum”. Hong Dal Sook “Kau? Kau
tidak suka minum? Minumanmu pasti akan kaget mendengar ucapanmu barusan. Semuanya
baik-baik saja, kan?”. Ji Hyuk “Aku hanya sedih. Sangat sedih”. Hong Dal Sook
“Apa aku saja yang minum minumanmu?”. Ji Hyuk “Ibu. Apa yang akan Ibu lakukan
kalau Ibu jadi aku?”. Hong Dal Sook “Aku akan menunggu. Sampai dia mau menerima
perasaanmu”. Ji Hyuk mencoba untuk menghibur dirinya sendiri dan tersenyum “Benar. Aku ini landak. Karena seorang wanita
apa masuk akal kalau aku harus sedih seperti ini? Bukankah begitu, Bu?”. Hong
Dal Sook “Kurasa tidak”. Ji Hyuk “Kurasa karena ini kali pertama aku
mengalaminya, kan? Karena ini pertama kalinya, aku gugup. Karena masih belum
berpengalaman aku merasa sedih tanpa alasan yang jelas. Bukankah begitu, Bu?”.
Hong Dal Sook “Bukan. Kau benar-benar sedih”. Ji Hyuk “Aku tidak bisa membodohi
Ibu. Astaga, sekarang aku merasa lebih baik. Aku bisa minum sekarang”. Hong Dal
Sook “Tuangkan segelas juga untukku”
Ji Hyuk dan Hong Dal Sook menikmati waktu bersama. Ji Hyuk
menyanyi dengan sepenuh hatinya dan Hong Dal Sook menari mengikuti irama lagu
Ji Hyuk.
Ji Hyuk pulang dengan bersepeda, ia menghilangkan
kesedihannya dengan mempercepat laju sepedanya dan akhirnya jatuh di taman. Ji
Hyuk bangun dan menangis (Aduh sedih banget lihat scene ini. Ji Hyuk sakitnya
dalem banget. Cupcupcupcup)
Ji Hyuk datang ke perusahaan, ia melihat aktivitas
karyawannya dan tersenyum. Ji Hyuk meminta karyawannya untuk berhenti bekerja
dan mendengarkan perkatannnya. Ji Hyuk dengan penuh semngat mengumumkan “Hari
ini kita semua akan minum dan makan bersama! Tidak usah bekerja sekarang dan
kita pergi makan bersama. Aku yang bayar”. Goo Duk Kyu “Tunggu sekarang?”. Ji
Hyuk “Iya ! Sekarang”
Ji Hyuk dan karyawannnya sudah berada di sebuah rumah makan.
Mereka semua meneriakan kata bersulang. Yoo Jae memimpin “Untuk waktu kerja
setengah hari kita dan minuman enak di siang hari ini! Untuk Presdir kita yang
nomor satu! Bersulang!”. Ji Hyuk “Kalian semua harus mengosongkan gelas kalian
ya!”. Goo Duk Kyu menuangkan bir di gelas Ji Hyuk “Presiden, apa terjadi
sesuatu?”. Ji Hyuk “Tidak ada. Setelah kita berhasil bekerja sama dengan
Zaroque kemarin kita belum merayakannya. Khusunya Kepala tim Choi dan Goo.
Kalian sudah bekerja sangat keras demi aku”. Goo Duk Kyu “Hari ini sikap anda
aneh sekali. Kedengarannya seperti anda akan meninggalkan kami”. Yoo Jae “Apa
maksud ucapanmu? Jika dia pergi perusahaan akan berakhir”. Ji Hyuk “Astaga, apa
maksudmu berakhir? Apa yang sudah kulakukan? Seperti kata Kepala Tim Goo, aku
hanya membuat masalahnya bertambah buruk”. Goo Duk Kyu bercanda “Ah kata-kataku
itu mengenai hatimu ya?”. Ji Hyuk juga menunjuk jantungnya “Disini, di sini”
Jin Ah berbicara di telepon “Bagaimana dengan hasil tes DNA
yang kuminta kemarin? Sudah kubilang itu penting. Kau dengar aku, kan? Kau siap
mati? Apa katamu? Baiklah. Kerjakan sampai selesai. Hasilnya itu sangat
penting. Sisa hidupku tergantung pada hasil tes itu. Entah akan menjadi Surga
atau Neraka”
Ji Hyuk dan Dong Suk sedang berjalan-jalan di pasar. Ji Hyuk
“Bukankah di sini menyenangkan? Aku merasa lebih baik tiap kali aku kesini”.
Dong Suk “Memang menyenangkan. Tampak penuh kehidupan”. Ji Hyuk “Pasar ini yang
sudah menyelamatkanku. Sampai aku menemukan keluarga kandungku mereka ini
adalah keluargaku dan di sinilah rumahku. Jadi, Dong Suk jika terjadi sesuatu
padaku apa kau mau membantuku melindungi mereka? Soal pembangunan pasar yang
baru semuanya berkat mereka. Mereka semua mengorbankan diri mereka demi aku.
Aku tidak butuh yang lainnya. Cukup lindungi mereka saja (Ji Hyuk baik banget)”. Dong Suk “Jangan
khawatir. Aku akan menjaga mereka demi dirimu”. Ji Hyuk “Terima kasih”. Dong
Suk “Hyung. Kau bilang tidak usah berterima kasih karena kita ini saudara”. Ji
Hyuk “Ah, begitukah? Astaga, maafkan aku”. Dong Suk “Lagi-lagi kau minta maaf”.
Ji Hyuk “Astaga, apa yang kulakukan setelah mengatakannya? Ini karena aku ini
bodoh, kau tahu”. Dong Suk “Tapi, setidaknya kau sehat”. Ji Hyuk “Jika bisa aku
akan memberikan tubuhku padamu sekarang juga. Itulah yang kurasakan sebagai
kakakmu”. Dong Suk “Terima kasih Hyung”. Ji Hyuk “Tunggu sebentar. Karena kita
sudah datang kesini, kita tidak boleh pergi begitu saja. Bibi, makanan apa yang
enak? Apa bibi bisa membungkusnya? Dong Suk, tunggu sebentar”
Ji Hyuk menaruh kantong yang berisi makanan yang ia beli
untuk Dong Suk di mobil Dong Suk. Ji Hyuk “Aku sudah membungkuskan kacang dan
cumi pedas untukmu”. Dong Suk “Terima kasih”. Ji Hyuk mengeluarkan sebuah
medali dari saku jasnya “Dan ini simpanlah”. Dong Suk “Apa ini?”. Ji Hyuk “Saat
masih SMA aku memenangkan medali perak tingkat nasional”. Dong Suk “Kenapa kau
memberikannya padaku?”. Ji Hyuk “Selama hidupku hanya inilah yang bisa
kubanggakan padamu. Lihatlah medali ini dan ingat aku, ya?”. Dong Suk “Baiklah.
Aku pulang dulu ”. Ji Hyuk “Hati-hati”. Dong Suk pun pergi dan Ji Hyuk
berbicara lagi “Sekarang aku merasa lebih baik. Terima kasih banyak untuk hari ini, Dong Suk”
Saat sudah jauh dari Ji Hyuk, Dong Suk membuang medali yag
di berikan Ji Hyuk padanya (Sadis bingitss )
Jin Ah membuka resep spaghetti di internet dan memulai
memasak. Jin Ah memotong semua bahan dengan sesuka hatinya dan memuji dirinya
yang pintar dalam segala hal (Tepok jidat deh!!Hahaha).
Ji Hyuk masuk ke rumah keluarga Kang yang sudah gelap gulita
(HAHAHAH). Ji Hyuk “Kenapa rumah ini gelap sekali? Apa listriknya mati?”. Saat
Ji Hyuk memanggil Jin Ah lampu sorotpun menyala dan menerangi Jin Ah yang mulai
memainkan Cellonya untuk Ji Hyuk. Ji Hyuk memperhatikan Jin Ah yang terus
memainkan Cellonya
Jin Ah mengangkat gelas yang sudah terisi wine “Selanjutnya
bersulang untuk Kang Jin Ah. Tunggu apa lagi? Pegang gelasmu”. Ji Hyuk
ragu-ragu dan mengangkat gelanya, ia melihat Jin Ah lagi (Hahahah). Jin Ah tersenyum
“Ah, kenapa kau menatapku seperti itu? Love Shot? Baiklah”. Jin Ah melingkarkan
tangannya di tangan Ji Hyuk “Jika kau sangat menginginkannya, aku akan
melakukannya (Gak kebalik mbak?LOL). Minumlah”. Ji Hyuk “Pshyco (HAHAHAH)”
Ji Hyuk mengangkat spaghetti buatan Jin Ah “Bagaimana
caranya aku makan ini ?Kenapa kau tidak makan?”. Jin Ah “Melihat makananmu saja
sudah membuatku kenyang”. Ji Hyuk “Jin Ah, hari ini kau kenapa?”. Jin Ah “Hari
ini ulang tahunku”. Ji Hyuk “Jangan bercanda. Ulang tahunmu itu musim dingin”.
Jin Ah “Sudah kubilang waktu itu kalau aku terlahir kembali”. Ji Hyuk “Kalau
begitu, saat itulah hari ulang tahunmu”. Jin Ah “Aku ada dalam rahim ibuku dan
hari ini, aku dilahirkan ke dunia ini”. Ji Hyuk “Terserah kau saja”. Jin Ah
menyalakan lilin di kue ulang tahunnya “Kenapa? Kau tidak akan menyanyi
untukku?”. Ji Hyuk “Jin Ah, kalau kau mau gila kau gila saja sendirian. Kenapa
kau juga mengajakku menjadi gila?”. Jin Ah “Kau tidak mau gila bersamaku? Hari
ini saja. Kumohon Oppa”. Ji Hyuk “Oppa? Baiklah kalau begitu”. Ji Hyuk mulai
menyanyi dengan cepat “Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun adikku sayang.
Selamat ulang tahun. Puas?”. Jin Ah “Aku tidak suka kalau adikku sayang. Ganti
jadi sayangku Kang Jin Ah!”. Ji Hyuk “Kau
memanggilku Oppa tadi”. Jin Ah “Itu terserah padaku, cepat”. Ji Hyuk “Astaga,
aku bisa gila. Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun sayangku Kang Jin Ah.
Selamat ulang tahun. Apa yang sudah kulakukan di sini?”. Jin Ah sangat senang
“Minumlah. Kau dan aku akan minum sampai mati”. Ji Hyuk “Bagaimana kalau ayah
dan ibu pulang?”. Jin Ah “Mereka sedang ke Jeju hari ini dengan pengusaha yang
lain. Rumah ini kosong”. Ji Hyuk “Apa? Bagaimana dengan Dong Suk?”. Jin Ah “Aku
menyuruhnya menginap di hotel malam ini”. Ji Hyuk “Kalau begitu…”. Jin Ah
“Hanya, tinggal kau dan aku yang ada di rumah ini. Bukankah hari ini aku tampak
cantik?”. Jin Ah mendekat ke Ji Hyuk. Ji Hyuk “Kenapa kau melakukan hal ini
padaku?”. Jin Ah “Kenapa? Kau takut?Oppa !Oppa!”. Ji Hyuk “Pergi sana”
Ji Hyuk sudah tertidur di sofa. Jin Ah memperhatikan Ji Hyuk
yang sedang tidur “Kau bukan kakakku, kan? Kau bukan kakakku. Perkiraanku pasti
benar”
Ji Hyuk sedang menjalani penyelidikan. Jaksa Yong “Aku sudah
memeriksa semua
dokumennya lagi semalam. Jika memang terbukti benar anda
akan dipenjara untuk waktu yang cukup lama. Kenapa dia tidak menyembunyikan
dokumen itu dengan benar? Menurutku sepertinya ada yang aneh. Kau itu boneka
mereka!”
Di rumah sakit, Jin Ah kelihatan senang karena mendapatkan
hasil tes DNA dan mengetahui bahwa ia tidak berhubungan darah dengan Ji Hyuk.
Jaksa Yong melanjutkan “Kenapa mereka memilihmu sebagai
boneka mereka? Kenapa mereka memilih putra tertua mereka? Itu masih menjadi
misteri. Kenapa mereka melakukannya? Apa mungkin kau sudah melakukan perjanjian
dengan mereka? Perjanjian dengan uang?”. Ji Hyuk “Brengsek”. Jaksa Yong “Anda
baru saja mengumpat padaku?”. Ji Hyuk “Apa anda akan melakukan perjanjian
dengan anggota keluargamu? Jika anda mendapatkan uang apa anda akan menangkap
ayah anda sendiri?”. Jaksa Yong “Wah, anda berani sekali. Anda ingin tahu siapa
yang lebih berani? Tulang siapa yang akan patah lebih dulu?”
Hye Ra mengeluh “Kenapa mereka memilih seorang pekerja paruh
waktu berdasarkan nilai daripada penampilannya? Astaga, aku sudah berjalan
seharian. Aku ingin makan daging”. Hye Ra melihat rumah makan yang ada di
depannya. Dae Sub datang untuk mengantar daging di rumah makan itu. Hye Ra
mengingat Dae Sub dan memanggil Dae Sub dengan sebutan Cumi (Aigoo hahah)
Hye Ra menikmati daging dengan sangat lahap. Dae Sub meminta
tambahan daging untuk Hye Ra. Dae Sub “Tidak masuk akal. Kau meminjam uangku
untuk membelikan barang-barang keperluanmu, kan? Tapi uangku tidak cukup, jadi
kau tidak bisa membeli cumi. Kenapa malah aku yang berhutang?”. Hye Ra menjawab
dengan santai “Apa uang itu penting? Yang terpenting adalah ketulusan. Kau yang
sudah menghilangkan hasrat untuk makan cumi-cumi saat itu. Itu artinya kau yang
sudah berhutang padaku”. Dae Sub “Baiklah. Aku akan membelikanmu cumi-cumi.
Harganya lebih murah daripada daging ini”. Jin Ah “Tapi sekarang aku tidak mau
makan cumi-cumi. Hari saat aku ingin makan cumi-cumi akan segera tiba. Saat
itulah kau harus mentraktirku. Kau sudah berhutang lagi padaku”. Dae Sub “Kau
membuatku pusing”.
Jo Bum Shik tiba-tiba muncul dan berbicara “Astaga, lihat
siapa itu? Teman sejati landak, Lee Dae Sub? Kau makan daging hah? Kalau kau
bertemu dengan seniormu kau harus
hormat, brengsek, paham?”. Dae Sub kesal melihat ulah Jo Bum Shik tapi
berusaha menahan emosinya itu
Dae Sub sedang buang air dan mengeluh di dalam WC “Dia itu
sekurus model tapi kenapa porsi makannya banyak seperti babi? Aku sudah
bangkrut. Bagaimana ini?”. Dae Sub tidak sengaja mendengar pembicaraan Bum Shik dan anak buahnya yang berbicara tentang Ji Hyuk dan mengetahui bahwa
Ji Hyuk hanya dimanfaatkan dan di bohongi. Dae Sub segera melaju dengan sepeda
motornya, ia mengikuti mobil Bum Shik
Berita penyelidikan Ji Hyuk sudah tersiar di semua media.
Kang Sung Wook dan Sang Ho juga menyaksikan berita itu
Bum Shik berbicara di telepon “Jika dia dipenjara kami
takkan terlibat lagi, kan? Ah, benarkah? Kalau begitu ada tambahan biaya untuk
perjanjian ini. Aku mengerti.Terima kasih”. Bum Shik menutup teleponnya “Ah,
dasar brengsek. Dia pikir aku ini bawahannya? Kenapa dia selalu memerintah?”.
Bum Shik berbicara pada salah satu anak
buahnya “Hei, aku juga merekam pembicaraannya kali ini. Simpan di komputer.
Kalau dia membuatku kesal aku akan mengungkapkan semuanya dan kita akan mati
bersama”. Dae Sub juga ada di situ, ia bersembunyi dan terus mendengar
pembicaraan Jo Bum Shik
Jin Ah datang ke kejaksaan dan membawa hasil tes DNA.
Saat Jo Bum Shik CS pergi, Dae Sub masuk ke dalam mabes
Dong Shik dan membuka laptop tempat penyimpanan rekaman rahasia Bum Shik. Dae
Sub membuka rekaman rahasia dengan hati-hati
Ji Hyuk berpapasan dengan Jin Ah di lift. Ji Hyuk “Jin Ah”. Jin
Ah “Sudah sering kukatakan kalau kau bukan kakakku. Lihat ini”. Ji Hyuk
mengambil hasil tes DNA. Jin Ah “Bagaimana menurutmu? Kau bukan saudaraku.
Tidak, ada dua kemungkinan.Entah, aku yang bukan anak mereka atau kau yang
gadungan”. Ji Hyuk “Kau sedang bicara apa sekarang?”. Jin Ah menyuruh Ji Hyuk
untuk melihat hasil tes DNA yang dia bawa. Saat pintu lift terbuka lagi, Ji
Hyuk buru-buru masuk dan meninggalkan Jin Ah “Sekarang aku sangat sibuk jadi
kita bicara nanti”. Jin Ah “Hey hey, percayalah padaku, tolol! Kau itu
gadungan!”
Di dalam lift Ji Hyuk membuka hasil tes DNA tapi sebelum ia
melihat hasilnya teleponnya sudah berbunyi, sehingga ia menyimpan hasil tes itu
dan menjawab teleponnya “Ada apa?”. Dae Sub “Ji Hyuk, sekarang aku ada di
tempatnya Bum Shik. Dia menyimpan pembicaraan telepon dengan seseorang. Aku
baru saja mendengarkannya. Ji Hyuk, dengarkan baik-baik. Alasan mereka
mengangkatmu sebagai anak mereka... ”. Dae Sub menyadari bahwa Bum Shik sudah
kembali “Nanti kutelepon lagi”. Ji Hyuk “Halo? Halo?”
Dae Sub terlambat keluar dari tempat itu sehingga ia bertemu
dengan Bum Shik dan anak buahnya. Bum Shik “Apa yang kau lakukan disini ? Lee
Dae Sub?”. Dae Sub “Soal kejadian tadi aku tidak memberi salam dengan baik”.
Dae Sub tidak menyelesaikan kata-katany an kabur (HAHAHA). Jo Bum Shik dan
anak buahnya juga mengejar Dae Sub yang lari
Ji Hyuk mengingat kata-kata Jin Ah yang mengatakan dia
adalah gadungan. Ji Hyuk keluar dari kantor kejaksaan dan melihat banyak
wartawan sudah menunggunya. Kang Sung Wook dan Sang Ho masih menyaksikan berita
tentang Ji Hyuk
Para wartawan meminta Ji Hyuk untuk berbicara. Ji Hyuk “Aku
Presdir Kang Ji Hyuk dari Hyun Sung Distribusi .Aku yang akan menghadapi semua
tuduhanyang dijatuhkan Kantor Kejaksaan padaku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar