Hakim masuk dan
membaca kasus yang akan disidangkan “Kasus No. 3292. Joo Jang Mi. Dikenakan
denda atas gugatan penganiayaan berkelanjutan. Apa kau setuju?”. Jang Mi
tertawa mendengar kasus yang dituduhkan padanya, sedangkan seorang pria (Kong
Ki Tae) terlihat buru-buru masuk kedalam kantor kejaksaan. Hakim melanjutkan
“Tergugat. Anda mengakui anda bersalah karena menguntit?”. Jang Mi “Aku ini
penyihir gila. Aku ini sudah gila”. Kong Ki Tae ditahan oleh petugas keamanan
karena ingin masuk tanpa melepaskan barang elektronik yang ia bawa. Kong Ki Tae
melepaskan jam dan ponselnya “Maaf, aku sedang buru-buru”. Petugas keamanan “Kau
mau kemana?”. Kong Ki Tae “Aku harus pergi bersaksi”. Petugas keamanan “Memangnya
apa hubungan kalian?”. Jang Mi “Inilah yang kukatakan pada si brengsek itu….”.
Ki Tae menjawab “Dia tunangan-ku”.
Disaat yang bersaman Jang Mi melanjutkan kata-katanya “Mari kita menikah
!”
Ki Tae berhasil masuk ke ruang sidang. Jang Mi terlihat
kaget melihat Ki Tae yang datang di sidangnya. Ki Tae tersenyum melihat Jang Mi
tetapi Jang Mi masih terlihat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya
EPISODE 1 CARA BERPISAH SECARA MANUSIAWI
Jang Mi sedang mandi dan terlihat sangat bahagia, ia juga menyanyikan
lagu Will You Marry Me (Lee Seung Gi) dan terus tersenyum. Setelah mandi Jang
Mi masih menyanyikan lagu Will You Marry Me dan menghias kamarnya dengan banyak
balon, cake juga bunga (Kayaknya mau ngelamar deh). Jang Mi berdandan dan
menelpon seseorang. Dilain tempat tepatnya di rumah sakit, Ki Tae sedang
bersiap-siap untuk mengoperasi pasien dan tidak menjawab panggilan yang masuk di
ponselnya.
Jang Mi menyalakan lilin diatas kue yang ia siapkan dan
masih sabar menunggu jawaban dari pacarnya. Ki Tae kembali ke ruangannya dan
menjawab telepon “Halo”. Di saat bersamaan telepon Jang Mi juga diangkat. Jang
Mi “Kau dimana?”. Ki Tae “Aku akan pergi sekarang. Apa yang sangat ingin kau
tunjukkan padaku?”. Jang Mi “Aku ingin kau melihatnya dengan matamu sendiri”
Ki Tae sampai di sebuah hotel, Ki Tae kembali menelpon seseorang
“Hei, aku di sini. Kau dimana? Aku tidak melihat-mu”. Seorang wanita mengangkat
tangannya pada Ki Tae. Ki Tae “Kau tidak ada disini. Tapi ada orang asing yang
melambai padaku. Dia malah tersenyum padaku. Jangan jangan…Lee Hoon Dong!”.
Ternyata yang berbicara dengan Ki Tae bukanlah Jang Mi melainkan Hoon Dong
(Sahabat Ki Tae). Lee Hoon Dong tertawa “Maaf, Ki Tae. Kau yang paling mengenal
ibumu. Bagaimana bisa aku menolak permintaannya?”. Ki Tae “Kau di mana
sekarang?”. Hoon Dong “Tidak begitu jauh. Aku juga punya janji bertemu di hotel
yang sama denganmu. Nikmatilah waktumu”
Hoon Dong membunyikan bel disalah satu kamar dan yang
membuka pintu kamar itu adalah Jang Mi. Jang Mi menyambut Hoon Dong dengan
mengigit setangkai mawar “Oppa…”. Hoon Dong “Kau sudah lama menunggu?”. Jang Mi
mengangguk dan menarik Hoon Dong masuk ke kamar itu. Hoon Dong menggendong Jang
Mi dan bersiap-siap untuk mencium Jang Mi. Jang Mi “Jangan, lihatlah”. Hoon
Dong kaget saat melihat kamar hotel yang penuh dengan hiasan, saking kagetnya
Hoon Dong juga menjatuhkan Jang Mi yang tengah ia gendong. Jang Mi melanjutkan
aksinya, ia mengangkat kue yag ia siapkan “Kejutan !!”. Hoon Dong “Kenapa kau
begitu?”. Jang Mi “Kau tahu hari apa ini?”. Hoon Dong kelihatan bingung “Kau
pikir aku lupa ya? Hari ini kan 1 tahun hari jadi kita”. Jang Mi “Itu minggu
lalu”. Hoon Dong “Lalu apa?”. Jang Mi mendekat pada Hoon Dong “Hari ini, hari
terakhir kita menginap disini. Mari kita berhenti bertemu di hotel lagi”. Hoon Dong
“Apa maksudmu?”. Jang Mi “Dari pada menginap di hotel, mari kita tertidur
bersama dan sarapan bersama. Setiap hari di rumah kita sendiri”. Hoon Dong
menjadi keringat dingin mendengar perkataan Jang Mi tentang tinggal bersama,
dalam hatinya ia mencari cara untuk melarikan diri “Kamar Mandi? Balkon? Aku
harus lari kemana?”
Hoon Dong mendapatkan sebuah ide, ia meniup lilin di kue
yang Jang Mi pegang dan membuat Jang Mi kaget tak percaya. Hoon Dong “Maaf,
perutku sakit sekali. Aku mau ke kamar mandi dulu. Maaf”. Hoon Dong segera
melarikan diri dengan masuk ke kamar mandi. Jang Mi berteriak memanggil Hoon
Dong tetapi Hoon Dong tidak peduli dan tetap pergi
Kita beralih ke Ki Tae dan pasangan blind datenya…
Ki Tae terlihat tidak bersemangat bertemu dengan wanita
cantik yang ada didepannya. Ia membaca pesan masuk dari Hoon Dong yang berbunyi
“Tolong aku! Gadis ini mau menikah denganku”. Ki Tae membalas pesan Hoon Dong
“Gadis ini juga menginginkan hal yang sama dariku”. Gadis yang duduk bersama Ki
Tae berdehem agar Ki Tae fokus padanya. Ki Tae “Maafkan aku. Sampai dimana aku
tadi?”. Gadis itu “Kau belum bicarakan apa apa”. Ki Tae “Lalu.. Mari kita mulai
bicara sekarang. Tanyalah aku apapun yang mau kau tanyakan”. Gadis itu
“Baiklah. Dimana kau tinggal?”. Ki Tae “Gangnam. Kau ingin tahu apakah aku
tinggal di kawasan mewah, kan?”. Gadis itu “Apa? Tidak, bukan seperti itu”. Ki
Tae “Lebih spesifik-nya, aku tinggal di kompleks apartemen atas nama orang tuaku.
Tidak besar tapi cukup untuk hidup sendirian. Ada beberapa selebriti juga
disana. Lokasinya sangat dekat dengan kereta bawah tanah”. Gadis itu “Apa?”. Ki
Tae terus berbicara untuk membuat gadis itu bosan padanya “Lagipula itu tidak
terlalu berguna bagiku karena aku punya mobil. Kau pasti berpikir aku tidak
punya mobil kan? Pertanyaan berikutnya…”
Hoon Dong masih berada di kamar mandi untuk meminta bantuan
pada Ki Tae. Jang Mi berdiri didepan pintu dan menanyakan keadaan Hoon Dong “Kau
baik baik saja, Oppa?Gangguan pencernaan?”. Hoon Dong kaget mendengar suara
Jang Mi “Iya, aku akan segera keluar”. Jang Mi “Baiklah”
Hoon Dong kembali mengirimkan pesan emergency pada Ki Tae “Aku
mengunci diri di kamar mandi!”. Ki Tae membalas dengan santai “Keluarlah dan
tolak saja dia”. Hoon Dong “Bagaimana mungkin aku mencampakan dia seperti itu? Aku
tidak sepertimu. Aku tidak tegaan sama wanita!”. Jang Mi kembali mengetuk pintu
kamar mandi “Oppa! Hoon Dong Oppa!”. Hoon Dong tidak menjawab panggilan Jang Mi
dan terus mengirim pesan pada Ki Tae “Dia mengetuk pintu! Keluarkan aku dari
sini!”
Wanita yang bersama dengan Ki Tae mengganti topik
pembicaraan mereka “Kau pasti sering bertemu para gadis cantik karena kau
dokter bedah plastik ya?”. Ki Tae “Maksudmu, gadis yang ingin jadi cantik. Mereka
datang dengan uang yang banyak. Kalau kau penasaran apakah praktekku laku...
Ya, memang laku. Aku punya rumah, mobil, dan rumah sakit. Bagus, kan? Aku sudah
selesai. Sekarang giliranmu”. Wanita itu tidak percaya atas jawaban yang ia
dengar dari Ki Tae, Ki Tae terlalu menganggapnya sebagai wanita yang
matrealistis.
Ki Tae membalas pesan Hoon Dong sambil membaca pesan yang ia
tulis agar wanita yang bersamanya dapat mendengar itu “Berapa banyak yang bisa
kau berikan padaku?”. Wanita itu kesal “Apa?”. Hoon Dong juga kesal mendapat
balasan seperti itu “Berapa banyak yang bisa kau berikan padaku? Ayolah, kita
ini teman!”. Ki Tae membalas “Teman? Maksudmu pemilik dan penyewa”. Hoon Dong
“Ada apa denganmu, teman? Ibuku yang punya tempat itu, bukan aku!”. Ki Tae
masih saja sibuk dengan ponselnya sehingga wanita itu bertambah kesal “Sekarang
kau sedang apa?”. Ki Tae “Jadi, itulah pernikahan yang ideal. Aku punya apa
yang tidak kau punya dan kau apa yang tidak aku punya. Jadi, kita bisa saling
membantu dan saling mengandalkan”. Ki Tae kembali membalas pesan Hoon Dong “Blokir
sewa saat ini selama 2 tahun!”. Wanita itu mulai angkat bicara “Bagaimana bisa
kau mengabaikanku seperti ini? Kau selalu melihat poselmu dari tadi”. Ki Tae
menjawab dengan santai “Oh, ini? Sebenarnya, ada seseorang yang menungguku di kamar
atas sekarang. Aku sedang berpikir apa aku naik saja atau tidak. Aku akan membuat keputusanku setelah aku
mendengar apa yang bisa kau tawarkan”. Wanita itu marah “Apa? Kau sudah gila
ya?”. Pesan balasan Hoon Dong masuk lagi “3 tahun !”. Ki Tae langsung setuju
dengan penawaran Hoon Dong dan segera bersiap-siap untuk disiram oleh pasangan
kencan butanya. Sesuai dengan perkiraan Ki Tae, wanita itu tidak tahan lagi
melihat kelakuan Ki Tae, ia mengambil gelas yang berisi air dan menyiram
wajah Ki Tae lalu pergi.
Jang Mi masih menunggu Hoon Dong didepan pintu kamar mandi,
ia mendengar bel kamarnya berbunyi dan bertanya pada Hoon Dong “Oppa, kau
memanggil layanan kamar?”. Karena Hoon Dong tidak menjawab pertanyaannya, Jang
Mi membuka pintu kamarnya dan mendapati Ki Tae yang sudah basah kuyup. Jang Mi
“Siapa kau?”. Ki Tae “Senang bertemu denganmu. Aku temannya Hoon Dong, Kong Ki
Tae”. Ki Tae menerobos masuk ke kamar Jang Mi “Di mana kamar mandinya?
Disini?”. Ki Tae mengetuk kamar mandi dan mengeluarkan Hoon Dong “Aku pakai
dulu kamar mandinya”. Jang Mi “Apa yang terjadi? Dia temanmu?”. Hoon Dong “Dia
jelas temanku”. Jang Mi “Kenapa dia datang seperti itu?”. Hoon Dong
berpura-pura tidak tahu. Ki Tae berbicara lagi “Oh, ini (Bajunya yang basah)?
Tidak ada yang istimewa. Ini selalu terjadi setiap kencan buta. Di siram air,
di siram kopi, di siram cocktail”. Hoon Dong menahan tawa meliaht akting Ki
Tae. Jang Mi “Kenapa?”. Ki Tae “Aku rasa mereka tidak menyukai-ku. Aku pikir
aku juga tidak seharusnya ada di sini. Aku mengganggu, ya?”. Jang Mi
“Sejujurnya.. Ada momen yang penting di sini”. Ki tae “Momen penting? Terima
kasih atas handuknya. Aku keluar dari sini”. Hoon Dong menahan kepergian Ki Tae
“Hei, aku tidak bisa membiarkan mu seperti itu. Aku sangat peduli padamu,
teman”. Ki Tae “Apa itu sebabnya kau selalu menjebakku dengan sembarang gadis?
Sudah kubilang tidak mau. Aku selalu di siram air, di siram kopi dan kau
memalukan ibuku”. Hoon Dong “Baiklah aku minta maaf. Aku akan mentraktirmu
minum. Ayo pergi!”. Jang Mi “Tunggu. Kau mau pergi sekarang? Bagaimana denganku?”.
Ki Tae “Ya, bagaimana bisa kau meninggalkan wanita sendirian di sini?”
Ki Tae berjalan di kamar Jang Mi dan mendapat wine “Hei, kalian
punya alkohol juga ya di sini”. Jang Mi memohon pada Ki Tae “Tolong, jangan
dibuka!”. Ki Tae tidak peduli dan terus menjalankan rencana jahatnya bersama
Hoon Dong dengan membuka wine itu. Hoon Dong menari dibelakang Jang Mi yang
frustasi karena semua yang ia siapkan gagal, Hoon Dong kelihatan sangat senang
karena rencana mereka berhasil. Ki Tae menuang wine digelas “Kau mau minum?”.
Jang Mi “Aku minta maaf, tapi...”. Ki Tae memotong “Kau yang pertama. Kau gadis
pertama yang dia kenalkan padaku. Kalian terlihat cocok bersama”. Jang Mi
tersipu malu pada Hoon Dong dan tanpa sepengetahuan Jang Mi, Ki Tae dan Hoon
Dong saling memberikan kode keberhasilan mereka (Kasihan Jang Mi nya). Ki Tae
beraksi lagi dengan memakan kue Jang Mi siapkan. Jang Mi “Kau juga teman
pertama-nya yang kutemui. Tapi, jangan
seperti ini, ini terlalu berlebihan, kue ku!”. Ki Tae “Maaf. Gula darah-ku
turun, jadi aku merasa pusing. Dimana tempat tidurnya?”. Hoon Dong menunjuk
arah tempat tidur untuk membantu aksi Ki Tae
Ki Tae masuk ke ruang tempat tidur yang telah dihiasi oleh
taburan bunga. Jang Mi “Tunggu... tunggu
dulu. Tunggu! Jangan disitu !”. Ki Tae meniup lilin yang ada diatas tempat
tidur dan Jang Mi refleks mengalangi dengan memukul wajah Ki Tae yang akhirnya
jatuh kesakitan. Hoon Dong “Ki Tae? Kau baik baik saja? Kau terluka? Apa yang
kau lakukan padanya?”. Jang Mi “Aku hanya sedikit memegangnya”. Ki Tae “Aku
pasti telah mengganggu”. Hoon Dong “Bukan begitu”. Ki Tae “Aku akan pergi”. Ki
Tae keluar dari ruangan itu dan disusul oleh Hoon Dong. Hoon Dong “Hei,
memangnya kau bisa menyetir dengan keadaan seperti ini?”. Ki Tae “Aku tidak
tahu. Aku mungkin akan menabrak pagar pembatas! Nikmati waktu kalian”. Jang Mi
yang merasa bersalah tidak bisa berkata-kata lagi. Hoon Dong “Hei! Aku lebih
baik mengantarnya ya”. Jang Mi “Tapi kan hari ini...”. Hoon Dong “Kau mau
membuatku bodoh karena cinta sampai menyakiti temanku?”. Jang Mi “Bukan begitu.
Tapi biarkan aku pergi bersamamu”. Hoon Dong “Bagaimana dengan temanku? Aku
kecewa denganmu”. Hoon Dong berpura-pura marah dan meninggalkan Jang Mi
sendiri. Jang Mi “Oppa!”
Ki Tae dan Hoon Dong sudah berjalan bersama-sama. Hoon Dong
masih melihat kearah kamar Jang Mi. Ki Tae “Berhenti melihat ke belakang. Kau
menyesal?”. Hoon Dong “Aku takut padanya”. Ki Tae “Akhirilah dengan dia”. Hoon
Dong “Ya, mengakhirinya secara manusiawi”
CARA BERPISAH SECARA MANUSIAWI
1.
MENGHILANG
Ki Tae dan Dong Hoon sedang berenang dikolam renang umum.
Hoon Dong kelihatan sangat senang karena melihat banyak wanita yang memakai
pakaian renang dan memilki badan yang bagus. Hoon Dong “Dia akan cemas selama
beberapa hari. Dan jadi sangat khawatir”. Sementara dilain tempat Jang Mi yang
berada ruang loker terlihat melamum memikirkan Hoon Dong. Jang Mi “Bagaimana
caraku melamar ya? Apa aku mengajak berlibur saja?”. Jang Mi mendapatkan sebuah
ide “Ya. Agar kami tidak di ganggu lagi. Pulau kecil yang indah”.
Dong Hoon dan Ki Tae sudah bersantai di pinggir kolam. Hoon
Dong “Dia pasti sedang memeriksa SNSku sekarang. Jadi, sekarang aku akan
menulis 'Cinta Selalu berubah'”. Hoon Dong segera berdiri dari tempatnya
setelah melihat seorang wanita seksi “Aku mau membuka segel (Segel apaan
yah?)”. Ki Tae tersenyum melihat ulah Hoon Dong
Jang Mi sedang bekerja dan masih memikirkan Hoon Dong, ia
menyembunyikan ponsel dibalik tangannya dan terus menghubungi Hoon Dong. Jang
Mi “Ini aneh. Dia tidak menjawab telponnya”. Hyun Hee memberikan saran “Periksa
SNSnya”. Hyun Hee melihat ponsel Jang Mi dan sadar bahwa ponsel Jang Mi adalah
model lama “Kau masih pakai ponsel bodoh itu? Belilah smartphone”. Jang Mi menyuruh
Hyun Hee diam karena manager mereka sedang memperhatikan mereka
Ki Tae dan Hoon Dong sudah berada disebuah bar. Hoon Dong
“Jika aku mengabaikannya untuk sementara, dia akan berhenti meneleponku”. Ki
Tae “Dia terus meneleponmu sepanjang malam?”. Hoon Dong “Ya? Ini sudah hari ke 3.
Sungguh menjengkelkan... Semuanya akan
baik-baik saja sekarang”. Hoon Dong menyalakan ponselnya dan mendapati 300
panggilan tak terjawab dan 102 pesan dari Jang Mi. Baru saja Hoon Dong
menyalakan ponselnya, panggilan baru dari Jang Mi masuk lagi, Hoon Dong
cepat-cepat mematikan ponselnya lagi, ia sangat frustasi menghadapi Jang Mi
“Aku akan bertahan untuk beberapa hari lagi”
Jang Mi terlihat bingung karena Hoon Dong tidak menjawab
telepon nya “Apa yang terjadi? Dia marah padaku?”. Hyun Hee “Apa kau mengungkit
pernikahan padanya?”. Jang Mi “Aku mau mengatakannya. Baru saja mau
mengatakannya... Tapi dia mau ke kamar mandi”. Hyun Hee “Dia tidak mau
menikah”. Jang Mi “Tidak mungkin. Dia marah karena aku tidak baik pada
temannya”. Hyun Hee “Kau masih tidak mengerti? Dia menghilang agar bisa putus. Sudah
berapa hari dia begitu?”. Jang Mi
“Sekitar seminggu?”. Hyun Hee “Semuanya sudah berakhir”. Jang Mi “Tidak
mungkin”
Ki Tae dan Hoon Dong sedang duduk bersama direstoran Hoon
Dong. Hoon Dong “Dia benar-benar akan mengerti setelah seminggu. Gadis jaman
sekarang sudah cerdas. Mereka cepat mengetahuinya lalu melupakan kita”. Ki Tae
“Apa dia menguntitmu?”. Hoon Dong “Tidak pernah”. Ki Tae “Tidak pernah?”. Hoon
Dong “Tidak pernah”. Ki Tae “Lalu siapa gadis itu?”. Ki Tae memberi kode ke
arah Jang Mi yang sedang bersepeda menuju restoran Hoon Dong. Hoon Dong kaget
melihat Jang Mi yang semakin mendekat ke resorannya dan Ki Tae pun pamit pergi.
Hoon Dong menahan kepergian Ki Tae dengan mengungkit pemblokiran 3 tahun sewa
(Blind date?). Ki Tae “Aku sudah menyelamatkanmu dari hotel”. Hoon Dong “Bujuk
dia pergi. Kumohon, Ki Tae!”
Hoon Dong ingin melarikan diri lewat pintu masuk tetapi Jang
Mi semakin dekat dengan dirinya dan akhirnya memutuskan untuk sembunyi. Han Yeo
Reum (Jinwoon 2AM) melihat tingkah aneh bosnya, tetapi ia kelihatan biasa saja
dengan hal itu. Han Yeo Reum tersenyum menyambut kedatangan Jang Mi “Selamat
datang”. Jang Mi “Apa manager ada disini?”. Yeo Reum “Kau ke sini mau mencari
manager?”. Jang Mi “Apa?”. Yeo Reum “Semua orang biasanya ke sini mencariku”.
Jang Mi “Apa dia baik baik saja? Apa terjadi sesuatu?”. Yeo Reum “Dia baik-baik
saja. Dia tidak melakukan apa pun tapi selalu datang dan pergi”. Hoon Dong
kesal mendengar jawaban Yeo Reum, ia ingin memukul Yeo Reum
tetapi kepalanya malah terbentur dan membuat suara sehingga Yeo Rum dan
Jang Mi melihat kearah tempatnya bersembunyi, Hoon Don dengan cepat bergeser agar tidak ketahuan
Jang Mi mendekat ke tempat perembunyian Hoon Dong, ia melihat
bayangan kepala Hoon Dong dikaca, tiba-tiba muncul Ki Tae yang mengalihkan
pandangan Jang Mi dengan cara memesan jus grapefruit. Jang Mi “Oh kau kan pria
di hotel waktu itu, benarkan? Maaf tentang hari itu”. Ki Tae “Tunggu, aku ada
telepon. Hai, bibi”. Bibi Ki Tae “Ibu mu marah”. Ki Tae “Kenapa?”. Bibi Ki Tae
“Cucu semata wayang selalu mengacaukan kencan butanya. Itu mempermalukan
keluarga kita”. Ki Tae “Itu sebabnya aku akan berhenti pergi kencan muta mulai
sekarang”. Bibi Ki Tae “Tapi kau sangat keterlaluan kali ini. Aku dengar dia
itu teman dekat keluarga Ibunya Dong Hoon. Kau harus minta maaf pada Ibunya”.
Jang Mi yang masih berdiri disebelah Ki Tae melihat lagi bayangan kepala Hoon
Dong dikaca itu, ia mau mendekat teteapi Ki Tae menghalangi penglihatan Jang Mi
sambil berbicara diponselnya “Dia yang harusnya minta maaf padaku. Aku benci
berurusan dengan wanita mata duitan. Mereka yang terburuk”. Jang Mi mengangguk
setuju dengan perkataan Ki Tae. Bibi Ki Tae “Dan kau juga punya cinta tak
bersyarat dengan gadis di hotel kan?”
Ki Tae mengingat
kata-katanya tentang ada seseorang yang menunggunya dikamar hotel pada pasangan
kencan butanya. Ki Tae menatap Jang Mi yang berada didepannya “Oh, dia? Dia
tidak sabar menikah denganku. Dia sangat ingin menikah pada hari itu”. Jang Mi
“Aku?”. Ki Tae “Kencan butaku”. Jang Mi pun meminta maaf lagi. Bibi Ki Tae
berbicara lagi “Pokoknya kau selalu saja merusak kencan butamu. Jadi, kali ini
keluarga kita akan pergi ke sana juga. Kau tidak boleh mengacaukan kali ini”.
Ki Tae “Kumohon jangan. Aku tidak mau menikah”. Bibi Ki Tae “Jangan coba kabur
ya! Aku sudah siap di sini untuk menangkapmu”. Ki Tae “Sekarang?”. Bibi Ki Tae
“Batalkan janjimu malam ini. Kau ikut dengan kami”. Ki Tae berpikir “Kami?
Kami?”. Bibi Ki Tae mengakhiri pembicaraannya ditelepon dan melihat ke arah Ibu
Ki Tae yang kelihatan serius
Ki Tae mau melarikan diri sebelum Ibu dan Bibinya datang
tetapi Jang Mi malah menahannya. Ki Tae “Apa? Kau mau bilang sesuatu?”. Jang Mi
“Aku tidak bisa menghubungi Hoon Dong. Aku tahu kalian berteman. Aku perlu
memberitahu sesuatu yang penting”. Ki Tae “Hentikanlah. Kau ini menyedihkan
sekali”. Jang Mi “Apa?”. Ki Tae “Semuanya sudah berakhir”. Ki Tae keluar dari
restoran Hoon Dong, ia bergerak cepat karena ingin melarikan diri.
CARA BERPISAH SECARA MANUSIAWI
2. UCAPKAN SELAMAT TINGGAL MELALUI ORANG
KETIGA
Jang Mi menyusul Ki Tae yang baru keluar “Apa maksudmu
berakhir?”. Ki Tae “Kau tidak mengerti? Berakhir!”. Jang Mi memegang tangan Ki
Tae tetapi Ki Tae tidak peduli dan melepaskan tangan Jang Mi “Apa aku perlu mengejanya
untukmu? Sudah jelas, dia itu menghindari-mu!”. Ki Tae masuk kemobilnya, Jang
Mi yang masih belum mengerti perkataan Ki Tae, mengetuk-ketuk jendela mobil Ki
Tae tetapi Ki Tae tidak mau berbicara lagi. Tidak berhenti disitu saja, Jang Mi
juga menghadang mobil Ki Tae yang akan pergi lalu masuk ke dalam mobil Ki Tae.
Ki Tae “Apa ini? Turun!”. Jang Mi “Aku belum selesai. Bagaimana bisa kau pergi
tanpa menjelaskan apa yang kau katakan”. Ki Tae “Aku akan gila”. Jang Mi “Apa
alasannya?”. Ki Tae menjawab dan mulai menghitung “Kau punya 3 detik untuk
keluar. 1...”. Jang Mi “Karena aku tidak mengizinkan dia keluar hotel? Cuma
karena itu, dia mau putus? Itu tidak masuk akal”. Ki Tae “Tentu saja tidak.
2...”. Jang Mi “Apa ada gadis lain?”. Ki Tae “Gadis lain punya tipe standar yang
lebih tinggi darimu. 3…”. Jang Mi “Apa dia sakit?”. Ki Tae “Kau tidak mengerti
keadaan yang sudah jelas ini? Dia kabur karena tidak mau menikah denganmu!”.
Jang Mi “Apa?”
Ki Tae sudah tidak tahan dengan kelakuan Jang Mi, ia keluar
dari mobilnya dan menyuruh Jang Mi untuk turun mobilnya. Bibi dan Ibu Ki Tae
yang sudah sampai di restoran Hoon Dong, juga melihat Jang Mi dan Ki Tae yang
sedang berbicara. Bibi Ki Tae “Kakak, bukankah itu Ki Tae? Dia bersama seorang
gadis”. Jang Mi menitikan air matanya “Dia melarikan diri, karena dia tidak mau
menikah denganku?”. Ki Tae menarik Jang Mi keluar dari mobilnya “Aku bilang
turun!”. Jang Mi “Itu cuma menurutmu saja, kan? Dimana dia sekarang?”. Bibi Ki
Tae mau menghampiri Ki Tae tetapi Ibu Ki Tae meminta Bibi Ki Tae untuk menunggu
dan mendengar apa yang Jang Mi dan Ki Tae bicarakan. Ki Tae “Aku tidak pernah
mengasihani dia sebelumnya. Tapi, pria mana yang tidak akan kabur kalau dia
bersama seorang wanita yang terus menempel padanya?”. Jang Mi “Apa katamu?”. Ki
Tae “Baiklah. Aku akan jelaskan dengan sangat lambat agar kau bisa mengerti.
Sama seperti kau yang hanya mau uangnya, dia juga cuma ingin wajah cantik dan
tubuh-mu saja, mengerti?”
Yeo Rum datang dan membawakan jus pesanan Hoon Dong, Jang Mi
yang sakit hati mendengar kata-kata Ki Tae mengambil jus itu dan menyiram jus
itu ke wajah Ki Tae. Yeo Reum, Ibu dan
Bibi Ki Tae kaget melihat hal itu. Jang Mi “Beraninya kau bilang perasaanku
padanya hanya untuk uang!”. Ki Tae “Wanita ini benar-benar…”. Jang Mi “Itu
bukan karena uang! Aku mencintainya”. Ki Tae tidak dapat berbicara lagi, ia
diam mendengar perkataan Jang Mi. Jang Mi yang sudah sakit hati, menangis dan
pergi dari hadapan Ki Tae dan Yeo Reum. Yeo Reum tersenyum melihat keberanian
Jang Mi. Bibi Ki Tae ikut berkomentar “Dia di siram lagi. Mereka menyebut
pernikahan, ketulusan. Apa dia gadis yang pergi dengannya ke hotel? Gadis yang
ingin menikah ”
Ki Tae sedang mengganti bajunya yang basah dan Hoon Dong
muncul dengan wajah yang memelas “Ki Tae”. Ki Tae “ Keluar!”. Hoon Dong
memasang wajah aegyonya tetapi Ki Tae yang emosi justru ingin melemparnya dan
membuat ia pergi. Ki Tae “Aku merasa seperti sampah”
Jang Mi sedang berjalan pulang dengan sepedanya, ia masih
sedih dan menangis. Jang Mi mencoba mengirim pesan pada Hoon Dong “Temanmu
bilang sesuatu yang aneh. Teman Oppa, Kong Ki Tae kenapa dia? Apa yang dia
maksudkan? Itu tidak benarkan? Tidak benarkan?”. Sebuah mobil berhenti tepat
disebelah Jang Mi, Ibu Ki Tae keluar dari mobil itu dan langsung menyapa Jang
Mi “Permisi. Anakku pasti memberimu waktu yang sulit”. Jang Mi “Maaf?”. Ibu Ki
Tae “Kau yang ke hotel bersamanya, kan?”. Jang Mi “Jadi anda Ibunya?”. Ibu Ki
Tae mengangguk. Jang Mi mengira bahwa Ibu Ki Tae adalah Ibu Hoon Dong dan ia
pun memperkenalkan dirinya pada Ibu Ki Tae “Halo, aku Joo Jang Mi. Aku tidak
sangka aku akan menemuimu seperti ini”. Ibu Ki Tae “Hanya begini cara kita bisa
bertemu. Dia sedang kabur sekarang, kan? Kau pasti ingin menikah dengannya.
Datanglah ke rumah kami besok malam. Tidak usah khawatir padanya. Aku yang
mengundangmu”
Hoon Dong sedang mengetik ‘Awal yang baru’ status SNSnya, ia
masih berada di RS Ki Tae dan menunggu Ki Tae untuk memaafkannya. Ki Tae datang
dan langsung memukul kepala Hoon Dong dari belakang, dengan dokumen yang ia
bawa. Hoon Dong tersenyum saat mengetahui Ki Tae yang memukulnya. “Sudah merasa
lebih baik sekarang?’. Ki Tae “Kau harus bersihkan kekacauanmu sendiri lain
kali. Mengerti?”. Hoon Dong “Maafkan aku. Aku tidak pernah menyangka dia akan
setangguh itu”. Ki Tae “Bagimu dia seperti apa?”. Hoon Dong “Hanya seorang
wanita biasa. Awalnya, dia terlihat berbeda. Tapi setelah beberapa lama, dia
tidak berbeda dengan gadis lain”. Ki Tae “Tapi, kelihatannya dia orang yang
tulus”. Hoon Dong “Dia tulus? Tulus itu yang terlalu berlebihan! Oh ya, terima
kasih. Terima kasih karenamu aku bisa punya awal yang baru lagi”. Hoon Dong
mengedipkan matanya dan Ki Tae mau membalas dengan satu pukulan lagi. Hoon Dong
“Jangan ! Jangan!”
Seorang gadis cantik dengan kaca mata hitam lewat didepan
Hoon Dong dan Ki Tae. Wanita itu adalah Kang Se Ah. Hoon Dong terpesona melihat
kecantikan dan keindahan tubuh Se Ah, ia tidak berhenti memandang Se Ah. Se Ah
menyapa seorang perawat yang lewat. Perawat itu “Kau sudah datang. Silahkan
ganti baju dulu”. Se Ah pergi bersama perawat itu untuk mengganti bajunya. Hoon
Dong “Hei, siapa gadis cantik itu? Takdirku..”. Ki Tae “Dia cantik?”. Hoon Dong
“Aku benci gereja tapi aku percaya pada Tuhan. Dia mahakarya Tuhan”. Ki Tae
“Dia mahakaryaku”. Hoon Dong “Pertemukan aku dengannya”. Ki Tae “Kau mengenal
dia”. Hoon Dong “Aku mengenalnya?”. Se Ah yang sudah berganti baju keluar lagi,
Hoon Dong melihat wajah Se Ah dan kaget. Ki Tae berbicara dengan Se Ah “Kau
sudah ganti baju?”. Se Ah “Tidak banyak benda yang mau di lepas”. Ki Tae “Mari
kita masuk”. Ki Tae dan Se Ah masuk ke dalam ruang pemeriksaan, Hoon Dong
mengambil gambar mereka berdua “Apa ini? Mereka masih pacaran?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar