Love these songs^^

Rabu, 16 Juli 2014

Sinopsis Marriage Not Dating Episode 3 Part 1







Jang Mi menggedor-gedor pintu kamar mandi Ki Tae “Kong Ki Tae ! Kong Ki Tae!”. Jang Mi berusaha membuka pintu dan berhasil membuka pintu dengan sebuah pisau. Jang Mi kaget saat melihat Ki Tae tergeletak di kamar mandi. Jang Mi menjatuhkan pisau yang dipegangnya ”Kong Ki Tae!”


EPISODE 3

MENJADI BAHAGIA DI DALAM DIRIMU SENDIRI

SEBENARNYA BERTAHAN PADA DIRIMU SENDIRI






Ki Tae sedang melaju dengan mobilnya. Jang Mi dan Ki Tae kelihatan sangat cemas. Jang Mi “Kau akan mengakui semuanya, kan?”. Ki Tae “Aku akan mengurus itu”. Jang Mi “Jangan membuat hal ini semakin buruk”. Ki Tae “Aku mengerti, aku yang akan melakukannya”. Jang Mi “Jangan menyakiti perasaan siapa pun”. Ki Tae “Serahkan saja padaku”. 
 




2 HARI SEBELUM INSIDEN....
Di dapur, Ibu Jang Mi sedang menuangkan minuman untuk Ibu Ki Tae. Ibu Jang Mi menoleh ke arah Ibu Ki Tae dan mata mereka saling bertemu. Ibu Ki Tae tersenyum dan begitupun Ibu Jang Mu. Ibu Jang Mi membawakan minuman untuk Ibu Ki Tae. Ibu Jang Mi “Maaf kami tidak punya apa-apa. Hanya ini yang kami punya”. Ibu Ki Tae “Maaf karena aku datang tiba-tiba”. Ibu Jang Mi “Aku biasanya bekerja pada jam segini. Tapi aku menjadi malas hari ini. Perutku sakit. Itu mungkin karena aku akan bertemu denganmu! Yang penting, aku senang kau datang. Jang Mi terus berkata dia akan membawa pulang seorang pria. Aku penasaran karena tidak ada berita”. Ibu Ki Tae “Aku minta maaf”. Ibu Jang Mi “Ah tidak perlu”. Ibu Ki Tae “Tidak, aku minta maaf. Anakku tidak punya niat menikah”. Ibu Jang Mi “Tidak ada niat menikah dengan putriku?”. Ibu Ki Tae “Ya. Jang Mi berharap untuk menikah. Aku telah belajar tentang mereka, mereka sedang berada disituasi yang tidak diinginkan”. Ibu Jang Mi “Apa maksudmu?”. Ibu Ki Tae “Maaf. Ini semua salahku. Semua orang tua merasakan hal yang sama. Aku tidak ingin putrimu membuang-buang waktunya.  Jadi, aku harus melakukan sesuatu. Aku mengumpulkan keberanian untuk datang mengunjungimu”. Ibu Jang Mi “Haruskah aku mengucapkan terima kasih? Aku telah habis akal. Bukankah kau seharusnya membuatnya ingin menikah?”. Ibu Ki Tae “Aku sudah berusaha. Anakmu sudah menyerah pada pernikahan sekarang. Dia pasti ingin mempertahankan hubungan. Sayang sekali”. Ibu Jang Mi “Jadi itu cinta bertepuk sebelah tangan?”. Ibu Ki Tae “Aku juga merasa tidak enak . Sekali lagi, maaf”.





Ibu Ki Tae berdiri untuk keluar dari rumah Jang Mi tetapi Jang Mi dan Ki Tae tiba-tiba masuk. Ki Tae “Ibu”. Jang Mi memberikan salamnya. Ibu Jang Mi melihat Ki Tae dan bertanya pada Jang Mi “Apakah ini dia? Dia adalah pemilik restoran?”. Ibu Ki Tae bingung “Sekarang apa yang kau katakan?”. Ibu Jang Mi “Maaf. Tapi, aku harus melakukan ini sebagai seorang ibu”. Ibu Ki Tae “Bukan itu, tapi pemilik restoran katamu?”. Ibu Jang Mi “Apa aku salah?”. Ibu Ki Tae “Putraku adalah seorang dokter. Dia adalah seorang dokter bedah plastik”. Ibu Jang Mi “Bedah plastik?”. Jang Mi “Itu…”. Ki Tae “Itu idenya kalau dia mau berbohong soal aku”. Jang Mi “Apa?”. Ki Tae “Dia begitu keras kepala. Dia bilang kepastianlah yang lebih diutamakan, orang tua tidak boleh mengganggu dan kau harus merahasiakan ini”. Ibu Jang Mi “Kepastian apa?”. Ki Tae “Itulah yang aku katakan. Kepastian apa lagi yang dia butuhkan?”. Ki Tae menatap Jang Mi “Aku mencintaimu. Aku membutuhkanmu. Aku akan membahagiakanmu. Dia membutuhkan kepastian yang lebih banyak. Itu sangat sulit”. Ibu Jang Mi “Lalu?”. Ki Tae “Aku ingin bertemu denganmu. Ini sebuah kehormatan untuk akhirnya bertemu denganmu. Ibu mertua”





Ki Tae memberikan penghormatan pada Ibu Jang Mi. Jang Mi heran dengan akting Ki Tae yang semakin berlebihan “Ki Tae”. Ki Tae berdiri “Aku mengerti. Aku akan memperlakukanmu dengan lebih baik. Aku akan memberikan semuanya”. Ibu Ki Tae “Ki Tae… Kau !!”. Ki Tae “Ibuku pasti datang karena dia takut Jang Mi akan menyia-nyiakan waktunya padaku. Harap dimaklumi. Aku akan mengantarnya pulang sekarang”. Ki Tae memaksa Ibunya keluar dari rumah Jang Mi, Ibu Jang Mi kelihatan kesal karena Ki Tae membuat ia malu didepan Ibu Jang Mi. Jang Mi” Sampai jumpa, Ibu!”




Saat Ki Tae dan Ibunya baru keluar, wajah Ibu Jang Mi langsung berubah senang “Tidak mungkin! Itu bohong!”. Jang Mi heran melihat Ibunya




Didalam mobil Ki Tae, Ibu Ki Tae juga berbicara “Itu bohong!”. Ki Tae “Apa?”. Ibu Ki Tae “Kau bilang dia ingin menikah denganmu. Itulah apa yang kau katakan kepada bibimu”. Ki Tae “Itu bohong. Permohonanku padanya akan melukai harga dirimu. Kau hidup untuk harga dirimu”. Ibu Ki Tae “Itulah kenapa kau memperlakukanku seperti itu tadi? Untuk membiarkanku mati karena malu?”. Ki Tae “Jadi kenapa kau pergi ke sana? Aku bilang untuk menunggu dan melihat”





Ibu Jang Mi berlari ke dalam rumah makannya, ia berteriak memanggil suaminya dan kemudian menutup mulutnya karena sadar telah berbicara pada suaminya (Hahaha). Ibu Jang Mi “Panggil Ayahmu”. Ayah Jang Mi menulis pada papan kecilnya “Seharusnya kau tidak usah datang”. Ibu Jang Mi membaca tulisan suaminya dan membalas lewat pesan “Seorang pengunjung datang ke rumah kita. Ibu mertua Jang Mi”. Jang Mi “Bukan seperti itu”






Ayah Jang Mi kaget membaca pesan istrinya dan segera mendekat pada Jang Mi “Apa? Ibu mertuamu?”. Jang Mi “Ibu pasti salah paham”. Ibu Jang Mi mengirim pesan lagi “Pria itu datang juga”. Ayah Jang Mi membaca pesan istrinya “Pemilik restoran itu?”. Jang Mi “Bukan”. Ayah Jang Mi “Bukan? Kalau begitu apa?”. Ibu Jang Mi mau mengetik ‘Dokter bedah plastik’ tetapi tidak bisa, sehingga ia langsung berbicara dengan mulutnya “Pria itu Dokter”. Ayah Jang Mi “Dokter? Kenapa kau berbohong?”. Ibu Jang Mi menambahkan “Dan dia seorang dokter bedah plastic”. Ayah Jang Mi masih tidak mengerti “Sebenarnya apa yang terjadi disini?”. Jang Mi ingin menjelaskan tetapi tidak memiliki kesempatan karena kedua orang tuanya terus berbicara. Ibu Jang Mi “Dia lucu”. Ayah Jang Mi “Karakter yang paling penting”. Ibu Jang Mi “Dia punya sikap yang baik. Ibu mertuanya Jang Mi juga sopan”. Jang Mi “Hei, kalian berbicara satu sama lain”. Ayah Jang Mi tidak peduli dengan kata-kata Jang Mi dan menyuruh Jang Mi untuk minggir karena ia mau berbicara dengan istrinya. Ayah Jang Mi “Beritahu aku secara rinci”. Ibu Jang Mi “ Jadi yang terjadi adalah…”. Ibu Jang Mi berbisik pada suaminya untuk melanjutkan ceritanya
 




1 HARI SEBELUM INSIDEN...
Jang Mi tidak bisa tidur karena masih memikirkan Yeo Reum yang memakaikan sepatunya saat acara amal tadi. Setiap ia mengingat kejadian itu ia tersenyum bahagia. Ponsel Jang Mi berbunyi dan Jang Mi pun membuka pesan yang baru saja masuk diponselnya. Jang Mi melepaskan ponselnya dan ekspresi bahagia diwajahnya langsung berubah (Siapa ya?)





Di ruang loker, Jang Mi menunjukkan pesan yang tadi malam ia dapat pada Hyun Hee. Hyun Hee membaca pesan itu yang ternyata berasal dari Hoon Dong “Kau sudah tidur?”. Hyun Hee “Lee Hoon Dong? Dia sedang menyesal sekarang?”. Jang Mi “Tidak mungkin. Dia hanya mencoba melakukan itu. Dia terus mengirim sms kepada semua wanita. Ah Dia memberikan hadiah mahal pada seorang gadis di pesta itu dan itu adalah merek kita”. Hyun Hee mengingat saat Hoon Dong memberikannya semua dompet yang ia beli ditoko tempat mereka bekerja dan tidak memberitahu Jang Mi bahwa gadis yang menerima hadiah itu adalah dirinya. Hyun Hee “Aaah”. Jang Mi “Sekarang aku tidak punya perasaan untuk dia. Aku sudah melihat dirinya yang sebenarnya. Seseorang dari kami harus cool dengan masalah ini. Ini bagus”




Ki Tae bangun saat mendengar ada orang yang masuk ke rumahnya. Ibu Ki Tae masuk dan mencari-cari Ki Tae. Ki Tae keluar dari kamarnya dan melihat Ibunya. Ki Tae “Ibu disini lagi?”. Ibu Ki Tae “Kau masih tidur? Cuci mukalah”




Ibu Ki Tae membuka kulkas Ki Tae dan mendapati semua makan Ki Tae adalah makanan kaleng dan instan. Ibu Ki Tae mengambil paper bag dan mengisinya dengan semua makanan instan yang Ki Tae simpan. Ki Tae “Kau bilang tempat ini akan menjadi milikku. Aku sudah membawa gadis itu ke rumah”. Ibu Ki Tae “Menjaga tempat ini adalah tujuanmu?”. Ki Tae “Sekarang yang ingin aku jaga adalah Joo Jang Mi”. Ibu Ki Tae “Aku tidak percaya kau bilang begitu. Kau ingin aku percaya itu?”. Ki Tae “Percaya atau tidak, dia juga sering berkunjung kesini.  Hormati privasiku jadi aku bisa menikah”. Ibu Ki Tae “Aku bisa melihat kalau tidak pernah punya tamu”. Ki Tae “Aku punya jadwal operasi sebentar, jadi aku istirahat dulu. Ibu hanya beruntung karena tidak ada orang saat ini. Jika kau terus menyerobot masuk, kau mungkin dapat lebih dari yang kau harapkan”. Ibu Ki Tae “Aku tidak bisa menerima putraku untuk terus memberontak. Hentikan sekarang”. Ki Tae “Kenapa bukan Ibu saja yang menghentikannya. Semuanya”. Ibu Ki Tae “ Sampai jumpa nanti. Tidak ada yang benar-benar bisa dimakan”. Ibu Ki Tae membuang semua makanan instan Ki Tae dan keluar dari rumah Ki Tae




Hoon Dong sedang membaca berbagai macam pesan yang ia kirim untuk Jang Mi “Kenapa tidak dibalas? Ini tidak dapat dipercaya”. Hoon Dong kecewa tetapi ekspresinya berubah saat melihat Jang Mi yang sedang bersepeda dan menuju restorannya. Hoon Dong tertawa “Lihat-lihat”. Hoon Dong memperbaiki penampilannya untuk bertemu dengan Jang Mi, ia juga berpura-pura membaca buku untuk menjaga imagenya



Jang Mi masuk ke restoran Hoon Dong dan bertanya pada Hoon Dong yang sedang berpura-pura membaca “Dimana Han Yeo Reum?”. Hoon Dong “Di dapur”. Jang Mi “Aku masuk ke sana sebentar ya”




Yeo Reum sedang memperhatikan seniornya yang sedang membuat menu baru. Yeo Reum “Apa rasionya?”. Senior Yeo Reum “Urus saja urusanmu sendiri. Jadilah pelayan yang baik”. Yeo Reum mengangguk dan memakan spaghetinya sambil berdiri



Jang Mi masuk ke dapur dan menyapa Yeo Reum yang kelihatan cuek padanya (Cemburu sama Ki Tae nih). Yeo Reum “Apa yang kau lakukan disini?”. Jang Mi menunjukkan paper bag yang ia bawa “Aku membawa jas yang aku pinjam. Terima kasih”. Yeo Reum “Taruh disana”. Jang Mi “Kenapa kau makan sambil berdiri?”. Yeo Reum menjawab dengan dingin “Aku selalu melakukannya”. Jang Mi “Bisakah kau keluar sebentar? Kau bilang mau makan denganku”. Yeo Rum “Aku sudah selesai makan”. Jang Mi “Huh? Aku tidak bermaksud begitu...”. Yeo Rum memotong “Nanti”. Jang Mi “Aku tidak tahu nomormu”. Yeo Reum “Aku tahu. Aku akan menghubungimu”. Jang Mi merasa kecewa karena sikap dingin Yeo Reum padanya, ia melambaikan tangannya dan keluar dari dapur


Saat Jang Mi mau keluar dari restoran Hoon Dong, Hoon Dong menghalanginya dan memasang wajah serius “Kau bisa berhenti sekarang”. Jang Mi “Apa?”.Hoon Dong “Kau tidak harus membuat alasan untuk datang menemuiku. Kalau kau rindu datang saja”. Jang Mi tidak memberikan jawaban pada Hoon Dong dan keluar dari restoran Hoon Dong


Ki Tae yang baru keluar dari RSnya membaca pesan baru dari Bibinya “Ibumu baru saja pergi. Berikan aku 50.000 Won untuk info ini” (RS Ki Tae bersebelahan dengan restoran Hoon Dong)



Hoon Dong masih mengikuti Jang Mi yang sudah keluar dari restorannya “Aku benar-benar merasa buruk bagimu sekarang”. Ki Tae yang kebetulan akan pergi juga melihat Hoon Dong yang mengikuti Jang Mi. Jang Mi “Terima kasih. Aku sedang menangis”. Hoon Dong “Jangan begitu. Aku akan mencoba untuk menyukaimu”. Jang Mi “Beraninya kau menyukaiku!”. Ki Tae menghampiri Jang Mi dan merangkul Jang Mi “Ya. Dia wanitaku. Ayo pergi ke rumahku”. Jang Mi bingung dan Ki Tae langsung memberikan kode lewat matanya. Jang Mi “Oh,baiklah. Ayo”. Ki Tae dan Jang Mi masuk ke dalam mobil Ki Tae. Hoon Dong “Rumah? Hei tunggu!”


Ki Tae dan Jang Mi sudah berada dijalan untuk menuju rumah Ki Tae dan dibelakang mereka ada Hoon Dong yang masih mengikuti mereka. Jang Mi “Ya ampun, kenapa dia terus mengejar kita?”. Ki Tae “Balas dendammu sukses”




Ki Tae dan Jang Mi akhirnya sampai di parkiran gedung apartemen. Hoon Dong berhenti dan berdiri didepan mereka “Itu semua akting untuk menipuku, kan?”. Ki Tae “Kami datang ke sini untuk sendiri”. Ki Tae merangkul Jang Mi dan berjalan masuk ke dalam gedung. Hoon Dong ikut mengikuti dari belakang  “Tidak mungkin. Kau tidak pernah punya tamu. Khususnya wanita apalagi Joo Jang Mi! Aku tidak percaya ini”. Ki Tae dan Jang Mi masuk ke dalam gedung sedangkan Hoon Dong tetap diluar “Hei kemana kalian? Joo Jang Mi sedang bermain mildang (push and pull atau tarik-ulur)”



Jang Mi “Dia sudah mengakhirinya. Ada apa dengan dia?”. Ki Tae “Kau mau mengakhiri kesepakatan. Ada apa denganmu?”. Jang Mi “Bantu aku sampai semuanya bersih dengan Lee Hoon Dong”. Ki Tae memasukkan kode rumahnya “Dia bilang hal yang sama untuk menyingkirkanmu”. Jang Mi “Sekarang aku mengerti. Dia layak untuk dituntut sebagai penguntit”. Ki Tae membuka pintu rumahnya dan menyuruh Jang Mi masuk. Jang Mi “Baiklah. Hanya sampai Lee Hoon Dong pergi”




Jang Mi terpesona saat melihat rumah Ki Tae yang super duper bersih “Astaga, ruangan pria lajang ini benar-benar bersih”. Ki Tae “Bukan hanya lajang tapi lajang yang disengaja. Ini tidak seperti aku tidak bisa menikah. Aku memilih untuk tetap melajang”. Jang Mi duduk disofa Ki Tae “Ini sangat bersih”. Ki Tae menarik Jang Mi “Jangan duduk dimanapun”. Jang Mi tidak mendengarkan kata KI Tae dan mulai berbuat rusuh. Ia mengambil alat pembuat kopi dan memutar-mutarkan alat itu “Hei bikinkan aku kopi”. Ki Tae mengambil alat itu “Ini tidak digunakan, hanya untuk pajangan saja”. Jang Mi berpindah ke piringan hitam antik dan alat pemutarnya. KI Tae “Sudah kubilang jangan memegang itu”. Jang Mi melihat aquarium Ki Tae dan menjadi terpesona dengan ikan (Nemo) yang sangat banyak. Jang Mi menempel di aquarium Ki Tae “Oh Ini Nemo. Nemo. Nemo”. Ki Tae mendorong Jang Mi dan melap ulang aquariumnya “Ini bukan Nemo”



Jang Mi beralih ke kursi pijat Ki Tae dan memakai kursi itu. Ki Tae datang dan mengeluh “Astaga aku  sudah menyetel itu. Tidak usah menyetelnya terlalu kuat, itu tidak baik, Ahjumma”. Jang Mi melepaskan kaus kaki yang ia pakai “Aku tidak bisa merasakannya”. Ki Tae memegang kaus kaki Jang Mi “Aku harap kau tidak memiliki kaki atlet”. Jang Mi “Itu wajar. Aku berdiri sepanjang hari”. Ki Tae “Issh keluarlah!”. Jang Mi “Jangan terlalu berlebihan. Aku bekerja keras untuk membuatmu tetap lajang. Apa kau tahu seberapa besar pengorbanan itu? Aku hampir pergi ke suatu tempat”. Jang Mi mengingat rencana makan malamnya yang gagal karena Ibu Ki Tae yang tiba-tiba datang ke rumahnya. Jang Mi “Kau merusak segalanya. Ini semua salahmu!”. Ki Tae “Bukan aku tapi Ibuku”. Ki Tae dan Jang Mi mendengar tombol password rumah Ki Tae yang bunyi. Jang Mi “Siapa itu?”. Ki Tae “Dia disini untuk menghancurkan segalanya. Ibuku”




Ki Tae menarik Jang Mi untuk bersembunyi, Jang Mi heboh karena tidak mengetahui tempat untuk bersembunyi , ia juga tidak mau tertangkap ada di rumah Ki Tae dan akhirnya membuat Ki Tae jatuh. Ki Tae menarik Jang Mi masuk ke kamarnya dan menyembunyikan Jang Mi dibawah selimut, tempat tidurnya. Ibu Ki Tae heran saat melihat sepasang sepatu wanita dirumah Ki Tae.  Jang Mi tidak bisa diam dan terus menggerakkan tubuhnya, Ki Tae pun memukul kaki Jang Mi agar bisa diam. Ki Tea membuka bajunya dan membuat ia seolah-olah telah tidur bersama dengan Jang Mi.





Ibu Ki Tae masuk dan meliah seisi rumah Ki Tae dan mendapati kaus kaki yang ditaruh dilantai. Ia pun meletakan makanan yang ia bawa dikulkas Ki Tae, Ki Tae keluar dari kamarnya dan sengaja membuka pintu kamarnya lebar-lebar agar Ibunya bisa melihat kaki Jang Mi. Setelah Ibunya melihat kaki Jang Mi, Ki Tae segera berpura-pura merasa tidak enak dan menutup pintu kamarnya. Ki Tae “Sudah ku bilang jangan datang. Maafkan aku”. Ibu Ki Tae “Tidak. Aku tidak melihat apa-apa”. Ibu Ki Tae terlihat kecewa dan keluar dari rumah Ki Tae. Ki Tae “Hati-hati dijalan”




Jang Mi keluar dari balik selimut “Apa ini? Apa lagi yang kau lakukan?”. Ki Tae “Aku menyembunyikanmu agar tidak canggung”. Jang Mi “Kenapa kau membuka bajumu?”. Ki Tae “Kau yang lebih dulu membuka kaus kakimu”. Ki Tae melempar kaus kaki Jang Mi dan kembali memakai bajunya. Jang Mi “Kau membawaku kesini hanya untuk mengusirnya. Dia membawa makanan untukmu. Bagaimana kau bisa begitu padanya?”. Jang Mi memakai kaus kakinya “Aku ingin berhenti sekarang. Katakan padanya secara jujur. Aku akan memberitahu keluargaku juga”. Ki Tae “Kau belum memberitahu Ibumu?”. Jang Mi “Aku akan memberitahunya”. Ki Tae “Ibumu menyukaiku. Semua orang tua menyukaiku”. Jang Mi berteriak “Aku akan memberitahu mereka”


Ayah Jang Mi membawakan ayam untuk teman-teman Ibu Jang Mi. Ibu Jang Mi “Datanglah ke pernikahan Jang Mi. Itu akan segera dilaksanakan”. Ahjumma A “Astaga kau sangat menyukai itu. Lihatlah senyummu. Nanti kau keriput”. Ibu Jang Mi tersipu malu. Ahjumma B “Menantunya yang akan memberikan botox padanya. Tidak perlu khawatir”. Jang Mi yang baru sampai di rumah makan milik orang tuanya, menjadi tidak tega untuk memberitahu kedua orang tuanya karena melihat kebahagiaan kedua orang tuanya yang akan memiliki menantu seorang dokter. Ibu Jang Mi “Jang Mi!”. Ayah Jang Mi “Oh Jang Mi. Kenapa kau tidak bergabung dengan kami?”.


Ayah Jang Mi menarik Jang Mi untuk bertemu dengan teman Ibunya. Teman Ibu Jang Mi mulai meminta Jang Mi untuk menceritakan tentang Ki Tae. Jang Mi tidak tahu harus berbuat apa. Ia benar-benar tidak tega jika harus membuat kedua orang tuanya kecewa



Jang Mi tidak jadi memberitahu kedua orang tuanya dan pulang “Ah, aku ingin minum. Aku akan menceritakan semua ini pada Hyun Hee”. Jang Mi menghubungi Hyun Hee untuk minum bersamanya. Hyun Hee “Aku tidak bisa kalau hari ini Unni. Maafkan aku”. Jang Mi “Tidak apa-apa. Sampai ketemu besok”. Jang Mi ingin menghubungi Yeo Reum tetapi ia tidak memilki nomor telepon Yeo Reum. Jang Mi melihat teleponnya dan berbicara sendiri “Sebenarnya kapan kau akan menelpon?”





Jang Mi datang ke restoran Hoon Dong, ia mengintip dari pintu masuk “Aku tidak boleh ketahuan oleh Lee Hoon Dong”. Ia tidak sengaja melihat Hoon Dong yang memberikan kartu kreditnya pada seorang wanita “Kau memberikan kartu kreditmu pada seorang wanita?”. Hyun Hee yang sedang duduk bersama Hoon Dong mengatakan bahwa ia akan mengembalikan kartu Hoon Dong setelah ia membayar barang yang Hoon Dong beli. Hoon Dong “Kau tidak perlu repot untuk datang kesini”. Hyun Hee “Jang Mi Unni akan merasa tidak nyaman”. Hoon Dong “Jang Mi tidak merasa nyaman denganku? Dia pasti sangat sakit hati”. Hyun Hee “Dia mengabaikan pesanmu, kan?”. Hoon Dong kaget karena Hyun Hee mengetahui hal itu “Dia sedang bermain tarik ulur padaku"


 

Jang Mi masuk secara diam-diam ke restoran Hoon Dong. Jang Mi “Apa dia di dapur?”. Hoon Dong masih berbicara dengan Hyun Hee “Dia tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Dia selalu berada disisiku”.Hoon Dong senang saat melihat Jang Mi yang sedang menunduk untuk masuk kedapur “Joo Jang Mi”. Hyun Hee menyembunyikan wajahnya agar tidak dilihat oleh Jang Mi. Hoon Dong “Jang Mi kau kembali”. Jang Mi “Jangan salah paham. Aku disini bukan untuk bertemu denganmu”



Hyun Hee memberanikan diri untuk bertatap muka dengan Jang Mi “Unni”. Jang Mi kaget karena wanita yang bersama Hoon Dong adalah Hyun Hee “Kapan kalian berdua...”. Hoon Dong “Ah Jang Mi ini….”. Jang Mi terlihat kecewa dan keluar dari restoran Hoon Dong. Hoon Dong mau mengejar Jang Mi tetapi Hyun Hee menahannya “Biarkan saja. Jang Mi Unni yang memulai ini lebih dulu. Mata ganti mata dan tarik-ulur ganti tarik-ulur”. Hoon Dong “Aku harap dia tidak membencimu karena aku”. Hyun Hee “Tidak apa-apa jika orang yang aku suka berakhir bahagia. Kesalahpahaman bisa diselesaikan”.




Jang Mi yang baru keluar dari restoran Hoon Dong juga melihat Yeo Reum yang baru keluar dari mobil seorang wanita. Ia berhenti berjalan dan mendengar pembicaraan Yeo Reum dan wanita itu. Wanita itu “Aku banyak tertawa hari ini. Terima kasih”. Yeo Reum “Itu hanya layanan gratis. Karena kau menghabiskan banyak uang padaku”. Yeo Reum berbalik karena wanita itu memberikan kode agar Yeo Reum berbalik. Yeo Reum kaget saat melihat Jang Mi. Jang Mi terlihat sedih dan pergi tanpa berbicara dengan Yeo Reum



Se Ah dan Ki Tae sedang menikmati kencan mereka di kolam renang. Ki Tae “Kau bertambah cepat”. Se Ah “Aku tidak membiarkan pria mengalahkanku”. Ki Tae melihat meja makan yang telah ia siapkan “Ini kencan 10.000.000 Won yang aku coba”. Se Ah “Kau satu-satunya orang yang tidak menyukai untuk menerima cinta”





Ki Tae dan Jang Mi sudah berada dimeja makan. Se Ah “Sangat bagus dan tenang di sini. Kupikir seleramu telah berubah menjadi beribut dan keras”. Ki Tae “Maksudmu Joo Jang Mi?”. Se Ah “Bermain denganku jika kau bosan. Jangan membodohi Ibumu”. Ki Tae “Siapa bilang aku menipu dia?”. Se Ah “Kita setuju dengan satu sama lain 3 tahun yang lalu, ketika kita membatalkan pernikahan. Kau dan aku memang buruk saat membangun hubungan yang serius. Kita harus tetap melajang bukan merusak hidup orang lain. Ok?”. Ki Tae “Sudahlah, ayo kita pulang”. Se Ah “Apa sudah waktunya Cinderella pulang? Bisakah aku pergi ke rumahmu?”. Ki Tae tidak menjawab pertanyaan Se Ah. Se Ah “Jangan khawatir. Aku tidak akan pergi. Kau sangat suka sendirian dirumah”




Jang Mi pulang ke rumahnya, ia menghibur rasa kecewanya dengan minum soju. Ia masuk ke dalam rumahnya yang gelap dan menari seperti seekor burung. Ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah menjadi sedih lagi dan berhenti menari “Aku tidak ingin sendirian dirumah”. Jang Mi mengingat kenangan masa kecilnya, saat ia menangis karena kedua orang tuanya tidak ada dirumah dan akhirnya, ia pun keluar lagi dari rumahnya



Ki Tae sudah berada ditempat tidurnya. Ia mengingat kata-kata Se Ah “Kenapa kau sangat menyukai rumah itu? Kau menyembunyikan sesuatu disana?”. Ki Tae juga mengingat masa kecilnya, saat ia merasa nyaman dan damai dirumah itu. Ki Tae menutup matanya untuk tidur, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi dan memaksa dirinya untuk bangun “Ibu”





Ki Tae membuka pintu dan yang masuk adalah Jang Mi. Ki Tae “Kenapa?”. Jang Mi yang mabuk menjawab “Aku membawa ramyeon. Kau tidak punya makanan, kan?”. Ki Tae memegang tangan Jang Mi “Kau bertindak seperti kau tidak akan pernah datang lagi. Tapi kenapa kau datang lagi?”. Jang Mi tersenyum “Setiap orang punya hari dimana ia tidak ingin sendiri”. Ki Tae “Aku tidak punya hari seperti itu”. Jang Mi mendekatkan wajahnya ke Ki Tae “Tentu saja.  Kau bahkan tidak membiarkan ibumu datang ke sini, seperti seorang baaajiingan!”. Ki Tae “Ah bau alcohol”




Jang Mi berjalan ke dapur Ki Tae dan mencari panci untuk memasak ramyeon. Ki Tae “Mohon maaf tapi tolong pergi”. Jang Mi “Akulah yang minta maaf. Aku saaaanggaat mabuk”. Ki Tae mengambil panci yang telah dipegang Jang Mi “Aku akan panggil taksi”. Jang Mi kesal tetapi ekspresinya berubah saat melihat aquarium.





Jang Mi sangat gembira melihat aquarium, ia segera mendekat ke aquarium “Jika kau tidak akan membuat ramen, kalau begitu buatkan aku sup ikan dengan cabe”. Jang Mi memasukkan tangannya ke aquarium dan berusaha untuk menangkap ikan “Nemoo.. Nemooo kesini”. Ki Tae shock melihat Jang Mi “Apa yang kau lakukan?”. Ki Tae mencoba menarik Jang Mi agar lepas dari aquariumnya


 Jang Mi tidak menyerah dan berhasil mendapatkan seekor ikan. Ki Tae histeris melihat ikannya “Nemoooo”. Jang Mi tertawa “Itu memang Nemo”. Ki Tae mengambil ikan itu dan mengembalikannya ke dalam aquarium.



Ki Tae meneriaki Jang Mi “KELUAR SEKARANG JUGA!!”. Jang Mi sedih “Kau membentakku. Aku hanya minum Soju dengan perut kosong”. Jang Mi mulai menangis dan Ki Tae merasa bersalah “Aku tidak memintanya untuk seperti ini”. Jang Mi “Aku sangat sedih!”





Ki Tae memutuskan untuk memasak Ramyeon untuk Jang Mi. Ia memasak ramyeon sesuai dengan cara memasak yang tertera dibungkus ramyeon (Tidak lebih dan tidak kurang. LOL) bahkan memasang penghitung waktu agar ramyeonnya masak dengan sempurna (Bahahah). Jang Mi yang sudah sadar dari mabuk sedang duduk manis dan menyiapkan kimchi yang dibawa oleh Ibu Ki Tae. Jang Mi berbicara sendiri “Kenapa dia membawa sepatuku? Kenapa dia meminta untuk makan bersama? Kenapa dia bilang dia akan menelepon?”. Ki Tae “Kau benar-benar ingin tahu isi hati Han Yeo Reum? Haruskah aku memberitahumu?”. Ki Tae memberikan sebuah buku pada Jang Mi. Jang Mi membaca judul buku itu “Dia tidak begitu menyukaimu”


Jang Mi kesal dan berdiri untuk melihat ramyeonnya. Ia mematikan kompor walaupun penghitung waktu Ki Tae belum selesai. Ki Tae “Itu belum siap. Dua menit lagi”. Jang Mi mengangkat panci yang berisi Ramyeon dan meletakkannya diatas buku yang diberikan Ki Tae “Hidup tidak punya manual”. Ki Tae “Cobalah untuk mengerti. Jangan terlalu terburu-buru”. Jang Mi “Teori dan praktek berbeda”. Ki Tae “Lihat siapa yang sedang berbicara”.



Ki Tae memindahkan panci ramyeon tepat ditengah mereka berdua. Jang Mi “Kenapa kau benci menikah?”. Ki Tae “Aku tidak ingin merusak kehidupanku dengan seorang gadis sepertimu”. Jang Mi “Se Ah, wanita itu bukan hanya teman, kan? Aku dengar kalian berdua punya sesuatu. Apa yang terjadi?”. Ki Tae “Kami mengenal satu sama lain dengan sangat baik dan peduli satu sama lain”. Jang Mi “Itu sempurna”. Ki Tae “Ya, kami tidak ingin menyia-nyiakannya pada pernikahan”. Jang Mi “Orang pintar hanya membuat hal semakin rumit”. Jang Mi mulai memakan ramyeon tanpa menaruhnya dimangkuk. Ki Tae “Kau sangat jorok. Pakailah mangkuk”. Jang Mi juga memakan kimchi dari Ibu Ki Tae “Kimchi Ibumu benar-benar enak”. Ki Tae “Ambil saja. Aku akan membuang itu”





Jang Mi mengambil ramyon dan mendekatkan kepalanya pada wajah Ki Tae, Ki Tae pun mendorong kepala Jang Mi agar menjauh. Jang Mi “Apa lagi?”. Ki Tae memberikan mangkuk pada Jang Mi “Jangan lewati batas. Itulah permasalahanmu. Perasaanmu adalah milikmu dan milikku adalah milikku. Kau tidak seharusnya bekerja karena mereka berbeda. Jaga perasaanmu sendiri. Jaga agar tetap bersih”. Jang Mi “Aku hanya percaya padanya”. Ki Tae “Tidak, kau percaya apa yang kau mau. Kau harus melihatnya. Foto SNS Yeo Reum semuanya makanan. Dia tidak bisa makan makanan itu sendirian”. Ki Tae melihat ponsel Jang Mi yang ketinggalan jaman “Beli smartphone untuk kehidupan cintamu”. Jang Mi “ Mereka membuat orang kesepian. Ini kesendirian manusia modern”. Ki Tae “Kau membutuhkan kesendirian. Kau baru saja dibuang dan kau… Berhentilah terobsesi pada pria. Cobalah untuk menikmati waktu sendirian!”. Jang Mi “Kau menyukai kesendirian, namun kau bisa mati karena kesepian”. Ki Tae “Siapa yang peduli?”. Jang Mi “Komunikasi adalah kunci bagi manusia”. Ki Tae “Kau adalah pengguna ponsel bodoh yang keras kepala. Berkomunikasi”. Ponsel Jang Mi berbunyi dan Jang Mi tertawa “Aku bisa berkomunikasi dengan baik dengan itu!”

3 komentar:

  1. Yeah akhirnya keluar jg..
    Gumawo eunni moga lancar smpai akhirr
    Yg msh miateruus ya si yeoreum sm hyehyun it sbnere gmn to, mistery. Mg gk ad yg jahatt meski seah punya potensi. Iri n cemburu biasa tp jgn kejam dung,hihihii

    BalasHapus
  2. d'lanjut part 2 nya y min...semangat terus!!! :)

    BalasHapus
  3. Ditunggu part2nya yaa!! Mudah2an dilanjut sampai ep 16 nulis sinopnya!!

    BalasHapus