Sang Ho datang ke tempat kerja Jin Ah yang baru, ia melihat
Jin Ah sedang membersihkan restoran fast food itu. Sang Ho “Nona. Apa yang anda
lakukan di sini? Bukankah pekerjaan ini tidak cocok dengan anda?”. Jin Ah
“Guru, aku akan membiarkan anda mengawasiku, tapi aku ingin orang lain yang
melakukan itu”. Sang Ho “Nona”. Jin Ah “Jika aku mengingat apa yang sudah kau
lakukan padanya aku tidak mau melihatmu lagi. Kau membuatku muak”
Salah seorang buruh berbicara pada Kim Han Doo “Hei,
meskipun kita baru mendapatkan setengah gaji kita bukankah lebih baik kita
bekerja saja? Kita sama sekali tidak bekerja. Mungkin kita akan berakhir
bangkrut”. Kim Han Doo “Kita tunggu saja. Presiden Kim orang yang jujur, jadi
butuh waktu yang lama. Aku sangat mempercayainya”
Sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Wapres Soon Jin,
Ji Hyuk CS kembali ke perusahaan mereka setelah dua hari kemudian. Ji Hyuk CS
datang lagi tetapi mereka masih belum bisa bertemu dengan Presiden Soon Jin
yang beralasan sakit. Ji Hyuk “Apa ada cara untuk menemuinya sebentar saja?”.
Wapres Soon Jin tidak menjawab pertanyaan Ji Hyuk tapi memberitahu bahwa ada
syarat yang dititipkan oleh Presiden Soon Jin untuk kontrak yang akan mereka
lakukan.
Goo Duk Kyu membaca persayatan kontrak Soon Jin. Goo Duk Kyu
“Dengan kata lain, anda meminta potongan harga?”. Wapres Soon Jin “Perusahaan
kami tampak besar, tapi keuangan kami masih belum stabil. Terus terang kami
juga ingin anda memberikan kompensasi untuk tekanan dari luar”. Ji Hyuk “Anda
akan menyediakan produknya dan anda ingin memulainya lagi, kan? Benar begitu?”.
Goo Duk Kyu “Iya, memang begitu”. Yoo Jae “Presdir. Memang biasanya begitu.
Kumohon mengertilah. Karena kita sedang membutuhkannya sekarang”. Ji Hyuk
“Beritahu Presdir. Kami akan bangkrut jika harus seperti itu. Kami takkan
menandatangani kontrak semacam itu. Ayo kita pergi. Tidak usah dibicarakan
lagi”. Goo Duk Kyu “Tunggu, Presiden. Anda tidak boleh gegabah”. Yoo Jae “Kita
tidak bisa memikirkan soal peraturan sekarang”. Ji Hyuk “Aku tidak bisa, aku
tidak mau melakukannya. Aku takkan menandatangani kontrak semacam itu”
Ji Hyuk CS sudah berada di dalam mobil. Ji Hyuk “Kepala tim
Choi. Dia orang yang seperti apa? Kau sudah bertemu dengannya beberapa kali?”.
Yoo Jae “Iya, dia pria yang sangat jujur. Karena karakter semacam itu
kemungkinannya, dia bisa berhasil suatu saat nanti”. Goo Duk Kyu “Karena dia
seperti itu, apa keberhasilan sudah mengubahnya? Itulah kehidupan. Memang
begitulah seharusnya kita hidup, kan?”
Ji Hyuk duduk menyendiri di super market yang peuh dengan
rak kosong. Ia mengingat kata-kata Dong Suk dan berbicara dengan penuh
keyakinan bahwa semua mimpinya akan menjadi kenyataan. Ji Hyuk mengeluarkan
teleponnya dan berbicara dengan Yoo Jae “Ini aku, Kepala tim Choi. Apa kau tahu
tempat tinggal Presdir dari Soon Jin?”
Presiden Soon Jin sedang meminum soju disebuah rumah makan
pinggir jalan. Ji Hyuk juga masuk ketempat itu “Minumannya pahit, ya?”. Pres.
Soon Jin refleks mengiyakan dan kaget saat melihat Ji Hyuk yang masuk ketempat
itu. Pres. Soon Jin “Kenapa kalian bisa tahu tempat ini?”. Ji Hyuk “Lama tak
jumpa”
Ji Hyuk, Yoo Jae dan Pres. Soon Jin sudah duduk bersama. Yo
Jae “Aku tahu kalau anda akan minum didekat rumah anda. Orang berhati lembut
seperti anda, aku tidak berpikir anda akan pulang kerumah tanpa minum (Soju
atau Bir)”. Pres. Soon Jin “Soal itu aku minta maaf. Aku tidak punya pilihan.
Ada tekanan dari luar”. Ji Hyuk “Aku sudah tahu. Boleh kutuangkan minuman untuk
anda?”. Pres. Soon Jin “Tentu saja”. Ji Hyuk menuangkan soju untuk Pres. Soon
Jin dan Pres. Soon Jin juga menuangkan soju untuk Ji Hyuk dan Yoo Jae. Pres.
Soon Jin “Anda marah padaku, ya?”. Ji Hyuk “Tidak, aku mengerti”. Pres. Soon
Jin “Anda memberiku kesempatan, tapi aku tidak bisa membalas budi pada anda.
Presiden, maafkan aku”. Yoo Jae “Presiden. Anda ingat apa yang pertama kali
anda katakan saat kita bertemu? Kami membuat susu yang segar. Kami tidak
menambahkan bahan kimia. Benar-benar susu murni. Itulah sebabnya namanya Susu
Soo Jin. Dulu anda juga sangat murni sama seperti susu yang anda buat. Tapi apa
maskudnya dengan potongan harga, hah?”. Pres. Soon Jin meminta maaf lagi. Ji
Hyuk “Saat pertama kali kita bertemu inilah yang kupikirkan. Dia itu keras
kepala. Meskipun dia ditolak dan diusir dia takkan menyerah karena orang lain.
Jadi kurasa aku ingin menjadi seperti anda”. Pres. Soon Jin “Apa?”. Ji Hyuk
“Presiden, kumohon beri kami harapan. Meskipun aku tidak ikut campur dalam
dunia bisnis yang kotor, aku masih bisa berhasil. Kalau aku memilih jalanku dan
jalan lain akan terbuka untukku. Kumohon bantu aku mempercayainya. Aku mohon
padamu, Presiden”. Pres. Soon Jin “Untuk beberapa alasan susu yang kubuat
sekarang rasanya sudah berbeda. Anda tahu susu apa yang paling enak? Yang
langsung diperah dari sapinya. Kedengarannya itu susu murni. Aku mungkin sudah
lupa rasanya. Aku tertarik dengan rasanya dan mulai membangun perusahaan. Aku
tidak percaya kalau aku sendiri bisa lupa rasanya”
Dong Suk sedang bersama Mi Ra . Dong Suk “Kita segera
mengatur tanggal pernikahannya”. Mi Ra “Bagaimana kalau musim gugur?”. Dong Suk
“Kenapa tidak lebih dipercepat saja?”. MI Ra “Ayahku sangat menyukai musim
gugur. Dia mudah terharu saat musim gugur. Meskipun dia tidak bisa menghadiri
pernikahanku, aku ingin menikah di musim yang dia sukai”. Dong Suk “Bukan
karena kau berencana menundanya, kan?”. Mi Ra “Kalau kau mau, kita bisa
mempercepat sesuai tanggal yang kau inginkan”. Dong Suk “Baiklah. Maksudmu
musim gugur tahun ini, kan?”. Mi Ra “Tentu saja”
Dong Suk sudah berada di ruangannya dan menyuruh Sang Ho
untuk membocorkan informasi pada Mi Ra tentang dokumen kejahatan Ji Hyuk yang
berada dalam brankasnya akan segera diserahkan pada polisi. Sang Ho “Dokumen
soal Kim Ji Hyuk? Ada dokumen semacam itu?”. Dong Suk “Bilang saja begitu
padanya”. Sang Ho “Baik”
Mi Ra masuk ke dalam ruangan Sang Ho “Kau memanggilku?”.
Sang Ho “Iya. Kami sudah menerima bon winenya. Ada yang tidak dikirim. Kami
tidak pernah membatalkannya. Ada apa?”. Mi Ra “Itu pasti ada yang salah. Aku
akan bicara pada mereka”. Sang Ho “Baiklah. Kau boleh pergi”. Sang Ho mengambil
teleponnya dan berbicara dengan Asis. Man. Lee agar didengar oleh Mi Ra“Asisten
Lee, ini aku. Malam ini kau bisa menyerahkan
dokumen itu pada polisi? Tidak, sekarang tidak ada padaku. Presdir Kang
yang akan menyerahkannya sendiri padamu malam ini. Ah, pasti ada yang salah.
Sudahlah, kau tidak perlu melakukan”. Mi Ra mendengar kata-kata Sang Ho dan
keluar dari ruangan Sang Ho. Saat Mi Ra sudah keluar Sang Ho meminta maaf pada
Asis. Man. Lee dan meminta Asis. Man. Lee untuk melupakan apa yang ia katakan
tadi.
Dong Suk menelpon Mi Ra yang baru keluar dari ruangan Sang
Ho “Mi Ra. Maaf, tapi apa kau bisa pulang untuk mengambilkan barangku
sekarang?”. Mi Ra “Apa itu?”. Dong Suk “Dalam brankasku, ada dokumen pengajuan
penawaran di bagian paling atas. Dalam amplopnya tertulis perusahaan umum
minyak bumi. Kau bisa mengambilnya?”. Mi Ra “Baiklah”. Dong Suk “Oh iya
sekarang kodenya sudah berubah”. Mi Ra “Kodenya berubah?”. Dong Suk “Iya. Hari ulang
tahunmu”. Mi Ra “Baiklah”. Setelah Dong Suk berbicara dengan Mi Ra, ia segera
keluar dari ruangannya (Mau nyusulin Mi Ra)
Mi Ra sudah berada di kamar Dong Suk, ia membuka brankas
Dong Suk dan mengambil berkas yang diminta oleh Dong Suk, Mi Ra juga melihat
berkas yang Dong Suk beritahu sebagai berkas tentang seluruh kejahatan Ji Hyuk
di masa lalu. Mi Ra mengingat kata-kata Sang Ho yang ia dengar di ruangan Sang
Ho tadi. Mi Ra memastikan kalau tidak ada orang lain dikamar Dong Suk dan
merencanakan sesuatu
Mi Ra menutup brankas Dong Suk dan berjalan keluar dengan
sebuah dokumen. Mi Ra kaget saat melihat Dong Suk sudah berada didepannya “Dong
Suk”. Dong Suk “Mana dokumen yang kuminta?”. Mi Ra “Itu…”. Dong Suk “Apa itu?”.
Mi Ra “Iya”. Dong Suk “Berikan padaku. Aku ingin melihat apakah kau mengambil
yang benar”. Mi Ra terlihat ragu “Baiklah, tentu saja”. Dong Suk membuka
dokumen itu dan tersenyum karena Mi Ra tidak seperti yang ia pikirkan. Mi Ra
“Kenapa? Kenapa kau tersenyum seperti itu?”. Dong Suk “Tidak apa-apa”. Mi Ra
“Kenapa kau kesini? Kau menyuruhku karena kau sangat sibuk”. Dong Suk “Aku
sengaja melakukannya”. Mi Ra “Sengaja?”. Dong Suk memeluk Mi Ra “Aku ingin
menghabiskan waktu bersamamu. Aku mencintaimu, Mi Ra. Aku mencintaimu”
Sang Ho melapor pada Dong Suk bahwa besok pagi, pihak
kreditor memutuskan untuk menutup Hyun Sung. Dong Suk “Baiklah”. Sang Ho
“Ngomong-ngomong, bagaimana dengan So Mi Ra?”. Dong Suk “Soal So Mi Ra tidak
ada masalah. Sepertinya ada seseorang yang berkuasa yang memihak mereka”. Sang
Ho “Begitu rupanya, tapi bagaimana dengan dokumen soal Kim Ji Hyuk?”. Dong Suk
“Soal itu aku mengarangnya”. Dari tempat lain, lebih tepatnya kamar Mi Ra, Mi
Ra sedang mendengarkan dan melihat Sang Ho dan Dong Suk yang sedang berbicara,
karena ia telah memasang kamera
tersembunyi di dalam lukisan yang ia pasang di ruangan Dong Suk.
Goo Duk Kyu berbicara di telepon “Baiklah, aku mengerti apa
yang anda katakan. Terima kasih”. Goo Duk Kyu menutup teleponnya dan duduk
diseblah Ji Hyuk yang kelihatan sedang berpikir “Brengsek. Itu pihak kreditor.
Kalau mereka membuat kontrak dan penjualannya terus menurun seperti ini mereka
meminta pengurangan jumlah karyawan. Astaga”. Yoo Jae masuk dengan santai dan
meminum sekotak susu. Goo Duk Kyu “Kau sedang apa? Hei! Apa kau masih bisa
minum sekarang?”. Yoo Jae “Rasanya sangat enak. Ngomong-ngomong kalau kau mau
mencobanya pergilah ke supermarket kita sekarang. Ada banyak sekali susu ini di
sana”. Yoo Jae tertawa dengan senang. Goo Duk Kyu “Apa?”. Yoo Jae “Lihat saja
sendiri”
Ji Hyuk dan Goo Duk Kyu kaget saat melihat susu Soon Jin
sudah memenuhi rak-rak supermarket yang sebelumnya kosong. Barang-barang selain
susu juga sudah memenuhi supermarket itu.
Yoo Jae “Presiden dari Soon Jin sudah bekerja di perusahaan kecil
sepanjang hidupnya”. Sedangkan di perusahaan Soon Jin, Presiden Soon Jin sedang
berbicara di depan karyawannya “ Berapa lama kita harus terus menerus hidup
tidak berdaya? Kita tidak meminta menjadi orang yang punya keputusan terakhir.
Setidaknya kita harus melakukan hal yang sama”. Yoo Jae menambahkan “Dia bilang
orang seperti Kim Ji Hyuk pantas menjadi orang yang sukses. Dengan begitu, kita
akan bertahan”
Ji Hyuk CS sedang rapat untuk membicarakan supermarket yang
sudah mulai terisi. Goo Duk Kyu “Sekarang, barang dagangan kita sudah cukup dan
sudah mirip supermarket, tapi kita tidak bisa untung banyak kalau hanya menjual
barang-barang kecil. Kita harus mengubah gambaran kita. Maksudku, kita butuh
iklan. Sesuatu yang menarik pembeli dengan edisi khusus”. Ji Hyuk “Iklan, ya?”.
Yoo Jae “Sebenarnya, dengan uang yang kita miliki sekarang, tidak mungkin kita
bisa melakukannya”. Goo Duk Kyu “Aku tahu itu. Contohnya kita bisa memanfaatkan
media, anda tahu. Sesuatu yang gratis”. Ji Hyuk mendapatkan sebuah ide.
Ji Hyuk sudah berada di kantor real estate Jo Hwa Soo dan
sedang merayu dua anak kecil dengan gula-gula dan minuman agar kedua anak kecil
itu mau membeli rumah yang Jo Hwa Soo jual. Jo Hwa Soo melihat Ji Hyuk dari
jauh “Sedang apa dia?”
Ji Hyuk dan Goo Duk Kyu sudah duduk bersama. Ji Hyuk
“Presiden, aku sudah bertemu pembelinya dan
kurasa target pembeli kita salah. Kalau kita hanya bilang ini sebuah
resort akhirnya anda hanya akan mendapatkan orang yang sudah tua saja”. Jo Hwa
Soo “Baiklah. Itu masuk akal. Ngomong-ngomong, apa maumu? Kau butuh bantuanku, kan?”.
Ji Hyuk “Sejauh yang kuketahui, anda tampaknya banyak mengenal orang-orang dari
media”. Jo Hwa Soo tertawa “Dasar brengsek”
Ji Hyuk dan Jo Hwa Soo sedang melihat iklan yang telah
dibuat oleh Jo Hwa Soo. Jo Hwa Soo memperingatkan Ji Hyuk “Uang untuk menyewa
reporter dan asuransi kalau kau gagal kali ini aku takkan membiarkanmu lolos”.
Ji Hyuk “Baik, aku akan bekerja keras”. Jo Hwa Soo keluar dari ruangan itu dan
Ji Hyuk berbicara lagi “Hidupku tergantung dari hal ini”. Ji Hyuk pun tersenyum
melihat supermarket mereka telah diiklankan.
Dong Suk sedang berbicara dengan Sang Ho. Dong Suk “Pasti
Kim Ji Hyuk yang sudah melakukannya. Siapa yang bekerja dengannya?”. Sang Ho
“Presiden dari Perusahaan Susu Soon Jin. Kudengar dia banyak membantu Kim Ji
Hyuk”. Dong Suk “Ah, Perusahaan Susu Soon Jin. Bersamaan dengan Hyun Sung
Distribusi kita akan membunuh mereka”
Bum Shik membangunkan seorang pengemis “Hei kau ingin
minum?”
Jin Ah sedang sibuk bekerja di restoran fast foodnya. Ia menyapa tamu yang masuk dan kaget karena tamu itu adalah kedua orang tuanya. Jin Ah berubah menjadi marah dan tidak ingin melihat kedua orang tuanya. Kang Sung Wook “Jin Ah. Ayah bersalah. Sekarang, Ayah menyesal. Pasti kau kecewa punya Ayah seperti ini. Ayah tidak sanggup bicara lagi. Apa yang kau inginkan dari Ayah? Apa yang harus kami lakukan agar kau mau memaafkan kami?”. Jin Ah “Temui dia dan berlututlah sambil meminta maaf padanya”. Choi Yoon Jung “Kang Jin Ah, kenapa kami harus melakukannya? Kenapa kami harus berlutut di hadapan pecundang seperti dia?”. Jin Ah “Kalian bahkan lebih rendah dibandingkan manusia”. Choi Yoon Jung “Astaga, hebat sekali. Kami ini binatang dan hanya kaulah yang paling mulia dalam keluarga kita. Ibu mengerti, jadi hiduplah sesuka hatimu. Ibu tidak mau kau menjadi putri dari seekor binatang. Hubungan kita cukup sampai di sini. Puas?”.
Choi Yoon Jung keluar dari tempat kerja Jin Ah,Kang
Sung Wook mencoba memanggil Choi Yoon Jung tetapi Choi Yoon Jung tetap keluar
karena kecewa pada Jin Ah (Nih tante emang jahat). KanG Sung Wook “Jin Ah”. Jin
Ah “Kumohon pergilah”. Kang Sung Wook “Apa yang akan kau lakukan sekarang?”.
Jin Ah “Aku akan memulai kehidupan yang baru. Aku akan melupakan kenyataan yang
sebenarnya kalau aku ini putri dari Hyun Sung. Selamanya”
Ji Hyuk dan Dae Sub datang ke restoran Jin Ah. Ji Hyuk
“Kenapa dia menyuruh kita kesini hujan-hujan begini?”. Dae Sub “Pemilik rumah
menyuruh kita kesini untuk bersih-bersih”. Ji Hyuk dan Dae Sub juga berpapasan
dengan Kang Sung Wook yang baru keluar dari restoran Jin Ah. Kang Sung Wook
“Lama tak bertemu”. Dae Sub lebih dulu masuk ke dalam resoran Jin Ah. Kang Sung
Wook “Kau mau menemui Jin Ah? Aku mohon padamu tinggalkan dia”. Ji Hyuk “Aku
ingin membunuhmu. Aku takkan berubah pikiran”. Kang Sung Wook “Apa aku tampak
semudah itu? Apa aku ini berhati lembut?”. Ji Hyuk “Yang sudah kau ambil dariku
pasti akan kurebut lagi. Kau sudah menipuku dan aku memanggilmu ayah. Pada
orang yang bukan siapa-siapa ini, kau akan berlutut dan minta maaf padaku dan
bilang kalau kau bersalah, serta meminta untuk membiarkanmu hidup”. Kang Sung
Wook pergi dan dari dalam restoran Jin Ah melihat wajah Ji Hyuk yang penuh
dengan amarah
Ji Hyuk sampai di rumahnya dan mendapati Jin Ah yang sedang
duduk di depan rumahnya dan meminum bir. Jin Ah “Kau membenci ayahku, kan? Kau
juga membenciku?”. Ji Hyuk mengambil bir Jin Ah dan duduk disebelah Jin Ah “Tentu saja”. Jin Ah “Bagaimana
caranya agar kau tidak membenciku?”. Ji Hyuk “Pulanglah”. Jin Ah “Aku tidak
mau. Memangnya aku harus pergi kemana padahal aku ini pemilik rumahnya? Selain itu,
aku sudah keluar dari sana. Aku takkan pernah kembali”. Jin Ah menyandarkan
kepalanya dibahu Ji Hyuk “Ini sulit, sangat sulit”. Dari kejauhan Mi Ra tidak
sengaja melihat kebersamaan Jin Ah dan Ji Hyuk, ia terlihat kecewa dan tidak
jadi pulang ke rumahnya
Dong Suk membaca setiap artikel berita tentang Supermarket
Hyun Sung. Sang Ho masuk ke dalam ruangan Dong Suk. Dong Suk “Orangnya sudah
siap?”. Sang Ho “Ya”. Dong Suk “Sekarang saatnya. Lakukanlah”. Sang Ho “Baik,
aku mengerti”
Bum Shik memberikan sekotak susu Soon Jin pada pengemis yang
ia bangunkan, pengemis itu sudah berdandan dengan baju yang rapi. Pengemis itu
mencium susu yang diberikan Bum Shik dan menolak susu itu. Bum Shik menunjukkan
uang yang berada diamplop yang ia bawa dan menyuruh pengemis itu untuk meminum
susu basi itu. Pengemis itu pun dengan cepat menghabiskan susu itu
Ahjussi pengemis itu pergi ke supermarket Hyun Sung dan
membeli susu baru untuk diminum, ia kelihatan sangat pucat dan lemas. Ahjussi
itu mencoba menahan rasa sakit yang ia rasakan dan meminum susu Soon Jin yang
baru dan akhirnya pingsan karena efek susu basi tadi
Goo Duk Kyu membawakan kopi pada untuk Ji Hyuk “Sekarang,
perusahaan hampir stabil. Bukankah kita harus mengganti nama perusahaan? Ada usulan
nama?”. Ji Hyuk “Entahlah. Kira-kira nama apa yang bagus, ya? Aku mau nama yang
cantik. Nama cantiknya Mi Ra Tong?”. Goo Duk Kyu “Bukankah itu terlalu pribadi?”.
Goo Duk Kyu dan Ji Hyuk tertawa. Ji Hyuk “Aku sedang memikirkan nama yang lain.
Sudahlah. Lupakan”. Yoo Jae datang sambil berteriak-teriak “Presiden. Presiden,
ada masalah. Sekarang, supermarket kita sedang kacau”
Ji Hyuk CS melihat berita tentang Kim Suk Dong yang
keracunan makanan setelah meminum susu yang dijual di supermarket Hyun Sung. Ji
Hyuk “Kita ke rumah sakit dulu. Kita harus memastikan dia baik-baik saja”.
Dong Suk sedang berbicara ditelepon “Iya, Jaksa Chang. Aku
butuh bantuan anda. Soal audit pajak yang dilakukan oleh IRS boleh aku meminta
bantuan anda? Tidak, tidak masalah. Perusahaan ini sedang terlibat dalam kasus
keracunan makanan”
Ji Hyuk dan Goo Duk Kyu keluar dari ruang emergency. Mereka
kelihatan kecewa. Goo Duk Kyu “Astaga, aku tidak mengerti. Apa masuk akal dia
pergi dari sini tepat setelah diwawancara? Biasanya, untuk mendapatkan uang
mereka akan tetap dirawat di sini”. Ji Hyuk “Syukurlah kalau dia baik-baik
saja”. Goo Duk Kyu “Dia baik-baik saja, tapi sekarang, kita yang mengalami
kesulitan”. Ji Hyuk “Karena kasus keracunan makanan ini apa mereka yakin kalau
berasal dari susunya?. Goo Duk Kyu “Dalam perutnya sudah diperiksa ada susu
sudah basi. Tidak ada penjelasan lainnya”. Telepon Ji Hyuk berbunyi. Goo Duk
Kyu “Ponsel anda bunyi”.
Ji Hyuk menjawab telepon “Iya Mi Ra”. Mi Ra “Aku sudah
melihat beritanya. Apa mungkin kau bertemu dengannya?”. Ji Hyuk “Kami tidak
bertemu dengannya”. Mi Ra “Kau mungkin tidak bisa menemukan dia. Aku yakin dia
disewa oleh Presiden Kang”. Ji Hyuk “Disewa?”. Mi Ra “Aku sudah mendengar
pembicaraan mereka. Dia bertanya apakah orangnya sudah siap”. Ji Hyuk “Terima
kasih Mi Ra”. Ji Hyuk menutup teleponnya dan berbicara pada Goo Duk Kyu
“Mungkin ini ulah Kang Dong Suk”. Goo Duk Kyu “Aku sudah tahu. Ini tidak masuk
akal. Benarkan? Dia menyuruh pria yang sehat minum susu yang basi apa itu
mungkin?”. Ji Hyuk “Pertama, kita periksa rekaman CCTV di supermarket”
Seluruh karyawan Soon Jin terlihat sibuk menjawab telepon
karena kasus keracunan makanan yang dibuat oleh pihak Dong Suk sedangkan Presiden
Soon Jin terlihat pusing karena masalah yang sedang mereka hadapi. Wapres Soon
Jin “Presiden, kita harus menarik semua produk kita. Semua orang marah
sekarang”. Presiden Soon Jin “Pertama, tutup dulu pabriknya”. Tiba-tiba
sekelompok jaksa masuk dan menunjukkan surat untuk menggeledah perusahaan Soon
Jin “Kami akan melakukan audit pajak. Aku ingin kerja sama dari kalian”.
Presiden dan Wapres Soon Jin kelihatan sangat kaget dan tidak percaya. Wapres
Soon Jin “ Apa lagi sekarang?Kenapa tiba-tiba audit pajaknya sekarang?”.
Presiden Soon Jin tidak sanggup lagi menghadapi sekelompok jaksa itu, ia
terduduk lemah dan tidak percaya dengan masalah yang datang bertubi-tubi
Ji Hyuk CS melihat rekaman CCTV saat ahjussi pengemis itu
meminum susu baru disupermarket. Ji Hyuk “Ada yang tahu siapa dia?”. Yoo Jae
“Aku sudah bicara dengan manajer. Ini pertama kalinya dia melihat orang ini”. Jung
Sun menjawab telepon yang masuk “Ini Wakil Presiden dari Perusahaan Susu Soon
Jin”. Goo Duk Kyu mengambil alih dan berbicara dengan Wapres Soon Jin “Ini Goo
Duk Kyu. Apa? Audit pajak? Kenapa mendadak sekali? Dimana Presiden?”
Presiden Soon Jin duduk menyendiri di perusahaannya,
didepannya sudah tersedia botol obat dan susu Soon Jin dan ia kelihatan sangat
putus asa. Presiden Soon Jin menjawab telepon dari Ji Hyuk yang sedang dalam
perjalanan menuju suatu tempat (Perusahaan Soon Jin?). Ji Hyuk “Presiden, ini
Kim Ji Hyuk”. Presiden Soon Jin “Ah, iya Presiden”. Ji Hyuk “Semuanya baik-baik
saja, kan?”. Presiden Soon Jin “Iya”. Ji Hyuk “Presiden, tidak ada yang salah
dengan susunya. Ada yang berbuat curang. Jadi jangan khawatir dan tolong tunggu
sebentar”. Presiden Soon Jin “Presiden. Kuharap anda berhasil. Anda tidak perlu
menjadi sepertiku”. Presiden Soon Jin mematikan teleponnya dan membuat Ji Hyuk
khawatir “Presiden ! Presiden!”
Dong Suk berbicara dengan Sang Ho “Mereka belum menemukan
orang yang keracunan itu, kan?”. Sang Ho “Kami sudah memastikan dan ia takkan
bisa ditemukan”. Dong Suk “Bagus. Kau tahu apa yang paling membuat Kim Ji Hyuk
menderita? Melihat orang-orang yang baik padanya menderita. Tindakan kita untuk
membiarkan dia tetap hidup sudah benar. Kalau dia mati, dia takkan merasakan
rasa sakit ini sekarang”
Ji Hyuk CS sampai diperusahaan Soon Jin, wajah mereka
langsung berubah saat masuk ke dalam kantor Presiden Soon Jin. Ji Hyuk “Tidak!
Presiden !”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar