Na Jung dan
kedua juniornya masih berada di depan asrama pemain basket. Gyeong Eun keluar
dari asrama mereka dan kedua Junior Na Jung langsung mendekat. Junior B “Gyeong
Eun Oppa . Ji Won Oppa tidak keluar ?”. Gyeong Eun “Kenapa? Apakah kau ingin
aku memanggilnya ?”. Junior B “Ya”. Gyeong Eun berteriak ke dlaam asrama “Ji
Won ! Woo Ji Won ! Anak-anak
datang !”. Junior B “Terima kasih Oppa”. Na Jung yang melihat perubahan pada
badan Gyeong Eun berkomentar “Apa ini? Mengapa berat badannya naik banyak?”
Junior B dan A sudah bersama idolanya (Woo Ji Won),
Na Jung juga ada disamping Wo Ji Won. Junior B “Oppa , kau mau kemana ?”. Woo
Ji Won “Hyo Yeon , kau datang?(Ternyata nama si Junior B ini Hyo Yeon). Aku
pergi untuk bertemu seorang teman . Hyo Yeon “Ah… Ngomong-ngomong , Oppa ,
Pelatih Choi Yi Won benar-benar menakutkan”. Ji Won “Ini karena playoff”. Hyo
Yeon “Oppa, kau pasti sangat kesulitan”. Ji Won “Aku baik-baik saja. Oh, benar
. Kalian .. Ketika
kalian datang untuk melihat latihan, tidak menyemangati kita terlalu keras.
Tadi, Jang Hoon benar-benar marah karenaseseorang memakinya”. Na Jung “Yah ..
Oppa , Sang Min Oppa tidak keluar ?”. Ji Won “Sang Min hyung ? Sang Min hyung mengatakan dia akan
makan malam bersama orang tuanya . Itu dia”
Na Jung
menyadari bahwa Lee Sang Min akan segera pergi, ia berteriak dan lari mengejar
mobil yang dinaiki Lee Sang Min “OPPA ! OPPA ! OPPAAAAA!”. Na Jung berhenti
karena mobil Lee Sang Min sangat cepat “Aku benar-benar perlu untuk mengambil
gambar saat ini”
Sam Cheon Po
melihat cara penumpang memasukkan dan mengambil kembali tiket mereka dalam
mesin scan tiket, ia mengikuti penumpang lain dengan memasukkan tiketnya ke
dalam mesin scan itu tapi tiketnya tidak keluar-keluar. Saat ada tiket yang
keluar ternyata bukan miliknya. HAHAHAHA
Ssereuki dan
Ayah Na Jung sedang menonton drama, Ibu Na Jung menerima telepon lagi “Ya.
Tentu saja . Ini sudah waktunya
untuk pulang. Dia pasti datang ke sini .Ya. Ya. Jika ia datang , ia harusnya
sudah sampai”
Sam Cheon Po
keluar dari stasiun kereta, ia sampai di depan salah satu department store tapi
belum jelas department store apa yang ia tempati. Sam Cheon Po bertanya pada
salah seorang pria yang membagikan kertas tentang penolakan ratifikasi
perjanjian UR padanya. Sam Cheon Po “Permisi. Apakah bangunan ini Grace
Department Store?”. Pria itu menjawab “Ini Grand Department Store, Grace
Department Store disana. Kalau saya ingin kesana, bagaimana caranya ?”. Pria
itu menunjuk masuk kedalam stasiun. Sam Cheon Po kesal karena harus lewat
stasiun lagi.. HAHAHAHA
Sam Cheon Po
keluar dari sebuah pintu keluar stasiun tapi sayangnya Drace Department Store
justru berada jauh darinya. Ia masuk lagi kedalam stasiun untuk mencari jalan
keluar yang tembus di depna Grace Department Store. Sam Cheon Po keluar masuk
stasiun hanya untuk mencari pintu keluar yang benar sampai akhirnya ia kembali
ke tempat pertama di mana ia mendapatkan brosur penolakan UR (Kasihaaaaan). Sam
Cheon Po yang lelah “Haruskah aku pulang saja ?”
Ayah Na Jung
dan Ssereuki masih duduk di depan Tv untuk menonton drama. Ayah Na Jung
“Istriku, makan malam belum siap?”. Ibu Na Jung “Sudah siap”. Ayah Na Jung “
Ah . Ya
ampun . Akan lebih baik jika Anda siap lebih cepat . Ngomong-ngomong Sam Cheon
Po atau Sa Cheon Po. Dimana dia ?Kenapa dia belum datang? Aku dengar dia tampak
seperti seorang gadis catik dan muda. Mungkin sesuatu terjadi padanya”.
Ssereuki “Ayah, dia berusia 20 tahun. 20. Dengan usia itu , jika ia tidak dapat menemukan rumah maka ia
harus keluar dan mati. Jika dia tidak tahu , dia bisa naik taksi. Kau bilang
kau memberinya alamat”
Langit sudah
menjadi gelap. Sam Cheon Po memutuskan untuk menaiki taksi. Sam Cheon Po
memberikan alamat rumah Na Jung pada sopir taksi. Sam Cheon Po “Tolong pergi ke
lamat ini”. Sopir taksi “Shin Chon Boarding House ? Aku tidak bisa pergi ke jalan-jalan
sempit , tapi aku hanya
perlu mengarahkanmu ke Eagle Cafe , kan?”. Sam Cheon Po “Ya. Tolong bawaaku
sampai di sana”. Sopir Taksi “Baiklah . Kita berangkat”
Sam Cheon Po
melihat pemandangan disekitarnya dan kaget saat ia lewat di depan Stasiun
Seoul. Saat ia akan bertanya pada Supir taksi kenapa mereka melewati stasiun
Seoul, supir taksi itu berbicara lebih dulu “Seoul cukup besar , bukan?”. Sam
Cheon Po lemas. HAHAHAHA
Bell pintu
rumah Na Jung bunyi. Ibu Na Jung yang sedang menonton bersama suaminya juga
Ssereuki, langsung berdiri untuk membukakan pintu. Ibu Na Jung “Aigoo , Aigoo .
Aku pikir dia sudah sampai !”.
Ayah Na Jung “Oh benarkah? Dia sampai?”. Ibu Na Jung kembali lalu mematikan TV.
Ayah Na Jung “Hei kau , apa kau pikir yang kau lakukan?”. Ibu Na Jung “itu
adalah tetangga sebelah ! Anak mereka adalah senior (mw ujian kyknya) jadi
mereka meminta kita untuk menurunkan volume!”. Ayah Na Jung “Wanita itu , Apa
dia miliki telinga Sommers ( karakter dengan pendengaran bionik dari film )
atau sesuatu ? Bagaimana
bisa suara di sini terdengar sampai ke sana?”. Ibu Na Jung juga mengeraskan
suaranya agar bisa di dengar oleh tetangganya “Aigoo . Serius, hati
mereka memang keras. Aku mendengar bahwa orang Seoul adalah kota jas hujan ,
bagaimana kita akan tinggal di Seoul kalau sudah seperti ini?”. Ssereuki “
Namun, kadang-kadang ada
orang-orang baik di sekitar sini”. Ayah Na Jung “Tsk ! Aku akan membunuhmu .
Oh Iya, itu Sam Cheon Po atau
Sa Cheon Po . Apakah sesuatu benar-benar terjadi padanya ? Ah serius . Dan juga , Na Jeong gadis itu .
Jam berapa sekarang ?..
berharap dia tidak pulang ke rumah . Gadis itu aku tidak ingin melihatnya”
Na Jung
sedang makan bersama akedau juniornya. Hyo Yeon “Unni, kau benar-benar akan
tinggal di sini sampai Sang Min Oppa datang ? Aku pikir Sang Min Oppa tidak akan kembali hari ini.
Kita lihat saja besok”. Na Jung “Untuk kamera ini, harus hari ini. Aku memohon pada
ayahku untuk meminjamkan kamera ini . Siapa yang tahu kapan dia akan
meminjamkan ini lagi? Apapun
yang terjadi , aku harus mengambil gambar . Setidaknya mengambil gambar dari
bagian belakang kepalanya”. Junior A “Unni , tapi siapa gadis itu? Sebelumnya kau mengenalinya hari ini.
Aku pikir dia Jung Dae Man
karena dia memiliki tirai yang menutupi wajahnya ”. Na Jung “Dia adalah putri
seseorang yang kos di rumahku , aku kira dia menunggu Seo Tae Ji”. Junior A
“Seo Tae Ji ?”. Na Jung “Ya, dia juga memliki grup”. Hyo Yeon “Benar, rumah Seo
Tae Ji di dekat sini”
Sebuah mobil
berhenti tepat di depan toko tempat Na Jung CS makan. Junior B menempelkan
wajanya di kaca “Hah Apakah mobil itu? Itu benar, benar”. Na Jung dan Hyo Yeon
juga ikut menempelkan wajah mereka agra bisa melihat mobil yang berhenti dengan
jelas. Na Jung “Oh ya, itu . Itu benar . itu benar . itu benar”
Na Jung
berlari keluar ke mobil yang berhenti, disusul dengan Yoon Jin. Na Jung “Oppa !
Hello oppa !”. Na Jung dan Yoon Jin tanpa henti mengambil foto dari orang yang
ada didalam mobil itu. Karena merasa tidak aman, mobil itu menjauh dan pergi.
Kedua Junior Na Jung datang “Apakah kau mengambilnya?”. Na Jung “Aku
mengambilnya . Aku mengambilnya !”. Junior A “Aku berpikir kau tidak dapat
apa-apa karena itu begitu gelap”. Na Jung “Flash. Tidakkah kau tahu flash? Aku
tidak tahu tentang latar belakang , tapi wajah akan muncul dengan baik. Aku
mengambil persis semua 36 jepretan . Aku benar-benar beruntung hari ini”.
Yoon Jin yang juga puas karena telah mengambil
gambar pulang dengan senang hati. Na Jung “Oh tidak, Aku pikir dia pasti
mengira orang yang ada di dalam mobil itu Seo Tae Ji. Dia akan benar-benar kecewa”. Hyo
Yeon “Unni, mungkin itu mobil Seo Tae Ji”. Na Jung “Seo Tae Ji ? Apakah Anda
tidak tahu bahwa aku memiliki mata yang tajam ? Aku benar. Itulah mobil yang Sang Min Oppa naiki
sebelumnya .Grandeur hitam”
Sam cheon Po
sampai di Eagle café. Supir taksi meminta bayaran sesuai argo. Sam Cheon Po
mengeluarkan uang 20.000 won untuk membayar taksi seuai argio, segera setelah
ia memberikan uang 20.000 won argo berubah menjadi 20.100 dan supir taksi itu
meminta tambahan sesuai argo. HAHAHAH
Sam Cheon Po
turun dari taksi, ia melihat jam ditangannya yang sudah menunjukkan jam 21.15.
Sam Cheon Po menelpon ke rumah Na Jung tapi tidak tersambung karena Ibu Na Jung
sedang berbicara dengan Ibu Sam Cheon Po. Ibu Na Jung “Bukankah kau mendapat
panggilan dari dia? Dia belum menelpon sama sekali. Apakah dia punya teman di
Seoul yang mungkin dia temui hari ini? Dia seharusnya sudah ada di sini. Pintu rumah terbuka. Ibu Na
Jung “Apakah itu Sam Cheon Po?”. Na Jung menjawab “Ini aku”. Ibu Na jUng
melanjutkan pembicaraannya di telepon “Tidak , itu adalah putriku . Kami akan menunggu sedikit lagi ,
tetapi jika dia masih belum
datang , kami akan pergi untuk mencarinya. Aigoo , jangan khawatir , aku yakin tidak ada yang terjadi
padanya . Ya, ya”. Ibu
Na Jung menutup telepon “Anak ini ... mengapa dia belum datang ?”.
Na Jung
berteriak di kamarnya “OPPA ! Bajingan ini gila. Apakah dia benar-benar gila”.
Di atas tempat tidur Na Jung sudah tertata Pakaian dalam Na Jung yang di tata
berurutan dari atas ke bawah dan di pakaikan pada boneka Na Jung. Ibu Na Jung
datang dan tertawa “Anakku mengirimnya dengan rapi”. Na jung “UMMA”. Ibu Na
Jung “Diam ! Aku akan
menjalankan mesin cuci , jadi bawa keluar pakaian kotormu dan kakakmu juga”. Na
Jung tersenyum licik
Na Jung
membuka pintu kamar Ssereuki “Apa itu ?”. Ssereuki “Apa?”. Na Jung “Aku bilang
apa itu?”. Ssereuki “Apa maksudmu?”. Na Jung “Apakah kau memiliki frustrasi seksual
belakangan ini ?”. Ssereuki “Gadis ini… beraninya kau mengatakan itu untuk
kakakmu”. Na Jung “Bra dan celana dalamku, kau yang menempatka seperti itu ,
bukan?”. Ssereuki “Kenapa, kau berterima kasih ? Hei , jika kakakmu mengurusmu bahkan celana dalammu ,
kau harus mengatakan Ya terima kasih . Tidak ada kakak laki-laki seperti
saya di dunia ini”. Na Jung “Sangat kekanak-kanakan ... Kau ingin hidup seperti itu pada
usiamu? Berapa umurmu ?”. Ssereuki “Aku berusia 20 ditambah 5 tahun , 5 tahun , 5 tahun . Keluarlah , aku akan tidur”. Na Jung
“Berikan aku pakaianmu”. Ssereuki “Baju apa?”. Na Jung “Ibu mengatakan untuk membawa
semua pakaian kotor saat dia menjalankan mesin cuci . Lepaskan , cepat!”. Ssereuki “Matikan
lampu , matikanlah”. Na Jung “Kau sudah mengenakan kaus selama 5 hari . Bukankah
itu bau ?”. Ssereuki “Tidak , tidak”
Na Jung
mendekat ke Ssereuki dan melepaskan baju Ssereuki secara paksa. Ssereuki “Jangan
lakukan itu ! Hentikan ,
sakit !”. Setelah baju Ssereuki sudah lepas Na Jung meminta Ssereuki untuk
melepaskan celananya. Ssereuki “Apa kau bercanda ?”. Na Jung “Kau pikir aku
bercanda ?”. Na Jung memarik celana Ssereuki. Ssereuki “Ah , serius ! Kau
benar-benar psikopat ! Pergi!”. Belum puas membalas dendam pada Ssereuki, Na
Jung meminta lagi boxer Ssereuki. Ssereuki “Apakah kau seorang psikopat ?
Hentikan itu. Aku akan marah”. Na Jung menarik boxer Ssereuki “Jika adikmu
mengurusmu bahkan celana dalammu , kau harus mengatakan Ya, terima kasih ! Tidak ada adik seperti aku
di dunia ini. Aku pergi.
Tidur yang nyenyak”. Na Jung menutup pintu kamar Ssereuki dan berjalan pergi tapi Ssereuki memanggil Na
Jung lagi. Ssereuki “Jeong ! Jeong ! Kesini sebentar”. Na Jung “Kenapa? Aku
tidak mau !”. Ssereuki “Oh , ayolah , cepat ! Hanya sebentar, sebentar saja.
Cepatlah. Cepat Ini serius cepat!”. Na Jung “Kenapa?”. Ssereuki “Ah , ini
serius mendesak untuk Oppamu. Hanya satu detik ! Satu detik sudah cukup !
Ini mendesak, CEPAT !”
Na Jung
masuk kembali. Na Jung “Apa ? Apa itu ?”. Ssereuki menjawab dengan santai “Matikan
lampu mati . Aku akan
tidur. Jangan sentuh aku mulai sekarang atau aku akan mencabut semua rambutmu.
Jangan memberiku tatapan kotor . Berbalik saja, kembali ke kamarmu dan pergi
tidur . Sekarang adalah
waktu yang tepat . Aku bisa jatuh tidur dengan cepat. Ayo bertemu dalam mimpi,
daah”. Na Jung mendekat lagi. Ssereuki “Aku mau tidur sekarang . Tidak, jangan
datang padaku ! Pergi !”. Na Jung lompat dan menindih Ssereuki lalu memukulnya
“JIKA AKU BILANG BERHENTI , BERHENTILAH!”. Ssereuki “Tunggu, tunggu sebentar,
hentikan”. Na Jung “Aku bilang cukup. Berarti cukup”. Ssereuki “Aku baru saja
poop. POOP”. Na Jung tetap menyiksa Ssereuki “Poop Saja. Poop”
Na Jung baru
selesai memasukkan cucian sedangkan Ibunya sedang menonton iklan tentang mesin
cuci otomatis. Na Jung memegang belakngnya yang sakit. Ibu Na Jung “Apakah kau
memastikan mesin cuci berjalan dengan baik ?”. Na Jung “Yeah”. Ibu Na Jung “Haruskah
kita membeli yang baru dengan tiang seperti itu ? Laundry selalu kusut , sehingga kita
memliki pekerjaan lain untuk melepaskan itu”. Na Jung duduk di sebelah ibunya.
Na Jung “Ngomong-ngomong , Apakah pria Sam Cheon Po masih belum sampai ?”. Ibu
Na Jung “Belum, jadi ayahmu akan pergi keluar untuk mencarinya”
Ayah Na Jung
keluar dari kamar. Ibu Na Jung “Kau tahu, kau harus pergi mencari sampai Grace
Department Store”. Ayah Na Jung “Ya, ya. Oh , dan jika Sam Po Cheon dan saya tidak bertemu satu sama
lain di jalan , segera page saya (lewat pager atau beeper) 10-10-2-3-5 (Angka
akan terdengar seperti Aku sangat mencintaimu)”. Bell pintu Rumah Na Jung
berbunyi lagi. Na Jung “Oh, itu pasti dia”. Ibu Na Jung berdiri untuk membuka
pintu “Aigoo ,Aigoo dia di sini”. Ayah Na Jung “Sial , kenapa dia tidak datang
lebih awal ?”
Wajah Ibu Na
Jung berubah saat ia membuka pintu. Ayah Na Jung melihat siapa yang datang “Sialan
, itu wanita sebelah”. Na Jung “Mengapa , siapakah itu ?”. Ayah Na Jung “Hei ,
orang-orang Seoul ini terlalu buruk (jahat) , kau tahu? Sejak pagi ini , mengatakan rumah
kita membuat terlalu banyak suara , dia terus datang ke rumah kami”. Na Jung “Benarkah ?”. Ayah
Na Jung “Semakin aku berpikir tentang hal ini , aku menjadi semakin marah !
Bagaimana bisa orang Seoul hidup
dalam budaya yang menyesakkan ? Haruskah aku bertindak seperti anjing gila untuk hari ini ...
?”. Ibu Na Jung kembali dengan wajah yang sedih dan langsung duduk . Ayah Na
Jung segera bertanya “Ah sayang, apa yang dia katakana? Apakah dia bahkan mengatakan bisa
mendengar suara mesin cuci berjalan? Telingaku tidak bisa mendengar apa-apa !
Aku bertanya padamu , apa yang
dia katakan ? Hei,
apakah dia mengatakan dia akan melaporkan kita ke polisi ? APA YANG DIA KATAKAN ?”. Ibu Na Jung “Dia
mengatakan bahwa kita harus mengambil cucian karena sekarang hujan diluar,
katanya kita harus buru-buru untuk
mengambil cucian . Na
Jeong , cepatlah , pergilah ambil cucian”. Na Jung “Ya”
Ibu Na Jung
mencari sesuatu di lemarinya. Ayah Na Jung “Ah saying apa yang kau cari?”. Ibu
Na Jung “Aku mencari kue beras”. Ayah Na Jung “Mengapa kau mencarinya larut
malam ?”. Ibu Na Jung “Aku akan memberikannya ke tetangga sebelah”
Sam Cheon Po
menelpon Ibunya “Aku sudah sampai . Apa maksudmu ? Apa yang salah ? Tidak ada. Aku makan dengan
baik . Aku bilang aku
makan malam . Aku makan
Seollengtang ( Sup tulang sapi ). Aku bertemu dengan temanku dalam perjalanan
ke sini ,itu sebabnya aku terlambat . Ibu tidak perlu khawatir . Aku tepat di depan rumah kos”. Ibu
Sam Cheon Po “Anakku ...Bukankah dingin di Seoul ?”. Sam Cheon Po “Di sini
tidak dingin. Di sini sangat hangat”. Ibu Sam Cheon Po “Anakku seperti dagingku
...Ketika kau berada jauh dari rumah , bagaimana mungkin ibumu tidur nyenyak ?”.
Sam Cheon Po “Kenapa kau mengatakan itu? Oh , lupakan saja”. Ibu Sam Cheon Po “Jangan
terintimidasi di Seoul , jangan bergaul dengan orang jahat , dan telponlah ibu jika kau kehabisan
uang . Jangan melewatkan
waktu makan , kau harus makan dengan baik . Jangan makan terlalu banyak makanan mie atau makanan instant
. Kau harus makan nasi ,
oke ?”. Sam Cheon Po “Ibu pikir aku anak kecil?”. Ibu Sam Cheon Po “Aigoo ...
anakku yang baik, bagaimana
aku bisa tidur malam ini? Meninggalkan anakku sendirian di Seoul , bagaimana aku bisa tertidur ... ?”. Sam Cheon Po “Aku
akan sering menelepon Ibu”. Ibu Sam Cheon Po “Anakku , aku mencintaimu”. Sam Cheon Po “Ibu
Tidurlah. Ya , ibu juga. Memiliki malam yang baik”
Sam Cheon Po
menarik napasnya dalam-dalam. Saat ia berbalik dua orang polisi sudah ada di
sebelahnya. Pak Polisi “Permisi, Izinkan kami untuk bertanya sebentar. Harap
menunjukkan ID siswa Anda . Akan ada pemeriksaan keamanan dengan cepat. Tolong tunjukkan kami ID
siswa Anda. silahkan”. Sam Cheon Po “Mereka belum memberi saya itu”. Pak Polisi
“Kalau begitu Anda bisa menunjukkan kepada kami Kartu I.D (KTP kali yee) anda.
Tolong?”. Sam Cheon Po “Ya”. Saat Sam Cheon Po akan mengambil kartu
Identitasnya, brosur atau kertas yang di berikan oleh pria yang menetang UR
tadi jatuh.
Karena
kesalah pahaman tentang kertas yang menentang UR tadi, Sam Cheon Po ikut di
bawah ke kantor polisi. Di kantor polisi sudah banyak berkumpul orang yang
menentang UR itu. Ayah Na Jung datang untuk menjemput Sam Cheon Po di kantor
polisi. Ayah Na Jung berbicara pada pak polisi “Ah , Anda pasti bekerja keras.
Ini bukan masalah besar, tapi
aku mendengar bahwa salah satu siswa dari kost kami datang ke sini. Aku
mendengar bahwa dia tampak seperti Jang Gook Young ( Leslie Cheung , aktor
terkenal Hong Kong )”. Pak Polisi “Di sana”. Ayah Na Jung melihat ke arah Sam
Cheon Po tapi masih belum percaya “Aku mendengar bahwa dia tampak seperti Jang
Gook Young ( Leslie Cheung , aktor terkenal Hong Kong )”. Pak Polisi “Dia terlihat
seperti Jang Gook Young”. Ayah Na Jung melihat dengan tatapan tak percaya.
HAHAHAHA
Ayah Na Jung
dan Sam Cheon Po sampai di rumah. Na Jung dan Ibunya menyambut Sam Cheon Po.
Ayah Na Jung memperkenalkan Sam Cheon Po “Masuklah cepat . Ini adalah Jang Gook Young dari Sam Cheon
Po”. Sam Cheon Po member hormat sedangkan Na Jung dan Ibunya juga
memperlihatkan wajah yang tidak percaya. Ayah Na Jung “Oh Iya, dia bilang dia
berusia 20 tahun. Ini benar”. Ayah Na Jung berbicara dengan bahasa formal pada
Sam Cheon Po “Silahkan kelantai atas”. Sam Cheon Po memberi hormat lagi dan Na
Jung membalas dengan hormat formal juga (HAHAHAHA semua orang segan sama Sam
Cheon Po karena wajahnya yang kelihatan tua). Ibu Na Jung juga menggunakan
bahasa formal pada Sam Cheon Po “Itu adalah kamar tidur di lantai atas.
Silahkan keatas”. Ayah Na Jung “Hati-hati tentang tangga”. Saat Sam Cheon Po
sudah berada di tangga ayah Na Jung berbisik pada Na Jung “Dia seumuran
denganmu (masih belum percaya karena muka Sam Cheon Po yang ketuaan”. Sam Cheon
Po member hormat terakhir dan kedua orang tua Na Jung juga Na Jung membalas
dengan hormat 90 derajat (HAHAHAHA)
Sam Cheon Po
masuk ke kamarnya. Ibu Na Jung berteriak dari bawah tapi kali ini sudah tidak
menggunakan bahasa formal “Ibumu mengirimkan paket . Aku belum pernah melihat selimut yang
bagus dan besar dalam hidup saya”. Sam Cheon Po memperhatikan selimut pemberian
Ibunya. Ibu Na Jung menambahkan “Aku yakin bahkan Raja tidak memiliki selimut
seperti itu . Ini bisa dimengerti , karena ia harus mengirimkan anak tercinta
... Mengirim selimut yang bagus seperti itu bukan masalah besar baginya ,
karena kau seorang anak yang dibesarkan selama 20 tahun .Bagaimana ibumu tidur
malam ini?”
Sam Cheon Po
melepaskan jasnya dan tidur, ia kaget saat ada yang bergerak di sampingnya. Haetai
menggeliat karena kepanasan “Ahjumma ! Bisakah kau tidak mengaktifkan pemanas,
tolong? Aku kepanasan,
aku bisa mati . Sangat panas aku bisa mati”
Sam Cheon Po
kembali ke dalam selimutnya dan dilanjutkan dengan prolog dari dirinya “Malam
pertama di Seoul. Perasaan selimut yang lembut juga nyaman , dan ... udara
malam yang panas namun dingin... Aku masih ingat semua itu. Seoul pada tahun
1994 seperti itu padaku .Sibuk namun kesepian. Berapi-api namun lelah. Sebuah kota yang panas tapi dingin
pada saat yang sama. Sebuah kota yang aku tidak bisa dimengerti oleh pikiranku.
Meskipun kami bangga menjadi warga Seoul , kami belum bisa menjadi orang Seoul”
Ayah Na Jung
sedang membelai rambut Na Jung “Tanganku sakit sekarang”. Na Jung “Aku belum
mengantuk . Terus membelai sampai aku tertidur”. Ayah Na Jung “Apakah kau pergi
untuk melihat Lee Sangmin atau seseorang lagi hari ini ?”. Na Jung “Ya. Aku
pergi ke asrama Oppa di Daejin Dong . Ayah , aku pikir itu benar-benar hebat pindah ke Seoul”. Ayah
Na Jung “Dapatkah anak saya hidup dengan baik di Seoul ?”. Na Jung “Mengapa aku
tidak bisa ? Lagi pula
semua orang hidup dengan cara yang sama”. Ayah Na Jung “Orang belajar untuk
menyesuaikan karena mereka menjalani hidup mereka”. Na Jung “Apakah itu begitu
?”. Ayah Na Jung “Ya. Mari kita berhenti sekarang . Pergelangan tangan saya
akan meledak”. Na Jung “Teruskan. Aku belum tidur”. Ayah Na Jung “Wah ,kau
punya semua kebiasaan aneh ibumu ! Cepatlah tidur”
Ayah Na Jung
terus membelai rambut Na Jung dan prolog dari Na Jung terdengar “Ketika aku
berusia 20 tahun, keduanya, kota Seoul dan orang-orangnya menakutkan . Di tanah
asing , tempat di mana kami tidak akan luar adalah ... Satu-satunya tempat yang
membuat kita merasa aman adalah tempat ini , rumah saya . Itu adalah Shin Chon
Boarding house”
Keesokan
paginya, beberapa penghuni Shin Chon Boarding House sedang sarapan. Ssereuki
“Ibu apakah kau akan pergi ke suatu tempat pagi ini ?”. Ibu Na Jung “Ya. Aku
harus pergi keluar dan mencari sesuatu”. Ibu Na Jung melihat nasi di pipi
Ssereuki “Putraku. ada nasi di wajahmu”. Ssereuki mengambil nasi itu dan
memakannya. Haetai datang “Aku lapar”. Ayah Na Jung “Datang ke sini”. Haetai “Wow
! Sarapan hari ini seprti pesta lagi (karena banyak)!”. Ibu Na Jung “Cepatlah
makan”. Haetai “Ya”. Ssereuki “Soon Chang (nama kota)?”. Haetai “Hyung - nim ,
itu Soon Cheon . Itu Soon Cheon”. Ssereuki “Oh benar ! tempa pasta cabai”.
Haetai “Hyung - nim , pasta cabai terkenal di Soon Chang ! Aku dari Soon Cheon ! Soon Cheon !
Aku sudah bilang 70 kali”. Ibu
Na Jung duduk di sebelah Ssereuki “Putraku, Supmu menetes”. Ayah Na Jung “Hei
Jang Gook Young, kau tidur nyenyak pada malam pertamamu di Seoul ?”. Sam Cheon
Po “Ya. Maaf untuk membuatmu khawatir tentang aku”. Ibu Na Jung “Kudengar kau
juga jurusan teknik komputer. Itu berarti Anda dan Na Jeong memiliki major yang
sama”. Haetai “Oh , bukankah hanya dia (Yoon Jin) yang ada di departemen kita?
Aku tidak tahu”. Ibu Na Jung “Yoon Jin , pindahkan sedikit rambutmu sehingga
orang dapat melihat wajahmu . Mereka teman-teman dari jurusanmu . Bukankah kalian seharusnya melihat
dan mengenal satu sama lain ?”
Yoon Jin
berdiri dan pergi. Haetai “Hei , kau mencoba untuk bermain basket lagi? Hei !”.
Ibu Na Jung “Dia benar-benar gelap . Kalian harus merawatnya. Sam Cheon Po , apakah kau ingin menambah
sup ?”. Sam Cheon Po “Tidak, terima kasih. Aku sudah selesai makan”. Ayah Na
Jung “Makan lebih banyak”.
Na Jung
berlari ke ruang makan dengan sangat senang “Gambar Oppaku keluar .Aku akan
menunjukkan kalian semua sesuatu yang baik hari ini”. Haetai “Foto siapa itu?”.
Na Jung “Ini foto Lee Sang Min. Aku menggunakan flash kamera untuk mengambil
foto dirinya di dalam mobil. Mari kita lihat. Bukan yang ini. Bukan yang ini”.
Semua orang berkumpul untuk melihat hasil jepretan kamera Na Jung termasuk Yoon
Jin.
Na Jung mencari
foto yang terlihat jelas “Ini lihatlah. Aku mengambilnya kan?”. Haetai “Wajahnya
begitu gelap . Bagaimana kau bisa tahu itu Lee Sangmin ?”. Na Jung “Itulah
mengapa setelah yang satu ini , aku menyalakan flash dan mengambil foto yang
lebih baik , benar”. Na Jung penuh semangat menunjukkan foto yang ia banggakan,
ia membuat suara drum agar semua orang penasaran. Saat ia menunjukkan foto itu
semua orang heran (Haetai dan Sam Cheon Po tertawa diam-diam). Ibu Na Jung “Siapa
ini? Sepertinya aku sering melihat wajah ini. Omo”
Na Jung
meninggalkan fotonya di meja makan. Semua orang kembali keaktifitas mereka
kecuali Yoon Jin yang tidak sempat melihat foto mendekat ke arah foto
diletakkan. Saat Yoon Jin melihat foto ia mulai mengeluarkan kata-kata kotor
(makian) dan membuat semua orang yang
berada di meja makan menjadi diam.
Kamera
mengambil gambar dari foto itu ternyata orang yang ada di dalam foto itu adalah
mantan presiden Chun Doo Hwan dan prolog dari Na Jung terdengar lagi “ Hal yang
tidak kami bayangkan bisa terjadi. Seperti itulah Seoul , dan kami berusia 20
tahun”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar