Dong Suk menghubungi Sang Ho “Kau yakin sudah mengurus Kim
Ji Hyuk?”. Sang Ho “Ya. Ada masalah apa?”. Dong Suk “Tidak. Jin Ah tahu kalau
Kim Ji Hyuk tidak ke Amerika. Pokoknya, cari cara agar dia tenang sebelum dia
membuat keributan”. Sang Ho “Ya, baik”.
Mi Ra masuk ke kamar Dong Suk dan membawa obat Dong Suk.
Dong Suk “Astaga, bagaimana ini? Jin Ah baru saja menjatuhkan bom dalam
keluarga kami. Memberitahu mereka soal hubungan kita sepertinya harus ditunda”.
Mi Ra “Tidak apa-apa, ngomong-ngomong...”. Dong Suk “Hei kau yang membawa ini
(obatnya)?”. Mi Ra “Ya”. Dong Suk “Kenapa ibuku menyuruhmu? Memalukan. Aku akan
berusaha tetap hidup bagaimanapun caranya. Demi dirimu”
Hong Dal Sook ketiduran di lapaknya. Ji Hyuk datang dan
membangunkan Hong Dal Sook “Tolong, Ddukbokgi satu”. Hong Dal Sook refleks menjawab
permintaan Ji Hyuk “Ah iya apa kabar”. Ji Hyuk menunjukkan hadiah (Tisu) yang ia bawa “Ibu, selamat. Atas pembukaan tempat
barumu!”. Hong Dal Sook “Astaga, senangnya. Aku takut tisunya habis. Syukurlah”.
Ji Hyuk “Memangnya siapa aku? Apapun yang Ibu perlukan aku bisa merasakannya.
Dalam tidurku, Ibu ada dalam mimpiku setiap malam dan mengatakan Ji Hyuk, aku
butuh tisu. Tapi yang sebenarnya kubutuhkan adalah seorang pria. Umurnya
sekitar 50 tahun. Wajahnya harus mirip dengan Shin Sung Il. Perutnya harus six
pack. Jadi, aku bilang Ibu sadarlah”. Hong Dal Sook “Astaga, kau membuatku
tertawa. Hei, mana mungkin aku memikirkan pria diumurku yang seperti ini.
Jangan banyak bicara dan cobalah ini. Sudah lama sekali aku tidak membuatnya.
Aku tidak tahu apakah rasanya masih enak”. Ji Hyuk “Apapun yang Ibu masak pasti
selalu enak”.
Hong Dal Sook menyuapkan Ddukbokgi ke mulut Ji Hyuk. Ji Hyuk
“Ah asin!”. Hong Dal Sook “Asin?”. Ji Hyuk “Kenapa Ibu berharap ada pembeli
kalau masakannya saja seperti ini? Jadi kenapa Ibu tidak menjual makanan yang sebelumnya
saja? Maafkan aku, Bu. Saat uang jaminanku keluar aku akan memberikannya pada
Ibu. Dengan uang itu, Ibu bisa membuka toko kecil”. Hong Dal Sook “Tidak
apa-apa. Aku suka tempat ini. berurusan
dengan pemabuk setiap malam membuatku sulit. Di sini bagus dan tenang, jadi apa
yang harus dikhawatirkan?”. Ji Hyuk “Kenapa Ibu melakukannya? Demi orang
sepertiku yang bahkan tidak ada hubungan darah dengan Ibu”. Hong Dal Sook
“Sudah kubilang, kau itu anakku. Saat anaknya mendapat masalah, seorang ibu
sudah terbiasa bersikap seperti layaknya seorang ibu. Jika dia dalam masalah
bagaimana bisa aku tidak menjaganya seperti seorang ibu? Aku menyukainya”. Ji
Hyuk “Kalau begitu sesuai keinginan Ibu, aku akan membuat masalah yang sangat
banyak. Boleh kan?”. Hong Dal Sook “ Baiklah. Lakukan sesuka hatimu. Tapi,
ingat satu hal jangan masuk penjara. Aku tidak bisa berbuat apa-apa”. Ji Hyuk
“Jangan khawatir. Selama aku menjalani kehidupanku dengan tenang, semuanya
baik-baik saja. Tunggu. Hari ini, aku akan bersikap seperti anak kandung Ibu.
Ibu, ada yang bisa kubantu?”. Hong Dal Sook “Tidak usah. Kau pulang saja. Kau
hanya menghalangi pekerjaanku”. Ji Hyuk “Ibu jangan banyak bicara. Kalau
tokonya seperti harus ada orang sepertiku. Dengan berdiri di sini saja, banyak
orang akan bilang ada pria tampan yang berjualan di toko itu”. Hong Dal Sook
“Astaga, omong kosong. Kalau kau tetap di sini semua orang akan takut kesini.
Dengan wajah seperti itu pergi saja. Kau takkan membantu sama sekali”. Ji Hyuk
mulai mengaduk semua jualan Hong Dal Sook. Hong Dal Sook “Astaga, jangan diaduk
terus. Dasar pengacau!” HAHAHAH
Mi Ra yang sedang berjalan ke rumahnya kaget melihat Ji Hyuk
yang juga sedang berjalan di daerah perumahan mereka. Mi Ra tidak menghampiri
Ji Hyuk, ia hanya memperhatikan Ji Hyuk dari kejauhan.
Jin Ah datang dan
langsung memeluk Ji Hyuk, Mi Ra juga melihat itu (Cemburu kan?kekeke). Ji Hyuk
“Kau kenapa?”. Jin Ah menangis “Kenapa kau tidak pergi? Kenapa kau tidak mau
mendengarkanku? Kenapa kau tidak pergi?”. Ji Hyuk “Aku mengerti, jadi bisa kau
lepaskan aku dan bicara?”. Jin Ah “Tidak mau”. Ji Hyuk melepaskan pelukan Jin
Ah “Hentikan! Kau dan aku, ah tidak, keluargamu dan aku takkan pernah bisa berbaikan”.
Jin Ah “Ini tidak ada hubungannya denganku. Apa yang akan kau lakukan? Apa yang
akan kau lakukan dengan kehidupanku sekarang?”. Ji Hyuk “Apa yang sudah
kulakukan padamu? Seharusnya kau merasa bertanggung jawab atas diriku. Saat aku
memikirkannya, ini semua karena kau yang memulainya. Apa yang akan kau lakukan?
Apa yang akan kau lakukan padaku?”. Ji Hyuk “Ah Psycho ini benar-benar….”. Jin
Ah “Benar, aku psycho. Aku menjadi psycho karena kesalahanmu”. Ji Hyuk “Hei,
cukup. Pulanglah”. Jin Hyuk berjalan meninggalkan Jin Ah. Jin Ah “Aku sudah
diusir dari rumah karena dirimu”. Ji Hyuk “Sekarang, pulanglah”. Jin Ah “Aku
lapar”. Ji Hyuk berhenti berjalan dan berbalik melihat Jin Ah. Ji Hyuk “Apa
yang sudah kau lakukan sampai kau belum makan?”. Ji Hyuk masuk ke dalam
rumahnya dan Jin Ah mengikuti JI Hyuk. Dari kejauhan Mi Ra kelihatan sedih
melihat Ji Hyuk bersama Jin Ah
Jin Ah sudah tertidur pulas dengan mascara yang luntur
(Gara-gara nangis tadi) sedangkan Dae Sub sedang membereskan piring “Apa dia belum makan selama beberapa hari?
Wanita macam apa yang porsi makannya banyak sekali? Tapi, Hyung kenapa kau
membawanya kesini? Dia putri dari musuhmu, Hyun Sung. Apa kau masih mengira
kalau dia itu adikmu?”. Ji Hyuk “Tidak”. Dae Sub “Lalu kenapa? Apa kita
menculiknya saja? Apa perlu kita menculiknya dan memeras mereka?”. Ji Hyuk
“Cepat jual rumah ini dulu”. Dae Sub “Menjual rumah ini? Kenapa?”. Ji Hyuk “Apa
aku mampu tinggal di rumah seperti ini sekarang? Sekarang, Ibuku menjual
makanan di pinggir jalan”. Dae Sub “Baiklah”
Ji Hyuk masuk ke dalam kamar yang di tempati Jin Ah, ia
duduk di sebelah Jin Ah yang sedang tertidur lelap dan membantu membersihkan
wajah dan tangan Jin Ah yang kotor. Ji Hyuk berpikir sebentar dan memutuskan
untuk keluar dari kamar Jin Ah. Saat Ji Hyuk keluar Jin Ah membuka matanya dan
tersenyum
Hye Ra sangat senang mendapatkan tas dari Dong Suk. Hye Ra “Kakak, kau tidak boleh kehilangan dia, ya? Ngomong-ngomong, kalau ada orang yang berusaha mendekatimu, kau tidak boleh berubah pikiran”. Mi Ra tidak menjawab kata-kata Hye Ra, ia kelihatan berpikir tentang hal lain (Ji Hyuk?)
Dae Sub memberitahu Ji Hyuk bahwa tadi Mi Ra datang ke rumah
mereka. Ji Hyuk “Kenapa?”. Dae Sub “Tidak tahu. Dia pasti datang untuk
memata-matai kita apakah kau sudah mati atau masih hidup. Dia menanyakan soal
dirimu, jadi aku mengatakan semuanya. Kalau mereka berusaha membunuhmu lagi”.
Ji Hyuk “Apa gunanya memberitahu dia?”. Dae Sub “Hyung, kau masih menyukainya?”.
Ji Hyuk “Aku tidak sempat memikirkannya sekarang”
Mi Ra masih duduk di ruang tamunya, ia memandang keluar
jendela (rumahnya Ji Hyuk). Ji Hyuk juga belum tidur dan memandangi rumah Mi Ra
Seorang pria di temukan jatuh dari gedung tempat kantor Jo
Hwa Soo berada dan membuat banyak orang berkumpul di TKP. Ji Hyuk dan Goo Duk
Kyu yang datang untuk bertemu Jo Hwa Soo juga melihat kecelakaan itu. Ji Hyuk “Ada
apa ini? Pasti kecelakaan”. Goo Duk Kyu ketakutan dan meminta Ji Hyuk untuk
melupakan pertemuannya bersama Jo Hwa Soo (takut di bunuh juga sama Jo Hwa Soo
kayaknya,hehehe Jo Hwa Soo kan penjahat kelas kakap). Ji Hyuk “Kenapa kau
tiba-tiba berubah pikiran?”. Goo Duk Kyu “Maafkan aku, kita seharusnya tidak
menemui Presiden Jo Hwa Soo. Maafkan aku, tapi aku pergi dulu”. Ji Hyuk menahan
Goo Duk Kyu dan menanyakan alasan Goo Duk Kyu merubah keputusannya. Goo Duk Kyu
“Soal kecelakaan ini mungkin bukan kecelakaan. Aku yakin bukan kecelakaan. Anda
tahu maksudku”. Ji Hyuk “Ke kantor Presdir Jo Hwa Soo apa hubungannya dengan
kecelakaan ini?”. Goo Duk Kyu “Anda mungkin bisa mati. Maksudku, mungkin anda
bisa mati sia-sia. Anda tidak tahu maksudku? Sudah kubilang dia itu penjahat,
kan? Aku tidak bercanda. Dia itu pria yang kejam. Dia tidak butuh hukum. Dia
punya hukumnya sendiri. Itu artinya, kalau ada yang melukainya seperti yang
baru saja anda lihat. Bam! (Hahaha bunyi jatuh dari atas gedung maksudnya). Aku
pergi saja”. Ji Hyuk menarik Goo Duk Kyu “Ayolah. Kita sudah sampai sejauh ini.
Kita lakukan saja. Ayolah kita kesana ”.
Goo Duk Kyu dan Ji Hyuk sudah berada di kantor Jo Hwa Soo
yang sedang makan Jajangmyeon (Ternyata Jo Hwa Soo yang penjahat kelas kakap
itu Ahjussi yang aku bilang kayak orang baik waktu rapat pemegang saham Hyun
Sung. Salah besar tebakanku). Ji Hyuk kelihatan santai menunggu Jo Hwa Soo untuk
menyelesaikan makanannya tapi tidak dengan Goo Duk Kyu (Hahahah).
Jo Hwa Soo menghabiskan Jajangmyeon itu dan berbicara “Yang
kuinginkan adalah seorang pemimpin, bukan bajingan seperti ini. Dari semua
tempat penipuan kau sedang berusaha menipu orang tuamu?”. Goo Duk Kyu berdiri
dan meminta maaf tapi Ji Hyuk menyuruhnya untuk duduk kembali. Ji Hyuk “Anda
benar, aku ini bajingan. Memang aku ini seorang bajingan yang sudah menjalani
kehidupanku di tempat yang kotor. Bajingan ini hampir menelan Hyun Sung
Distribusi. Tapi sayang sekali, dia tidak bisa. Jadi, dia sedang berusaha untuk
menelan lagi. Tapi, perusahaan itu terlalu besar untuk kutelan sendiri. Kalau
mau aku ingin membaginya dengan anda. Jo Hwa Soo “Kau benar-benar bajingan,
karena kita berdua ini sama-sama bajingan aku akan terus terang. Saat aku
memilih anak buahku aku tidak meminta nomor jaminan sosial mereka maupun
semacamnya. Tapi, sebagai jaminannya aku minta tubuh mereka. Jika anak buahku
membahayakan perusahaanku aku akan meminta jaminan itu. Kalau kau masih berniat
untuk bergabung dalam perusahaanku pikirkan baik-baik dan kembalilah lagi
kesini”. Jo Hwa Soo berdiri dan berbicara pada anak buahnya “Hei, Yong Man.
Hubungi restoran China (Tempat mesan Jajangmyeon kali yey) tadi dan marahi
mereka”. Goo Duk Kyu yang sudah ketakutan berbisik pada Ji Hyuk “ Yang aku
katakan benar, kan? Kita pergi saja! Kita pergi sekarang”
Kang Sung Wook berbicara dengan Dong Suk “Kita mungkin harus
menjual Hyun Sung Distribusi. Karena gambaran tentang Presiden perusahan yang
menipu perusahaannya, kita mungkin tidak bisa memperbaikinya. Masalahnya adalah
ada gosip kalau Hyun Sung Energy juga akan bangkrut. Dengan menjualnya untuk melindungi yang lain
Hyun Sung Energy akan selamat. Kau tahu maksudku, kan?”. Dong Suk “Ya, aku
mengerti”. Kang Sung Wook “Masalahnya, siapa yang mau membeli Hyun Sung
Distribusi”. Dong Suk “Aku akan mencari tahu. Aku juga sedang mempertimbangkan
Dae Sam”. Kang Sung Wook “Hei kau kira Ketua Moon bodoh, karena Jin Ah membuat
keributan seperti itu, apa dia mau membeli perusahaan kita?”. Dong Suk
“Serahkan saja padaku. Aku akan mencari cara agar bisa terjual dengan harga
yang sesuai”. Kang Sung Wook “Lakukan dengan benar. Kondisi perusahaan kita
tergantung pada hal ini”. Dong Suk “Baik”. Kang Sung Wook “Manager Do!”. Sang
Ho “Ya?”. Kang Sung Wook “Cari Jin Ah. Tampaknya dia serius sekarang. Dia
mungkin akan masuk dalam masalah besar”. Sang Ho “Baik, aku mengerti”
Dong Suk berbicara di telepon “Halo, bagaimana kabar anda?
Ini Kang Dong Suk dari Hyun Sung. Ada yang ingin kubicarakan. Bisa kita
bertemu?”.
Mi Ra dan Jin Ah sedang bertemu. Mi Ra meminta Jin Ah untuk
kembali ke rumahnya. Jin Ah “Kau melihatku malam itu. Aku akan dipukuli sampai
mati kalau aku pulang. Lagipula, aku tidak punya tempat tujuan yang lain. Mulai
sekarang, aku akan tinggal di sana. Ada apa? Apa kau takut kalau aku tinggal di
rumah Kim Ji Hyuk?”. Mi Ra “Jika anda tinggal di sana, Kim Ji Hyuk mungkin akan
dalam bahaya”. Jin Ah “Kenapa?”. Mi Ra “Semua orang mengira dia pergi ke
Amerika. Jika ada yang tahu kalau dia ada di sini, dia takkan dibiarkan”. Jin
Ah “Jangan khawatir. Aku bisa melindunginya, karena putrinya ada bersama pria
itu dia takkan bisa berbuat apa-apa. Sebenarnya
aku akan menempel padanya seperti permen karet”. Mi Ra “Kalau begitu
kalian harus pergi. Entah Amerika atau dimanapun itu, yang tak seorang pun bisa
menemukan kalian. Aku akan membantu anda”. Jin Ah “Wow kau hebat. Caramu
melindungi Kim Ji Hyuk seperti ukuran langit dan laut. Kenapa? Apa sebenarnya
ini semua karena cinta? Aku akan melindunginya, jadi kau urus saja kakakku. Kim
Ji Hyuk milikku. Kang Dong Suk milikmu. Oke?”
Jin Ah sedang menikmati ramyeonnya dan bel di rumah Ji Hyuk
berbunyi. Jin Ah membukakan pintu dan bertemu dengan seorang Ahjumma. Jin Ah
“Siapa ya? Ada yang bisa ku bantu?”. Ahjumma itu “Aku pemilik tempat ini.
Kudengar anda pindah”. Jin Ah kaget “Apa?”
Sang Ho keluar dari bar yang sering didatangi Jin Ah. Ia di
beritahu bahwa Jin Ah belum datang lagi ke bar itu
Sang Ho datang ke rumah Ji Hyuk dan menekan bel rumah Ji
Hyuk. Sang Ho kaget karena yang membuka pintu untukknya adalah Jin Ah. Jin Ah
“Guru?”
Sang Ho berbicara dengan Jin Ah. Sang Ho “Anda menemuinya
lagi?”. Jin Ah “Ya”. Sang Ho “Sekarang dia dimana?”. Jin Ah “Entahlah”. Sang Ho
“Kita pulang dulu. Ayah anda khawatir”. Jin Ah “Tidak usah, aku suka disini”.
Sang Ho “Nona, dari semua pria dialah yang paling berbahaya. Anda tidak pernah
tahu apa yang bisa dia perbuat pada anda (Sang Ho cemburu yah?Hahaha)”. Jin Ah
“Aku mempercayainya”. Sang Ho “Aku tahu anda tertarik padanya. Tapi itu
hanyalah ilusi. Hanya karena anda penasaran, anda tertarik padanya. Dia berasal
dari kalangan yang berbeda dan tinggal di dunia yang berbeda. Kalian tidak bisa
bersama dan tidak cocok”. Jin Ah “Aku… Kau tahu aku sangat berharap kalau dia
bukan kakak kandungku? Saat aku mengetahui kalau dia bukanlah kakak kandungku,
aku senang sekali seperti dunia ini milikku. Itu bukanlah emosi sesaat.
Alasanku meninggalkan rumah itu bukanlah keinginan sementara. Demi dia aku rela
menyerahkan semuanya. Semua yang kupunya. Semuanya”. Sang Ho “Untuk hari ini,
aku pergi dulu. Seperti yang sudah anda ketahui karena ini perintah Ketua, aku
bersedia pergi ke neraka untuk membawamu pulang”. Jin Ah “Menyuruh orang lain
bernama Kim Ji Hyuk itu ulah guru, kan? Jangan sentuh dia. Aku akan membunuhmu”
Ji Hyuk datang ke gedung yang ditempati kantor Jo Hwa Soo.
Ia menatap gedung itu dan mengingat kecelakaan yang ia lihat sebelumnya. Ia
berpikir sebentar dan memutuskan untuk masuk ke gedung itu.
Jo Hwa Soo berbicara kepada Ji Hyuk “Kau sudah memikirkannya
baik-baik, kan?”. Ji Hyuk mengiyakan. Jo Hwa Soo “Baiklah. Mulailah bekerja
hari ini”. Ji Hyuk berterima kasih. Anak buah Jo Hwa Soo menaruh sebuah koper
di atas meja. Jo Hwa Soo “Pertama kirimkan barang ini. Ini sedikit berbahaya.
Kau baik-baik saja?”. Ji Hyuk “Jika anda menyuruhku, demi anda aku bersedia
meskipun harus ke neraka sekalipun (Wah sama kayak Sang Ho nih)”. Jo Hwa Soo
“Pergilah ke alamat yang dituliskan di kertas ini dan temui orang yang bernama
Presiden Ahn. Serahkan koper ini padanya”. Ji Hyuk “Aku mengerti”. Jo Hwa Soo
“Isinya sangat berharga. Lebih berharga dibandingkan nyawamu. Kau tahu kenapa
aku mengijinkan dirimu mengirimkan barang berharga semacam ini? Karena kau
benar-benar bajingan. Seorang bajingan tahu, jika dia kabur dia tahu apa yang akan
terjadi”. Ji Hyuk “Aku akan terus mengingatnya”
Sang Ho keluar dari rumah Ji Hyuk dan menghubungi Dong Shik
“Dia masih hidup. Kim Ji Hyuk masih hidup, bodoh. Cari dia. Cari dan bunuh dia.
Kalau kali ini kau gagal, aku sendiri yang akan membunuhmu”
Ji Hyuk turun dari taksi dan mencari alamat yang diberikan
padanya. Seorang ahjussi bertanya pada Ji Hyuk “Permisi. Aku mau bertanya.
Kantor pos terdekat ada dimana?”. Ji Hyuk “Maaf, tapi aku juga orang baru”.
Saat Ji Hyuk mau melanjutkan pencarian alamat yang diberikan padanya, Ahjussi
itu menahan dan memborgol Ji Hyuk (Wuaah polisi?)”. Ji Hyuk “Anda siapa?”.
Ahjussi itu “Presiden Jo yang sudah mengirimmu, kan?Karena aku belum pernah
bertemu denganmu sebelumnya, aku ragu tapi ternyata aku benar”
Ahjussi itu mehanan Ji Hyuk di dalam mobilnya. Ji Hyuk
bingung karena Ahjussi itu melewatkan kantor polisi dan tidak membawanya ke
kantor polisi. Ji Hyuk “Sekarang, kita mau kemana? Kantor polisi ada di sebelah
sana”. Ahjussi itu “Ada cara lain kalau berurusan dengan orang sepertimu”
Kang Sung Wook bertanya pada Dong Suk tentang keinginan Dong
Suk untuk menjual Hyun Sung Distribusi pada Jo Hwa Soo. Dong Suk mengiyakan bahwa ia memang ingin
menjual perusahan pada Jo Hwa Soo. Kang Sung Wook “Dengan kekuasaan dan
kekayaannya, masih mungkin. Dia juga selalu ingin membeli perusahaan
konstruksi. Tapi jangan remehkan dia. Dia itu orang yang sangat berpengalaman”.
Dong Suk “Jangan khawatir. Aku akan meyakinkan dia, bagaimanapun caranya”. Kang
Sung Wook “Bank mulai agak menggangguku. Jika kita gagal lagi, kita akan
mendapatkan pukulan yang keras. Bagaimanapun caranya, kau harus tunduk padanya,
paham?”. Dong Suk “Ya”
Mi Ra sudah bersama dengan Dong Suk. Mi Ra “Kita mau
kemana?”. Dong Suk “Kita akan melakukan transaksi bisnis yang besar.Dia itu
orang yang akan sangat berguna. Dia akan sering bertemu denganku, urusan
bisnis, suatu saat nanti”. Mi Ra “Aku takkan banyak membantu kalau aku ikut”.
Dong Suk “Jangan memikirkan itu. Tetaplah bersamaku”
Ahjussi itu membawa Ji Hyuk di sebuah tempat yang gelap. Ji
Hyuk “Apa yang kau lakukan? Kau yakin kau ini polisi? Kenapa kau malah
kesini?”. Ahjussi itu “Kalau aku bukan polisi kenapa aku harus membawa
pistol?”. Ahjussi itu membuka koper yang Ji Hyuk bawa “Astaga. Di saat seperti
ini, aku berharap aku ini bukan polisi. Ini melebihi gaji seorang polisi selama
setahun. Bukankah menurutmu ini tidak adil, hah? Hei ,kita bagi saja, ya? Bagi
Presiden Jo, uang ini tidak berarti apa-apa. Dia takkan bisa melaporkannya
karena ini uang kotor”. Ji Hyuk “Dia akan mengira kalau aku kabur dengan
membawa uang itu”. Ahjussi itu “Soal itu, aku bisa menyelesaikannya dengan
menelepon satu orang saja. Aku sudah menangkap pelaku yang mengirimkan uangmu. Jika
aku bertanya padanya apakah ini uangnya,
apa menurutmu dia akan mengatakan iya? Dia akan bilang kalau uang ini tidak
ada hubungannya dengan dia. Maka saat itu uang ini menjadi benda yang tidak
penting baginya. Masalah selesai. Bagaimana? Kau mau pulang dengan membawa separuh
dari uang ini? Atau ke kantor polisi bersamaku?”. Ji Hyuk “Jika kau berjanji…”.
Ahjussi itu “tentu saja. Kalau kau melaporkannya, aku juga akan dalam masalah
besar”. Ji Hyuk “Kalau begitu, baiklah. Lepaskan dulu borgolku. Maka aku akan
mengambil bagianku dan pulang”. Ahjussi itu “Bagus. Hidup ini soal menipu dan
ditipu. Tidak masalah”
Ahjussi itu melepaskan borgol Ji Hyuk dan Ji Hyuk langsung
beraksi dengan memukul Ahjussi itu sampai pingsan. Ji Hyuk mengambil kopernya
dan keluar dari mobil. Ia menghubungi Presiden Jo “Ini aku, Kim Ji Hyuk. Ada
kecelakaan kecil, jadi aku mungkin harus membawa kopernya kembali”. Ji Hyuk
berhenti berbicara karena kaget melihat Jo Hwa Soo yang baru turun dari mobil, yang
berhenti tepat didepannya. Jo Hwa Soo “Kau tidak perlu melakukan itu”. Ahjussi
yang tdai dipukul Ji Hyuk juga sadar (Pura-pura pingsan dia), ia memegang Ji
Hyuk “Astaga, pria ini bisa memukul. Dulu, kau pernah ikut bela diri?”(Ternyata
oh ternyata, Ji Hyuk cuma di uji kesetiaannya)
Jo Hwa Soo dan Ji Hyuk sudah duduk di dalam mobil. Jo Hwa
Soo “Aku tahu ini sangat kekanak-kanakan. Tapi, untuk mencari tahu pria yang
bisa dipercaya beginilah caranya. Dan aku suka uang, tapi aku tidak suka orang
yang menggilai uang”
Dong Suk dan Mi Ra sudah berada di tempat pertemuan mereka.
Dong Suk “Kurasa kami akan menjual Hyun Sung Distribusi”. Mi Ra “Apa? Tapi
kenapa?”. Dong Suk “Lagipula, kau harus kembali ke kantor pusat. Aku akan
memulai semuanya dari awal dan mengembangkannya. Dibandingkan dengan Hyun Sung
yang didirikan oleh kakek dan ayahku, aku akan mendirikan perusahaan yang lebih
besar dan kuat. Jika aku bisa melakukannya, kau akan menjadi istri dari
pengusaha yang paling sukses di negara ini. Penjualan ini akan menjadi langkah
pertama. Jika berjalan baik, semuanya akan berjalan lancar”
Seorang pria masuk ke ruang pertemuan Dong Suk dan
kliennya. Dong Suk dan Mi Ra kelihatan sangat tidak percaya dan kaget dengan
melihat pria yang baru masuk itu. Pria itu adalah Ji Hyuk. Ji Hyuk duduk dengan
santai “Aku kembali. Kang Dong Suk!”
Waaaah gax bisa komen deh
BalasHapus