Jang Mi menggedor-gedor pintu kamar mandi Ki Tae “Kong Ki
Tae ! Kong Ki Tae!”. Jang Mi berusaha membuka pintu dan berhasil membuka pintu
dengan sebuah pisau. Jang Mi kaget saat melihat Ki Tae tergeletak di kamar
mandi. Jang Mi menjatuhkan pisau yang dipegangnya ”Kong Ki Tae!”
EPISODE 3
MENJADI BAHAGIA DI DALAM DIRIMU SENDIRI
SEBENARNYA BERTAHAN PADA DIRIMU SENDIRI
Ki Tae sedang melaju dengan mobilnya. Jang Mi dan Ki Tae
kelihatan sangat cemas. Jang Mi “Kau akan mengakui semuanya, kan?”. Ki Tae “Aku
akan mengurus itu”. Jang Mi “Jangan membuat hal ini semakin buruk”. Ki Tae “Aku
mengerti, aku yang akan melakukannya”. Jang Mi “Jangan menyakiti perasaan siapa
pun”. Ki Tae “Serahkan saja padaku”.
2 HARI SEBELUM
INSIDEN....
Di dapur, Ibu Jang Mi sedang menuangkan minuman untuk Ibu Ki
Tae. Ibu Jang Mi menoleh ke arah Ibu Ki Tae dan mata mereka saling bertemu. Ibu
Ki Tae tersenyum dan begitupun Ibu Jang Mu. Ibu Jang Mi membawakan minuman
untuk Ibu Ki Tae. Ibu Jang Mi “Maaf kami tidak punya apa-apa. Hanya ini yang
kami punya”. Ibu Ki Tae “Maaf karena aku datang tiba-tiba”. Ibu Jang Mi “Aku
biasanya bekerja pada jam segini. Tapi aku menjadi malas hari ini. Perutku
sakit. Itu mungkin karena aku akan bertemu denganmu! Yang penting, aku senang
kau datang. Jang Mi terus berkata dia akan membawa pulang seorang pria. Aku
penasaran karena tidak ada berita”. Ibu Ki Tae “Aku minta maaf”. Ibu Jang Mi
“Ah tidak perlu”. Ibu Ki Tae “Tidak, aku minta maaf. Anakku tidak punya niat
menikah”. Ibu Jang Mi “Tidak ada niat menikah dengan putriku?”. Ibu Ki Tae “Ya.
Jang Mi berharap untuk menikah. Aku telah belajar tentang mereka, mereka sedang
berada disituasi yang tidak diinginkan”. Ibu Jang Mi “Apa maksudmu?”. Ibu Ki
Tae “Maaf. Ini semua salahku. Semua orang tua merasakan hal yang sama. Aku
tidak ingin putrimu membuang-buang waktunya.
Jadi, aku harus melakukan sesuatu. Aku mengumpulkan keberanian untuk
datang mengunjungimu”. Ibu Jang Mi “Haruskah aku mengucapkan terima kasih? Aku
telah habis akal. Bukankah kau seharusnya membuatnya ingin menikah?”. Ibu Ki
Tae “Aku sudah berusaha. Anakmu sudah menyerah pada pernikahan sekarang. Dia
pasti ingin mempertahankan hubungan. Sayang sekali”. Ibu Jang Mi “Jadi itu cinta
bertepuk sebelah tangan?”. Ibu Ki Tae “Aku juga merasa tidak enak . Sekali lagi,
maaf”.
Ibu Ki Tae berdiri untuk keluar dari rumah Jang Mi tetapi Jang Mi dan Ki Tae tiba-tiba masuk. Ki Tae “Ibu”. Jang Mi memberikan salamnya. Ibu Jang Mi melihat Ki Tae dan bertanya pada Jang Mi “Apakah ini dia? Dia adalah pemilik restoran?”. Ibu Ki Tae bingung “Sekarang apa yang kau katakan?”. Ibu Jang Mi “Maaf. Tapi, aku harus melakukan ini sebagai seorang ibu”. Ibu Ki Tae “Bukan itu, tapi pemilik restoran katamu?”. Ibu Jang Mi “Apa aku salah?”. Ibu Ki Tae “Putraku adalah seorang dokter. Dia adalah seorang dokter bedah plastik”. Ibu Jang Mi “Bedah plastik?”. Jang Mi “Itu…”. Ki Tae “Itu idenya kalau dia mau berbohong soal aku”. Jang Mi “Apa?”. Ki Tae “Dia begitu keras kepala. Dia bilang kepastianlah yang lebih diutamakan, orang tua tidak boleh mengganggu dan kau harus merahasiakan ini”. Ibu Jang Mi “Kepastian apa?”. Ki Tae “Itulah yang aku katakan. Kepastian apa lagi yang dia butuhkan?”. Ki Tae menatap Jang Mi “Aku mencintaimu. Aku membutuhkanmu. Aku akan membahagiakanmu. Dia membutuhkan kepastian yang lebih banyak. Itu sangat sulit”. Ibu Jang Mi “Lalu?”. Ki Tae “Aku ingin bertemu denganmu. Ini sebuah kehormatan untuk akhirnya bertemu denganmu. Ibu mertua”
Ki Tae memberikan penghormatan pada Ibu Jang Mi. Jang Mi heran dengan akting Ki Tae yang semakin berlebihan “Ki Tae”. Ki Tae berdiri “Aku mengerti. Aku akan memperlakukanmu dengan lebih baik. Aku akan memberikan semuanya”. Ibu Ki Tae “Ki Tae… Kau !!”. Ki Tae “Ibuku pasti datang karena dia takut Jang Mi akan menyia-nyiakan waktunya padaku. Harap dimaklumi. Aku akan mengantarnya pulang sekarang”. Ki Tae memaksa Ibunya keluar dari rumah Jang Mi, Ibu Jang Mi kelihatan kesal karena Ki Tae membuat ia malu didepan Ibu Jang Mi. Jang Mi” Sampai jumpa, Ibu!”
Saat Ki Tae dan Ibunya baru keluar, wajah Ibu Jang Mi langsung berubah senang “Tidak mungkin! Itu bohong!”. Jang Mi heran melihat Ibunya
Didalam mobil Ki Tae, Ibu Ki Tae juga berbicara “Itu bohong!”. Ki Tae “Apa?”. Ibu Ki Tae “Kau bilang dia ingin menikah denganmu. Itulah apa yang kau katakan kepada bibimu”. Ki Tae “Itu bohong. Permohonanku padanya akan melukai harga dirimu. Kau hidup untuk harga dirimu”. Ibu Ki Tae “Itulah kenapa kau memperlakukanku seperti itu tadi? Untuk membiarkanku mati karena malu?”. Ki Tae “Jadi kenapa kau pergi ke sana? Aku bilang untuk menunggu dan melihat”
Ibu Jang Mi berlari ke dalam rumah makannya, ia berteriak memanggil suaminya dan kemudian menutup mulutnya karena sadar telah berbicara pada suaminya (Hahaha). Ibu Jang Mi “Panggil Ayahmu”. Ayah Jang Mi menulis pada papan kecilnya “Seharusnya kau tidak usah datang”. Ibu Jang Mi membaca tulisan suaminya dan membalas lewat pesan “Seorang pengunjung datang ke rumah kita. Ibu mertua Jang Mi”. Jang Mi “Bukan seperti itu”
Ayah Jang Mi kaget membaca pesan istrinya dan segera mendekat pada Jang Mi “Apa? Ibu mertuamu?”. Jang Mi “Ibu pasti salah paham”. Ibu Jang Mi mengirim pesan lagi “Pria itu datang juga”. Ayah Jang Mi membaca pesan istrinya “Pemilik restoran itu?”. Jang Mi “Bukan”. Ayah Jang Mi “Bukan? Kalau begitu apa?”. Ibu Jang Mi mau mengetik ‘Dokter bedah plastik’ tetapi tidak bisa, sehingga ia langsung berbicara dengan mulutnya “Pria itu Dokter”. Ayah Jang Mi “Dokter? Kenapa kau berbohong?”. Ibu Jang Mi menambahkan “Dan dia seorang dokter bedah plastic”. Ayah Jang Mi masih tidak mengerti “Sebenarnya apa yang terjadi disini?”. Jang Mi ingin menjelaskan tetapi tidak memiliki kesempatan karena kedua orang tuanya terus berbicara. Ibu Jang Mi “Dia lucu”. Ayah Jang Mi “Karakter yang paling penting”. Ibu Jang Mi “Dia punya sikap yang baik. Ibu mertuanya Jang Mi juga sopan”. Jang Mi “Hei, kalian berbicara satu sama lain”. Ayah Jang Mi tidak peduli dengan kata-kata Jang Mi dan menyuruh Jang Mi untuk minggir karena ia mau berbicara dengan istrinya. Ayah Jang Mi “Beritahu aku secara rinci”. Ibu Jang Mi “ Jadi yang terjadi adalah…”. Ibu Jang Mi berbisik pada suaminya untuk melanjutkan ceritanya
1 HARI SEBELUM INSIDEN...
Jang Mi tidak bisa tidur karena masih memikirkan Yeo Reum
yang memakaikan sepatunya saat acara amal tadi. Setiap ia mengingat kejadian
itu ia tersenyum bahagia. Ponsel Jang Mi berbunyi dan Jang Mi pun membuka pesan
yang baru saja masuk diponselnya. Jang Mi melepaskan ponselnya dan ekspresi
bahagia diwajahnya langsung berubah (Siapa ya?)
Di ruang loker, Jang Mi menunjukkan pesan yang tadi malam ia dapat pada Hyun Hee. Hyun Hee membaca pesan itu yang ternyata berasal dari Hoon Dong “Kau sudah tidur?”. Hyun Hee “Lee Hoon Dong? Dia sedang menyesal sekarang?”. Jang Mi “Tidak mungkin. Dia hanya mencoba melakukan itu. Dia terus mengirim sms kepada semua wanita. Ah Dia memberikan hadiah mahal pada seorang gadis di pesta itu dan itu adalah merek kita”. Hyun Hee mengingat saat Hoon Dong memberikannya semua dompet yang ia beli ditoko tempat mereka bekerja dan tidak memberitahu Jang Mi bahwa gadis yang menerima hadiah itu adalah dirinya. Hyun Hee “Aaah”. Jang Mi “Sekarang aku tidak punya perasaan untuk dia. Aku sudah melihat dirinya yang sebenarnya. Seseorang dari kami harus cool dengan masalah ini. Ini bagus”
Ki Tae bangun saat mendengar ada orang yang masuk ke
rumahnya. Ibu Ki Tae masuk dan mencari-cari Ki Tae. Ki Tae keluar dari kamarnya
dan melihat Ibunya. Ki Tae “Ibu disini lagi?”. Ibu Ki Tae “Kau masih tidur?
Cuci mukalah”
Ibu Ki Tae membuka kulkas Ki Tae dan mendapati semua makan
Ki Tae adalah makanan kaleng dan instan. Ibu Ki Tae mengambil paper bag dan
mengisinya dengan semua makanan instan yang Ki Tae simpan. Ki Tae “Kau bilang
tempat ini akan menjadi milikku. Aku sudah membawa gadis itu ke rumah”. Ibu Ki
Tae “Menjaga tempat ini adalah tujuanmu?”. Ki Tae “Sekarang yang ingin aku jaga
adalah Joo Jang Mi”. Ibu Ki Tae “Aku tidak percaya kau bilang begitu. Kau ingin
aku percaya itu?”. Ki Tae “Percaya atau tidak, dia juga sering berkunjung
kesini. Hormati privasiku jadi aku bisa menikah”.
Ibu Ki Tae “Aku bisa melihat kalau tidak pernah punya tamu”. Ki Tae “Aku punya
jadwal operasi sebentar, jadi aku istirahat dulu. Ibu hanya beruntung karena
tidak ada orang saat ini. Jika kau terus menyerobot masuk, kau mungkin dapat
lebih dari yang kau harapkan”. Ibu Ki Tae “Aku tidak bisa menerima putraku
untuk terus memberontak. Hentikan sekarang”. Ki Tae “Kenapa bukan Ibu saja yang
menghentikannya. Semuanya”. Ibu Ki Tae “ Sampai jumpa nanti. Tidak ada yang
benar-benar bisa dimakan”. Ibu Ki Tae membuang semua makanan instan Ki Tae dan
keluar dari rumah Ki Tae
Hoon Dong sedang membaca berbagai macam pesan yang ia kirim
untuk Jang Mi “Kenapa tidak dibalas? Ini tidak dapat dipercaya”. Hoon Dong
kecewa tetapi ekspresinya berubah saat melihat Jang Mi yang sedang bersepeda
dan menuju restorannya. Hoon Dong tertawa “Lihat-lihat”. Hoon Dong memperbaiki
penampilannya untuk bertemu dengan Jang Mi, ia juga berpura-pura membaca buku
untuk menjaga imagenya
Jang Mi masuk ke restoran Hoon Dong dan bertanya pada Hoon
Dong yang sedang berpura-pura membaca “Dimana Han Yeo Reum?”. Hoon Dong “Di
dapur”. Jang Mi “Aku masuk ke sana sebentar ya”
Yeo Reum sedang memperhatikan seniornya yang sedang membuat
menu baru. Yeo Reum “Apa rasionya?”. Senior Yeo Reum “Urus saja urusanmu
sendiri. Jadilah pelayan yang baik”. Yeo Reum mengangguk dan memakan
spaghetinya sambil berdiri
Jang Mi masuk ke dapur dan menyapa Yeo Reum yang kelihatan
cuek padanya (Cemburu sama Ki Tae nih). Yeo Reum “Apa yang kau lakukan disini?”.
Jang Mi menunjukkan paper bag yang ia bawa “Aku membawa jas yang aku pinjam.
Terima kasih”. Yeo Reum “Taruh disana”. Jang Mi “Kenapa kau makan sambil
berdiri?”. Yeo Reum menjawab dengan dingin “Aku selalu melakukannya”. Jang Mi
“Bisakah kau keluar sebentar? Kau bilang mau makan denganku”. Yeo Rum “Aku
sudah selesai makan”. Jang Mi “Huh? Aku tidak bermaksud begitu...”. Yeo Rum
memotong “Nanti”. Jang Mi “Aku tidak tahu nomormu”. Yeo Reum “Aku tahu. Aku
akan menghubungimu”. Jang Mi merasa kecewa karena sikap dingin Yeo Reum
padanya, ia melambaikan tangannya dan keluar dari dapur
Saat Jang Mi mau keluar dari restoran Hoon Dong, Hoon Dong
menghalanginya dan memasang wajah serius “Kau bisa berhenti sekarang”. Jang Mi
“Apa?”.Hoon Dong “Kau tidak harus membuat alasan untuk datang menemuiku. Kalau kau
rindu datang saja”. Jang Mi tidak memberikan jawaban pada Hoon Dong dan keluar
dari restoran Hoon Dong
Ki Tae yang baru keluar dari RSnya membaca pesan baru dari
Bibinya “Ibumu baru saja pergi. Berikan aku 50.000 Won untuk info ini” (RS Ki
Tae bersebelahan dengan restoran Hoon Dong)
Hoon Dong masih mengikuti Jang Mi yang sudah keluar dari
restorannya “Aku benar-benar merasa buruk bagimu sekarang”. Ki Tae yang kebetulan
akan pergi juga melihat Hoon Dong yang mengikuti Jang Mi. Jang Mi “Terima
kasih. Aku sedang menangis”. Hoon Dong “Jangan begitu. Aku akan mencoba untuk
menyukaimu”. Jang Mi “Beraninya kau menyukaiku!”. Ki Tae menghampiri Jang Mi
dan merangkul Jang Mi “Ya. Dia wanitaku. Ayo pergi ke rumahku”. Jang Mi bingung
dan Ki Tae langsung memberikan kode lewat matanya. Jang Mi “Oh,baiklah. Ayo”.
Ki Tae dan Jang Mi masuk ke dalam mobil Ki Tae. Hoon Dong “Rumah? Hei tunggu!”
Ki Tae dan Jang Mi sudah berada dijalan untuk menuju rumah
Ki Tae dan dibelakang mereka ada Hoon Dong yang masih mengikuti mereka. Jang Mi
“Ya ampun, kenapa dia terus mengejar kita?”. Ki Tae “Balas dendammu sukses”
Ki Tae dan Jang Mi akhirnya sampai di parkiran gedung apartemen. Hoon Dong berhenti dan berdiri didepan mereka “Itu semua akting untuk menipuku, kan?”. Ki Tae “Kami datang ke sini untuk sendiri”. Ki Tae merangkul Jang Mi dan berjalan masuk ke dalam gedung. Hoon Dong ikut mengikuti dari belakang “Tidak mungkin. Kau tidak pernah punya tamu. Khususnya wanita apalagi Joo Jang Mi! Aku tidak percaya ini”. Ki Tae dan Jang Mi masuk ke dalam gedung sedangkan Hoon Dong tetap diluar “Hei kemana kalian? Joo Jang Mi sedang bermain mildang (push and pull atau tarik-ulur)”
Jang Mi “Dia sudah mengakhirinya. Ada apa dengan dia?”. Ki
Tae “Kau mau mengakhiri kesepakatan. Ada apa denganmu?”. Jang Mi “Bantu aku
sampai semuanya bersih dengan Lee Hoon Dong”. Ki Tae memasukkan kode rumahnya
“Dia bilang hal yang sama untuk menyingkirkanmu”. Jang Mi “Sekarang aku
mengerti. Dia layak untuk dituntut sebagai penguntit”. Ki Tae membuka pintu
rumahnya dan menyuruh Jang Mi masuk. Jang Mi “Baiklah. Hanya sampai Lee Hoon
Dong pergi”
Jang Mi terpesona saat melihat rumah Ki Tae yang super duper
bersih “Astaga, ruangan pria lajang ini benar-benar bersih”. Ki Tae “Bukan hanya
lajang tapi lajang yang disengaja. Ini tidak seperti aku tidak bisa menikah.
Aku memilih untuk tetap melajang”. Jang Mi duduk disofa Ki Tae “Ini sangat
bersih”. Ki Tae menarik Jang Mi “Jangan duduk dimanapun”. Jang Mi tidak
mendengarkan kata KI Tae dan mulai berbuat rusuh. Ia mengambil alat pembuat
kopi dan memutar-mutarkan alat itu “Hei bikinkan aku kopi”. Ki Tae mengambil
alat itu “Ini tidak digunakan, hanya untuk pajangan saja”. Jang Mi berpindah ke
piringan hitam antik dan alat pemutarnya. KI Tae “Sudah kubilang jangan
memegang itu”. Jang Mi melihat aquarium Ki Tae dan menjadi terpesona dengan
ikan (Nemo) yang sangat banyak. Jang Mi menempel di aquarium Ki Tae “Oh Ini
Nemo. Nemo. Nemo”. Ki Tae mendorong Jang Mi dan melap ulang aquariumnya “Ini
bukan Nemo”
Jang Mi beralih ke kursi pijat Ki Tae dan memakai kursi itu.
Ki Tae datang dan mengeluh “Astaga aku
sudah menyetel itu. Tidak usah menyetelnya terlalu kuat, itu tidak baik,
Ahjumma”. Jang Mi melepaskan kaus kaki yang ia pakai “Aku tidak bisa
merasakannya”. Ki Tae memegang kaus kaki Jang Mi “Aku harap kau tidak memiliki
kaki atlet”. Jang Mi “Itu wajar. Aku berdiri sepanjang hari”. Ki Tae “Issh
keluarlah!”. Jang Mi “Jangan terlalu berlebihan. Aku bekerja keras untuk membuatmu
tetap lajang. Apa kau tahu seberapa besar pengorbanan itu? Aku hampir pergi ke
suatu tempat”. Jang Mi mengingat rencana makan malamnya yang gagal karena Ibu
Ki Tae yang tiba-tiba datang ke rumahnya. Jang Mi “Kau merusak segalanya. Ini
semua salahmu!”. Ki Tae “Bukan aku tapi Ibuku”. Ki Tae dan Jang Mi mendengar
tombol password rumah Ki Tae yang bunyi. Jang Mi “Siapa itu?”. Ki Tae “Dia
disini untuk menghancurkan segalanya. Ibuku”
Ki Tae menarik Jang Mi untuk bersembunyi, Jang Mi heboh
karena tidak mengetahui tempat untuk bersembunyi , ia juga tidak mau tertangkap
ada di rumah Ki Tae dan akhirnya membuat Ki Tae jatuh. Ki Tae menarik Jang Mi
masuk ke kamarnya dan menyembunyikan Jang Mi dibawah selimut, tempat tidurnya.
Ibu Ki Tae heran saat melihat sepasang sepatu wanita dirumah Ki Tae. Jang Mi tidak bisa diam dan terus menggerakkan
tubuhnya, Ki Tae pun memukul kaki Jang Mi agar bisa diam. Ki Tea membuka
bajunya dan membuat ia seolah-olah telah tidur bersama dengan Jang Mi.
Ibu Ki Tae masuk dan meliah seisi rumah Ki Tae dan mendapati
kaus kaki yang ditaruh dilantai. Ia pun meletakan makanan yang ia bawa dikulkas
Ki Tae, Ki Tae keluar dari kamarnya dan sengaja membuka pintu kamarnya lebar-lebar
agar Ibunya bisa melihat kaki Jang Mi. Setelah Ibunya melihat kaki Jang Mi, Ki
Tae segera berpura-pura merasa tidak enak dan menutup pintu kamarnya. Ki Tae
“Sudah ku bilang jangan datang. Maafkan aku”. Ibu Ki Tae “Tidak. Aku tidak
melihat apa-apa”. Ibu Ki Tae terlihat kecewa dan keluar dari rumah Ki Tae. Ki
Tae “Hati-hati dijalan”
Jang Mi keluar dari balik selimut “Apa ini? Apa lagi yang
kau lakukan?”. Ki Tae “Aku menyembunyikanmu agar tidak canggung”. Jang Mi
“Kenapa kau membuka bajumu?”. Ki Tae “Kau yang lebih dulu membuka kaus kakimu”.
Ki Tae melempar kaus kaki Jang Mi dan kembali memakai bajunya. Jang Mi “Kau
membawaku kesini hanya untuk mengusirnya. Dia membawa makanan untukmu.
Bagaimana kau bisa begitu padanya?”. Jang Mi memakai kaus kakinya “Aku ingin
berhenti sekarang. Katakan padanya secara jujur. Aku akan memberitahu
keluargaku juga”. Ki Tae “Kau belum memberitahu Ibumu?”. Jang Mi “Aku akan
memberitahunya”. Ki Tae “Ibumu menyukaiku. Semua orang tua menyukaiku”. Jang Mi
berteriak “Aku akan memberitahu mereka”
Ayah Jang Mi membawakan ayam untuk teman-teman Ibu Jang Mi.
Ibu Jang Mi “Datanglah ke pernikahan Jang Mi. Itu akan segera dilaksanakan”.
Ahjumma A “Astaga kau sangat menyukai itu. Lihatlah senyummu. Nanti kau
keriput”. Ibu Jang Mi tersipu malu. Ahjumma B “Menantunya yang akan memberikan
botox padanya. Tidak perlu khawatir”. Jang Mi yang baru sampai di rumah makan
milik orang tuanya, menjadi tidak tega untuk memberitahu kedua orang tuanya
karena melihat kebahagiaan kedua orang tuanya yang akan memiliki menantu
seorang dokter. Ibu Jang Mi “Jang Mi!”. Ayah Jang Mi “Oh Jang Mi. Kenapa kau
tidak bergabung dengan kami?”.
Ayah Jang Mi menarik Jang Mi untuk bertemu dengan teman Ibunya. Teman Ibu Jang Mi mulai meminta Jang Mi untuk menceritakan tentang Ki Tae. Jang Mi tidak tahu harus berbuat apa. Ia benar-benar tidak tega jika harus membuat kedua orang tuanya kecewa
Jang Mi tidak jadi memberitahu kedua orang tuanya dan pulang “Ah,
aku ingin minum. Aku akan menceritakan semua ini pada Hyun Hee”. Jang Mi
menghubungi Hyun Hee untuk minum bersamanya. Hyun Hee “Aku tidak bisa kalau
hari ini Unni. Maafkan aku”. Jang Mi “Tidak apa-apa. Sampai ketemu besok”. Jang
Mi ingin menghubungi Yeo Reum tetapi ia tidak memilki nomor telepon Yeo Reum. Jang
Mi melihat teleponnya dan berbicara sendiri “Sebenarnya kapan kau akan
menelpon?”
Jang Mi datang ke restoran Hoon Dong, ia mengintip dari
pintu masuk “Aku tidak boleh ketahuan oleh Lee Hoon Dong”. Ia tidak sengaja
melihat Hoon Dong yang memberikan kartu kreditnya pada seorang wanita “Kau
memberikan kartu kreditmu pada seorang wanita?”. Hyun Hee yang sedang duduk
bersama Hoon Dong mengatakan bahwa ia akan mengembalikan kartu Hoon Dong
setelah ia membayar barang yang Hoon Dong beli. Hoon Dong “Kau tidak perlu
repot untuk datang kesini”. Hyun Hee “Jang Mi Unni akan merasa tidak nyaman”.
Hoon Dong “Jang Mi tidak merasa nyaman denganku? Dia pasti sangat sakit hati”. Hyun
Hee “Dia mengabaikan pesanmu, kan?”. Hoon Dong kaget karena Hyun Hee mengetahui
hal itu “Dia sedang bermain tarik ulur padaku"
Jang Mi masuk secara diam-diam ke restoran Hoon Dong. Jang Mi “Apa dia di dapur?”. Hoon Dong masih berbicara dengan Hyun Hee “Dia tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Dia selalu berada disisiku”.Hoon Dong senang saat melihat Jang Mi yang sedang menunduk untuk masuk kedapur “Joo Jang Mi”. Hyun Hee menyembunyikan wajahnya agar tidak dilihat oleh Jang Mi. Hoon Dong “Jang Mi kau kembali”. Jang Mi “Jangan salah paham. Aku disini bukan untuk bertemu denganmu”
Hyun Hee memberanikan diri untuk bertatap muka dengan Jang Mi “Unni”. Jang Mi kaget karena wanita yang bersama Hoon Dong adalah Hyun Hee “Kapan kalian berdua...”. Hoon Dong “Ah Jang Mi ini….”. Jang Mi terlihat kecewa dan keluar dari restoran Hoon Dong. Hoon Dong mau mengejar Jang Mi tetapi Hyun Hee menahannya “Biarkan saja. Jang Mi Unni yang memulai ini lebih dulu. Mata ganti mata dan tarik-ulur ganti tarik-ulur”. Hoon Dong “Aku harap dia tidak membencimu karena aku”. Hyun Hee “Tidak apa-apa jika orang yang aku suka berakhir bahagia. Kesalahpahaman bisa diselesaikan”.
Jang Mi yang baru keluar dari restoran Hoon Dong juga
melihat Yeo Reum yang baru keluar dari mobil seorang wanita. Ia berhenti
berjalan dan mendengar pembicaraan Yeo Reum dan wanita itu. Wanita itu “Aku
banyak tertawa hari ini. Terima kasih”. Yeo Reum “Itu hanya layanan gratis.
Karena kau menghabiskan banyak uang padaku”. Yeo Reum berbalik karena wanita
itu memberikan kode agar Yeo Reum berbalik. Yeo Reum kaget saat melihat Jang
Mi. Jang Mi terlihat sedih dan pergi tanpa berbicara dengan Yeo Reum
Se Ah dan Ki Tae sedang menikmati kencan mereka di kolam
renang. Ki Tae “Kau bertambah cepat”. Se Ah “Aku tidak membiarkan pria
mengalahkanku”. Ki Tae melihat meja makan yang telah ia siapkan “Ini kencan
10.000.000 Won yang aku coba”. Se Ah “Kau satu-satunya orang yang tidak
menyukai untuk menerima cinta”
Ki Tae dan Jang Mi sudah berada dimeja makan. Se Ah “Sangat
bagus dan tenang di sini. Kupikir seleramu telah berubah menjadi beribut dan
keras”. Ki Tae “Maksudmu Joo Jang Mi?”. Se Ah “Bermain denganku jika kau bosan.
Jangan membodohi Ibumu”. Ki Tae “Siapa bilang aku menipu dia?”. Se Ah “Kita
setuju dengan satu sama lain 3 tahun yang lalu, ketika kita membatalkan
pernikahan. Kau dan aku memang buruk saat membangun hubungan yang serius. Kita
harus tetap melajang bukan merusak hidup orang lain. Ok?”. Ki Tae “Sudahlah,
ayo kita pulang”. Se Ah “Apa sudah waktunya Cinderella pulang? Bisakah aku
pergi ke rumahmu?”. Ki Tae tidak menjawab pertanyaan Se Ah. Se Ah “Jangan
khawatir. Aku tidak akan pergi. Kau sangat suka sendirian dirumah”
Jang Mi pulang ke rumahnya, ia menghibur rasa kecewanya
dengan minum soju. Ia masuk ke dalam rumahnya yang gelap dan menari seperti
seekor burung. Ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah menjadi sedih lagi dan berhenti
menari “Aku tidak ingin sendirian dirumah”. Jang Mi mengingat kenangan masa
kecilnya, saat ia menangis karena kedua orang tuanya tidak ada dirumah dan
akhirnya, ia pun keluar lagi dari rumahnya
Ki Tae sudah berada ditempat tidurnya. Ia mengingat
kata-kata Se Ah “Kenapa kau sangat menyukai rumah itu? Kau menyembunyikan
sesuatu disana?”. Ki Tae juga mengingat masa kecilnya, saat ia merasa nyaman
dan damai dirumah itu. Ki Tae menutup matanya untuk tidur, tiba-tiba bel
rumahnya berbunyi dan memaksa dirinya untuk bangun “Ibu”
Ki Tae membuka pintu dan yang masuk adalah Jang Mi. Ki Tae
“Kenapa?”. Jang Mi yang mabuk menjawab “Aku membawa ramyeon. Kau tidak punya
makanan, kan?”. Ki Tae memegang tangan Jang Mi “Kau bertindak seperti kau tidak
akan pernah datang lagi. Tapi kenapa kau datang lagi?”. Jang Mi tersenyum
“Setiap orang punya hari dimana ia tidak ingin sendiri”. Ki Tae “Aku tidak
punya hari seperti itu”. Jang Mi mendekatkan wajahnya ke Ki Tae “Tentu
saja. Kau bahkan tidak membiarkan ibumu datang
ke sini, seperti seorang baaajiingan!”. Ki Tae “Ah bau alcohol”
Jang Mi berjalan ke dapur Ki Tae dan mencari panci untuk
memasak ramyeon. Ki Tae “Mohon maaf tapi tolong pergi”. Jang Mi “Akulah yang
minta maaf. Aku saaaanggaat mabuk”. Ki Tae mengambil panci yang telah dipegang
Jang Mi “Aku akan panggil taksi”. Jang Mi kesal tetapi ekspresinya berubah saat
melihat aquarium.
Jang Mi sangat gembira melihat aquarium, ia segera mendekat
ke aquarium “Jika kau tidak akan membuat ramen, kalau begitu buatkan aku sup
ikan dengan cabe”. Jang Mi memasukkan tangannya ke aquarium dan berusaha untuk
menangkap ikan “Nemoo.. Nemooo kesini”. Ki Tae shock melihat Jang Mi “Apa yang
kau lakukan?”. Ki Tae mencoba menarik Jang Mi agar lepas dari aquariumnya
Jang Mi tidak menyerah dan berhasil mendapatkan seekor ikan. Ki Tae histeris melihat ikannya “Nemoooo”. Jang Mi tertawa “Itu memang Nemo”. Ki Tae mengambil ikan itu dan mengembalikannya ke dalam aquarium.
Ki Tae
meneriaki Jang Mi “KELUAR SEKARANG JUGA!!”. Jang Mi sedih “Kau membentakku. Aku
hanya minum Soju dengan perut kosong”. Jang Mi mulai menangis dan Ki Tae merasa
bersalah “Aku tidak memintanya untuk seperti ini”. Jang Mi “Aku sangat sedih!”
Ki Tae memutuskan untuk memasak Ramyeon untuk Jang Mi. Ia
memasak ramyeon sesuai dengan cara memasak yang tertera dibungkus ramyeon
(Tidak lebih dan tidak kurang. LOL) bahkan memasang penghitung waktu agar
ramyeonnya masak dengan sempurna (Bahahah). Jang Mi yang sudah sadar dari mabuk
sedang duduk manis dan menyiapkan kimchi yang dibawa oleh Ibu Ki Tae. Jang Mi
berbicara sendiri “Kenapa dia membawa sepatuku? Kenapa dia meminta untuk makan
bersama? Kenapa dia bilang dia akan menelepon?”. Ki Tae “Kau benar-benar ingin
tahu isi hati Han Yeo Reum? Haruskah aku memberitahumu?”. Ki Tae memberikan
sebuah buku pada Jang Mi. Jang Mi membaca judul buku itu “Dia tidak begitu
menyukaimu”
Jang Mi kesal dan berdiri untuk melihat ramyeonnya. Ia
mematikan kompor walaupun penghitung waktu Ki Tae belum selesai. Ki Tae “Itu
belum siap. Dua menit lagi”. Jang Mi mengangkat panci yang berisi Ramyeon dan
meletakkannya diatas buku yang diberikan Ki Tae “Hidup tidak punya manual”. Ki
Tae “Cobalah untuk mengerti. Jangan terlalu terburu-buru”. Jang Mi “Teori dan
praktek berbeda”. Ki Tae “Lihat siapa yang sedang berbicara”.
Ki Tae memindahkan panci ramyeon tepat ditengah mereka
berdua. Jang Mi “Kenapa kau benci menikah?”. Ki Tae “Aku tidak ingin merusak
kehidupanku dengan seorang gadis sepertimu”. Jang Mi “Se Ah, wanita itu bukan
hanya teman, kan? Aku dengar kalian berdua punya sesuatu. Apa yang terjadi?”.
Ki Tae “Kami mengenal satu sama lain dengan sangat baik dan peduli satu sama
lain”. Jang Mi “Itu sempurna”. Ki Tae “Ya, kami tidak ingin menyia-nyiakannya
pada pernikahan”. Jang Mi “Orang pintar hanya membuat hal semakin rumit”. Jang
Mi mulai memakan ramyeon tanpa menaruhnya dimangkuk. Ki Tae “Kau sangat jorok.
Pakailah mangkuk”. Jang Mi juga memakan kimchi dari Ibu Ki Tae “Kimchi Ibumu
benar-benar enak”. Ki Tae “Ambil saja. Aku akan membuang itu”
Jang Mi mengambil ramyon dan mendekatkan kepalanya pada wajah Ki Tae, Ki Tae pun mendorong kepala Jang Mi agar menjauh. Jang Mi “Apa lagi?”. Ki Tae memberikan mangkuk pada Jang Mi “Jangan lewati batas. Itulah permasalahanmu. Perasaanmu adalah milikmu dan milikku adalah milikku. Kau tidak seharusnya bekerja karena mereka berbeda. Jaga perasaanmu sendiri. Jaga agar tetap bersih”. Jang Mi “Aku hanya percaya padanya”. Ki Tae “Tidak, kau percaya apa yang kau mau. Kau harus melihatnya. Foto SNS Yeo Reum semuanya makanan. Dia tidak bisa makan makanan itu sendirian”. Ki Tae melihat ponsel Jang Mi yang ketinggalan jaman “Beli smartphone untuk kehidupan cintamu”. Jang Mi “ Mereka membuat orang kesepian. Ini kesendirian manusia modern”. Ki Tae “Kau membutuhkan kesendirian. Kau baru saja dibuang dan kau… Berhentilah terobsesi pada pria. Cobalah untuk menikmati waktu sendirian!”. Jang Mi “Kau menyukai kesendirian, namun kau bisa mati karena kesepian”. Ki Tae “Siapa yang peduli?”. Jang Mi “Komunikasi adalah kunci bagi manusia”. Ki Tae “Kau adalah pengguna ponsel bodoh yang keras kepala. Berkomunikasi”. Ponsel Jang Mi berbunyi dan Jang Mi tertawa “Aku bisa berkomunikasi dengan baik dengan itu!”
Jang Mi mengambil ramyon dan mendekatkan kepalanya pada wajah Ki Tae, Ki Tae pun mendorong kepala Jang Mi agar menjauh. Jang Mi “Apa lagi?”. Ki Tae memberikan mangkuk pada Jang Mi “Jangan lewati batas. Itulah permasalahanmu. Perasaanmu adalah milikmu dan milikku adalah milikku. Kau tidak seharusnya bekerja karena mereka berbeda. Jaga perasaanmu sendiri. Jaga agar tetap bersih”. Jang Mi “Aku hanya percaya padanya”. Ki Tae “Tidak, kau percaya apa yang kau mau. Kau harus melihatnya. Foto SNS Yeo Reum semuanya makanan. Dia tidak bisa makan makanan itu sendirian”. Ki Tae melihat ponsel Jang Mi yang ketinggalan jaman “Beli smartphone untuk kehidupan cintamu”. Jang Mi “ Mereka membuat orang kesepian. Ini kesendirian manusia modern”. Ki Tae “Kau membutuhkan kesendirian. Kau baru saja dibuang dan kau… Berhentilah terobsesi pada pria. Cobalah untuk menikmati waktu sendirian!”. Jang Mi “Kau menyukai kesendirian, namun kau bisa mati karena kesepian”. Ki Tae “Siapa yang peduli?”. Jang Mi “Komunikasi adalah kunci bagi manusia”. Ki Tae “Kau adalah pengguna ponsel bodoh yang keras kepala. Berkomunikasi”. Ponsel Jang Mi berbunyi dan Jang Mi tertawa “Aku bisa berkomunikasi dengan baik dengan itu!”
Yeah akhirnya keluar jg..
BalasHapusGumawo eunni moga lancar smpai akhirr
Yg msh miateruus ya si yeoreum sm hyehyun it sbnere gmn to, mistery. Mg gk ad yg jahatt meski seah punya potensi. Iri n cemburu biasa tp jgn kejam dung,hihihii
d'lanjut part 2 nya y min...semangat terus!!! :)
BalasHapusDitunggu part2nya yaa!! Mudah2an dilanjut sampai ep 16 nulis sinopnya!!
BalasHapus