Love these songs^^

Minggu, 25 Mei 2014

Sinopsis Big Man Episode 7 Part 2



Dong Suk bertemu dengan Mi Ra. Mi Ra “Bagaimana penyelidikannya?”. Dong Suk “Permainan sudah berakhir. Happy ending (Akhir yang membahagiakan). Itu artinya semuanya sudah berjalan sesuai rencana”. Mi Ra “Benarkah? Sungguh, sudah tidak ada masalah lagi? Kau takkan ditangkap atau semacamnya, kan?”. Dong Suk “Tidak”. Mi Ra “Syukurlah”. Dong Suk “Kau masih marah padaku?”. Mi Ra “Aku sudah tidak mau membicarakannya lagi”. Dong Suk “Saat aku melihatmu bersama Kim Ji Hyuk jantungku rasanya hampir berhenti. Saat itu, kau tahu apa yang paling memalukan bagiku? Bagaimana jika jantungku berhenti lagi? Aku lebih mengkhawatirkan hal itu. Itulah sebabnya aku malu. Mi Ra. Mengetahui kalau hal itu akan melukai perasaanmu karena sudah menyebut soal mendiang ayahmu, aku ingin membuatmu turun ke bawah sehingga kau juga merasa malu sama sepertiku. Aku masih takut kalau kau mungkin akan meninggalkanku. Sehingga, semuanya akan berhenti. Apa kau tidak bisa membiarkanku merasa lebih nyaman?”. Mi Ra “Baiklah. Aku akan melakukannya”


Sang Ho melapor pada Kang Sung Wook bahwa rencana Dong Suk berjalan dengan mulus. Kang Sung Wook memuji Dong Suk tapi ia  juga kelihatan cemas.


Dong Suk membawa Mi Ra di bar yang sering ia kunjungi. Mi Ra menanyakan alasan Dong Suk membawanya ke tempat itu dan Dong Suk mengatakan bahwa mereka harus merayakan keberhasilannya karena hari ini adalah hari yang paling menegangkan untuk dia. Dong Suk meminta gelas tambahan pada pelayan di situ. Mi Ra “Ada orang lain?”. Dong Suk mengiyakan dan menyapa  Ji Hyuk yang baru masuk ke dalam bar itu (Ji Hyuk masih pake baju yang di kasih sama Choi Yoon Jung)





Ji Hyuk duduk bersama Mi Ra dan Dong Suk, ia bersikap seperti baik-baik saja melihat kebersamaan Dong Suk dan Mi Ra. Ji Hyuk “Bagaimana hasilnya? Penyelidikannya berjalan lancar?”. Dong Suk “Iya, berkat dirimu”. Ji Hyuk “Aku tidak melakukan apa-apa. Tidak terjadi apa-apa, kan?”. Dong Suk “Semuanya berjalan sesuai rencana. Dan kau harus memberikan ucapan selamat padaku”. Dong Suk menuangkan wine. Ji Hyuk “Ada apa?”. Mi Ra kelihatan tidak nyaman dengan arah pembicaraan mereka. Dong Suk “Mi Ra menerima lamaranku”. JI Hyuk “Benarkah? Baguslah kalau begitu. Selamat”. Dong Suk “Aku ingin kau duluan yang tahu. Aku juga merasa bersalah karena tidak memberitahumu soal hubungan kami berdua”. Ji Hyuk “Kenapa kau merasa bersalah? Memang aneh kalauorang seperti Mi Ra tidak pacaran dengan siapa-siapa”. Dong Suk “Memang benar, tapi apa mungkin kau menyukai dia?”. Ji Hyuk “Apa? Omong kosong macam apa itu? Hubungan kami hanya sebagai karyawan dan Presiden. Dan juga, kami belum lama saling mengenal. Kami juga sangat berbeda. Kami juga benar-benar tidak bisa berkomunikasi dengan baik”. Dong Suk tertawa mendengar jawaban Ji Hyuk “Tapi, aku yakin pasti Mi Ra mendengarkan ucapanmu”. Ji Hyuk “Itu karena kami ini karyawan dan Presiden. Saat Presdir mengatakan sesuatu pada karyawannya sudah seharusnya mereka mematuhi bosnya. Hubungan kami hanyalah sebatas atasan dan bawahan. Tidak lebih dari itu”. Dong Suk “Apa aku menanyakannya? Kenapa kau malah menjelaskan hal semacam itu?”. Ji Hyuk “Aku?”. Dong Suk “Jadi, maksudmu hubungan kalian hanyalah sebatas Presdir dan karyawan. Tidak kurang, tidak lebih”. Ji Hyuk “Tentu saja. Kau juga begitu?”. Mi Ra kaget “Jawaban apa yang ingin kau dengar dariku?”. Dong Suk “Aku hanya bercanda. Karena kakakku merasa malu. Ngomong-ngomong mulai sekarang, bersikaplah yang baik pada Mi Ra. Kalian akan segera menjadi keluarga”. Ji Hyuk “Baiklah. Pasti”. Mi Ra meminum winenya. Dong Suk “Kenapa kau minum sendirian? Apa kau baik-baik saja? Tampaknya kau sakit”. Mi Ra “Tidak. Banyak hal yang terjadi hari ini, jadi aku lelah”. Dong Suk “Sebenarnya banyak hal yang sudah terjadi hari ini. Hyung, kita minum berdua saja”. Ji Hyuk “Baiklah”




Dong Suk memberikan uang pada salah satu wanita cantik yang duduk di bar itu sedangkan Mi Ra kelihatannya khawatir pada Ji Hyuk yang sudah mabuk






Dong Suk mencoba membangunkan Ji Hyuk yang mabuk tapi tidak bisa. Dong Suk
Rupanya dia tidak bisa minum banyak seperti yang kupikirkan”. Dong Suk memberikan kode pada wanita cantik yang ia beri uang tadi dan wanita itu segera datang lalu membangunkan Ji Hyuk. Wanita itu “Pak, bangunlah. Anda harus pulang”. Ji Hyuk “Huh?”. Wanita itu “Bangunlah”. Ji Hyuk bangun dan di papah oleh wanita itu. Ji Hyuk “ Aku sangat mabuk. Ayo pergi untuk ronde berikutnya”. Ji Hyuk dan wanita itupun berjalan keluar dari bar. Mi Ra sedih melihat Ji Hyuk. Mi Ra “Apa lagi yang kau lakukan?”. Dong Suk “Sudah kubilang padamu sebelumnya aku akan membalasnya dengan murah hati. Sekarang, pesta ini hanya untuk kita berdua”



Di dalam mobil terdengar suara penunjuk jalan “belok kanan”. Ji Hyuk juga berbicara “Lurus saja”. Wanita itu “Maaf? Lurus? Jika anda mau ke hotel, bukankah seharusnya kita belok kiri? Anda mau kemana?”. Ji Hyuk “Pasar!”. Ternyata Ji Hyuk hanya berpura-pura seperti orang yang mabuk berat, ia kelihatan sangat seedih dan tidak bersemangat (Kasihan Ji Hyuk). Ji Hyuk “Karena kau yang sudah menyetir antar aku kesana dan kau boleh pergi”. Wanita itu “Apa?Tapi…”. Ji Hyuk “Aku takkan meminta uangnya kembali, jadi kau pergi saja”. Wanita itu “Baiklah”





Ji Hyuk duduk melamun di tempat Hong Dal Sook, ia tidak menyentuh soju yang ada didepannya. Hong Dal Sook “Apa yang kau lakukan di depan minuman?”. Ji Hyuk “Ibu. Aku tidak mau minum”. Hong Dal Sook “Kau? Kau tidak suka minum? Minumanmu pasti akan kaget mendengar ucapanmu barusan. Semuanya baik-baik saja, kan?”. Ji Hyuk “Aku hanya sedih. Sangat sedih”. Hong Dal Sook “Apa aku saja yang minum minumanmu?”. Ji Hyuk “Ibu. Apa yang akan Ibu lakukan kalau Ibu jadi aku?”. Hong Dal Sook “Aku akan menunggu. Sampai dia mau menerima perasaanmu”. Ji Hyuk mencoba untuk menghibur dirinya sendiri dan tersenyum  “Benar. Aku ini landak. Karena seorang wanita apa masuk akal kalau aku harus sedih seperti ini? Bukankah begitu, Bu?”. Hong Dal Sook “Kurasa tidak”. Ji Hyuk “Kurasa karena ini kali pertama aku mengalaminya, kan? Karena ini pertama kalinya, aku gugup. Karena masih belum berpengalaman aku merasa sedih tanpa alasan yang jelas. Bukankah begitu, Bu?”. Hong Dal Sook “Bukan. Kau benar-benar sedih”. Ji Hyuk “Aku tidak bisa membodohi Ibu. Astaga, sekarang aku merasa lebih baik. Aku bisa minum sekarang”. Hong Dal Sook “Tuangkan segelas juga untukku”



Ji Hyuk dan Hong Dal Sook menikmati waktu bersama. Ji Hyuk menyanyi dengan sepenuh hatinya dan Hong Dal Sook menari mengikuti irama lagu Ji Hyuk.





Ji Hyuk pulang dengan bersepeda, ia menghilangkan kesedihannya dengan mempercepat laju sepedanya dan akhirnya jatuh di taman. Ji Hyuk bangun dan menangis (Aduh sedih banget lihat scene ini. Ji Hyuk sakitnya dalem banget. Cupcupcupcup)





Ji Hyuk datang ke perusahaan, ia melihat aktivitas karyawannya dan tersenyum. Ji Hyuk meminta karyawannya untuk berhenti bekerja dan mendengarkan perkatannnya. Ji Hyuk dengan penuh semngat mengumumkan “Hari ini kita semua akan minum dan makan bersama! Tidak usah bekerja sekarang dan kita pergi makan bersama. Aku yang bayar”. Goo Duk Kyu “Tunggu sekarang?”. Ji Hyuk “Iya ! Sekarang”




Ji Hyuk dan karyawannnya sudah berada di sebuah rumah makan. Mereka semua meneriakan kata bersulang. Yoo Jae memimpin “Untuk waktu kerja setengah hari kita dan minuman enak di siang hari ini! Untuk Presdir kita yang nomor satu! Bersulang!”. Ji Hyuk “Kalian semua harus mengosongkan gelas kalian ya!”. Goo Duk Kyu menuangkan bir di gelas Ji Hyuk “Presiden, apa terjadi sesuatu?”. Ji Hyuk “Tidak ada. Setelah kita berhasil bekerja sama dengan Zaroque kemarin kita belum merayakannya. Khusunya Kepala tim Choi dan Goo. Kalian sudah bekerja sangat keras demi aku”. Goo Duk Kyu “Hari ini sikap anda aneh sekali. Kedengarannya seperti anda akan meninggalkan kami”. Yoo Jae “Apa maksud ucapanmu? Jika dia pergi perusahaan akan berakhir”. Ji Hyuk “Astaga, apa maksudmu berakhir? Apa yang sudah kulakukan? Seperti kata Kepala Tim Goo, aku hanya membuat masalahnya bertambah buruk”. Goo Duk Kyu bercanda “Ah kata-kataku itu mengenai hatimu ya?”. Ji Hyuk juga menunjuk jantungnya “Disini, di sini”


Jin Ah berbicara di telepon “Bagaimana dengan hasil tes DNA yang kuminta kemarin? Sudah kubilang itu penting. Kau dengar aku, kan? Kau siap mati? Apa katamu? Baiklah. Kerjakan sampai selesai. Hasilnya itu sangat penting. Sisa hidupku tergantung pada hasil tes itu. Entah akan menjadi Surga atau Neraka”




Ji Hyuk dan Dong Suk sedang berjalan-jalan di pasar. Ji Hyuk “Bukankah di sini menyenangkan? Aku merasa lebih baik tiap kali aku kesini”. Dong Suk “Memang menyenangkan. Tampak penuh kehidupan”. Ji Hyuk “Pasar ini yang sudah menyelamatkanku. Sampai aku menemukan keluarga kandungku mereka ini adalah keluargaku dan di sinilah rumahku. Jadi, Dong Suk jika terjadi sesuatu padaku apa kau mau membantuku melindungi mereka? Soal pembangunan pasar yang baru semuanya berkat mereka. Mereka semua mengorbankan diri mereka demi aku. Aku tidak butuh yang lainnya. Cukup lindungi mereka saja  (Ji Hyuk baik banget)”. Dong Suk “Jangan khawatir. Aku akan menjaga mereka demi dirimu”. Ji Hyuk “Terima kasih”. Dong Suk “Hyung. Kau bilang tidak usah berterima kasih karena kita ini saudara”. Ji Hyuk “Ah, begitukah? Astaga, maafkan aku”. Dong Suk “Lagi-lagi kau minta maaf”. Ji Hyuk “Astaga, apa yang kulakukan setelah mengatakannya? Ini karena aku ini bodoh, kau tahu”. Dong Suk “Tapi, setidaknya kau sehat”. Ji Hyuk “Jika bisa aku akan memberikan tubuhku padamu sekarang juga. Itulah yang kurasakan sebagai kakakmu”. Dong Suk “Terima kasih Hyung”. Ji Hyuk “Tunggu sebentar. Karena kita sudah datang kesini, kita tidak boleh pergi begitu saja. Bibi, makanan apa yang enak? Apa bibi bisa membungkusnya? Dong Suk, tunggu sebentar”




Ji Hyuk menaruh kantong yang berisi makanan yang ia beli untuk Dong Suk di mobil Dong Suk. Ji Hyuk “Aku sudah membungkuskan kacang dan cumi pedas untukmu”. Dong Suk “Terima kasih”. Ji Hyuk mengeluarkan sebuah medali dari saku jasnya “Dan ini simpanlah”. Dong Suk “Apa ini?”. Ji Hyuk “Saat masih SMA aku memenangkan medali perak tingkat nasional”. Dong Suk “Kenapa kau memberikannya padaku?”. Ji Hyuk “Selama hidupku hanya inilah yang bisa kubanggakan padamu. Lihatlah medali ini dan ingat aku, ya?”. Dong Suk “Baiklah. Aku pulang dulu ”. Ji Hyuk “Hati-hati”. Dong Suk pun pergi dan Ji Hyuk berbicara lagi “Sekarang aku merasa lebih baik. Terima kasih banyak untuk  hari ini, Dong Suk”



Saat sudah jauh dari Ji Hyuk, Dong Suk membuang medali yag di berikan Ji Hyuk padanya (Sadis bingitss )



Jin Ah membuka resep spaghetti di internet dan memulai memasak. Jin Ah memotong semua bahan dengan sesuka hatinya dan memuji dirinya yang pintar dalam segala hal (Tepok jidat deh!!Hahaha).




Ji Hyuk masuk ke rumah keluarga Kang yang sudah gelap gulita (HAHAHAH). Ji Hyuk “Kenapa rumah ini gelap sekali? Apa listriknya mati?”. Saat Ji Hyuk memanggil Jin Ah lampu sorotpun menyala dan menerangi Jin Ah yang mulai memainkan Cellonya untuk Ji Hyuk. Ji Hyuk memperhatikan Jin Ah yang terus memainkan Cellonya



Jin Ah mengangkat gelas yang sudah terisi wine “Selanjutnya bersulang untuk Kang Jin Ah. Tunggu apa lagi? Pegang gelasmu”. Ji Hyuk ragu-ragu dan mengangkat gelanya, ia melihat Jin Ah lagi (Hahahah). Jin Ah tersenyum “Ah, kenapa kau menatapku seperti itu? Love Shot? Baiklah”. Jin Ah melingkarkan tangannya di tangan Ji Hyuk “Jika kau sangat menginginkannya, aku akan melakukannya (Gak kebalik mbak?LOL). Minumlah”. Ji Hyuk “Pshyco (HAHAHAH)”





Ji Hyuk mengangkat spaghetti buatan Jin Ah “Bagaimana caranya aku makan ini ?Kenapa kau tidak makan?”. Jin Ah “Melihat makananmu saja sudah membuatku kenyang”. Ji Hyuk “Jin Ah, hari ini kau kenapa?”. Jin Ah “Hari ini ulang tahunku”. Ji Hyuk “Jangan bercanda. Ulang tahunmu itu musim dingin”. Jin Ah “Sudah kubilang waktu itu kalau aku terlahir kembali”. Ji Hyuk “Kalau begitu, saat itulah hari ulang tahunmu”. Jin Ah “Aku ada dalam rahim ibuku dan hari ini, aku dilahirkan ke dunia ini”. Ji Hyuk “Terserah kau saja”. Jin Ah menyalakan lilin di kue ulang tahunnya “Kenapa? Kau tidak akan menyanyi untukku?”. Ji Hyuk “Jin Ah, kalau kau mau gila kau gila saja sendirian. Kenapa kau juga mengajakku menjadi gila?”. Jin Ah “Kau tidak mau gila bersamaku? Hari ini saja. Kumohon Oppa”. Ji Hyuk “Oppa? Baiklah kalau begitu”. Ji Hyuk mulai menyanyi dengan cepat “Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun adikku sayang. Selamat ulang tahun. Puas?”. Jin Ah “Aku tidak suka kalau adikku sayang. Ganti jadi  sayangku Kang Jin Ah!”. Ji Hyuk “Kau memanggilku Oppa tadi”. Jin Ah “Itu terserah padaku, cepat”. Ji Hyuk “Astaga, aku bisa gila. Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun sayangku Kang Jin Ah. Selamat ulang tahun. Apa yang sudah kulakukan di sini?”. Jin Ah sangat senang “Minumlah. Kau dan aku akan minum sampai mati”. Ji Hyuk “Bagaimana kalau ayah dan ibu pulang?”. Jin Ah “Mereka sedang ke Jeju hari ini dengan pengusaha yang lain. Rumah ini kosong”. Ji Hyuk “Apa? Bagaimana dengan Dong Suk?”. Jin Ah “Aku menyuruhnya menginap di hotel malam ini”. Ji Hyuk “Kalau begitu…”. Jin Ah “Hanya, tinggal kau dan aku yang ada di rumah ini. Bukankah hari ini aku tampak cantik?”. Jin Ah mendekat ke Ji Hyuk. Ji Hyuk “Kenapa kau melakukan hal ini padaku?”. Jin Ah “Kenapa? Kau takut?Oppa !Oppa!”. Ji Hyuk “Pergi sana”



Ji Hyuk sudah tertidur di sofa. Jin Ah memperhatikan Ji Hyuk yang sedang tidur “Kau bukan kakakku, kan? Kau bukan kakakku. Perkiraanku pasti benar”


Ji Hyuk sedang menjalani penyelidikan. Jaksa Yong “Aku sudah memeriksa semua
dokumennya lagi semalam. Jika memang terbukti benar anda akan dipenjara untuk waktu yang cukup lama. Kenapa dia tidak menyembunyikan dokumen itu dengan benar? Menurutku sepertinya ada yang aneh. Kau itu boneka mereka!”


Di rumah sakit, Jin Ah kelihatan senang karena mendapatkan hasil tes DNA dan mengetahui bahwa ia tidak berhubungan darah dengan Ji Hyuk.



Jaksa Yong melanjutkan “Kenapa mereka memilihmu sebagai boneka mereka? Kenapa mereka memilih putra tertua mereka? Itu masih menjadi misteri. Kenapa mereka melakukannya? Apa mungkin kau sudah melakukan perjanjian dengan mereka? Perjanjian dengan uang?”. Ji Hyuk “Brengsek”. Jaksa Yong “Anda baru saja mengumpat padaku?”. Ji Hyuk “Apa anda akan melakukan perjanjian dengan anggota keluargamu? Jika anda mendapatkan uang apa anda akan menangkap ayah anda sendiri?”. Jaksa Yong “Wah, anda berani sekali. Anda ingin tahu siapa yang lebih berani? Tulang siapa yang akan patah lebih dulu?”




Hye Ra mengeluh “Kenapa mereka memilih seorang pekerja paruh waktu berdasarkan nilai daripada penampilannya? Astaga, aku sudah berjalan seharian. Aku ingin makan daging”. Hye Ra melihat rumah makan yang ada di depannya. Dae Sub datang untuk mengantar daging di rumah makan itu. Hye Ra mengingat Dae Sub dan memanggil Dae Sub dengan sebutan Cumi (Aigoo hahah)





Hye Ra menikmati daging dengan sangat lahap. Dae Sub meminta tambahan daging untuk Hye Ra. Dae Sub “Tidak masuk akal. Kau meminjam uangku untuk membelikan barang-barang keperluanmu, kan? Tapi uangku tidak cukup, jadi kau tidak bisa membeli cumi. Kenapa malah aku yang berhutang?”. Hye Ra menjawab dengan santai “Apa uang itu penting? Yang terpenting adalah ketulusan. Kau yang sudah menghilangkan hasrat untuk makan cumi-cumi saat itu. Itu artinya kau yang sudah berhutang padaku”. Dae Sub “Baiklah. Aku akan membelikanmu cumi-cumi. Harganya lebih murah daripada daging ini”. Jin Ah “Tapi sekarang aku tidak mau makan cumi-cumi. Hari saat aku ingin makan cumi-cumi akan segera tiba. Saat itulah kau harus mentraktirku. Kau sudah berhutang lagi padaku”. Dae Sub “Kau membuatku pusing”.



Jo Bum Shik tiba-tiba muncul dan berbicara “Astaga, lihat siapa itu? Teman sejati landak, Lee Dae Sub? Kau makan daging hah? Kalau kau bertemu dengan seniormu  kau harus hormat, brengsek, paham?”. Dae Sub kesal melihat ulah Jo Bum Shik tapi berusaha menahan emosinya itu




Dae Sub sedang buang air dan mengeluh di dalam WC “Dia itu sekurus model tapi kenapa porsi makannya banyak seperti babi? Aku sudah bangkrut. Bagaimana ini?”. Dae Sub tidak sengaja mendengar pembicaraan Bum Shik dan anak buahnya yang berbicara tentang Ji Hyuk dan mengetahui bahwa Ji Hyuk hanya dimanfaatkan dan di bohongi. Dae Sub segera melaju dengan sepeda motornya, ia mengikuti mobil Bum Shik



Berita penyelidikan Ji Hyuk sudah tersiar di semua media. Kang Sung Wook dan Sang Ho juga menyaksikan berita itu



Bum Shik berbicara di telepon “Jika dia dipenjara kami takkan terlibat lagi, kan? Ah, benarkah? Kalau begitu ada tambahan biaya untuk perjanjian ini. Aku mengerti.Terima kasih”. Bum Shik menutup teleponnya “Ah, dasar brengsek. Dia pikir aku ini bawahannya? Kenapa dia selalu memerintah?”. Bum Shik  berbicara pada salah satu anak buahnya “Hei, aku juga merekam pembicaraannya kali ini. Simpan di komputer. Kalau dia membuatku kesal aku akan mengungkapkan semuanya dan kita akan mati bersama”. Dae Sub juga ada di situ, ia bersembunyi dan terus mendengar pembicaraan Jo Bum Shik


Jin Ah datang ke kejaksaan dan membawa hasil tes DNA.



Saat Jo Bum Shik CS pergi, Dae Sub masuk ke dalam mabes Dong Shik dan membuka laptop tempat penyimpanan rekaman rahasia Bum Shik. Dae Sub membuka rekaman rahasia dengan hati-hati




Ji Hyuk berpapasan dengan Jin Ah di lift. Ji Hyuk “Jin Ah”. Jin Ah “Sudah sering kukatakan kalau kau bukan kakakku. Lihat ini”. Ji Hyuk mengambil hasil tes DNA. Jin Ah “Bagaimana menurutmu? Kau bukan saudaraku. Tidak, ada dua kemungkinan.Entah, aku yang bukan anak mereka atau kau yang gadungan”. Ji Hyuk “Kau sedang bicara apa sekarang?”. Jin Ah menyuruh Ji Hyuk untuk melihat hasil tes DNA yang dia bawa. Saat pintu lift terbuka lagi, Ji Hyuk buru-buru masuk dan meninggalkan Jin Ah “Sekarang aku sangat sibuk jadi kita bicara nanti”. Jin Ah “Hey hey, percayalah padaku, tolol! Kau itu gadungan!”





Di dalam lift Ji Hyuk membuka hasil tes DNA tapi sebelum ia melihat hasilnya teleponnya sudah berbunyi, sehingga ia menyimpan hasil tes itu dan menjawab teleponnya “Ada apa?”. Dae Sub “Ji Hyuk, sekarang aku ada di tempatnya Bum Shik. Dia menyimpan pembicaraan telepon dengan seseorang. Aku baru saja mendengarkannya. Ji Hyuk, dengarkan baik-baik. Alasan mereka mengangkatmu sebagai anak mereka... ”. Dae Sub menyadari bahwa Bum Shik sudah kembali “Nanti kutelepon lagi”. Ji Hyuk “Halo? Halo?”

Dae Sub terlambat keluar dari tempat itu sehingga ia bertemu dengan Bum Shik dan anak buahnya. Bum Shik “Apa yang kau lakukan disini ? Lee Dae Sub?”. Dae Sub “Soal kejadian tadi aku tidak memberi salam dengan baik”. Dae Sub tidak menyelesaikan kata-katany an kabur (HAHAHA). Jo Bum Shik dan anak buahnya juga mengejar Dae Sub yang lari




Ji Hyuk mengingat kata-kata Jin Ah yang mengatakan dia adalah gadungan. Ji Hyuk keluar dari kantor kejaksaan dan melihat banyak wartawan sudah menunggunya. Kang Sung Wook dan Sang Ho masih menyaksikan berita tentang Ji Hyuk





Para wartawan meminta Ji Hyuk untuk berbicara. Ji Hyuk “Aku Presdir Kang Ji Hyuk dari Hyun Sung Distribusi .Aku yang akan menghadapi semua tuduhanyang dijatuhkan Kantor Kejaksaan padaku”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar