Love these songs^^

Selasa, 05 November 2013

Reply 1994 Episode 2 Part 1



Maret 1994
Shin Chon Boarding House.Changcheon-dong, Suhdaemun-gu, Seoul.





Sam Cheon Po sedang menikmati momen mandi paginya (HAHAHA). Haetai masuk dan membuat Sam Cheon Po kaget. Heatai “Hey, selamat pagi”. Sam Cheon kesal melihat Haetai yang masuk hanya untuk mencuci muka saat ia mandi. Setelah Haetai keluar, giliran Ssereuki yang masuk. Ssereuki “Whoa ... Kau sangat keren. Hei, selamat pagi”. Ssereuki duduk dan buang air. Ssereuki menatap Sam Cheon Po “Soon Cheon?”. Sam Cheon Po “Sam Cheon Po!”. Ssereuki “Maafkan aku”. Saat Sam Cheon Po akan melanjutkan mandinya, ayah Na Jung masuk dan berteriak “Mengapa kalian tidak sarapan?”. Ayah Na Jung kaget melihat Sam Cheon Po yang telanjang. Ayah Na Jung merendahkan suaranya dan pergi tanpa pintu “Ayuk makan”






Sam Cheon Po terduduk lemas tak bisa berbuat apa-apa karena pintu kamar mandi yang terbuka sedangkan yang lainnya sibuk dengan aktifitas mereka dan lewat didepan pintu kamar mandi. Na Jung berdiri di dekat pintu dan mengeluh tentang stokingnya yang lubang, Haetai membaca Koran , Ibu Na Jung sibuk menyiapkan sarapan dan sibuk bolak balik mengambil makanan dan Ayah Na Jung sedang memperingatkan Yoon Jin yang malas sarapan





Sam Cheon Po akan berdiri memberitahu Ssereuki yang sedang buang air agar menutup pintu tapi Na Jung masuk kedalam kamar mandi dengan beberapa surat di tangannya. Sam Cheon Po menutup badannya dengan papan cuci. Na Jung memberikan surat pada Ssereuki lalu memutarkan penyiram dan membelai rambut Ssereuki



Terdengar narasi dari Sam Cheon Po “Sudah 10 hari sejak aku datang ke Seoul. Dengan orang asing yang belum pernah kutemui selama 20 tahun, Aku makan dengan mereka, menggunakan kamar mandi yang sama, dan tidur sambil menyentuh kulit orang asing yang baru kutemui pertama kalinya. Sebuah rumah asing di kota yang asing,dimana aku hidup dengan orang asing. Seperti musim semi yang datang tiba-tiba, tempat ini masih asing bagiku. Rumah pertama di Seoul, itu adalah Shin Chon Boarding House


EPISODE 2 KAMI SEMUA AGAK ANEH
Maret 1994
Shin Shon Boarding House



Sam Cheon Po masuk ke dalam ruang makan. Sam Cheon Po “Apa tidurmu nyenyak?”. Ibu dan Ayah Na Jung “Ya”. Sam Cheon Po mengambil nasi untuk dirinya. Haetai “Hei berikan aku nasi”. Sam Cheon Po “Ambilah sendiri”. Haetai “Kau bajingan”. Ayah Na Jung berbisik “Hey sayang, Sam Cheon Po... mengapa ia mandi setiap pagi? Apakah dia punya hantu yang meninggal tanpa mandi, menghantuinya? Oh, dan lihat dia , celana katun disetrika sampai kaku! Sepertinya ia mencoba untuk membuat segalanya kaku”. Ayah Na Jung berbicara pada Haetai “Hei, itu pasti sedikit menyesakkan bagimu untuk sekamar dengannya”


Sam Cheon Po duduk disebelah Haetai dan Ayah Na Jung langsung memberikan lada “Oh, yang satu ini benar-benar besar! Ini, ambil lada (lada = menyiratkan p****). Lada ini benar-benar besar” HAHAHAHA



Ssereuki membaca komik saat ia makan. Na Jung yang duduk disebelahnya memberikan tatapan misterius. Ssereuki “Hei, berikan saus tomat”. Na Jung tidak memberikan sau tomat pada Ssereuki. Ssereuki berbalik dan menatap Na Jung “Oke, oke. Aku akan membaca setelah aku selesai makan. Wah, ini masih pagi, dan kau kelihatan sakit”. Ssereuki makan sambil bersenandung, Na Jung masih memberikan tatapannya. Ssereuki “Apa? Apa? Apa? Apa yang kulakukan salah pagi ini? Katakan saja! Apa?”. Na Jung “Oppa ! Bukankah kau mengatakan kau akan pelatihan pagi ini? Kau bilang kau harus berada di sana pukul 8:00”. Ssereuki “Oh, tidak! Aku dalam masalah! Oh, sialan!”
 



SSsreuki keluar dari ruang makan. Ayah Na Jung “Lihatkah orang bodoh itu”. Haetai “Apakah dia sedikit... meragukan?”. Ssereuki berteriak “Na Jung”. Na Jung “Kaca matamu disebelah TV. Ssereuki “Oke”. Ssreuki berteriak lagi “Na Jung”. Ibu Na Jung “Ya ampun”. Na Jung “Kau tidak membawa tas kemarin! dompetmu di saku belakang celana "Edwin" (merek pakaian) jins!”. Ssereuki “Oke, aku mengerti”. Ayah Na Jung “Ya Tuhan. Sayang, kau tidak mendengar suara air keran? Hey Haetai, pergi dan matikan keran”. Haetai “Ya”. Haetai berdiri lalu melap jari-jarinya di baju Sam Cheon Po dan Sam Cheon Po memberikan tatapan kesalnya. Kasihaan



Yoon Jin berdiri “Aku sudah selesai makan”. Ibu Na Jung “Kenapa? Kau harus makan lebih banyak. Oh Tuhan, dia hanya makan porsi berukuran kacang! Aku heran apa lauknya terlalu asin. Bagaimana? Apa terlalu asin?”. Sam Cheon Po “Tidak, ini sama dengan masakan keluargaku”. Ibu Na Jung “Apakah itu benar?”. Sam Cheon Po “Ahjumma, ada sesuatu yang harus kubicarakan. Satu ruangan yang tersisa... apa masih disewakan?”. Ibu Na Jung “Kenapa? Apa kau memiliki seseorang yang ingin kau bawa?”. Sam Cheon Po “Tidak, bukan itu”. Ibu Na Jung “Aku akan gila karena satu kamar kosong. Aku tidak tahu di mana semua anak laki-laki busuk itu berasal, tapi aku belum pernah melihat orang-orang aneh seperti itu dalam hidupku!”. Na Jung “Kenapa? Aku benar-benar menyukai ROTC Oppa”

Flash Back….



Seorang Pria gagah memberikan hormat dengan sangat berani “Senang bertemu denganmu”. Ibu Na Jung “Aigoo, Kau terlihat bisa dipercaya”.
Keesokan paginya, Ibu Na Jung “Mahasiswa Suk Cheon, makan makananmu. Kemana dia pergi, terlalu pagi?”



Beralih kekamar Haetai dan Sam Cheon Po. Haetai dan Sam Cheon Po kaget karena ada sesuatu yang bergerak di bawah selimut mereka “Apa ini?”. Pria yang gagah itu berubah menjadi pria cucok yang lemah lembut. HAHAHAH. Akhirnya ia di usir keluar oleh orang tua Na Jung

Na Jung bertanya lagi “Bagaimana dengan Oppa yang mengatakan ia akan menjadi produser?”. Ayah Na Jung “Hei, kau pikir siapa pun bisa menjadi produser? Jika ia menjadi seorang produser, aku akan menjadi bintang film! Atau aktor TV”

Flash Back…..




Ibu Na Jung “Mahasiswa Young Seok, makan makananmu”. Young Seok ( aslinya emang PD. Dia ini PD Na Yeoung Seok yang jadi PD di acara 1N2D dulunya) “Ya”. Young Seok membuatkan kopi untuk Ayah dan Ibu Na Jung “Silahkan ambil salah satu cup kopi”. Ayah Na Jung “Wow, meskipun penampilanmu, kau tahu bagaimana membuat kopi”. Ibu Na Jung mengambil satu “Wow itu mengagumkan. Kau pintar membuat kopi ”. Ayah Na Jung “Oh, tapi kenapa kau membuat begitu banyak kopi. Apakah semua rasanya berbeda?”. Young Seok “Tidak, semua sama”. Ayah Na Jung mengambil satu cup “Ini ? Aku berpikir yang satu ini enak”. Ibu Na Jung “Minum saja”. Young Seok memperhatikan Ayah Na Jung yang akan meminum minuman buatannya. Ayah Na Jung meminum minuman buatan Youn Seok. Ibu Na Jung “Enak kan?”. Ayah Na Jung menunjukkan ekspresi yang tidak baik. Young Seok “Teng (Salah) !! . (Sebuah permainan terkenal dari acara "1 night 2 days" yang diproduksi oleh PD Na Young Seok. Setiap anggota perlu minum salah satu dari beberapa cangkir jus, dan beberapa adalah campuran kecap ikan dan jus )”. Ayah Na Jung menyiramkan minuman buatan pada Young Seok.



Beberapa saat kemudian seluruh barang-barang Young Seok di lempar keluar. Ayah Na Jung “Kau keluar dari sini, sekarang”. Young Seok “Maaf, Andoemnida (aku tidak bisa)”. Ayah Na Jung “Kau keluar”. Young Seok “Andoemnida”. Ayah Na Jung “Apa maksudmu, kau tidak bisa? Pergi!”. Young Seok “Aku disini hanya 1 night 2 Days (1 malam 2 hari)”. Ayah Na Jung “Kau satu-satunya yang ditendang keluar setelah 1 malam 2 hari. Keluar dari sini, sekarang. Aku akan membunuhmu ”


Na Jung “Bagaimana dengan oppa yang IQnya sangat tinggi? Apakah Oppa itu aneh juga?”. Ibu Na Jung “Dia yang paling aneh”

Flash Back lagii…..



Ibu Na Jung “Young, ada panggilan telepon untukmu. Bicaralah ! Ini dari rumah sakit. Pintu kamar terbuka dan pria yang bernama Heo Gyeong Young (Menjadi calon untuk Presiden Korea dalam pemilu 1997 dan 2007. Ia menjadi terkenal karena janji absurd untuk pemilihan, dan sekarang dia telah membuat beberapa album tunggal. Heo Gyeong Young berjanji bahwa setiap orang akan menjadi kaya dan sehat jika kita melihat ke matanya. Percaya atau tidak)...sedang bermeditasi. Sesaat kemudian tas pakaiannya di lempar keluar dan ia juga di usir keluar. Heo Gyeong Young “Ahjumma, hatimu tidak melakukan hal yang benar. Lihatlah mataku, dan kau akan bahagia dan sehat”



Ibu Na Jung “Jika kau berpikir tentang ini, Seoul adalah Seoul. Bahkan anak-anak busuk... mereka tidak hanya busuk, mereka benar-benar busuk. Ini benar-benar ibu kota”. Sam Cheon Po “Ahjumma, maka... bisakah aku menggunakan ruangan?”. Haetai kembali “Ahjumma , apakah ada penghuni baru? Banyak selimut di sana”. Ibu Na Jung “Oh, barang-barangnya pindahkan saat ini. Kamar dan penghuninya... ada hubungan khusus tersimpan untuk suatu hubungan yang khusus juga. Selama ini, kami hanya punya anak-anak busuk, tapi... kemarin , seorang pria baik menandatangani kontrak untuk ruangan itu”. Ayah Na Jung “Oh benarkah? Aku tidak melihat dia terlalu baik. Apakah dia juga jurusan teknik komputer?”. Ibu Na Jung “Aku tidak tahu tentang itu, tapi dia tampak manis. Itulah mengapa aku memilihnya. Dia bilang dia dari pedesaan, jadi aku menyuruhnya untuk pindah dan dia pergi tanpa banyak bertanya”



Na Jung kelihatan tidak sehat, ia terus mengganti posisi duduknya. Haetai “Hei teman,apa belakangmu baik-baik saja? Kau tampaknya tidak bisa duduk dengan benar”. Ibu Na Jung “Apakah kau menyakiti diri sendiri lagi?”. Na Jung “Aku berjalan akhir-akhir ini, dan itu menyakitkan”. Ayah Na Jung “Lihat dirimu, f * ^% ing lembu% $%. Kau bahkan tidak pernah mengunjungi stadion bisbol ayahmu, tapi... Kau selalu berjalan disekitar lapangan basket! Bagaimana bisa lumbalmu (tulang belakang) vertebra 1-5 akan utuh! Jika aku mendengar kau pergi ke lapangan basket lagi…. Aku akan mencukur kepalamu! Semuanya!”



Na Jung tidak memperdulikan peringatan Ayahnya. Ia tetap pergi ke pertandingan basket. Dengan semangat api yang membara ia memberikan dukungan pada Lee Sang Min dan membuat sakit pada tulang belakangnya bertambah parah





Ssereuki membelai rambut Na Jung yang tidur sambil menonton laporan pertandingan basket hari ini. Ia mematikan TV dan berdiri dengan pelan. Na Jung “Aku belum tidur”. Ssereuki kembali duduk dan membelai rambut Na Jung “Gadis, jika punggungmu sakit, kenapa pergi ke sana? Jika tulangmu pecah, kau memerlukan pembedahan. Apa kau tahu itu? Apa kau ingin menggunakan tongkat pada usia 20?”. Na Jung meninggikan bantalnya “ Apa yang bisa kulakukan? Ini acara sekali seumur hidup!”. Ssereuki “Kau punya tulang belakang juga cuma sekali! Turunkan bantal, gadis! Apa kau ingin memiliki masalah leher juga. Wah, kau benar-benar memiliki semua kebiasaan buruk?”. Na Jung “Oppa , tutup tirainya”. Ssereuki “Hei, tidurlah!”. Na Jung “Aku harus menutup tirai sebelum tidur”. Ssereuki menutup mata Na Jung dengan telapak tangannya “Ini, di sini. Aku telah menutup tirai. Ini gelap sekarang, jadi tidurlah”. Na Jung “Oppa, susuku. Tolong bawakan aku susu hangat. Aku pikir aku akan bisa tidur jika aku meminumnya”. Ssereuki “Apakah aku budakmu? Gadis, jika kau tidak bisa tertidur, menonton TV saja. Lihatlah kau meyuruh oppamu!”. Na Jung berteriak “IBU !”. Ssereuki “Oke, oke, oke”. Na Jung “Masukkan ke dalam microwave selama 40 detik saja. Jangan biarkan meledak dalam microwave, seperti kemarin”. Ssreuki mencubit pipi Na Jung “Aku harus merobek mulutmu”. Na Jung berteriak lagi “Ibu! Aku sakit, tapi Oppa menyiksaku!”



Sam Cheon Po sedang menelpon dengan Ibunya “Aku baik-baik, tidak perlu khawatir, Ibu. Ya, aku memiliki banyak teman-teman di jurusanku. Ya”. Ssereuki lewat untuk mengambil susu. Sam Cheon Po memberikan salam pada Ssereuki “Selamat malam, hyung-nim”. Ssereuki “Oh, Kau juga, Soon Cheon”. Sam cheon Po protes “Sam Cheon Po, hyung-nim! Sam Cheon Po.Sam Cheon Po! Aku mengatakannya kepadamu seratus kali!”. Ssereuki “Hei, tapi Soon Cheon agak dekat Sam Cheon Po kan?”. Sam Cheon Po “Mereka berada di provinsi yang berbeda!”. Ssereuki “Aku minta maaf. Jangan marah”. Sam Cheon Po melanjutkan pembicaraan dengan Ibunya “Ibu ? Oh, itu tidak apa-apa. Aku makan dengan baik, dan semuanya terasa baik, jadi tidak perlu khawatir. Siapa? Oh, teman sekamarku? Dia baik. Dia bilang dia dari Soon Cheon. Aigoo , Ibu. Siapa yang peduli tentang Jeon-ra-do dan Gyeong-sang-do? Kami tidak peduli jika kami dari berbagai provinsi. Apa salahnya kalau dia dari Jeon-ra-do? Kami tidak bertengkar! Tak ada yang tidak nyaman. Kami rukun. Oh, Ibu. Rekaman video yang ada di laci meja ketiga di kamarku... Jangan menonton, jangan pernah!”



Suara Sam Cheon Po terdengar lagi (Narasi dari Sam Cheon Po) “Ibu tidak bisa membantu tetapi khawatir tentang hidupku di Seoul. Itu karena aku, yang tidak pernah tidur di ruangan yang sama bahkan dengan orang tuaku, sekarang memiliki teman sekamar. Yang lebih buruk, dia orang pertama dari Jeon-ra-do yang baru kulihat dalam hidupku. Seorang teman yang memiliki banyak hal yang ingin ia lakukan, yang memiliki banyak rasa ingin tahu. Ada satu hal yang orang ini tergila-gila, kota indah di Italia, Venetia (Venice). Kelas Mengetik Hanme – Venetia (permainan mengetik). Itulah alasan mengapa kami tidak bisa tertidur setiap malam”



Sam Cheon Po masuk ke dalam kamarnya untuk tidur tapi Haetai masih sibuk memaikan permainan mengetik Venetia. Sam Cheon Po mengibaskan selimut dan membanting dirinya di kasur agar Haetai mendengar kalau Sam Cheon Po akan tidur. Sam Cheon Po “Aku akan tidur”. Haetai “Oh, aku melihat kecepatan ini sangat gila (terlalu cepat)!”. Sam Cheon Po “Aku bilang, aku akan tidur”. Haetai “Aku mencoba memecahkan level 8, jadi...”. Sam Cheon Po “Sekarang jam 11:00 malam!”. Haetai yang keasikan bermain tidak menghiarukan Sam Cheon Po “Oh, tenggelam, tenggelam. Tidak, tidak, kakak akan menyelamatkanmu!”. Sam Cheon Po naik darah “Mari kita tidur!”. Haetai “Tidurlah!”. Sam Cheon Po “Aku bilang mari kita tidur !”. Haetai tidak berhenti bermain “Baiklah”




Sam Cheon Po bertambah kesal “Aku akan tidur!”. Haetai “Tidurlah!”. Sam Cheon Po “Aku akan mematikan lampu!”. Haetai “Lakukan apa yang kau inginkan”. Sam Cheon Po berdiri dan mematikan lampu kamar. Haetai “Oh, oh, itu semakin cepat!”. Sam Cheon Po yang sudah berapi-api mencabut kabel komputer. Haetai “Oh, apa...? Apa yang terjadi? Apa kau mematikannya?”. Sam Cheon Po “Ya, aku mematikan komputermu dasar pecandu bajingan!”. Haetai “Whoa, kau bajingan gila! Aku tahu kau gila, tapi aku tidak pernah membayangkan kau seburuk ini!”. Sam Cheon Po “Seperti kata-kata orang. Seseorang yang melakukan sesuatu yang salah adalah orang yang marah. Aku akan merobek mulutmu!”. Haetai “Apa? Jangan membuat kesalahan yang disesalkan! Apa kau tidak bisa melihat apa-apa (menyiratkan takut) karena gelap?. Sam Cheon Po “Kau yang harus hati-hati untuk tidak membuat kesalahan yang disesalkan!”. Haetai “aku harus menyongkel matamu dan mengunyahnya dengan lobak kimchi!”. Sam Cheon Po “Wow, kau berbicara begitu menakutkan! Apa kau pandai berkelahi? Apa kau jadi sembrono karena kau pandai berkelahi?”. Haetai “Hentikan! Aku bilang jangan membuat kesalahan yang disesalkan! Aku mulai marah sekarang!”. Sam Cheon Po “Biarkan kemarahan mendidih! Ini akan sangat hebat jika kau membuat semua orang naik ke lantai atas dan membuat mereka gugjeong (bermaksud mengatakan geogjeong yang artinya khawatir. Tapi karena dialek Gyeong-sangnya jadi Gugjeong)”. Haetai “Geogjeong bajingan, bukan Gugjeong)”. Sam Cheon Po “Itulah yang kukatakan, Gugjeong”. Haetai “Kau bodoh. Geogjeong.. Geogjeong”. Sam Cheon Po “Itulah yang kukatakan, Gugjeong.. Gugjeong. Tak bisakah kau mendengar dengan baik idiot, bajingan!”. Haetai “Apa yang kulakukan dengan bajingan yang tidak bisa bicara dengan benar?”. Sam Cheon Po “Apa yang kulakukan dengan bajingan yang tidak bisa mendengar dengan baik?”. Haetai “Hentikan sekarang, hentikan! kau membuatku gila!”. Haetai dan Sam Cheon Po terus beradu mulut dan tidak memperdulikan waktu yang sudah menunjukkan tengah malam. HAHAHA


Narasi Sam Cheon Po terdengar “Permainan mengetik Venetia. Itulah alasan mengapa kami tidak bisa berteman”




Keesokan paginya. Seperti biasa Ibu Na Jung menyiapkan sarapan yang begitu baaaanyaaak. HAHAHAHA. Ayah Na Jung “Wow, sayang kau membuat Mideodeok jjim?”. Ibu Na Jung “Tidak, itu Agu jjim”. Ayah Na Jung “Kenapa daging begitu kecil seperti kacang? Oh. Aku belum pernah melihat anglerfish kurus seperti ini sebelumnya”. Ibu Na Jung “Apa yang kau bicarakan?  Aku membeli yang paling mahal di pasar. hanya ada 2 tersisa jadi aku membelinya. Aku sudah lama menginginkannya”. Ayah Na Jung “Aigoo . Kalau dipikir-pikir, orang-orang Seoul benar-benar menyedihkan. Mereka harus seperti ini. Bahkan anjing pelarian di Ma San tidak mau makan yang seperti ini”. Ibu Na Jung “Ibu Sam Cheon Po mengatakan dia akan kirim anglerfish yang besar”. Ayah Na Jung “Bagaimana dengan Na Jeong?”. Ibu Na Jung “Dia dikurung di ruangan. Dia tidak bisa bergerak satu incipun. Ini merupakan hal yang baik”. Ayah Na Jung “Oh. Bagaimana jika dia perlu melakukan operasi nanti? Bagaimana jika kita akhirnya mengurus kotoran nya di 50-an?”. Ibu Na Jung “Kemarin, ia pergi ke gymnasium untuk melihat Lee Sang Min, itu sebabnya dia seperti itu. Dia berbaring seperti mayat selama beberapa hari dan aku harus membawanya ke rumah sakit jika tidak membaik”. Ayah Na Jung “Ya ampun, benar-benar. Aku tak mengerti belakangmu baik-baik saja dan aku juga baik darimana asalnya?”. Ibu Na Jung “Apa maksudmu darimana? Apa yang kau harapkan ketika dia selalu berkeluyuran seperti anjing? Berdiri dalam posisi miring, begitu sering menyilangkan kaki, dan berlarian di seluruh tempat membuat tulang punggungnya sakit. Pertama dia perlu untuk memperbaiki postur tubuhnya, postur tubuhnya!”



Na Jung yang mendengar perkataan kedua orang tuanya, berteriak dari dalam kamarnya “Ini bukan karena posturku! Aku lahir seperti ini Bahkan orang Ma San tahu masalah punggungku ini bawaan. Kenapa kau berbohong? Ibu dan Ayah harus mengurusku! Kau membayar untuk itu! Membayar untuk itu!!”. Ayahn Na Jung “Gadis itu, belakangnya benar-benar buruk, tapi telinganya hebat”. Ibu Na Jung “Aigoo, aigoo.sekalipun Punggungnya bermasalah. Apakah ia bisa menikah?”. Ayah Na Jung “Ketika dia seperti itu, pria macam apa yang akan menikahinya? Belakang...Belakang adalah yang paling penting”. Ibu Na Jung “Kau tahu Shalom Boarding House di dekat sini, kan?”. Ayah Na Jung “Ya, aku tahu”. Ibu Na Jung “Ada 3 anak perempuan. Mereka semua menikah dengan siswa sekolah hukum, yang tinggal di rumah kos mereka. Yang pertama hakim, yang kedua jaksa, dan menantunya yang ketiga seorang pengacara”. Ayah Na Jung “Wow, mereka melakukan pekerjaan yang sangat baik dengan membesarkan putri mereka. Rencana mereka bekerja dengan baik”. Ibu Na Jung “Na Jeong kita juga layak! Aku tidak malu kemanapun dia pergi (Karena cantik)”. Ayah Na Jung “Benar. Na Jeong kita juga layak. Jika kau melihat di dekat bagian belakang tubuhnya, cukup menarik menurutku”. Ibu Na Jung “Haruskah kita mencari pasangan yang cocok untuknya dari rumah ini? Siapa yang tahu? Mungkin ada presiden masa depan atau perdana menteri?”. Ayah Na Jung “Apakah itu benar? Haruskah kita menaruh investasi jangka panjang dalam gadis itu, Na Jeong?”


Haetai turun dan member salam “Apakah kau tidur nyenyak tadi malam?”. Profil Haetaipun muncul di layar..
Calon menantu, No 1
Dari: Jolyeh-dong, kota Sooncheon , Jeolla-namdo
Nama Panggilan: Haetai
Jurusan: Komp. Engin. 94
Latar Belakang: Anak pertama yang lahir dari Presiden perusahaan bus terbesar di Sooncheon



Ayah dan Ibu Na Jung menyabut dengan senyum lebar “Duduklah”. Haetai “Apakah kau selalu makan seperti ini dari pagi?”. Ibu Na Jung “Kenapa? kau tidak menyukainya?”. Haetai “Kau terlalu berlebihan, Ahjumma. Bagaimana aku bisa tidak suka? Aku memiliki nafsu makan lebih sejak datang ke Seoul. Aku merasa buruk bagi ibuku karena aku bertambah gemuk sejak pindah ke Seoul. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku tidak bisa menahan diri dari makanan lezat, kan?”. Ayah Na Jung “Nah, Haetai. Kudengar ayahmu memiliki perusahaan bus, kan?”. Haetai “Ya”. Ayah Na Jung “Apakah bus kota atau bus antar propinsi?”. Haetai “Dia memiliki setiap bus di Soon Cheon”. Ayah Na Jung “Kalau begitu, ayahmu tidak memiliki bus exspress?”. Haetai “Aku pikir dia sedang berpikir tentang itu. Ngomong-ngomong apa Na jung sudah sembuh?”. Ibu Na Jung “Kenapa? Apa kau khawatir?”. Haetai “Tentu saja, aku khawatir. Kami teman”. Ibu Na Jung mendekatkan piring Agu jjim kepada Haetai “Makanlah, Haetai”. Heatai “Ya”. Ayah Na Jung “Makan banyak. Ah, benar. Teman sekamarmu masih tidur?”. Haetai “Tidak, kupikir dia menggunakan lotion”


Sam Cheon Po muncul dan memberi salam “Apa kau tidur nyenyak?”. Profil Sam Cheon Po juga muncul di layar.
Calon menantu No 2
Dari: Dongkeum-dong, kota Sam Cheon Po , Gyeongnam
Nama panggilan: Sam Cheon Po... </ i>
Jurusan: Comp Engin. '94
Latar Belakang: pemilik kapal penangkap ikan terbesar di Sam Cheon Po



Ayah Na Jung “Yeah, yeah. Duduk, duduk”. Sam Cheon melewatkan satu kursi di sebelah Haetai dan duduk. Ibu Na Jung “Haruskah aku memberikan lebih banyak sup, Sam Cheon Po? Kau benar-benar menyukai sup”. Sam Cheon Po “Tidak, ini sudah cukup”. Haetai memberikan mangkuk supnya “Ini, Kau harus makan. Aku tidak makan sup”. Ibu Na Jung “Rumahmu dekat laut, pasti kau makan banyak ikan sejak kau masih kecil”. Sam Cheon Po “Ya, aku makan banyak sampai aku sakit”. Ayah Na Jung “Ah. Kudengar ayahmu memiliki kapal penangkap ikan”. Sam Cheon Po “Ya. Dia memiliki jaring penangkap”. Ayah Na Jung “Lalu, berapa banyak ikan yang biasanya dia tangkap?”. Sam Cheon Po “Aku tidak tahu dengan pasti. Ah. Aku mendengar harganya sekitar 15.000.000 Won ($ 15.000) untuk biaya gas per jalan (pergi ke laut sekali)”. Ibu dan Ayah Na Jung menganga karena kaget. Ayah Na Jung “15.000.000 Won hanya untuk biaya gas?”. Ibu Na Jung memindahkan piring Agu jjim yang sedang Haetai makan ke dekat Sam Cheon Po. Haetai hanya pasrah. Ibu Na Jung “Makan Supmu”




Ibu Na Jung mengangkat topik lain “Ah, kalian bertengkar tadi malam, kan? Tutup matamu dan bermain billard dengan mereka atau semacamnya... Itu berantakan kacau ketika aku mendengarnya. Apakah kalian bertengkar hebat?”. Sam Cheon Po “Tidak, kami tidak bertengkar”. Haetai “Oh, kami bertengkar kemarin. Aku mencapai skor tertinggi untuk Venetia tadi malam. Tapi bajingan ini, dia mengatakan dia akan tidur dan mematikan lampu juga mencabut kabelnya. Apakah yang kau pikir ?Aku akan marah atau tidak? Jadi, kami hanya saling berteriak”. Ayah Na Jung “Pria muda bisa masuk ke dalam pertengkaran ketika mereka menggunakan satu ruangan. Jadi, malam ini, minum bersama dan baikan”. Haetai “Bahkan jika kami melakukan itu. Apakah ada yang harus diselesaikan? Aku sudah melupakannya. Bukankah kau juga? kau tidak dendam, kan?”




Ssreuki pamit pergi “Ibu, aku akan berangkat ke pelatihan. Aku memakai sepatu olahragamu, Ayah”. Ibu Na Jung “Apakah kau membawa dompetmu?”. Ssreuki “Ah benar”. Ssereuki kembali ke kamarnya dan mengambil dompetnya. Na Jung yang melihat Ssereuki belum pergi memanggil Ssereuki “Oppa . OPPA !”. Ssereuki “Apa?”. Na Jung “Belikan aku beberapa makanan ringan”. Ssereuki “Kau tidak bisa mencerna dengan posisi seperti itu. Makanan ringan apaan? Berhenti makan makanan ringan, gadis. Itulah sebabnya punggungmu sakit. Ibu! Dia lapar. Berikan sesuatu untuk dia makan!. Aku akan berangkat!”. Na Jung berteriak “OPPA !! OPPAAA”




Ayah Na Jung menjelaskan pada Haetai dan Sam Cheon Po yang bingung melihat kelakuan Na Jung “Dia kalau sakit begitu. Tubuhnya tidak bisa bergerak dan hanya mulutnya bergerak. Itulah sebabnya dia semakin frustrasi tapi kami akan gila!”. Na Jung berteriak lagi “AYAH !”. Ibu Na Jung “Hei, tapi ada sesuatu yang terjadi hari ini? Kalian bahkan memakai jas. Apa kalian pergi ke suatu tempat?”. Haetai “Kami memiliki rencana untuk kencan antar jurusan”. Ibu Na Jung “Apa itu?”. Haetai “Kami dan gadis-gadis lain dari jurusan sekolah lain memiliki kelompok kencan”. Ibu Na Jung “Wow. Itu pasti menyenangkan. Dengan sekolah mana kau akan bertemu?”. Haetai “Gadis jurusan tari dari Sook Myung (Univ Perempuan)”. Ibu Na Jung “Oh, Tuhan”. Ayah Na Jung “Jurusan tari dari Sook Myung? Wow... kau orang udik mencapai keberhasilan, kencan dengan gadis-gadis jurusan tari! Aku cemburu”



Ssereuki kembali dan melempar banyak Snack di depan kamar Na Jung. Ssereuki “Ibu, aku benar-benar pergi sekarang”



Kita ke kampus para penghuni Shin Chon Boarding House. Tepatnya di kelas Na Jung, Yoon Jin, Sam Cheon Po dan Haetai.



Yoon Jin sedang sibuk menulis surat untuk temannya dan tidak mendengarkan penjelasan di depannya. Saat kelas berakhir Yoon Jin juga selesai menuliskan suratnya. 



Setelah Dosen mereka keluar, ketua di kelas mereka berbicara “Oke, akan mulai pada 15:00 hari ini. Datanglah ke Tingkat Hop Pub belakang Brother BBQ pukul 13.00. Apapun yang terjadi harus datang. Jika salah seorang dari kalian tidak datang, kau tahu kesepakatan yang ada, kan? Tidak ada tidak datang dan tidak ada yang terlambat, oke?”. Semua pria di kelas “Ya”.



Haetai mencium baju Sam Cheon Po “Apakah kau memakai cologne? Hei, kau memamerkan kau udik? Kenapa kau menyemprot cologne? Astaga, kau bahkan membeli sepatu. Air Jordan di kaki orang udik, omong kosong..”. Sam Cheon Po “ Aku hanya berencana pergi ke sana tanpa persiapan, tetapi mereka jurusan tari, kau tahu itu. Kapan aku akan mendapatkan kesempatan lain untuk bertemu seorang penari dalam hidupku?”. Haetai “Oh benar. Hei, biarkan aku meminjam bukumu”. Sam Cheon Po “Berapa kali aku bilang aku tidak mau”. Haetai “Hanya karena aku menggunakannya sekali apakah itu akan menjadi usang? Aku bilang aku akan menggunakannya dengan cepat dan mengembalikannya”. Sam Cheon Po “Kau bilang kau kaya, belilah satu”. Haetai “Kenapa aku harus menyia-nyiakan uang. Dengan uang itu, aku bisa bersenang-senang sepanjang malam di Rock Cafe Space”. Sam Cheon Po “Aku benar-benar tidak menyukai meminjamkan kepada orang asing. Dan, ketika kau mengcopy buku, bukuku hancur”. Haetai “Benarkah? Kemudian, akhir pekan ini, teman-temanku dari Soon Cheon akan datang mengunjungi Seoul, jadi aku akan membiarkan mereka semua tidur di kamar kami. Teman-temanku semua sangat kotor”





Karena Sam Cheon Po tidak mau teman-teman Haetai datang dan membuat kotor kamar mereka, ia membiarkan bukunya untuk di foto copy . Sam Cheon Po sangat tidak tega melihat bukunya yang di tindis kemudian di buka dengan kasar. HAHAHAHA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar