Jang Mi menjawab panggilan yang masuk dan ekspresi wajahnya
langsung berubah “Halo, Han Yeo Reum?”. Ekspresi Ki Tae juga berubah mendengar
nama Han Yeo Reum. Jang Mi “Kau mau kta bertemu sekarang?”. Ki Tae “Habiskan
waktumu sendirian”. Yeo Reum “Kau bersama seseorang? Kedengarannya seperti
seorang pria”. Jang Mi berbohong “Tidak, itu suara TV!”. Ki Tae merasa kesal
(apa cemburu yah?) “Kau memperlakukan seseorang seperti produk elektronik!”.
Jang Mi berdiri dari meja makan “Tidak, aku sendirian”. Ki Tae berteriak
“Ramyeonnya dingin”
Jang Mi masuk ke
kamar mandi dan melanjutkan pembicaraanya bersama Yeo Reum. Yeo Reum “Apakah
kau tidak ingin tahu siapa wanita yang bersamaku tadi? Dia kaya dan baik”. Jang
Mi “Kaya dan baik?”. Yeo Reum “Dia yang memberi 5.000.000 Won untuk acara
amal”. Jang Mi “Oh, kencan acara amal...?Seperti itu ya. Ok, aku akan segera ke
sana. Sampai jumpa”. Jang Mi menutup ponselnya dan mencoba untuk membuka pintu
kamar mandi tetapi tidak bisa. Jang Mi “Permisi. Ki Tae. Pintunya tidak mau terbuka”.
Ki Tae berada didepan pitu kamar mandinya dan sedang menahan pintu itu sehingga
Jang Mi terkunci di dalam menjawab “Habiskan waktumu sendirian”. Jang Mi “Kau
mengunciku?”. Ki Tae “Mereka bilang kau hanya bisa bahagia bersama pasanganmu,
jika kau bisa bahagia sendiri”. Jang Mi “Jangan bercanda. Buka pintunya”. Ki
Tae “Aku ini serius. Tolong dengar. Ini adalah hidup atau mati untuk seorang
pria. Kalau kau suka padanya katakan suka tapi kalau kau tidak suka katakan
tidak””. Jang Mi “Tolong jangan bercanda! Buka pintunya!”. Jang Mi berusaha
menarik pintu tetapai tetap tidak bisa terbuka karena Ki Tae masih menahan
pintu itu. Ki Tae “Jika kau merasa itu tidak pasti, maka kau akhirilah”. Jang
Mi “Justru kau yang tidak tahu”. Ki Tae “Dia tidak akan pernah menyukaimu jika
kau melakukan sesuai keinginannya”. Jang Mi berteriak “Uh bukalah pintunya”. Ki
Tae juga menaikan nada suaranya “Dengarkan aku”.
Jang Mi tidak menyerah dan berusaha membuka pintu dengan
sekuat tenaganya. Engsel pintu yang dari tadi ditarik oleh Jang Mi akhirnya
rusak dan membuat pintu kamar mandi Ki Tae terbuka. Ki Tae tidak percaya
melihat pintunya rusak karena kekuatan Jang Mi. Jang Mi “Bagaimana dengan yang
ini? Bisakah kau menemukan seseorang untuk melakukan ini ketika kau berada di
rumah sendirian 24/7?”. Ki Tae “Maksudku, menyendirilah kalau kau mau sendiri”.
Jang Mi berteriak lagi “Aku tidak pernah ingin sendirian!"
Jang Mi berjalan keluar dari rumah Ki Tae, ia juga mengambil
kimchi yang dibawakan oleh Ibu Ki Tae. Sebelum keluar ia memberitahu Ki Tae
bahwa akan membawa Kimchi. Jang Mi “Kau bilang aku bisa mengambil ini. Aku akan
mengambil ini ya. Sayang jika kau membuangnya”
Jang Mi dan Yeo Reum sudah duduk bersama. Yeo Reum
mengeluarkan makanan yang telah ia
siapkan untuk Jang Mi. Jang Mi “Kau membuat ini sendiri?”. Yeo Reum “Aku hanya
mencoba”. Jang Mi mengingat kata-kata Ki Tae “Foto SNS Yeo Reum semuanya
makanan. Dia tidak bisa makan makanan itu sendirian”. Jang Mi tersenyum karena
kata-kata Ki Tae tidak benar “Ternyata kau suka memasak”.
Ki Tae yang sedang kesal melanjutkan makannya untuk
menghabiskan ramyeon yang ia buat. Ki Tae “Dia datang dan pergi kapan saja dia
mau. Selalu membuang-buang waktuku”
Jang Mi mencicipi hasil masakan Yeo Reum “Enak sekali”. Yeo
Reum tersenyum. Jang Mi “Aku juga punya sesuatu untukmu”. Jang Mi mengeluarkan
kimchi Ki Tae “Tadaaa”. Yeo Reum membuka kotak kimchi “Kimchi? Aku tidak suka kimchi”. Jang Mi
“Cobalah. Ini buatan sendiri”. Jang Mi mencoba mencampurkan kimchi dan makanan
Yeo Reum lalu memakan itu. Yeo Reum “Apa yang kau lakukan?’. Jang Mi “Woa enak
sekali. Jika makan dibersamaan, enak sekali. Kombinasi yang indah. Cobalah”.
Jang Mi menawarkan untuk menyuap kombinasi temuannya pada Yeo Reum “Cobalah”.
Yeo Reum “Aku tidak mau”. Jang Mi “Ayolah”. Jang Mi memasang wajah manjanya “Ayolah. Coba
saja”. Yeo Reum luluh dan memakan kimchi yang telah dicampur oleh makanannya,
ekspresinya berubah saat mendapatkan rasa baru yang belum pernah ia rasakan
(lebay deh guee). Jang Mi “Enak, bukan?”. Yeo Reum “Ya”. Jang Mi “Apa kau mau
jadi teman makanku? Kau selalu makan di sudut dapur. Makanan adalah hal yang
penting. Ayo kita makan bersama ketika kau tidak mau makan sendirian. Bagaimana?”.
Yeo Reum “Baiklah”. Jang Mi tersenyum mendengar jawaban Yeo Reum, ia juga
berbicara didalam hatinya “Ok. Aku akan mendekat secara bertahap. Aku tidak
perlu terburu-buru”
HARI INSIDEN TERJADI
Bibi Ki Tae memperlihatkan foto Jang Mi yang sedang bekerja
pada Nenek dan Ibu Ki Tae “Dia adalah karyawan di department store”. Ibu Ki Tae
“Apa yang KI Tae pikirkan tentang wanita seperti ini?”. Nenek Ki Tae “Dia pasti
tertarik pada wanita yang berbeda dari Ibunya. Aku sepenuhnya mengerti.
Ancaman, menguntit, menekan.. Keluarga apa ini? Selama ini aku tidak bilang
apa-apa demi perdamaian keluarga tapi dia tidak bisa tahan lagi. Itulah
sebabnya Ki Tae ingin hidup sendiri”. Bibi Ki Tae “Ibu!”. Ibu Ki Tae “Kau
benar. Ini semua salahku. Ibu, jika kau mau membantuku, itu akan sangat
membantu”. Nenek Ki Tae “Membantu?”. Ibu Ki Tae “Cari tahu apa yang
dipikirkannya. Dia akan terbuka kepadamu”. Nenek Ki Tae “Ya, dia selalu terbuka
padaku. Baiklah”.
Nenek Ki Tae sampai didepan RS Ki Tae. Nenek Ki Tae menelpon
Ki Tae untuk mengajak bertemu. Ki Tae
“Tidak bisa Nek”. Nenek Ki Tae “Huh?Aku sekarang ada di tempatmu. Dengarkan
saja nenek….”. Ki Tae “ Nanti saja”. Ki Tae menutup panggilan dari Neneknya dan
membuat Nenek Ki Tae sedikit kecewa. Nenek Ki Tae melihat kearah RS Ki Tae dan
tiba-tiba turun hujan
Ki Tae menarik napasnya dalam-dalam dan berbalik untuk
menemui tamu yang sudah ada didepannya. Ki Tae tersenyum begitupun Ibu Jang Mi
(Ugh lala Ibu mertua). Ibu Jang Mi “Maafkan aku. Aku sangat minta maaf. Kau
tampak begitu sibuk”. Ki Tae “Tidak apa-apa. Apa yang membawamu kemari?”. Ibu
Jang Mi “Aku hanya ingin tahu apa bisnismu baik-baik saja. Oh maksudku kau
punya banyak pasien. Kau punya daftar penuh janji, kan?”. Ki Tae “Oh, ya”. Ibu
Jang Mi “Kulitmu terlihat kasar. Dan matamu bengkak”. Ki Tae memegang wajahnya
“Aku makan ramyeon tadi malam”. Ibu Jang Mi “Kau tidak menangis sendiri saat
mau tidur? Karena Jang Mi membuatmu menderita?”. Ki Tae berakting lagi “Ya, itu
semua karena dia”. Ibu Jang Mi “ Aku akan membuat dia berubah pikiran. Jangan
khawatir, ok?”. Ki Tae “Baik”
Ibu Jang Mi memegang wajah Ki Tae yang terlihat tidak nyaman
“Kulit seorang ahli bedah plastik harus lebih baik”. Ibu Jang Mi beralih
memegang tangan Ki Tae “Jika bisa, jangan makan ramyoen”. KI Tae “Ya, aku tidak
seharusnya makan ramyeon. Aku akan mencoba untuk tidak”
Ki Tae diam-diam menghubungi Jang Mi “Kau tidak memberitahu
ibumu?”. Jang Mi “Aku punya alasan sendiri”. Ki Tae memegang wajahnya (LOL) “Alasan
apa? Dia sekarang ada disini. Dia datang untuk berkunjung”. Jang Mi “Aku akan
memberitahumu nanti. Aku punya pengunjung juga”
Jang Mi menemui Nenek Ki Tae yang datang ke tempat kerjanya
dengan basah kuyup. Hyun Hee masuk dan memberikan handuk kepada Jang Mi lalu
membantu Jang Mi mengeringkan badan Nenek Ki Tae. Jang Mi “Astaga, kau bisa
kedinginan”. Nenek Jang Mi memegang tangan Jang Mi “Bisakah kau buat waktu
ini?”. Jang Mi “Sekarang”. Nenek Ki Tae “Kau bilang kau akan membuat pancake
untukku. Kau harus menepati janjimu”
Nenek Ki Tae membawa Jang Mi ke rumah Ki Tae. Jang Mi “Dia
tidak ada di sini. Apa itu baik-baik saja?”. Nenek Ki Tae “Tidak apa-apa.
Bukalah. Aku tahu kau mengunjungi dia disini sering-sering ”. Jang Mi “Aku
tidak tahu passwordnya”. Nenek Ki Tae “Jadi kalian belum terlalu dekat. Dia
dulu sering menempel padaku seperti permen karet. Passwordnya mungkin hari
ulang tahunku”. Nenek Ki Tae memasukkan tanggal lahirnya pada alat pengaman
tetapi pintu Ki Tae tidak bisa terbuka. Nenek Ki Tae “Mungkin 4 digit terakhir
nomorku”. Nenek Ki Tae memasukkan lagi 4 digit terakhir nomornya tetapi pintu
rumah Ki Tae masih belum bisa terbuka. Jang Mi “Dia sangat mencintai dirinya
sendiri . Coba tanggal ulang tahunnya”. Nenek Ki Tae “Tidak mungkin. Ayo kita
coba”. Nenek Ki Tae pun memasukkan tanggal lahir Ki Tae dan akhirnya pintu itu
terbuka. Jang Mi “Ayo masuk Nek”
Jang Mi sedang membuat pancake terbaiknya untuk Nenek Ki
Tae. Jang Mi melakukan pemanasan pada badannya
dan mencoba membalik pancakenya dengan cara melempar ke atas. Jang Mi
berhasil menangkap pancake yang ia lempar dan membuat Nenek Ki Tae kagum
Bibi Ki Tae sedang berbicara dengan Ki Tae ditelepon “Kau
tidak bertemu dengan Nenek?”. Ki Tae “Apa yang kau maksud?”. Bibi Ki Tae “Dia
pergi dan naik taksi untuk melihatmu. Tapi aku belum dengar kabar darinya. Dia tidak mengangkat telponnya juga”
Nenek Ki Tae mendapat panggilan masuk diponselnya tetapi ia
tidak menjawab karena sudah mabuk bersama Jang Mi. Nenek Ki Tae “Apa pendapatmu
tentang Ki Tae?”. Jang Mi “Dia pria yang sangat kasar”. Nenek Ki Tae kaget.
Jang Mi “Maafkan aku”. Nenek Ki Tae “Dia tampak dingin. Tapi dia penyayang dan
penuh cinta”. Jang Mi “Aku tidak tahu”. Nenek Ki Tae “Dia perlu seseorang yang
jujur sepertimu. Rawatlah dia”. Jang Mi “Dia lebih suka sendirian”.
Nenek Ki Tae “Aku tahu itu. Dia bukan kurang kasih sayang. Keluarga kami
baik-baik saja”. Jang Mi “Bukan begitu”. Nenek Ki Tae “Sebenarnya, ini semua
salahku”
Ki Tae berlari keluar dari RSnya, ia sangat khawatir karena
tidak melihat Neneknya berada di lingkungan RSnya
Nenek Ki Tae melanjutkan ceritanya “. Alasan kenapa dia
pergi. Kenapa dia ingin hidup sendiri. Ini semua salahku”. Nenek melepaskan
kaca matanya karena menangis “Aku merasa
sangat bersalah, aku tidak bisa tidur nyenyak. Jika aku tertidur, aku mengalami
mimpi buruk. Kau harus mati ketika kau sudah tua”. Jang Mi juga sedih “Jangan
bilang begitu”. Nenek Ki Tae meneguk anggur beras yang ada didepannya “Aku
harus mati. Tentu saja. Aku harus mati”. Setelah mengatakan itu Nenek Ki Tae
tak sadarkan diri dan pingsan di atas pancake buatan Jang Mi
Jang Mi kaget melihat Nenek Ki Tae yang pingsan didepan
matanya “Nenek ! Oh tidak !”. Jang Mi mencoba menyadarkan Nenek Ki Tae “Nenek.
Nenek! Kau baik-baik saja? Tolong buka matamu! Nenek!”. Jang Mi mengambil
tindakan lain dengan menghubungi Ki Tae.
Ki Tae yang sedang menyetir menjawab telepon dari Jang Mi
“Kita bicara nanti saja”. Jang Mi berbicara dengan cepat “Datanglah ke rumah
sekarang!”. Ki Tae “Berhenti menyuruhku apapun itu. Kenapa aku harus pergi ke
rumahmu?”. Jang Mi “Maksudku rumahmu!”. Ki Tae “Apa yang kau lakukan di sana?”.
Jang Mi “Nenekmu pingsan”. Ki Tae “Nenek!”
Ki Tae masuk ke dalam rumahnya dan melihat Neneknya dibawa
oleh petugas 119. Jang Mi memegang tangan Ki Tae “Maafkan aku. Ini semua
salahku”. Ki Tae melihat keadaan rumahnya yang berantakan oleh pancake dan
anggur beras “Apa-apaan ini?”. Jang Mi “Dia datang ke department store dalam
keadaan basah. Aku tidak bisa menyuruhnya pulang. Aku pikir aku akan membuatnya
hangat dan sebelumnya aku bilang aku akan memasak untuknya”. Ki Tae “Sudahlah.
Pergi saja”. Ki Tae meninggalkan Jang Mi dan keluar dari rumahnya
Nenek Ki Tae sampai di rumah sakit. Ibu dan Bibi Ki Tae yang
sudah berada di rumah sakit sangat khawatir melihat kondisi Nenek Ki Tae. Ibu
Ki Tae “Apa yang terjadi?”. Ki Tae “Dia minum terlalu banyak”. Ibu Ki Tae
“Minum? Dengan siapa?”. Ki Tae “Aku” . Ki Tae tidak mengatakan yang sebenarnya
dan masuk ke dalam ruang emergency. Jang Mi juga datang ke RS, ia sangat
khawatir tetapi tidak berani masuk karena merasa bersalah
Dokter memeriksa keadaan Nenek Ki Tae yang belum sadar.
Dokter “Jangan khawatir. Napasnya, nadi, dan suhu baik-baik saja”. Ibu Ki Tae
“Terima kasih”. Bibi Ki Tae “Kenapa dia tidak sadar? Apakah dia koma? Buka
matamu, ibu! Apa yang harus kita lakukan?”. Nenek Ki Tae tetap tidak sadar
tetapi mengeluarkan suara dengkuran (LOL). Dokter “Apa dia belum tidur
akhir-akhir ini?”. Ibu Ki Tae “Dia mengalami insomnia”. Dokter “Biarkan saja
dia tidur”. Bibi Ki Tae “Jantungku. Aku hampir mengalami serangan jantung!”.
Ibu Ki Tae “Ayo kita bicara Ki Tae”
Ki Tae, Ibu Ki Tae dan Bibi Ki Tae keluar dari ruang
emergency dan bertemu Jang Mi yang sedang berdiri didepan pintu masuk. Jang Mi
mendekat ke Ki Tae dan menanyakan keadaan Nenek Ki Tae. Bibi Ki Tae mencium bau
alcohol di tubuh Jang Mi “Kau bau alcohol. Dia minum denganmu bukan dengan Ki
Tae?”. Jang Mi “Maafkan aku”. Bibi Ki Tae “Putri pemilik rumah minuman alcohol
punya tingkat yang berbeda. Seperti seorang alkoholik!”. Jang Mi “Aku sangat
minta maaf”. Ibu Ki Tae “Tolong jelaskan”. Bibi Ki Tae “Beritahu kami. Apa yang
kau pikirkan?”. Ki Tae menarik tangan Jang Mi dan meninggalkan Bibi juga Ibunya
Jang Mi mengeluh pegangan Ki Tae terlalu kuat dan membuat
tangannya sakit. Ki Tae melepaskan tangan “Kenapa kau mengikuti kami?”. Jang Mi
“Aku khawatir”. Ki Tae “Aku sudah bilang untuk mengetahui batas-batasmu.
Menyeberangi batas sekali atau dua kali terlihat lucu tetapi berikutnya akan
buruk. Kau menjadi penguntit dengan Hoon Dong. Kau belum berubah”. Jang Mi
“Kata-katamu terlalu kasar”. Ki Tae “Kau
pikir kenapa aku memegang tanganmu untuk memulai semua ini? Aku ingin damai
hidup sendiri! Tapi kau membuat semua ini bertambah rumit”. Jang Mi “Itu bukan
niatku”. Ki Tae “Apa tujuanmu? Kau benar-benar ingin menikah denganku sekarang?
Itulah kenapa kau masuk ke tempatku? Dan membuat Nenekku minum seperti ikan? Dan
memaksa ibumu untuk datang ke rumah sakit?”. Jang Mi “Aku tidak bisa bilang
yang sebenarnya karena... Aku minta maaf tapi...”. Ki Tae “Bangunlah dari
mimpimu. Aku tidak punya niat untuk menikah dan aku benci gadis sepertimu”.
Jang Mi sangat kecewa mendengar semua kata-kata Ki Tae “Aku mengerti. Aku minta
maaf karena keburukanku. Aku akan menghilang darimu”
Jang Mi berjalan pulang dengan perasaan yang sangat sakit
dan sedih, ia menangis sepanjang jalan menuju rumahnya
Ki Tae masuk ke dalam rumahnya yang sangat berantakan, ia
pun membersihkan sisa makanan dan minuman yang ditinggalkan oleh Jang Mi dan
Neneknya
INSIDEN KONG KI TAE
TERKUNCI DI DALAM KAMAR MANDI
Ki Tae sudah berada di kamar mandinya dan berendam didalam
bathtub. Ki Tae meminum winenya “Sekarang aku akhirnya sendirian. Memang
menyenangkan”. Ki Tae sudah selesai berendam dan memakai lotion di wajahnya,
saat ia akan keluar dari kamar mandinya, pintu itu tidak bisa terbuka lagi. Ki
Tae mencoba membuka pintu kamar mandinya tetapi tidak bisa, ia mengingat
kejadian engsel pintunya rusak karena kekuatan Jang Mi
Jang Mi naik ke tempat tidurnya “Semoga kau hidup bahagia sendiri
selamanya”
Ki Tae mengetuk pintu kamar mandinya dan berteriak meminta
bantuan “Hei! Ada yang bisa dengar aku? Ini nomor 3003! Aku terkunci di kamar
mandi! Ada orang disana? Hei! Aku terkunci didalam! Hei!”. Ki Tae mendang pintu
kamar mandinya dan kakinya menjadi sakit(HAHAHAH). Ki Tae menertawai dirinya
sendiri “Siapapun tolong datang”
15 JAM SETELAH
INSIDEN…
Jang Mi berkutat dengan kata hati dan pikirannya sendiri “Tidak.
Aku tidak akan pergi kesana lagi. Aku penasaran dengan apa yang neneknya
lakukan. Aku sangat khawatir”. Sebuah pesan baru masuk ke ponsel Ki Tae yang
berada diruang tamu. Pesan itu dari Jang Mi yang menanyakan keadaan Nenek Ki
Tae
24 JAM SETELAH
INSIDEN…
Jang Mi yang sedang berada di atas bus, merasa kesal karena Ki
Tae tidak membalas pesan yang ia kirim. Jang Mi mengingat saat Ki Tae
menyuruhnya pergi dan Ki Tae mengakui didepan Bibi dan Ibu Ki Tae bahwa Ki
Taelah yang minum bersama Nenek Ki Tae bukan Jang Mi. Jang Mi “Apakah dia ingin
melindungiku?”. Jang Mi pun memutuskan untuk menghubungi Ki Tae tetapi Ki Tae tetap
tidak menjawab teleponnya
Ki Tae yang masih berada di dalam kamar mandi mulai
melakukan berbagai kegiatan untuk membuat waktu terasa cepat berlalu. Mulai
dari minum wine, berlatih tinju, push up dan boker (Upss).
Jang Mi datang ke RS Ki Tae dan menanyakan Ki Tae pada salah
satu perawat “Dr. Kong tidak datang untuk bekerja?”. Perawat itu “Tidak, kami
belum bisa menghubunginya sejak kemarin”. Jang Mi bertambah khawatir karena
belum ada kabar apapun tentang Ki Tae
Jang Mi yang sedang bekerja masih berusaha menghubungi Ki
Tae walaupun Ki Tae tidak menjawab teleponnya. Se Ah masuk ke tempat kerja Jang
Mi dan tidak menyadari bahwa Jang Mi yang bekerja di toko itu. Jang Mi menyapa
Se Ah yang baru masuk. Se Ah “Kau bekerja di sini?”. Jang Mi “Bisakah kau
menghubungi Ki Tae?”. Se Ah “Ya?”. Jang Mi “Telponnya tidak aktif dan dia tidak
ada di tempat kerjanya. Aku pikir mungkin sesuatu telah terjadi padanya”. Se Ah
“Kau telah berpengalaman dengan Hoon Dong. Kenapa pria menghilang. Dia
melakukan itu ketika dia ingin sendirian. Lebih baik untuk meninggalkan dia
sendirian”. Jang Mi “Iya”
36 JAM SETELAH
INSIDEN…
Ki Tae yang sudah putus asa, mulai berpikir tentang orang
yang akan datang menyelamatkannya. Ki Tae mengingat kata-kata Ibunya dan yakin
bahwa Ibunya tidak akan datang. Ki Tae berpikir ke kandidat selanjutnya yaitu
Se Ah dan Hoon Dong. Ki Tae “Mereka juga tidak akan datang”. Ki Tae pun mengingat
Jang Mi dan yakin bahwa Jang Mi yang akan datang dan menyelamatkannya. Perkiraan
Ki Tae tiba-tiba berubah saat ia mengingat bahwa telah membentak Jang Mi dan
menyuruh Jang Mi pergi. Ki Tae “Dia tidak akan datang setelah semua yang
terjadi”. Ki Tae yang lemah karena tidak makan dan minum (Cuma minum wine) selama
hampir 2 hari memutuskan untuk berbaring tetapi tidak lama kemudian ia pun pingsan
Jang Mi masuk ke rumahnya dan menyalakan semua lampu juga
TV. Saat Jang Mi mau minum ia tidak sengaja menjatuhkan gelas dan gelas itu pun
pecah. Melihat pecahan gelas itu, Jang Mi pun mengingat kejadian saat ia kecil ia pernah menginjak
pecahan gelas dan kedua orang tuanya tidak berada di rumah(Kayaknya Jang Mi
selalu ditinggalin di rumah kalau ortunya kerja). Jang Mi mengumpulkan pecahan
gelas dan tiba-tiba teringat Ki Tae,ia pun memutuskan untuk segera pergi
Se Ah yang sedang menyetir juga mengingat kata-kata Jang Mi “
Telponnya tidak aktif dan dia tidak ada di tempat kerja. Aku pikir mungkin sesuatu
telah terjadi padanya”
Jang Mi membunyikan bel rumah, ia juga mengetuk pintu Ki Tae
dan memangggil Ki Tae tetapi tidak ada respon. Karena tidak ada respon dari Ki
Tae, Jang Mi pun memasukkan kode dan masuk ke rumah Ki Tae
48 JAM SETELAH INSIDEN
Jang Mi mengintip dan memanggil Ki Tae “Kong Ki Tae, apa kau
ada didalam?”. Jang Mi mau masuk ke dalam ruang tamu tetapi ia berhenti saat
mengingat kata-kata Ki Tae “Aku bilang untuk mengetahui batas-batasmu. Menyeberangi
batas sekali atau dua kali akann terlihat lucu. Tetapi berikutnya akan terlihat
buruk”. Jang Mi tidak jadi masuk ke ruang tamu “Coba jawab aku !”
Jang Mi maju selangkah “Maaf untuk mengganggumu tapi aku
sangat khawatir! Sebenarnya ketika berumur 5 tahun, aku hampir mati saat
sendirian di rumah. Pokoknya itulah sebabnya aku tidak bisa sendiri dan aku
khawatir tentang orang itu. Kong Ki Tae. Apa kau baik-baik saja?”. Ki Tae sadar
dan berusaha untuk berbicara
Jang Mi “Orang tuaku telah menjadi lebih dekat karena
memikirkanku yang akan menikah dengan seorang dokter bedah plastik. Aku tidak
pernah melihat bahagia mereka seperti itu. Aku tidak bisa bicara melihat mereka
seperti itu. Pokoknya aku minta maaf untuk semuanya! Aku bilang aku minta maaf!”.
Jang Mi kesal karena tidak mendengar suara Ki Tae “Kau harus bicara denganku.
Hei Kong Ki Tae ! Kau tidur? Jawab aku! Aku akan meninggalkanmu sendirian setelah
aku memeriksamu! ”. Ki Tae berbicara dengan pelan “Disini… Disini… Disini…” Jang
Mi mendengar suara Ki Tae yang tidak begitu jelas, ia melihat ke arah kamar
mandi
Se Ah sampai di gedung apartemen Ki Tae. Ia segera turun dari mobilnya dan
berjalan menuju rumah Ki Tae
Jang Mi berusaha untuk membuka pintu kamar mandi, ia
menggedor pintu dan terus memanggil Ki Tae. Jang Mi mengambil pisau dan
berusaha untuk membuka pintu dengan pisau itu. Pintu kamar mandi akhirnya
terbuka, Jang Mi kaget saat melihat Ki Tae yang terbaring dilantai.
Jang Mi menjatuhkan pisaunya “Kong Ki Tae”
Jang Mi mendekat ke Ki Tae dan mencoba menyadarkan Ki Tae, saat
ia berusaha mengangkat Ki Tae, Ki Tae jatuh lagi. Jang Mi panik “Bagaimana ini”.
Jang Mi berusaha mengangkat Ki Tae lagi tetapi tiba-tiba Ki Tae memeluknya.
Jang Mi mau melepaskan pelukan Ki Tae tetapi Ki Tae semakin erat memeluknya
Akhirnya keluar juga:d ditunggu ep selanjutnyaa.. Semangaaaatttt eonni;)
BalasHapus