Love these songs^^

Selasa, 08 Juli 2014

Sinopsis Marriage Not Dating Episode 1 Part 1







 Hakim masuk dan membaca kasus yang akan disidangkan “Kasus No. 3292. Joo Jang Mi. Dikenakan denda atas gugatan penganiayaan berkelanjutan. Apa kau setuju?”. Jang Mi tertawa mendengar kasus yang dituduhkan padanya, sedangkan seorang pria (Kong Ki Tae) terlihat buru-buru masuk kedalam kantor kejaksaan. Hakim melanjutkan “Tergugat. Anda mengakui anda bersalah karena menguntit?”. Jang Mi “Aku ini penyihir gila. Aku ini sudah gila”. Kong Ki Tae ditahan oleh petugas keamanan karena ingin masuk tanpa melepaskan barang elektronik yang ia bawa. Kong Ki Tae melepaskan jam dan ponselnya “Maaf, aku sedang buru-buru”. Petugas keamanan “Kau mau kemana?”. Kong Ki Tae “Aku harus pergi bersaksi”. Petugas keamanan “Memangnya apa hubungan kalian?”. Jang Mi “Inilah yang kukatakan pada si brengsek itu….”. Ki Tae menjawab “Dia tunangan-ku”.  Disaat yang bersaman Jang Mi melanjutkan kata-katanya “Mari kita menikah !”
 


Ki Tae berhasil masuk ke ruang sidang. Jang Mi terlihat kaget melihat Ki Tae yang datang di sidangnya. Ki Tae tersenyum melihat Jang Mi tetapi Jang Mi masih terlihat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya


EPISODE 1 CARA BERPISAH SECARA MANUSIAWI

 



Jang Mi sedang mandi dan terlihat sangat bahagia, ia juga menyanyikan lagu Will You Marry Me (Lee Seung Gi) dan terus tersenyum. Setelah mandi Jang Mi masih menyanyikan lagu Will You Marry Me dan menghias kamarnya dengan banyak balon, cake juga bunga (Kayaknya mau ngelamar deh). Jang Mi berdandan dan menelpon seseorang. Dilain tempat tepatnya di rumah sakit, Ki Tae sedang bersiap-siap untuk mengoperasi pasien dan tidak menjawab panggilan yang masuk di ponselnya.


Jang Mi menyalakan lilin diatas kue yang ia siapkan dan masih sabar menunggu jawaban dari pacarnya. Ki Tae kembali ke ruangannya dan menjawab telepon “Halo”. Di saat bersamaan telepon Jang Mi juga diangkat. Jang Mi “Kau dimana?”. Ki Tae “Aku akan pergi sekarang. Apa yang sangat ingin kau tunjukkan padaku?”. Jang Mi “Aku ingin kau melihatnya dengan matamu sendiri”



Ki Tae sampai di sebuah hotel, Ki Tae kembali menelpon seseorang “Hei, aku di sini. Kau dimana? Aku tidak melihat-mu”. Seorang wanita mengangkat tangannya pada Ki Tae. Ki Tae “Kau tidak ada disini. Tapi ada orang asing yang melambai padaku. Dia malah tersenyum padaku. Jangan jangan…Lee Hoon Dong!”. Ternyata yang berbicara dengan Ki Tae bukanlah Jang Mi melainkan Hoon Dong (Sahabat Ki Tae). Lee Hoon Dong tertawa “Maaf, Ki Tae. Kau yang paling mengenal ibumu. Bagaimana bisa aku menolak permintaannya?”. Ki Tae “Kau di mana sekarang?”. Hoon Dong “Tidak begitu jauh. Aku juga punya janji bertemu di hotel yang sama denganmu. Nikmatilah waktumu”



 Hoon Dong membunyikan bel disalah satu kamar dan yang membuka pintu kamar itu adalah Jang Mi. Jang Mi menyambut Hoon Dong dengan mengigit setangkai mawar “Oppa…”. Hoon Dong “Kau sudah lama menunggu?”. Jang Mi mengangguk dan menarik Hoon Dong masuk ke kamar itu. Hoon Dong menggendong Jang Mi dan bersiap-siap untuk mencium Jang Mi. Jang Mi “Jangan, lihatlah”. Hoon Dong kaget saat melihat kamar hotel yang penuh dengan hiasan, saking kagetnya Hoon Dong juga menjatuhkan Jang Mi yang tengah ia gendong. Jang Mi melanjutkan aksinya, ia mengangkat kue yag ia siapkan “Kejutan !!”. Hoon Dong “Kenapa kau begitu?”. Jang Mi “Kau tahu hari apa ini?”. Hoon Dong kelihatan bingung “Kau pikir aku lupa ya? Hari ini kan 1 tahun hari jadi kita”. Jang Mi “Itu minggu lalu”. Hoon Dong “Lalu apa?”. Jang Mi mendekat pada Hoon Dong “Hari ini, hari terakhir kita menginap disini. Mari kita berhenti bertemu di hotel lagi”. Hoon Dong “Apa maksudmu?”. Jang Mi “Dari pada menginap di hotel, mari kita tertidur bersama dan sarapan bersama. Setiap hari di rumah kita sendiri”. Hoon Dong menjadi keringat dingin mendengar perkataan Jang Mi tentang tinggal bersama, dalam hatinya ia mencari cara untuk melarikan diri “Kamar Mandi? Balkon? Aku harus lari kemana?”


Hoon Dong mendapatkan sebuah ide, ia meniup lilin di kue yang Jang Mi pegang dan membuat Jang Mi kaget tak percaya. Hoon Dong “Maaf, perutku sakit sekali. Aku mau ke kamar mandi dulu. Maaf”. Hoon Dong segera melarikan diri dengan masuk ke kamar mandi. Jang Mi berteriak memanggil Hoon Dong tetapi Hoon Dong tidak peduli dan tetap pergi




Kita beralih ke Ki Tae dan pasangan blind datenya…
Ki Tae terlihat tidak bersemangat bertemu dengan wanita cantik yang ada didepannya. Ia membaca pesan masuk dari Hoon Dong yang berbunyi “Tolong aku! Gadis ini mau menikah denganku”. Ki Tae membalas pesan Hoon Dong “Gadis ini juga menginginkan hal yang sama dariku”. Gadis yang duduk bersama Ki Tae berdehem agar Ki Tae fokus padanya. Ki Tae “Maafkan aku. Sampai dimana aku tadi?”. Gadis itu “Kau belum bicarakan apa apa”. Ki Tae “Lalu.. Mari kita mulai bicara sekarang. Tanyalah aku apapun yang mau kau tanyakan”. Gadis itu “Baiklah. Dimana kau tinggal?”. Ki Tae “Gangnam. Kau ingin tahu apakah aku tinggal di kawasan mewah, kan?”. Gadis itu “Apa? Tidak, bukan seperti itu”. Ki Tae “Lebih spesifik-nya, aku tinggal di kompleks apartemen atas nama orang tuaku. Tidak besar tapi cukup untuk hidup sendirian. Ada beberapa selebriti juga disana. Lokasinya sangat dekat dengan kereta bawah tanah”. Gadis itu “Apa?”. Ki Tae terus berbicara untuk membuat gadis itu bosan padanya “Lagipula itu tidak terlalu berguna bagiku karena aku punya mobil. Kau pasti berpikir aku tidak punya mobil kan? Pertanyaan berikutnya…”


Hoon Dong masih berada di kamar mandi untuk meminta bantuan pada Ki Tae. Jang Mi berdiri didepan pintu dan menanyakan keadaan Hoon Dong “Kau baik baik saja, Oppa?Gangguan pencernaan?”. Hoon Dong kaget mendengar suara Jang Mi “Iya, aku akan segera keluar”. Jang Mi “Baiklah”




Hoon Dong kembali mengirimkan pesan emergency pada Ki Tae “Aku mengunci diri di kamar mandi!”. Ki Tae membalas dengan santai “Keluarlah dan tolak saja dia”. Hoon Dong “Bagaimana mungkin aku mencampakan dia seperti itu? Aku tidak sepertimu. Aku tidak tegaan sama wanita!”. Jang Mi kembali mengetuk pintu kamar mandi “Oppa! Hoon Dong Oppa!”. Hoon Dong tidak menjawab panggilan Jang Mi dan terus mengirim pesan pada Ki Tae “Dia mengetuk pintu! Keluarkan aku dari sini!”


Wanita yang bersama dengan Ki Tae mengganti topik pembicaraan mereka “Kau pasti sering bertemu para gadis cantik karena kau dokter bedah plastik ya?”. Ki Tae “Maksudmu, gadis yang ingin jadi cantik. Mereka datang dengan uang yang banyak. Kalau kau penasaran apakah praktekku laku... Ya, memang laku. Aku punya rumah, mobil, dan rumah sakit. Bagus, kan? Aku sudah selesai. Sekarang giliranmu”. Wanita itu tidak percaya atas jawaban yang ia dengar dari Ki Tae, Ki Tae terlalu menganggapnya sebagai wanita yang matrealistis.






Ki Tae membalas pesan Hoon Dong sambil membaca pesan yang ia tulis agar wanita yang bersamanya dapat mendengar itu “Berapa banyak yang bisa kau berikan padaku?”. Wanita itu kesal “Apa?”. Hoon Dong juga kesal mendapat balasan seperti itu “Berapa banyak yang bisa kau berikan padaku? Ayolah, kita ini teman!”. Ki Tae membalas “Teman? Maksudmu pemilik dan penyewa”. Hoon Dong “Ada apa denganmu, teman? Ibuku yang punya tempat itu, bukan aku!”. Ki Tae masih saja sibuk dengan ponselnya sehingga wanita itu bertambah kesal “Sekarang kau sedang apa?”. Ki Tae “Jadi, itulah pernikahan yang ideal. Aku punya apa yang tidak kau punya dan kau apa yang tidak aku punya. Jadi, kita bisa saling membantu dan saling mengandalkan”. Ki Tae kembali membalas pesan Hoon Dong “Blokir sewa saat ini selama 2 tahun!”. Wanita itu mulai angkat bicara “Bagaimana bisa kau mengabaikanku seperti ini? Kau selalu melihat poselmu dari tadi”. Ki Tae menjawab dengan santai “Oh, ini? Sebenarnya, ada seseorang yang menungguku di kamar atas sekarang. Aku sedang berpikir apa aku naik saja atau tidak.  Aku akan membuat keputusanku setelah aku mendengar apa yang bisa kau tawarkan”. Wanita itu marah “Apa? Kau sudah gila ya?”. Pesan balasan Hoon Dong masuk lagi “3 tahun !”. Ki Tae langsung setuju dengan penawaran Hoon Dong dan segera bersiap-siap untuk disiram oleh pasangan kencan butanya. Sesuai dengan perkiraan Ki Tae, wanita itu tidak tahan lagi melihat kelakuan Ki Tae, ia mengambil gelas yang berisi air dan menyiram wajah  Ki Tae lalu pergi.




Jang Mi masih menunggu Hoon Dong didepan pintu kamar mandi, ia mendengar bel kamarnya berbunyi dan bertanya pada Hoon Dong “Oppa, kau memanggil layanan kamar?”. Karena Hoon Dong tidak menjawab pertanyaannya, Jang Mi membuka pintu kamarnya dan mendapati Ki Tae yang sudah basah kuyup. Jang Mi “Siapa kau?”. Ki Tae “Senang bertemu denganmu. Aku temannya Hoon Dong, Kong Ki Tae”. Ki Tae menerobos masuk ke kamar Jang Mi “Di mana kamar mandinya? Disini?”. Ki Tae mengetuk kamar mandi dan mengeluarkan Hoon Dong “Aku pakai dulu kamar mandinya”. Jang Mi “Apa yang terjadi? Dia temanmu?”. Hoon Dong “Dia jelas temanku”. Jang Mi “Kenapa dia datang seperti itu?”. Hoon Dong berpura-pura tidak tahu. Ki Tae berbicara lagi “Oh, ini (Bajunya yang basah)? Tidak ada yang istimewa. Ini selalu terjadi setiap kencan buta. Di siram air, di siram kopi, di siram cocktail”. Hoon Dong menahan tawa meliaht akting Ki Tae. Jang Mi “Kenapa?”. Ki Tae “Aku rasa mereka tidak menyukai-ku. Aku pikir aku juga tidak seharusnya ada di sini. Aku mengganggu, ya?”. Jang Mi “Sejujurnya.. Ada momen yang penting di sini”. Ki tae “Momen penting? Terima kasih atas handuknya. Aku keluar dari sini”. Hoon Dong menahan kepergian Ki Tae “Hei, aku tidak bisa membiarkan mu seperti itu. Aku sangat peduli padamu, teman”. Ki Tae “Apa itu sebabnya kau selalu menjebakku dengan sembarang gadis? Sudah kubilang tidak mau. Aku selalu di siram air, di siram kopi dan kau memalukan ibuku”. Hoon Dong “Baiklah aku minta maaf. Aku akan mentraktirmu minum. Ayo pergi!”. Jang Mi “Tunggu. Kau mau pergi sekarang? Bagaimana denganku?”. Ki Tae “Ya, bagaimana bisa kau meninggalkan wanita sendirian di sini?”




Ki Tae berjalan di kamar Jang Mi dan mendapat wine “Hei, kalian punya alkohol juga ya di sini”. Jang Mi memohon pada Ki Tae “Tolong, jangan dibuka!”. Ki Tae tidak peduli dan terus menjalankan rencana jahatnya bersama Hoon Dong dengan membuka wine itu. Hoon Dong menari dibelakang Jang Mi yang frustasi karena semua yang ia siapkan gagal, Hoon Dong kelihatan sangat senang karena rencana mereka berhasil. Ki Tae menuang wine digelas “Kau mau minum?”. Jang Mi “Aku minta maaf, tapi...”. Ki Tae memotong “Kau yang pertama. Kau gadis pertama yang dia kenalkan padaku. Kalian terlihat cocok bersama”. Jang Mi tersipu malu pada Hoon Dong dan tanpa sepengetahuan Jang Mi, Ki Tae dan Hoon Dong saling memberikan kode keberhasilan mereka (Kasihan Jang Mi nya). Ki Tae beraksi lagi dengan memakan kue Jang Mi siapkan. Jang Mi “Kau juga teman pertama-nya yang kutemui.  Tapi, jangan seperti ini, ini terlalu berlebihan, kue ku!”. Ki Tae “Maaf. Gula darah-ku turun, jadi aku merasa pusing. Dimana tempat tidurnya?”. Hoon Dong menunjuk arah tempat tidur untuk membantu aksi Ki Tae





Ki Tae masuk ke ruang tempat tidur yang telah dihiasi oleh taburan bunga. Jang Mi “Tunggu...  tunggu dulu. Tunggu! Jangan disitu !”. Ki Tae meniup lilin yang ada diatas tempat tidur dan Jang Mi refleks mengalangi dengan memukul wajah Ki Tae yang akhirnya jatuh kesakitan. Hoon Dong “Ki Tae? Kau baik baik saja? Kau terluka? Apa yang kau lakukan padanya?”. Jang Mi “Aku hanya sedikit memegangnya”. Ki Tae “Aku pasti telah mengganggu”. Hoon Dong “Bukan begitu”. Ki Tae “Aku akan pergi”. Ki Tae keluar dari ruangan itu dan disusul oleh Hoon Dong. Hoon Dong “Hei, memangnya kau bisa menyetir dengan keadaan seperti ini?”. Ki Tae “Aku tidak tahu. Aku mungkin akan menabrak pagar pembatas! Nikmati waktu kalian”. Jang Mi yang merasa bersalah tidak bisa berkata-kata lagi. Hoon Dong “Hei! Aku lebih baik mengantarnya ya”. Jang Mi “Tapi kan hari ini...”. Hoon Dong “Kau mau membuatku bodoh karena cinta sampai menyakiti temanku?”. Jang Mi “Bukan begitu. Tapi biarkan aku pergi bersamamu”. Hoon Dong “Bagaimana dengan temanku? Aku kecewa denganmu”. Hoon Dong berpura-pura marah dan meninggalkan Jang Mi sendiri. Jang Mi “Oppa!”


Ki Tae dan Hoon Dong sudah berjalan bersama-sama. Hoon Dong masih melihat kearah kamar Jang Mi. Ki Tae “Berhenti melihat ke belakang. Kau menyesal?”. Hoon Dong “Aku takut padanya”. Ki Tae “Akhirilah dengan dia”. Hoon Dong “Ya, mengakhirinya secara manusiawi”

CARA BERPISAH SECARA MANUSIAWI
1.       MENGHILANG




Ki Tae dan Dong Hoon sedang berenang dikolam renang umum. Hoon Dong kelihatan sangat senang karena melihat banyak wanita yang memakai pakaian renang dan memilki badan yang bagus. Hoon Dong “Dia akan cemas selama beberapa hari. Dan jadi sangat khawatir”. Sementara dilain tempat Jang Mi yang berada ruang loker terlihat melamum memikirkan Hoon Dong. Jang Mi “Bagaimana caraku melamar ya? Apa aku mengajak berlibur saja?”. Jang Mi mendapatkan sebuah ide “Ya. Agar kami tidak di ganggu lagi. Pulau kecil yang indah”.



Dong Hoon dan Ki Tae sudah bersantai di pinggir kolam. Hoon Dong “Dia pasti sedang memeriksa SNSku sekarang. Jadi, sekarang aku akan menulis 'Cinta Selalu berubah'”. Hoon Dong segera berdiri dari tempatnya setelah melihat seorang wanita seksi “Aku mau membuka segel (Segel apaan yah?)”. Ki Tae tersenyum melihat ulah Hoon Dong




Jang Mi sedang bekerja dan masih memikirkan Hoon Dong, ia menyembunyikan ponsel dibalik tangannya dan terus menghubungi Hoon Dong. Jang Mi “Ini aneh. Dia tidak menjawab telponnya”. Hyun Hee memberikan saran “Periksa SNSnya”. Hyun Hee melihat ponsel Jang Mi dan sadar bahwa ponsel Jang Mi adalah model lama “Kau masih pakai ponsel bodoh itu? Belilah smartphone”. Jang Mi menyuruh Hyun Hee diam karena manager mereka sedang memperhatikan mereka




Ki Tae dan Hoon Dong sudah berada disebuah bar. Hoon Dong “Jika aku mengabaikannya untuk sementara, dia akan berhenti meneleponku”. Ki Tae “Dia terus meneleponmu sepanjang malam?”. Hoon Dong “Ya? Ini sudah hari ke 3. Sungguh menjengkelkan...  Semuanya akan baik-baik saja sekarang”. Hoon Dong menyalakan ponselnya dan mendapati 300 panggilan tak terjawab dan 102 pesan dari Jang Mi. Baru saja Hoon Dong menyalakan ponselnya, panggilan baru dari Jang Mi masuk lagi, Hoon Dong cepat-cepat mematikan ponselnya lagi, ia sangat frustasi menghadapi Jang Mi “Aku akan bertahan untuk beberapa hari lagi”



Jang Mi terlihat bingung karena Hoon Dong tidak menjawab telepon nya “Apa yang terjadi? Dia marah padaku?”. Hyun Hee “Apa kau mengungkit pernikahan padanya?”. Jang Mi “Aku mau mengatakannya. Baru saja mau mengatakannya... Tapi dia mau ke kamar mandi”. Hyun Hee “Dia tidak mau menikah”. Jang Mi “Tidak mungkin. Dia marah karena aku tidak baik pada temannya”. Hyun Hee “Kau masih tidak mengerti? Dia menghilang agar bisa putus. Sudah berapa  hari dia begitu?”. Jang Mi “Sekitar seminggu?”. Hyun Hee “Semuanya sudah berakhir”. Jang Mi “Tidak mungkin”



Ki Tae dan Hoon Dong sedang duduk bersama direstoran Hoon Dong. Hoon Dong “Dia benar-benar akan mengerti setelah seminggu. Gadis jaman sekarang sudah cerdas. Mereka cepat mengetahuinya lalu melupakan kita”. Ki Tae “Apa dia menguntitmu?”. Hoon Dong “Tidak pernah”. Ki Tae “Tidak pernah?”. Hoon Dong “Tidak pernah”. Ki Tae “Lalu siapa gadis itu?”. Ki Tae memberi kode ke arah Jang Mi yang sedang bersepeda menuju restoran Hoon Dong. Hoon Dong kaget melihat Jang Mi yang semakin mendekat ke resorannya dan Ki Tae pun pamit pergi. Hoon Dong menahan kepergian Ki Tae dengan mengungkit pemblokiran 3 tahun sewa (Blind date?). Ki Tae “Aku sudah menyelamatkanmu dari hotel”. Hoon Dong “Bujuk dia pergi. Kumohon, Ki Tae!”




Hoon Dong ingin melarikan diri lewat pintu masuk tetapi Jang Mi semakin dekat dengan dirinya dan akhirnya memutuskan untuk sembunyi. Han Yeo Reum (Jinwoon 2AM) melihat tingkah aneh bosnya, tetapi ia kelihatan biasa saja dengan hal itu. Han Yeo Reum tersenyum menyambut kedatangan Jang Mi “Selamat datang”. Jang Mi “Apa manager ada disini?”. Yeo Reum “Kau ke sini mau mencari manager?”. Jang Mi “Apa?”. Yeo Reum “Semua orang biasanya ke sini mencariku”. Jang Mi “Apa dia baik baik saja? Apa terjadi sesuatu?”. Yeo Reum “Dia baik-baik saja. Dia tidak melakukan apa pun tapi selalu datang dan pergi”. Hoon Dong kesal mendengar jawaban Yeo Reum, ia ingin memukul  Yeo Reum  tetapi kepalanya malah terbentur dan membuat suara sehingga Yeo Rum dan Jang Mi melihat kearah tempatnya bersembunyi, Hoon Don dengan cepat bergeser agar tidak ketahuan




Jang Mi mendekat ke tempat perembunyian Hoon Dong, ia melihat bayangan kepala Hoon Dong dikaca, tiba-tiba muncul Ki Tae yang mengalihkan pandangan Jang Mi dengan cara memesan jus grapefruit. Jang Mi “Oh kau kan pria di hotel waktu itu, benarkan? Maaf tentang hari itu”. Ki Tae “Tunggu, aku ada telepon. Hai, bibi”. Bibi Ki Tae “Ibu mu marah”. Ki Tae “Kenapa?”. Bibi Ki Tae “Cucu semata wayang selalu mengacaukan kencan butanya. Itu mempermalukan keluarga kita”. Ki Tae “Itu sebabnya aku akan berhenti pergi kencan muta mulai sekarang”. Bibi Ki Tae “Tapi kau sangat keterlaluan kali ini. Aku dengar dia itu teman dekat keluarga Ibunya Dong Hoon. Kau harus minta maaf pada Ibunya”. Jang Mi yang masih berdiri disebelah Ki Tae melihat lagi bayangan kepala Hoon Dong dikaca itu, ia mau mendekat teteapi Ki Tae menghalangi penglihatan Jang Mi sambil berbicara diponselnya “Dia yang harusnya minta maaf padaku. Aku benci berurusan dengan wanita mata duitan. Mereka yang terburuk”. Jang Mi mengangguk setuju dengan perkataan Ki Tae. Bibi Ki Tae “Dan kau juga punya cinta tak bersyarat  dengan gadis di hotel kan?”





 Ki Tae mengingat kata-katanya tentang ada seseorang yang menunggunya dikamar hotel pada pasangan kencan butanya. Ki Tae menatap Jang Mi yang berada didepannya “Oh, dia? Dia tidak sabar menikah denganku. Dia sangat ingin menikah pada hari itu”. Jang Mi “Aku?”. Ki Tae “Kencan butaku”. Jang Mi pun meminta maaf lagi. Bibi Ki Tae berbicara lagi “Pokoknya kau selalu saja merusak kencan butamu. Jadi, kali ini keluarga kita akan pergi ke sana juga. Kau tidak boleh mengacaukan kali ini”. Ki Tae “Kumohon jangan. Aku tidak mau menikah”. Bibi Ki Tae “Jangan coba kabur ya! Aku sudah siap di sini untuk menangkapmu”. Ki Tae “Sekarang?”. Bibi Ki Tae “Batalkan janjimu malam ini. Kau ikut dengan kami”. Ki Tae berpikir “Kami? Kami?”. Bibi Ki Tae mengakhiri pembicaraannya ditelepon dan melihat ke arah Ibu Ki Tae yang kelihatan serius



Ki Tae mau melarikan diri sebelum Ibu dan Bibinya datang tetapi Jang Mi malah menahannya. Ki Tae “Apa? Kau mau bilang sesuatu?”. Jang Mi “Aku tidak bisa menghubungi Hoon Dong. Aku tahu kalian berteman. Aku perlu memberitahu sesuatu yang penting”. Ki Tae “Hentikanlah. Kau ini menyedihkan sekali”. Jang Mi “Apa?”. Ki Tae “Semuanya sudah berakhir”. Ki Tae keluar dari restoran Hoon Dong, ia bergerak cepat karena ingin melarikan diri.

CARA BERPISAH SECARA MANUSIAWI
2.       UCAPKAN SELAMAT TINGGAL MELALUI ORANG KETIGA





Jang Mi menyusul Ki Tae yang baru keluar “Apa maksudmu berakhir?”. Ki Tae “Kau tidak mengerti? Berakhir!”. Jang Mi memegang tangan Ki Tae tetapi Ki Tae tidak peduli dan melepaskan tangan Jang Mi “Apa aku perlu mengejanya untukmu? Sudah jelas, dia itu menghindari-mu!”. Ki Tae masuk kemobilnya, Jang Mi yang masih belum mengerti perkataan Ki Tae, mengetuk-ketuk jendela mobil Ki Tae tetapi Ki Tae tidak mau berbicara lagi. Tidak berhenti disitu saja, Jang Mi juga menghadang mobil Ki Tae yang akan pergi lalu masuk ke dalam mobil Ki Tae. Ki Tae “Apa ini? Turun!”. Jang Mi “Aku belum selesai. Bagaimana bisa kau pergi tanpa menjelaskan apa yang kau katakan”. Ki Tae “Aku akan gila”. Jang Mi “Apa alasannya?”. Ki Tae menjawab dan mulai menghitung “Kau punya 3 detik untuk keluar. 1...”. Jang Mi “Karena aku tidak mengizinkan dia keluar hotel? Cuma karena itu, dia mau putus? Itu tidak masuk akal”. Ki Tae “Tentu saja tidak. 2...”. Jang Mi “Apa ada gadis lain?”. Ki Tae “Gadis lain punya tipe standar yang lebih tinggi darimu. 3…”. Jang Mi “Apa dia sakit?”. Ki Tae “Kau tidak mengerti keadaan yang sudah jelas ini? Dia kabur karena tidak mau menikah denganmu!”. Jang Mi “Apa?”



Ki Tae sudah tidak tahan dengan kelakuan Jang Mi, ia keluar dari mobilnya dan menyuruh Jang Mi untuk turun mobilnya. Bibi dan Ibu Ki Tae yang sudah sampai di restoran Hoon Dong, juga melihat Jang Mi dan Ki Tae yang sedang berbicara. Bibi Ki Tae “Kakak, bukankah itu Ki Tae? Dia bersama seorang gadis”. Jang Mi menitikan air matanya “Dia melarikan diri, karena dia tidak mau menikah denganku?”. Ki Tae menarik Jang Mi keluar dari mobilnya “Aku bilang turun!”. Jang Mi “Itu cuma menurutmu saja, kan? Dimana dia sekarang?”. Bibi Ki Tae mau menghampiri Ki Tae tetapi Ibu Ki Tae meminta Bibi Ki Tae untuk menunggu dan mendengar apa yang Jang Mi dan Ki Tae bicarakan. Ki Tae “Aku tidak pernah mengasihani dia sebelumnya. Tapi, pria mana yang tidak akan kabur kalau dia bersama seorang wanita yang terus menempel padanya?”. Jang Mi “Apa katamu?”. Ki Tae “Baiklah. Aku akan jelaskan dengan sangat lambat agar kau bisa mengerti. Sama seperti kau yang hanya mau uangnya, dia juga cuma ingin wajah cantik dan tubuh-mu saja, mengerti?”

 



Yeo Rum datang dan membawakan jus pesanan Hoon Dong, Jang Mi yang sakit hati mendengar kata-kata Ki Tae mengambil jus itu dan menyiram jus itu ke wajah Ki Tae. Yeo Reum, Ibu  dan Bibi Ki Tae kaget melihat hal itu. Jang Mi “Beraninya kau bilang perasaanku padanya hanya untuk uang!”. Ki Tae “Wanita ini benar-benar…”. Jang Mi “Itu bukan karena uang! Aku mencintainya”. Ki Tae tidak dapat berbicara lagi, ia diam mendengar perkataan Jang Mi. Jang Mi yang sudah sakit hati, menangis dan pergi dari hadapan Ki Tae dan Yeo Reum. Yeo Reum tersenyum melihat keberanian Jang Mi. Bibi Ki Tae ikut berkomentar “Dia di siram lagi. Mereka menyebut pernikahan, ketulusan. Apa dia gadis yang pergi dengannya ke hotel? Gadis yang ingin menikah ”


Ki Tae sedang mengganti bajunya yang basah dan Hoon Dong muncul dengan wajah yang memelas “Ki Tae”. Ki Tae “ Keluar!”. Hoon Dong memasang wajah aegyonya tetapi Ki Tae yang emosi justru ingin melemparnya dan membuat ia pergi. Ki Tae “Aku merasa seperti sampah”



Jang Mi sedang berjalan pulang dengan sepedanya, ia masih sedih dan menangis. Jang Mi mencoba mengirim pesan pada Hoon Dong “Temanmu bilang sesuatu yang aneh. Teman Oppa, Kong Ki Tae kenapa dia? Apa yang dia maksudkan? Itu tidak benarkan? Tidak benarkan?”. Sebuah mobil berhenti tepat disebelah Jang Mi, Ibu Ki Tae keluar dari mobil itu dan langsung menyapa Jang Mi “Permisi. Anakku pasti memberimu waktu yang sulit”. Jang Mi “Maaf?”. Ibu Ki Tae “Kau yang ke hotel bersamanya, kan?”. Jang Mi “Jadi anda Ibunya?”. Ibu Ki Tae mengangguk. Jang Mi mengira bahwa Ibu Ki Tae adalah Ibu Hoon Dong dan ia pun memperkenalkan dirinya pada Ibu Ki Tae “Halo, aku Joo Jang Mi. Aku tidak sangka aku akan menemuimu seperti ini”. Ibu Ki Tae “Hanya begini cara kita bisa bertemu. Dia sedang kabur sekarang, kan? Kau pasti ingin menikah dengannya. Datanglah ke rumah kami besok malam. Tidak usah khawatir padanya. Aku yang mengundangmu”




Hoon Dong sedang mengetik ‘Awal yang baru’ status SNSnya, ia masih berada di RS Ki Tae dan menunggu Ki Tae untuk memaafkannya. Ki Tae datang dan langsung memukul kepala Hoon Dong dari belakang, dengan dokumen yang ia bawa. Hoon Dong tersenyum saat mengetahui Ki Tae yang memukulnya. “Sudah merasa lebih baik sekarang?’. Ki Tae “Kau harus bersihkan kekacauanmu sendiri lain kali. Mengerti?”. Hoon Dong “Maafkan aku. Aku tidak pernah menyangka dia akan setangguh itu”. Ki Tae “Bagimu dia seperti apa?”. Hoon Dong “Hanya seorang wanita biasa. Awalnya, dia terlihat berbeda. Tapi setelah beberapa lama, dia tidak berbeda dengan gadis lain”. Ki Tae “Tapi, kelihatannya dia orang yang tulus”. Hoon Dong “Dia tulus? Tulus itu yang terlalu berlebihan! Oh ya, terima kasih. Terima kasih karenamu aku bisa punya awal yang baru lagi”. Hoon Dong mengedipkan matanya dan Ki Tae mau membalas dengan satu pukulan lagi. Hoon Dong “Jangan ! Jangan!”







Seorang gadis cantik dengan kaca mata hitam lewat didepan Hoon Dong dan Ki Tae. Wanita itu adalah Kang Se Ah. Hoon Dong terpesona melihat kecantikan dan keindahan tubuh Se Ah, ia tidak berhenti memandang Se Ah. Se Ah menyapa seorang perawat yang lewat. Perawat itu “Kau sudah datang. Silahkan ganti baju dulu”. Se Ah pergi bersama perawat itu untuk mengganti bajunya. Hoon Dong “Hei, siapa gadis cantik itu? Takdirku..”. Ki Tae “Dia cantik?”. Hoon Dong “Aku benci gereja tapi aku percaya pada Tuhan. Dia mahakarya Tuhan”. Ki Tae “Dia mahakaryaku”. Hoon Dong “Pertemukan aku dengannya”. Ki Tae “Kau mengenal dia”. Hoon Dong “Aku mengenalnya?”. Se Ah yang sudah berganti baju keluar lagi, Hoon Dong melihat wajah Se Ah dan kaget. Ki Tae berbicara dengan Se Ah “Kau sudah ganti baju?”. Se Ah “Tidak banyak benda yang mau di lepas”. Ki Tae “Mari kita masuk”. Ki Tae dan Se Ah masuk ke dalam ruang pemeriksaan, Hoon Dong mengambil gambar mereka berdua “Apa ini? Mereka masih pacaran?”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar