Ibu Ki Tae sedang memasak banyak menu untuk menyambut
kedatangan Jang Mi di rumahnya. Nenek Ki Tae datang “Memangnya hari ini, hari
yang istimewa ya?”. Ibu Ki Tae “Kita mungkin akan kedatangan tamu spesial”.
Nenek Ki Tae “Mungkin? Jadi, mereka pasti datang atau tidak?”. Ibu Ki Tae “Jika
mereka tidak datang, kita mungkin akan dapat banyak uang. Jika datang, berarti
hal yang bagus”. Nenek Ki Tae mengerti “Ah, jadi hari ini, hari yang seperti
itu”
Ki Tae sedang melaju dengan mengendarai mobilnya, ia tidak
boleh terlambat untuk ke rumahnya. Bibi Ki Tae memperingatkan Ki Tae lewat
telepon “Aku ada di agen real estate. Aku ke sini mau menandatangani kontrak
sewa baru mewakili Ibumu. Waktu yang sudah ditetapkan pukul 10:00. Aku disuruh
menandatanganinya jika kau terlambat”. Ki Tae “Aku sedang dalam perjalanan.
Tunggu sebentar, Bibi”
Ibu Ki Tae melihat jam yang menunjukkan 09.55 dan menghubungi
Bibi Ki Tae “Tanda tangani kontraknya tepat pukul 10”. Bibi Ki Tae melihat jam
dan tinggal menghitung menit-menit terakhir untuk menandatangi kontrak sewa. Ia
mengambil ancang-ancang dengan meniup stempelnya dan dua wanita kembar yang akan
menjadi penyewa baru sudah tidak sabar menunggu kontrak itu selesai ditanda
tangani
Ki Tae sampai dirumahnya, ia menarik seorang gadis keluar
dari mobilnya (Cuma kakinya yang dishoot). Di tempat real estate, Bibi Ki Tae
ditelepon lagi oleh Ibu Ki Tae. Bibi Ki Tae “Halo? Ah iya”. Bibi Ki Tae
memberitahu pada penyewa baru bahwa kontrak sewa mereka harus dibatalkan (Ki
Tae sampai tepat waktu)
Ki Tae masuk ke rumahnya dan menyapa Nenek juga Ayahnya yang
menyambut kedatangannya . Ibu Ki Tae
juga keluar untuk menyambut kedatangan Ki Tae
Seorang wanita yang tidak lain adalah Jang Mi dengan rambut
acak-acakan dan pakaian yang tidak sopan muncul dari belakang Ki Tae. Hal itulah
yang membuat ekspresi kedua orang tua dan Nenek Ki Tae langsung berubah menjadi
sangat kaget
EPISODE 2
MENGENDALIKAN ORANG
FLASHBACK 17 JAM YANG
LALU…
Ki Tae memberitahu bahwa wanita yang mengundangnya adalah
Ibunya dan Ibunya mengira bahwa Jang Mi adalah pacarnya. Jang Mi “Karena dia
mengira aku adalah pacarmu, kau ingin aku memalsukan hubungan kita?. Ki Tae
“Ya”. Jang Mi “Aku harus bertemu dengan orang tuamu?”. Ki Tae “Ya”. Jang Mi “Memangnya
aku terlihat sangat ingin menikah?”. Ki Tae “Hah?”. Jang Mi “Kau bukannya
mengajakku menikah tapi berhubungan palsu. Kau pasti berpikir aku ini tergila
gila ingin menikah ya? Ini sangat konyol dan kasar”. Ki Tae “ Memangnya kau mau
menikah denganku jika aku benar benar memintanya?”. Jang Mi “Apa? Jadi, kau
sungguh tertarik padaku? Tidak, terima kasih. Bahkan, jika kau orang terakhir
di bumi ini, aku tetap tidak akan memilihmu, tidak akan pernah”. Ki Tae “Terima kasih. Itu sebabnya aku
membutuhkanmu. Alasanku membawamu rumahku agar aku tidak perlu menikah”. Jang
Mi “Aku punya pacar. Tidak ada lagi kencan buta. Begitu kan rencananya?”. Ki
Tae “Ya tepat sekali.”. Jang Mi “Jika kau tidak mau menikah, beritahu saja
mereka. Kau harus berbicara pada mereka”. Ki Tae “Jika aku bisa mengatasi hal ini
dengan itu, kenapa aku harus datang ke sini? Aku ada masalah keuangan dengan
keluargaku sekarang. Bantu saja aku sampai semua ini berakhir”. Jang Mi “Kau
ingin hidup dari bantuan orang tuamu. Tapi, kau tidak ingin hidup seperti yang
mereka inginkan. Kenapa aku harus membantumu melakukan rencana licik itu?”. Ki
Tae “Aku akan membayarmu. Berapa gajimu per jam? Aku akan membayarmu 3 kali. Ah
Tidak, tidak. Maksudku 5 kali lipat”. Jang Mi kesal “Aku tidak akan
melakukannya walau untuk 10 juta Won!”.
Jang Mi berjalan meninggalkan Ki Tae tetapi Ki Tae mencoba
untuk membujuk dengan mengikutinya “Lalu, kau ingin memulai lagi dengan Hoon
Dong? Aku akan membantumu”. Jang Mi “Aku saja hampir di penjara karenanya. Mau
memulai lagi dengannya?”. Ki Tae “Atau kau mau hidup yang baru dengan wajah
yang baru. Aku ini dokter bedah plastik. Oh, kau tidak percaya padaku?”. Ki Tae
mengeluarkan kartu namanya dan menunjukkan itu pada Jang Mi. Jang Mi tidak
peduli dengan kartu nama ataupun pekerjaan Ki Tae. Ki Tae tidak menyerah “Banyak
gadis yang dicampakkan datang padaku. Agar bisa cantik, dan bisa balas dendam.
Bagaimana denganmu? Wajahmu bisa buat balas dendam. Aku akan membantumu”. Jang
Mi “Ada apa denganmu? Sebenarnya semua ini salahmu. Semuanya di mulai saat kau
muncul kemarin. Dan kau ada disana di momen yang paling memalukan. Sekarang aku
sadar, aku dipermalukan di rumahnya juga karenamu! Aku juga jadi narapidana
sekarang! ”. Ki Tae “Ini bukan 100% salahku. Jika kau tidak….”. Jang Mi
memotong “Beraninya kau bilang begitu! Kau pikir aku orang gampangan? Pergilah
sekarang! Sebelum aku memukulmu”
Ki Tae tidak menyerah untuk mendapatkan persetujuan Jang Mi
atas rencananya. Ia terus mengikuti Jang Mi sampai malam hari
Jang Mi datang menemui Hyun Hee yang sudah menunggunya dari
tadi. Jang Mi memuji penampilan Hyun Hee “Wow, kau cantik sekali hari ini”. Ki
Tae yang masih mengikuti Jang Mi juga menyapa Hyun Hee “Kau temannya Jang Mi?
Kau cantik”. Hyun Hee “Dia siapa Unni (Kakak perempuan)?”.Jang Mi “Jangan
pedulikan dia”. Ki Tae memberikan kartu namanya “Aku Kong Ki Tae. Senang
bertemu denganmu”. Hyun Hee kaget saat melihat pekerjaan Ki Tae yang tercantum
dikartu nama. Jang Mi “Kau bisa pergi atau tidak?”. Ki Tae “Kalian mau pergi
minum, kan? Biar aku yang traktir”. Hyun Hee “Kami sebenarnya mau clubbing”.
Jang Mi “Clubbing?Kau bilang kau mau mentraktirku kimchi tahu dan anggur
beras”. Ki Tae “Anggur beras sudah terlalu biasa. Clubbing adalah hal terbaik
agar bisa memperbaiki moodmu”. Hyun Hee menunjukkan bawaannya “Tentu saja. Aku
juga sudah membawa pakaianmu”. Jang Mi “Aku…”. Ki Tae “Kau teman yang baik, juga
sangat peduli”. Jang Mi “Hei!”. Hyun Hee “Kau mau ikut dengan kami?”. Jang Mi
tidak setuju “Hyun Hee!”. Ki Tae “Aku akan sangat menghargainya”. Ki Tae dan
Hyun Hee langsung akrab, mereka memimpin jalan menuju tempat clubbing. Hyun Hee
“Unni, ayo pergi! Ayo!”. Jang Mi “Lupakan saja. Aku tidak mau. Kenapa aku harus
pergi dengan pria brengsek itu?”
Hyun Hee dan Jang Mi sudah berada di sebuah klub malam. Hyun
Hee terlihat menikmati keadaan dengan menari sedangkan Jang Mi hanya duduk malas-malasan
dan terus meneguk minuman beralkohol. Ki Tae duduk didepan Jang Mi dan meminta
minuman pada pelayan disitu. Jang Mi yang sudah mabuk berbicara pada Ki Tae
“Kau pikir aku akan bergabung. Dalam skenario penipuanmu itu? Kau membuatku
jadi narapidana, dan merampas kimchi tahu dari ku juga!”. Ki Tae “Maafkan aku.
Aku salah paham padamu. Dan tidak sengaja menyakitimu. Tapi aku juga sial
karenamu. Kau menyiram jus padaku dan memukulku dengan botol bir. Jadi, kita
anggap saja kita berdua ini impas!”. Jang Mi memunculkan wajah kesalnya dan
berdiri. Ki Tae “Kau mau kemana?”. Jang Mi “Berhenti mengikutiku! Aku mau ke toilet!”.
Jang Mi pun berjalan menuju toilet, saat ia lewat didepan Hyun Hee, Hyun Hee
yang sedang menari memberikan tatapan aneh (Aku agak curiga kalau Hyun Hee itu
jahat)
Jang Mi sedang memegang kepalanya di dalam toilet “Kepalaku
sakit!”. Hyun Hee juga masuk ke dalam toilet “Dari mana kau bisa bertemu dokter
bedah plastik itu?”. Jang Mi “Bukan seperti itu. Dia itu temannya Hoon Dong”.
Hyun Hee “ Pria yang membuatmu jadi penguntit? Lalu, kenapa pria itu
bersamamu?”. Jang Mi “Aku tidak tahu. Aku saja tidak tahu apa yang ku lakukan
di sini. Aku ingin pulang”. Hyun Hee “Jangan begitu. Inilah permasalahmu. Tapi
tenang saja, kita masih punya ribuan rencana B. Kau pikir kenapa aku mau ke klub?
Hanya karena kau kehilangan 1 pria, bukan berarti dunia berakhir. Aku ingin kau
bersenang senang”. Jang Mi “Apa? Kau
ingin aku terlibat cinta 1 malam?”. Hyun Hee “Maksudku, 'sembuhkan'lah
jiwamu. Sembuhkan”. Hyun Hee menarik Jang
Mi keluar dari toilet itu
Jang Mi mulai menari mengikuti musik di klub itu. Ia
terlihat sangat bersemangat tetapi jika ada pria yang mendekati dan ingin
menari bersamanya ia langsung menghindar. Hyun Hee mau memberitahu Jang Mi
untuk tidak bersikap seperti itu tetapi seorang pria tiba-tiba mengajak Hyun
Hee untuk berbicara. Pria itu “Berapa orang di kelompokmu?”. Hyun Hee “Dua”.
Pria itu “Kami juga ada 2 orang”. Hyun Hee “Aku bersama 1 wanita yang sangat
cantik”. Pria itu “Oh Yes. Kami juga ada 2 orang. Aku dan 1 temanku yang kaya. Kita
bisa kencan ganda nanti”. Hyun Hee “Itu bagus. Dia merasa kesepian”. Pria itu
“Kesepian? Baiklah, sampai jumpa”
Jang Mi masih menari dengan bergitu bersemangat. Hyun Hee
menghampirinya dan memberitahu bahwa ia mendapatkan 1 umpan dan mereka diundang
untuk ke ruangan pria itu. Jang Mi “Aku tidak mau!”. Hyun Hee mendorong Jang Mi
untuk bertemu dengan pria itu “Ayolah. Kita pergi”.
OMG… Hoon Dong juga sedang menari di klub malam itu. Pria
yang tadi berbicara dengan Hyun Hee juga muncul lalu berbicara dengan Hoon Dong
“Mereka datang! Dia orangnya sangat kesepian. Semoga saja kita bisa mendapatkan
mangsa malam ini. Aku suka blazermu”. Hoon Dong tertawa “Ayo pergi ! Ye!”
Hyun Hee dan Jang Mi menari bersama Hoon Dong dan teman Hoon
Dong. Hyun Hee berpasangan dengan teman Hoon Dong dan Jang Mi berpasangan
dengan Hoon Dong (OMG). Jang Mi dan Hoon Dong terus menari tanpa melihat wajah
pasangan mereka. Saat wajah mereka bertemu, mereka langsung berhenti menari
karena kaget. Hoon Dong “Joo Jang Mi!”. Jang Mi “Kau!”. Teman Hoon Dong Tertawa
“Kalian sudah saling mengenal?”. Hoon Dong “Apa kau benar-benar harus sejauh
ini?”. Jang Mi “Kau pikir, aku ke sini mau menemuimu?”. Hoon Dong “Maksudmu ini
cuma kebetulan? Kau pasti ke klub ingin cinta 1 malam dengan para pria, dan ternyata
itu adalah aku, kan?”. Jang Mi “Apa? Cinta 1 malam? Kau pasti mau menggoda para
gadis untuk bersenang senang malam ini, kan? Aku sekarang jadi narapidana
karenamu!”. Hyun Hee “Unni, jadi dia ini…”. Hoon Dong berbisik pada temannya
“Dia gadis yang kuceritakan”. Teman Hoon Dong “Apa? Penguntit? Daebak!! Dia
juga datang ke sini?”
Semua pengunjung di
klub malam itu ikut berhenti menari dan menyaksikan pertengkaran yang terjadi
ditengah mereka. Hyun Hee “Dia pria yang menuduhmu penguntit itu?”. Teman Hoon
Dong berbicara lagi “Woaah temannya mulai ikut-ikutan. Ini semua sudah
direncanakan”. Hyun Hee “Apa maksudmu? Kau yang menggodaku duluan”. Hoon Dong
“Katakan padaku yang sebenarnya. Kenapa kau ke sini?”. Hyun Hee menaikan nada
suaranya “Kau tidak dengar, dia jadi
narapidana hari ini? Jadi, dia ingin melupakannya. Ini semua salahmu”. Hoon
Dong “Jadi, aku memang targetmu?” Jang Mi “Kenapa? Memangnya aku tidak boleh
pergi clubbing? Kau boleh bersenang-senang sedangkan aku tidak boleh? Aku
kebetulan bertemu denganmu. Itu bukanlah kejahatan!”. Hyun Hee “Itu bukan
kejahatan!”. Teman Hoon Dong “Hentikan! Apa kita telpon saja polisi?”. Hyun Hee
“Dia baru saja keluar dari pengadilan!”. Ki Tae muncul dan langsung merangkul
Jang Mi “Oh, kau di sini. Aku mencarimu dari tadi”. Hoon Dong “Kong Ki Tae?”. Ki
Tae “Hei Lee Hoon Dong. Kapan kau ke sini?”. Hoon Dong “Kenapa kau?”. Ki Tae “Bukankah
sudah kukatakan padamu? “. Hoon Dong bingung. Ki Tae “Aku mendekati Jang Mi”.
Hoon Dong tidak percaya “Apa?”. Jang Mi melepaskan tangan Ki Tae dan pergi. Ki
Tae pun pamit “Kita bicara lagi nanti”
Jang Mi keluar dari klub malam itu dan disusul oleh Ki Tae.
Ki Tae “Kau mau pergi sekarang? Kau mau dibodohi lagi seperti ini?”. Jang Mi
“Kenapa kau membantuku? Kau kan temannya Hoon Dong”. Ki Tae “Itu sebabnya aku
membantumu. Aku akan membantumu balas dendam. Aku akan membuat dia jatuh cinta
padamu. Saat dia cinta padamu, kau campakkan dia sama seperti dia
mencampakkanmu”. Jang Mi “Akan kah aku
bisa melakukan itu? Apa aku bisa balas dendam padanya?”. Ki Tae “Dengar saja
kata-kataku”
5 JAM YANG LALU…..
Jang Mi dan Ki Tae sudah berada disebuah rumah makan. Jang
Mi menikmati makanannya dengan sangat lahap. Ki Tae “Jadi, kau ikut kan?”. Jang
Mi “Tapi, menemui orang tua mu terlalu berlebiha”. Ki Tae “Apa kau
mencintaiku?”. Jang Mi “Apa?”. Ki Tae “Kau tidak usah repot repot terlihat baik
didepan mereka, kau kan tidak mencintaiku. Lakukan saja yang kau mau. Terserah
kau saja”. Jang Mi “Biar aku sadar dari mabuk dulu”
3 JAM YANG LALU.....
Jang Mi sedang mencari minimarket yang terbuka dan
dibelakangnya masih ada Ki Tae yang terus mengikutinya. Ki Tae melihat jam
ditangannya “Joo Jang Mi, kita langsung pergi saja”. Jang Mi “Tapi, aku tidak
bisa pergi dengan tangan kosong. Cepatlah kesini”
1 JAM YANG LALU….
Ki Tae menarik Jang Mi untuk ikut dengannya. Jang Mi “Aku
tidak mau pergi”. Ki Tae tidak peduli dan terus menarik Jang Mi. Jang Mi
“Tunggu sebentar”. Ki Tae “Apa lagi?”. Jang Mi “Aku mau ganti baju dulu”. Ki
Tae melihat pakaian Jang Mi yang sexy itu “Tidak usah. Ini sudah pas, sudah
sempurna (Bahahaha)”. Ki Tae pun mendorong Jang Mi masuk ke mobilnya. Jang Mi
“Ah ini benar-benar gila”
Di rumah keluarga Ki Tae…
Jang Mi memberikan salamnya pada nenek dan kedua orang tua
Ki Tae. Ki Tae “Ini pacarku”. Ibu Ki Tae “Kalian datang terlalu pagi jadi…”. Ki
Tae “Aku semalaman membujuk dia agar ke rumah bersamaku. Aku membawanya sebelum
dia berubah pikiran”. Nenek Ki Tae “Jadi, kalian bersama sepanjang malam?”.
Jang Mi “Maaf aku datang tanpa memberitahu lebih dulu dan hanya ada satu minimarket
saja yang buka”. Jang Mi memberikan barang bawaannya tetapi tidak ada reaksi
dari Nenek dan Ibu Ki Tae. Ayah Ki Tae tersenyum dan mengambil pemberian Jang
Mi “Duduklah dulu”.
Jang Mi duduk bersama dengan Ki Tae. Karena celana Jang Mi
yang sangat pendek, Ayah Ki Tae memperhatikan kaki Jang Mi (Ugh lala). Ibu Ki
Tae memperhatikan kelakuan suaminya dan Ayah Ki Tae jadi salah tingkah. Ibu Ki
Tae memberikan kain untuk Jang Mi. Jang Mi memakai kain itu untuk menutupi
pahanya “Aku lebih suka mabuk kalau mau menghangatkan diri”. Ibu Ki Tae kaget
mendengar perkataan Jang Mi sedangkan Ki Tae senang karena rencananya berhasil.
Nenek Ki Tae “Kau pasti sangat tahan pada alkohol”. Jang Mi “Ya. Orang tuaku punya toko minuman keras”.
Keluarga Ki Tae kaget lagi (HAHAHA Jang Mi ngasih shock terapi mulu). Jang Mi “Maaf,
aku tidak bisa datang kemarin”. Ibu Ki Tae “Aku mengerti itu bukanlah keputusan
yang mudah. Kau pasti belum yakin pada hubungan kalian”. Jang Mi “Terima kasih
atas pengertiannya. Kami mulai resmi pacaran baru belakangan ini. Jadi, kami
masih saling menyesuaikan diri bersama. Jadi, kalian hanya perlu melihat
pertumbuhan hubungan kami. Aku tidak mengerti kenapa kami perlu, mendapatkan
izin keluarga seperti ini. Ya, orang tua bisa memilih dengan siapa anaknya
menikah. Tapi, kan yang mengemban tanggung jawab menikah nanti, adalah orang
yang menikah itu sendiri”. Nenek Ki Tae “Jadi, kau tidak ingin kami terlibat,
begitu?. Jang Mi mengangguk “Kami akan saling mencintai dan bertengkar seperti
orang gila. Saat kami telah sangat yakin untuk selalu bersama, kami akan ke
sini lagi untuk meminta izin resmi. Jadi, bersabarlah sampai saat itu tiba”.
Jang Mi meminum teh yang disediakan oleh Ibu Ki Tae. Ki Tae “Hati-hati, apa itu
enak?”. Jang Mi “Ini hangat. Ini sungguh membantuku sadar dari mabuk”
Ibu Ki Tae yang sedari tadi tidak banyak bicara akhirnya
angkat bicara “Tapi, tidakkah seharusnya kau harus tahu tentang keluarga Ki
Tae? Dia putra satu satunya selama 3 generasi. Kami bukannya sangat
konservatif, tapi keluarga kami punya cara tersendiri. Kau harus mengubah gaya
hidupmu nanti kalau menikah dengannya. Terus ingat itu demi hubungan kalian”.
Jang Mi tidak menjawab kata-kata Ibu Ki Tae dan yang terdengar justru suara
dengkuran darinya. Jang Mi tertidur karena mabuk, kepalanya jatuh dipundak Ibu
Ki Tae. Ki Tae berusaha menahan tawanya. Jang Mi yang tidur memeluk Ibu Ki Tae
(Seperti bantal) tapi Ibu Ki Tae melepas tangan Jang Mi dan mendorong Jang Mi
kebelakangnya. Jang Mi mengangkat kakinya ke paha Ki Tae dan karena kaki Jang Mi yang mengganggu
pemandangan, Ki Tae pun membantu menutupi kaki Jang Mi. Bibi Ki Tae yang baru
sampai langsung mencari-cari Ki Tae “Apa Ki Tae sudah disini?”. Bibi Ki Tae
melihat Jang Mi yang tertidur di sofa “Siapa dia?”. Ki Tae mencoba membangunkan
Jang Mi tetapi Jang Mi merengek tidak mau bangun (Bahahaha efek mabuk tuh)
Keluarga Ki Tae mengantar Ki Tae dan Jang Mi sampai diluar
rumah. Jang Mi “Aku minta maaf. Aku
ketiduran tadi”. Ayah Ki Tae “Terima kasih telah merasa nyaman bersama kami”.
Bibi Ki Tae “Sayang sekali aku melewatkan hal menarik, tidak maksudku, kita
tidak bisa banyak ngobrol”. Jang Mi “Ya bibi, sayang sekali”. Nenek Ki Tae “Kau
bisa datang lagi lain kali. Kita bisa minum anggur beras bersama”. Jang Mi
“Kedengarannya bagus. Aku akan bawa pancake buatanku yang terbaik. Aku akan
berkunjung lagi lain kali”. Ibu Ki Tae “Hati hati di jalan”. Jang Mi “Ya.
Terima kasih. Maaf tentang hari ini. Selamat tinggal”. Ki Tae “Kami pergi
dulu”. Jang Mi yang sudah duduk di mobil pamit lagi “Selamat tinggal. Kami pergi
dulu ya”. Jang Mi melaimbaikan tangannya pada keluarga Ki Tae dan Nenek Ki Tae
dengan bersemangat membalas lambaian tangan Jang Mi. Bibi Ki Tae “Ibu, berhenti
melambai”.
Jang Mi berbicara pada Ki Tae “Mereka semua sepertinya orang
yang baik. Aku merasa tidak enak, telah berbohong pada mereka”. Ki Tae “Kau
sungguh ahli dalam akting”. Jang Mi “Aku hanya bilang yang ada di pikiranku
saja, kecuali kau yang memintaku berbohong. Ini sangat buruk. Aku berulah
dipertemuan formal seperti itu. Bagaimana jika mereka benar-benar ingin kita
menikah?”. Ki Tae “Kau tidak usah khawatir. Kau tidak kenal ibuku”. Jang Mi
“Aku malah paling khawatir padanya. Dia selalu baik padaku”. Ki Tae “Dia
bukannya baik padamu. Dia sedang mengendalikanmu”. Jang Mi “Mengendalikanku?”
Kembali ke rumah keluarga Ki Tae…^^
Nenek Ki Tae mengambil sebotol minuman yang diberikan oleh
Jang Mi dan meminum minuman itu. Ibu Ki Tae melihat Nenek Ki Tae meminum
minuman itu dan meminta Nenek Ki Tae untuk tidak meminum itu karena mengandung
cafein. Nenek Ki Tae “Tidak apa kalau
sekali-sekali”. Ibu Ki Tae “Nanti kau tidak bisa tidur. Aku akan buatkan teh
plum saja ”. Nenek Ki Tae memberikan minumannya pada Ibu Ki Tae dan Ibu Ki Tae
juga mengambil seluruh minuman yang dibawa oleh Jang Mi. Nenek Ki Tae “Joo Jang
Mi aku menyukainya. Aku yakin kau menolak dia. Bagaimana menurutmu?”. Ayah Ki
Tae “Pendapatku tidak akan banyak berarti. Aku selalu menghormati dan mengikuti
pendapat istriku”. Ibu Ki Tae “Lagian,
kau tidak terlalu peduli tentang hal seperti ini”. Bibi Ki Tae “Dia sepertinya
menyukainya. Dia kan tipemu, Oppa”. Bibi Ki Tae menertawai Ayah Ki Tae
Ibu Ki Tae menatap Bibi Ki Tae dan Bibi Ki Tae pun berhenti
tertawa. Bibi Ki Tae “Aku menolak dia.
Aku benci gadis yang lebih cantik dariku”. Ayah Ki Tae berdiri dan masuk
ke kamarnya. Nenek Ki Tae “Ki Tae akhirnya mau pulang berkat dia. Sudah 3 tahun
dia tidak pulang. Dan ini pertama kalinya dia membawa gadis ke rumah kita. Kita
beri saja waktu, karena mereka yang ingin begitu. Kenapa tidak ada jawaban?”.
Ibu Ki Tae “Dia bilang dia tidak perlu izin kita”. Ibu Ki Tae juga pergi dari
ruang tamu. Bibi Ki Tae berbisik “Ibu, kau sungguh menyukainya? Umur telah
melunakkan hatimu”. Nenek Ki Tae “ Lebih dari segalanya, dia itu lucu. Dia pasti
bisa mengguncang Bong Hyang (Ibu Ki Tae)”. Ibu Ki Tae mengambil air dan berbica
sendiri “Ini sangat aneh. Dia bukan seperti Ki Tae aku kenal”
Ki Tae memberitahu Jang Mi “Mulai saat ini, dia tidak akan
langsung menentangmu, tapi, dia tetap tidak akan menerimamu. Bermuka dua. Ya,
dia akan berusaha bersikap baik padamu. Tapi, dia akan membuatmu menyerah nantinya.
Dia mempertahankan image malaikatnya itu tanpa harus menyakiti siapa pun secara
langsung. Begitulah cara dia berhubungan dengan semua orang. Ibuku pintar dalam
mengendalikan orang”. Jang Mi “Mengendalikan orang? Bukankah itu tentang
kencan?”. Ki Tae “Kencan kan juga tentang hubungan pribadi. Kau harus belajar
dari ibuku”
Jang Mi dan Ki Tae sampai direstoran Hoon Dong. Ki Tae
“Keluar”. Jang Mi “Kenapa?”. Ki Tae “Untuk balas dendam”
Ki Tae dan Jang Mi tidak jadi masuk ke restoran Hoon Dong
dan sudah berada di RS Ki Tae. Ki Tae sedang menggambar diwajah Jang Mi untuk
menentukkan bagian wajah Jang Mi yang harus diperbaiki. Jang Mi “Apa yang kau
lakukan?”. Ki Tae “Para pria sensitif terhadap perubahan fisik”. Ki Tae
membalikkan badan Jang Mi ke cermin. Wajah Jang Mi sudah penuh dengan hasil
karya Ki Tae (Bahahah kayak kucing). Ki Tae “Payudaramu bisa di implant silicon
ukuran 200cc. Sedot lemak paha. Botox untuk lenganmu”. Jang Mi “Jangan sentuh
aku!”
Ki Tae dan Jang Mi sudah berpindah tempat lagi untuk membeli baju. Jang Mi keluar dari ruang fiting dan menari dihadapan Ki Tae. Ki Tae menilai penampilan pertama Jang Mi “Kau harus bisa mengesankan para pria”. Jang Mi mengganti bajunya lagi dan keluar dengan berjalan seperti gadis yang sexy. Ki Tae “Jangan terlalu kentara. Tetap halus tapi menarik”.
Jang Mi mengganti bajunya lagi dengan tampilan gadis polos
tetapi Ki Tae tidak memberikan komentar. Ki Tae menjentikkan jarinya dan
karyawan toko itu memberikan baju yang dipilihkan Ki Tae. Jang Mi mengganti bajunya
dengan baju yang dipilihkan Ki Tae. Saat ia keluar dari ruang fiting, Ki Tae
langsung setuju dan memberikan kartunya untuk membayar baju itu. Jang Mi “Tidak,
kenapa kau harus membayar ini? Tidak usah”. Jang Mi mengembalikan kartu Ki Tae
Hyun Hee lewat di dekat toko yang ditempati oleh Jang Mi dan
Ki Tae, ia juga melihat Jang Mi yang bersama dengan Ki Tae. Ia kelihatan tidak
suka melihat Jang Mi dan Ki Tae bersama (Kayaknya Hyun Hee cemburu sama Jang Mi
karena Jang Mi selalu beruntung dalam hal pria. Kayaknya doing sih)Hyun Hee
“Unni”. Ki Tae segera berdiri didekat Jang Mi dan berbisik “Kau dan aku harus
bersikap seperti pasangan. Ibuku orangnya sangat teliti”. Jang Mi “Bagaimana
dengan balas dendamku?”. Ki Tae “Terutama pada balas dendammu. Ibuku pasti akan
menanyai semua orang”. Jang Mi mengerti dan tersenyum pada Hyun Hee “Ah iya
Hyun Hee”
Jang Mi berjalan seperti seorang dewi. Ia masuk ke restoran
Hoon Dong dan ingin bertemu dengan Hoon Dong. Yeo Reum mendekat pada Jang Mi
yang baru masuk. Jang Mi mau pergi karena tidak bertemu dengan Hoon Dong tetapi
ia mengingat petunjuk yang diberikan oleh Ki Tae “Player itu penggoda yang
mengerikan setiap waktu, 24 jam” . Jang Mi tersenyum pada Yeo Reum. Yeo Reum
“Kau datang lagi”. Jang Mi bertindak seperti seorang penggoda “Aku mau jus
grapefruit”. Yeo Reum memberitahu temannya untuk membuatkan jus pesanan Jang Mi
Jang Mi mengingat petunjuk berikutnya “Pikirkan semua pria
sebagai orang yang bisa kau dapatkan”. Yeo Reum memuji penampilan Jang Mi “Tapi,
Kenapa kau terlihat jauh lebih cantik hari ini?”. Jang Mi tersipu malu tetapi
ekspresinya berubah saat mengingat petunjuk dari Ki Tae “Jangan Biarkan dia
menipumu”
Jang Mi berbicara dan
memuji Yeo Reum sesuai dengan petunjuk dari Ki Tae “Murah hati lah dengan
pujianmu”. Jang Mi “Ya, aku cuma sedikit mengubah styleku. Kau juga harus
mengubah stylemu juga. Kau kan punya badan yang bagus”. Yeo Reum “Kau mau
memilih pakaian untukku lain kali? Kau bekerja di department store, kan?”. Jang
Mi mengingat lagi petunjuk berikutnya “Lalu, beri kartu nama, sekarang”. Jang
Mi memberikan kartu namanya “Hubungi aku. Kapan pun”
Hoon Dong masuk ke resotrannya, ia berhenti sejenak dan
mengagumi bentuk tubuh Jang Mi yang sedang membelakanginya (Hoon Dong masih gak
tahu kalau itu Jang Mi. Bahahah). Yeo Reum memberikan jus pesanan Jang Mi “Ini
pesananmu. Biar aku yang bayar”. Petunjuk Ki Tae muncul lagi diingatan Jang Mi
“Bersikap sopan demi dirimu, bukan orang lain”. Karena belum melihat wajah Jang
Mi, Hoon Dong ikut masuk ke pembicaraan Yeo Reum dan Jang Mi “Tidak usah, biar
aku yang bayar. Aku pemilik tempat ini. Kau terlihat sangat familiar...”. Jang
Mi membalikkan badannya dan menatap Hoon Dong yang tepat dibelakangnya. Hoon
Dong kaget dan mengeluarkan jurus untuk menjaga diri “Joo Jang Mi! Apa lagi
sekarang? Kenapa kau ke sini?”. Yeo Reum tertawa melihat tingkah bosnya. Jang
Mi menunjukkan jusnya “Untuk beli jus”. Hoon Dong bingung. Jang Mi pun pamit
pada Yeo Reum dan keluar dari restoran Hoon Dong
Hoon Dong mengikuti Jang Mi yang baru keluar dari
restorannya “Kau ke sini cuma mau beli jus?”. Jang Mi “Memangnya mau apalagi
selain beli jus ke sini?”. Hoon Dong “Benarkah? Ada apa denganmu sekarang?”. Mobil
Ki Tae tiba-tiba muncul dan berhenti didepan Hoon Dong dan Jang Mi. Tanpa
mempedulikan Hoon Dong, Jang Mi pun masuk ke mobil Ki Tae. Hoon Dong kaget saat
mengetahui bahwa Ki Tae yang menjemput Jang Mi “Hei kau!”. Jang Mi memberikan
wajah cuek pada Hoon Dong sedangkan Ki Tae melambaikan tangannya pada Hoon Dong
kemudian pergi bersama Jang Mi (Bahahaha)
Saat sudah menjauh dari Hoon Dong, wajah Jang Mi langsung
berubah menjadi sangat senang. Jang Mi “Kau lihat ekspresinya? Si pria paruh
waktu itu juga jatuh cinta padaku. Aku memang punya pesona yang alami.”. Ki Tae
“Jangan terlalu senang, itu baru awalnya saja. Kau mau makan malam?”. Jang Mi
“Tidak usah. Turunkan saja aku di stasiun kereta bawah tanah”. Ki Tae “Kita
belum lama berkencan. Ayo kita makan pasta”. Jang Mi “Kenapa kau perhatian
begini?”. Ki Tae “Jangan salah paham. Bibiku ada di belakang kita”. Jang Mi
segera melihat ke belakang mobil Ki Tae. Ki Tae “Jangan lihat ke belakang!”.
Jang Mi “Keluargamu menguntitmu?”. Ki Tae “Inilah keluarga yang penuh cinta”.
Bibi Ki Tae yang sedang mengikuti Ki Tae dan Jang Mi berbicara di dalam
mobilnya “Aku sangat bersemangat!”. Ki Tae mencoba memindah-mindahkan mobilnya
agar Bibinya tidak mengikutinya tetapi tidak berhasil
Ki Tae dan Jang Mi sudah berada disebuah restoran, Bibi Ki
Tae juga masih mengintip dari luar jendela (Hahahah). Jang Mi melihat kea rah
Bibi Ki Tae dan Bibi Ki Tae langsung bersembunyi. Jang Mi “Dia pasti lapar. Kau
harus ajak dia bergabung dengan kita”. Ki Tae “Hei Tetap memandangku! Mata kita
harus saling memandang terus. Tidak usah pedulikan hal lain. Tatap saja aku!”.
Jang Mi “Kau mengatakan kata-kata romantis dengan ekspresi tidak romantis
begitu. Mereka akan bisa menebak wajah itu. Oh, ayo kita minum anggur”
Pelayan yang melayani Jang Mi dan Ki Tae sedang membuka botol
wine untuk Jang Mi dan Ki Tae. Pelayan itu kelihatan tidak bisa membuka penutup
botol wine tapi masih berusaha untuk membukanya. Jang Mi merasa kasihan melihat
usaha pelayan itu dan menawarkan diri untuk membuka botol itu sendiri. Pelayan
itu “Tidak, biar aku yang melakukannya untukmu”. Jang Mi “Aku sangat suka
perasaan saat membuka botol. Tidak apa. Kau pergilah”. Pelayan itu meminta maaf
dan pergi. Jang Mi juga berusaha keras membuka botol wine itu dan akhirnya
terbuka. Ki Tae “Kau ini punya obsesi, selalu bersikap baik pada orang lain
ya”. Jang Mi menuangkan wine untuk Ki Tae dan dirinya “Lagian, lebih mudah
melakukannya sendiri. Ini, bersulang”. Ki Tae “Kau sangat ingin di sukai orang
lain ya?”. Bibi Ki Tae mengintip lagi. Jang Mi menghabiskan winenya dan
berbicara “Kau pasti berpikir dicintai oleh orang lain itu menjengkelkan kan ? Beberapa
orang malah sangat ingin hak itu. Mereka yang berasal dari keluarga yang penuh
kasih sayang, Tidak akan pernah mengerti itu”. Ki Tae “Keluarga yang saling
menyayangi juga punya masalah”. Jang Mi “Kau itu manja. Kau harusnya bersyukur
mereka sudah peduli padamu. Menurutmu kenapa mereka sangat perhatian padamu,
sampai sangat sopan pada kita berdua? Itulah hidup”
Jang Mi menuangkan wine digelasnya lagi dan berbalik pada
Bibi Ki Tae “Bersulang”. Bibi Ki Tae yang salah tingkah karena ketahuan akhirnya
bersembunyi lagi. Ki Tae “Orang-orang sering mengambil keuntungan darimu, kan?
Tidak ada namanya di cintai.Mereka cuma memanfaatkanmu”. Jang Mi “Aku
membiarkanmu memanfaatkanku karena aku punya tujuan. Setelah balas dendam
nanti, ini semua berakhir. Aku benci sikap dan cara berpikirmu”. Ki Tae “Ya
ampun, kau seharusnya tidak minum. Seharusnya aku tidak perlu membelikanmu
minuman”. Jang Mi “Pokoknya bersikap baiklah pada Ibumu. Dia juga ingin
dapatkan cinta”.
anyeong unni....
BalasHapussalam kenal aq reader baru blog ini,, aq tertarik sama sinop marriage not dating ini dan sangat senang karna blog ini bener2 semangat nulisnya,, heheeee
gumawo unnii... moga tetep semangat and berlanjut sampe tamat, secara ini drama bener bener fressh dan selalu bikin bolak balik ke blog ini...
heheee...memang ada beberapa sih yang juga nulis ini tapi aq suka gaya tulisan, semangat, piku2 blog ini..
sarangheyoo...
salam kenal juga^^ gomawo udah mampir kblog ini~^^
HapusWiiih makin seru nih, ayo mba semangat ditunggu kelanjutannya :D
BalasHapusiy makasih sdh mampir^^
HapusDrama favorit aku ini,😃
BalasHapus