Maret
1994
Shin
Chon Boarding House.Changcheon-dong, Suhdaemun-gu, Seoul.
Sam Cheon Po
sedang menikmati momen mandi paginya (HAHAHA). Haetai masuk dan membuat Sam
Cheon Po kaget. Heatai “Hey, selamat pagi”. Sam Cheon kesal melihat Haetai yang
masuk hanya untuk mencuci muka saat ia mandi. Setelah Haetai keluar, giliran
Ssereuki yang masuk. Ssereuki “Whoa ... Kau sangat keren. Hei, selamat pagi”.
Ssereuki duduk dan buang air. Ssereuki menatap Sam Cheon Po “Soon Cheon?”. Sam
Cheon Po “Sam Cheon Po!”. Ssereuki “Maafkan aku”. Saat Sam Cheon Po akan
melanjutkan mandinya, ayah Na Jung masuk dan berteriak “Mengapa kalian tidak
sarapan?”. Ayah Na Jung kaget melihat Sam Cheon Po yang telanjang. Ayah Na Jung
merendahkan suaranya dan pergi tanpa pintu “Ayuk makan”
Sam Cheon Po
terduduk lemas tak bisa berbuat apa-apa karena pintu kamar mandi yang terbuka
sedangkan yang lainnya sibuk dengan aktifitas mereka dan lewat didepan pintu
kamar mandi. Na Jung berdiri di dekat pintu dan mengeluh tentang stokingnya
yang lubang, Haetai membaca Koran , Ibu Na Jung sibuk menyiapkan sarapan dan
sibuk bolak balik mengambil makanan dan Ayah Na Jung sedang memperingatkan Yoon
Jin yang malas sarapan
Sam Cheon Po
akan berdiri memberitahu Ssereuki yang sedang buang air agar menutup pintu tapi
Na Jung masuk kedalam kamar mandi dengan beberapa surat di tangannya. Sam Cheon Po
menutup badannya dengan papan cuci. Na Jung memberikan surat pada Ssereuki
lalu memutarkan penyiram dan membelai rambut Ssereuki
Terdengar
narasi dari Sam Cheon Po “Sudah 10 hari sejak aku datang ke Seoul. Dengan orang
asing yang belum pernah kutemui selama 20 tahun, Aku makan dengan mereka, menggunakan kamar mandi yang sama,
dan tidur sambil menyentuh
kulit orang asing yang baru kutemui pertama kalinya. Sebuah rumah asing di kota
yang asing,dimana aku hidup dengan orang asing. Seperti musim semi yang datang
tiba-tiba, tempat ini
masih asing bagiku. Rumah pertama di Seoul, itu adalah Shin Chon Boarding House
EPISODE 2 KAMI SEMUA
AGAK ANEH
Maret 1994
Shin Shon
Boarding House
Sam Cheon Po
masuk ke dalam ruang makan. Sam Cheon Po “Apa tidurmu nyenyak?”. Ibu dan Ayah
Na Jung “Ya”. Sam Cheon Po mengambil nasi untuk dirinya. Haetai “Hei berikan
aku nasi”. Sam Cheon Po “Ambilah sendiri”. Haetai “Kau bajingan”. Ayah Na Jung
berbisik “Hey sayang, Sam
Cheon Po... mengapa ia mandi setiap pagi? Apakah dia punya hantu yang meninggal tanpa mandi,
menghantuinya? Oh, dan
lihat dia , celana katun disetrika sampai kaku! Sepertinya ia mencoba untuk
membuat segalanya kaku”. Ayah Na Jung berbicara pada Haetai “Hei, itu pasti
sedikit menyesakkan bagimu untuk sekamar dengannya”
Sam Cheon Po
duduk disebelah Haetai dan Ayah Na Jung langsung memberikan lada “Oh, yang satu
ini benar-benar besar! Ini, ambil lada (lada = menyiratkan p****). Lada ini
benar-benar besar” HAHAHAHA
Ssereuki
membaca komik saat ia makan. Na Jung yang duduk disebelahnya memberikan tatapan
misterius. Ssereuki “Hei, berikan saus tomat”. Na Jung tidak memberikan sau
tomat pada Ssereuki. Ssereuki berbalik dan menatap Na Jung “Oke, oke. Aku akan
membaca setelah aku selesai makan. Wah, ini masih pagi, dan kau kelihatan sakit”.
Ssereuki makan sambil bersenandung, Na Jung masih memberikan tatapannya.
Ssereuki “Apa? Apa? Apa? Apa
yang kulakukan salah pagi ini? Katakan saja! Apa?”. Na Jung “Oppa ! Bukankah kau mengatakan kau akan pelatihan pagi ini?
Kau bilang kau harus berada di
sana pukul 8:00”. Ssereuki “Oh, tidak! Aku dalam masalah! Oh, sialan!”
SSsreuki
keluar dari ruang makan. Ayah Na Jung “Lihatkah orang bodoh itu”. Haetai
“Apakah dia sedikit... meragukan?”. Ssereuki berteriak “Na Jung”. Na Jung “Kaca
matamu disebelah TV. Ssereuki “Oke”. Ssreuki berteriak lagi “Na Jung”. Ibu Na
Jung “Ya ampun”. Na Jung “Kau tidak membawa tas kemarin! dompetmu di saku
belakang celana "Edwin" (merek pakaian) jins!”. Ssereuki “Oke, aku
mengerti”. Ayah Na Jung “Ya Tuhan. Sayang, kau tidak mendengar suara air keran?
Hey Haetai, pergi dan matikan keran”. Haetai “Ya”. Haetai berdiri lalu melap
jari-jarinya di baju Sam Cheon Po dan Sam Cheon Po memberikan tatapan kesalnya.
Kasihaan
Yoon Jin
berdiri “Aku sudah selesai makan”. Ibu Na Jung “Kenapa? Kau harus makan lebih
banyak. Oh Tuhan, dia
hanya makan porsi berukuran kacang! Aku heran apa lauknya terlalu asin. Bagaimana?
Apa terlalu asin?”. Sam Cheon Po “Tidak, ini sama dengan masakan keluargaku”.
Ibu Na Jung “Apakah itu benar?”. Sam Cheon Po “Ahjumma, ada sesuatu yang harus
kubicarakan. Satu ruangan yang tersisa... apa masih disewakan?”. Ibu Na Jung “Kenapa?
Apa kau memiliki seseorang yang ingin kau bawa?”. Sam Cheon Po “Tidak, bukan
itu”. Ibu Na Jung “Aku akan gila karena satu kamar kosong. Aku tidak tahu di
mana semua anak laki-laki busuk itu berasal, tapi aku belum pernah melihat orang-orang aneh seperti
itu dalam hidupku!”. Na Jung “Kenapa? Aku benar-benar menyukai ROTC Oppa”
Flash Back….
Seorang Pria
gagah memberikan hormat dengan sangat berani “Senang bertemu denganmu”. Ibu Na
Jung “Aigoo, Kau terlihat bisa dipercaya”.
Keesokan
paginya, Ibu Na Jung “Mahasiswa Suk Cheon, makan makananmu. Kemana dia pergi,
terlalu pagi?”
Beralih kekamar Haetai dan Sam Cheon Po.
Haetai dan Sam Cheon Po kaget karena ada sesuatu yang bergerak di bawah selimut
mereka “Apa ini?”. Pria yang gagah itu berubah menjadi pria cucok yang lemah
lembut. HAHAHAH. Akhirnya ia di usir keluar oleh orang tua Na Jung
Na Jung
bertanya lagi “Bagaimana dengan Oppa yang mengatakan ia akan menjadi produser?”.
Ayah Na Jung “Hei, kau pikir siapa pun bisa menjadi produser? Jika ia menjadi
seorang produser, aku akan menjadi bintang film! Atau aktor TV”
Flash
Back…..
Ibu Na Jung
“Mahasiswa Young Seok, makan makananmu”. Young Seok ( aslinya emang PD. Dia ini
PD Na Yeoung Seok yang jadi PD di acara 1N2D dulunya) “Ya”. Young Seok
membuatkan kopi untuk Ayah dan Ibu Na Jung “Silahkan ambil salah satu cup
kopi”. Ayah Na Jung “Wow, meskipun penampilanmu, kau tahu bagaimana membuat
kopi”. Ibu Na Jung mengambil satu “Wow itu mengagumkan. Kau pintar membuat kopi ”. Ayah Na
Jung “Oh, tapi kenapa kau membuat begitu banyak kopi. Apakah semua rasanya
berbeda?”. Young Seok “Tidak, semua sama”. Ayah Na Jung mengambil satu cup “Ini
? Aku berpikir yang satu ini enak”. Ibu Na Jung “Minum saja”. Young Seok
memperhatikan Ayah Na Jung yang akan meminum minuman buatannya. Ayah Na Jung
meminum minuman buatan Youn Seok. Ibu Na Jung “Enak kan?”. Ayah Na Jung
menunjukkan ekspresi yang tidak baik. Young Seok “Teng (Salah) !! . (Sebuah
permainan terkenal dari acara "1 night 2 days" yang diproduksi oleh
PD Na Young Seok. Setiap
anggota perlu minum salah satu dari beberapa cangkir jus, dan beberapa adalah
campuran kecap ikan dan jus )”. Ayah Na Jung menyiramkan minuman buatan pada
Young Seok.
Beberapa
saat kemudian seluruh barang-barang Young Seok di lempar keluar. Ayah Na Jung “Kau
keluar dari sini, sekarang”. Young Seok “Maaf, Andoemnida (aku tidak bisa)”.
Ayah Na Jung “Kau keluar”. Young Seok “Andoemnida”. Ayah Na Jung “Apa maksudmu,
kau tidak bisa? Pergi!”. Young Seok “Aku disini hanya 1 night 2 Days (1 malam 2
hari)”. Ayah Na Jung “Kau satu-satunya yang ditendang keluar setelah 1 malam 2
hari. Keluar dari sini, sekarang. Aku akan membunuhmu ”
Na Jung
“Bagaimana dengan oppa yang IQnya sangat tinggi? Apakah Oppa itu aneh juga?”. Ibu Na Jung “Dia yang
paling aneh”
Flash Back
lagii…..
Ibu Na Jung
“Young, ada panggilan telepon untukmu. Bicaralah ! Ini dari rumah sakit. Pintu kamar
terbuka dan pria yang bernama Heo Gyeong Young (Menjadi calon untuk Presiden
Korea dalam pemilu 1997 dan 2007. Ia menjadi terkenal karena janji absurd untuk
pemilihan, dan sekarang dia telah membuat beberapa album tunggal. Heo Gyeong
Young berjanji bahwa setiap orang akan menjadi kaya dan sehat jika kita melihat
ke matanya. Percaya atau tidak)...sedang bermeditasi. Sesaat
kemudian tas pakaiannya di lempar keluar dan ia juga di usir keluar. Heo Gyeong
Young “Ahjumma, hatimu tidak melakukan hal yang benar. Lihatlah mataku, dan kau
akan bahagia dan sehat”
Ibu Na Jung
“Jika kau berpikir tentang ini, Seoul adalah Seoul. Bahkan anak-anak busuk...
mereka tidak hanya busuk, mereka benar-benar busuk. Ini benar-benar ibu kota”.
Sam Cheon Po “Ahjumma, maka... bisakah aku menggunakan ruangan?”. Haetai
kembali “Ahjumma , apakah ada penghuni baru? Banyak selimut di sana”. Ibu Na Jung “Oh,
barang-barangnya pindahkan saat ini. Kamar dan penghuninya... ada hubungan
khusus tersimpan untuk suatu hubungan yang khusus juga. Selama ini, kami hanya
punya anak-anak busuk, tapi... kemarin , seorang pria baik menandatangani kontrak untuk ruangan itu”.
Ayah Na Jung “Oh benarkah? Aku tidak melihat dia terlalu baik. Apakah dia juga
jurusan teknik komputer?”. Ibu Na Jung “Aku tidak tahu tentang itu, tapi dia
tampak manis. Itulah mengapa aku memilihnya. Dia bilang dia dari pedesaan, jadi aku menyuruhnya
untuk pindah dan dia pergi tanpa banyak bertanya”
Na Jung
kelihatan tidak sehat, ia terus mengganti posisi duduknya. Haetai “Hei teman,apa
belakangmu baik-baik saja? Kau tampaknya tidak bisa duduk dengan benar”. Ibu Na
Jung “Apakah kau menyakiti diri sendiri lagi?”. Na Jung “Aku berjalan akhir-akhir
ini, dan itu menyakitkan”. Ayah Na Jung “Lihat dirimu, f * ^% ing lembu% $%. Kau
bahkan tidak pernah mengunjungi stadion bisbol ayahmu, tapi... Kau selalu berjalan disekitar
lapangan basket! Bagaimana bisa lumbalmu (tulang belakang) vertebra 1-5 akan utuh!
Jika aku mendengar kau pergi ke lapangan basket lagi…. Aku akan mencukur kepalamu! Semuanya!”
Na Jung
tidak memperdulikan peringatan Ayahnya. Ia tetap pergi ke pertandingan basket.
Dengan semangat api yang membara ia memberikan dukungan pada Lee Sang Min dan
membuat sakit pada tulang belakangnya bertambah parah
Ssereuki
membelai rambut Na Jung yang tidur sambil menonton laporan pertandingan basket
hari ini. Ia mematikan TV dan berdiri dengan pelan. Na Jung “Aku belum tidur”.
Ssereuki kembali duduk dan membelai rambut Na Jung “Gadis, jika punggungmu
sakit, kenapa pergi ke sana? Jika tulangmu pecah, kau memerlukan pembedahan.
Apa kau tahu itu? Apa
kau ingin menggunakan tongkat pada usia 20?”. Na Jung meninggikan bantalnya “
Apa yang bisa kulakukan?
Ini acara sekali seumur hidup!”.
Ssereuki “Kau punya tulang belakang juga cuma sekali! Turunkan bantal, gadis! Apa kau ingin memiliki masalah leher
juga. Wah, kau benar-benar memiliki semua kebiasaan buruk?”. Na Jung “Oppa ,
tutup tirainya”. Ssereuki “Hei, tidurlah!”. Na Jung “Aku harus menutup tirai
sebelum tidur”. Ssereuki menutup mata Na Jung dengan telapak tangannya “Ini, di
sini. Aku telah menutup tirai. Ini gelap sekarang, jadi tidurlah”. Na Jung “Oppa,
susuku. Tolong bawakan aku susu hangat. Aku pikir aku akan bisa tidur jika aku
meminumnya”. Ssereuki “Apakah aku budakmu? Gadis, jika kau tidak bisa tertidur, menonton TV saja. Lihatlah
kau meyuruh oppamu!”. Na Jung berteriak “IBU !”. Ssereuki “Oke, oke, oke”. Na
Jung “Masukkan ke dalam microwave selama 40 detik saja. Jangan biarkan meledak
dalam microwave, seperti kemarin”. Ssreuki mencubit pipi Na Jung “Aku harus
merobek mulutmu”. Na Jung berteriak lagi “Ibu! Aku sakit, tapi Oppa menyiksaku!”
Sam Cheon
Po sedang menelpon dengan Ibunya “Aku baik-baik, tidak perlu khawatir, Ibu. Ya,
aku memiliki banyak teman-teman di jurusanku. Ya”. Ssereuki lewat untuk
mengambil susu. Sam Cheon Po memberikan salam pada Ssereuki “Selamat malam,
hyung-nim”. Ssereuki “Oh, Kau juga, Soon Cheon”. Sam cheon Po protes “Sam Cheon
Po, hyung-nim! Sam Cheon Po.Sam Cheon Po! Aku mengatakannya kepadamu seratus
kali!”. Ssereuki “Hei, tapi Soon Cheon agak dekat Sam Cheon Po kan?”. Sam Cheon
Po “Mereka berada di provinsi yang berbeda!”. Ssereuki “Aku minta maaf. Jangan
marah”. Sam Cheon Po melanjutkan pembicaraan dengan Ibunya “Ibu ? Oh, itu tidak
apa-apa. Aku makan dengan baik, dan semuanya terasa baik, jadi tidak perlu
khawatir. Siapa? Oh,
teman sekamarku? Dia baik. Dia bilang dia dari Soon Cheon. Aigoo , Ibu. Siapa
yang peduli tentang Jeon-ra-do dan Gyeong-sang-do? Kami tidak peduli jika kami
dari berbagai provinsi. Apa salahnya kalau dia dari Jeon-ra-do? Kami tidak
bertengkar! Tak ada yang tidak nyaman. Kami rukun. Oh, Ibu. Rekaman video yang
ada di laci meja ketiga di kamarku... Jangan menonton, jangan pernah!”
Suara Sam
Cheon Po terdengar lagi (Narasi dari Sam Cheon Po) “Ibu tidak bisa membantu
tetapi khawatir tentang hidupku di Seoul. Itu karena aku, yang tidak pernah
tidur di ruangan yang sama bahkan dengan orang tuaku, sekarang memiliki teman
sekamar. Yang lebih buruk, dia orang pertama dari Jeon-ra-do yang baru kulihat
dalam hidupku. Seorang teman yang memiliki banyak hal yang ingin ia lakukan,
yang memiliki banyak rasa ingin tahu. Ada satu hal yang orang ini tergila-gila,
kota indah di Italia, Venetia (Venice). Kelas Mengetik Hanme – Venetia (permainan
mengetik). Itulah alasan mengapa kami tidak bisa tertidur setiap malam”
Sam Cheon Po
masuk ke dalam kamarnya untuk tidur tapi Haetai masih sibuk memaikan permainan
mengetik Venetia. Sam Cheon Po mengibaskan selimut dan membanting dirinya di
kasur agar Haetai mendengar kalau Sam Cheon Po akan tidur. Sam Cheon Po “Aku
akan tidur”. Haetai “Oh, aku melihat kecepatan ini sangat gila (terlalu cepat)!”.
Sam Cheon Po “Aku bilang, aku akan tidur”. Haetai “Aku mencoba memecahkan level
8, jadi...”. Sam Cheon Po “Sekarang jam 11:00 malam!”. Haetai yang keasikan
bermain tidak menghiarukan Sam Cheon Po “Oh, tenggelam, tenggelam. Tidak,
tidak, kakak akan menyelamatkanmu!”. Sam Cheon Po naik darah “Mari kita tidur!”.
Haetai “Tidurlah!”. Sam Cheon Po “Aku bilang mari kita tidur !”. Haetai tidak
berhenti bermain “Baiklah”
Sam Cheon Po
bertambah kesal “Aku akan tidur!”. Haetai “Tidurlah!”. Sam Cheon Po “Aku akan
mematikan lampu!”. Haetai “Lakukan apa yang kau inginkan”. Sam Cheon Po berdiri
dan mematikan lampu kamar. Haetai “Oh, oh, itu semakin cepat!”. Sam Cheon Po
yang sudah berapi-api mencabut kabel komputer. Haetai “Oh, apa...? Apa yang
terjadi? Apa kau
mematikannya?”. Sam Cheon Po “Ya, aku mematikan komputermu dasar pecandu
bajingan!”. Haetai “Whoa, kau bajingan gila! Aku tahu kau gila, tapi aku tidak pernah membayangkan kau
seburuk ini!”. Sam Cheon Po “Seperti kata-kata orang. Seseorang yang melakukan
sesuatu yang salah adalah orang yang marah. Aku akan merobek mulutmu!”. Haetai
“Apa? Jangan membuat kesalahan yang disesalkan! Apa kau tidak bisa melihat apa-apa
(menyiratkan takut) karena gelap?. Sam Cheon Po “Kau yang harus hati-hati untuk
tidak membuat kesalahan yang disesalkan!”. Haetai “aku harus menyongkel matamu dan
mengunyahnya dengan lobak kimchi!”. Sam Cheon Po “Wow, kau berbicara begitu
menakutkan! Apa kau pandai berkelahi? Apa kau jadi sembrono karena kau pandai
berkelahi?”. Haetai “Hentikan! Aku bilang jangan membuat kesalahan yang
disesalkan! Aku mulai marah sekarang!”. Sam Cheon Po “Biarkan kemarahan
mendidih! Ini akan sangat hebat jika kau membuat semua orang naik ke lantai
atas dan membuat mereka gugjeong (bermaksud mengatakan geogjeong yang artinya khawatir.
Tapi karena dialek Gyeong-sangnya jadi Gugjeong)”. Haetai “Geogjeong bajingan,
bukan Gugjeong)”. Sam Cheon Po “Itulah yang kukatakan, Gugjeong”. Haetai “Kau
bodoh. Geogjeong.. Geogjeong”. Sam Cheon Po “Itulah yang kukatakan, Gugjeong..
Gugjeong. Tak bisakah kau mendengar dengan baik idiot, bajingan!”. Haetai “Apa
yang kulakukan dengan bajingan yang tidak bisa bicara dengan benar?”. Sam Cheon
Po “Apa yang kulakukan dengan bajingan yang tidak bisa mendengar dengan baik?”.
Haetai “Hentikan sekarang, hentikan! kau membuatku gila!”. Haetai dan Sam Cheon
Po terus beradu mulut dan tidak memperdulikan waktu yang sudah menunjukkan
tengah malam. HAHAHA
Narasi Sam
Cheon Po terdengar “Permainan mengetik Venetia. Itulah alasan mengapa kami tidak
bisa berteman”
Keesokan
paginya. Seperti biasa Ibu Na Jung menyiapkan sarapan yang begitu baaaanyaaak.
HAHAHAHA. Ayah Na Jung “Wow, sayang kau membuat Mideodeok jjim?”. Ibu Na Jung
“Tidak, itu Agu jjim”. Ayah Na Jung “Kenapa daging begitu kecil seperti kacang?
Oh. Aku belum pernah melihat anglerfish kurus seperti ini sebelumnya”. Ibu Na
Jung “Apa yang kau bicarakan? Aku membeli yang paling mahal di
pasar. hanya ada 2 tersisa jadi aku membelinya. Aku sudah lama
menginginkannya”. Ayah Na Jung “Aigoo . Kalau dipikir-pikir, orang-orang Seoul
benar-benar menyedihkan. Mereka harus seperti ini. Bahkan anjing pelarian di Ma San tidak
mau makan yang seperti ini”. Ibu Na Jung “Ibu Sam Cheon Po mengatakan dia akan
kirim anglerfish yang besar”. Ayah Na Jung “Bagaimana dengan Na Jeong?”. Ibu Na
Jung “Dia dikurung di ruangan. Dia tidak bisa bergerak satu incipun. Ini
merupakan hal yang baik”. Ayah Na Jung “Oh. Bagaimana jika dia perlu melakukan
operasi nanti? Bagaimana jika kita akhirnya mengurus kotoran nya di 50-an?”.
Ibu Na Jung “Kemarin, ia pergi ke gymnasium untuk melihat Lee Sang Min, itu
sebabnya dia seperti itu. Dia berbaring seperti mayat selama beberapa hari dan
aku harus membawanya ke rumah sakit jika tidak membaik”. Ayah Na Jung “Ya
ampun, benar-benar. Aku tak mengerti belakangmu baik-baik saja dan aku juga
baik darimana asalnya?”. Ibu Na Jung “Apa maksudmu darimana? Apa yang kau harapkan ketika dia
selalu berkeluyuran seperti anjing? Berdiri dalam posisi miring, begitu sering menyilangkan kaki,
dan berlarian di seluruh tempat
membuat tulang punggungnya sakit. Pertama dia perlu untuk memperbaiki postur
tubuhnya, postur tubuhnya!”
Na Jung yang
mendengar perkataan kedua orang tuanya, berteriak dari dalam kamarnya “Ini
bukan karena posturku! Aku lahir seperti ini Bahkan orang Ma San tahu masalah
punggungku ini bawaan. Kenapa kau berbohong? Ibu dan Ayah harus mengurusku! Kau membayar untuk itu!
Membayar untuk itu!!”. Ayahn Na Jung “Gadis itu, belakangnya benar-benar buruk,
tapi telinganya hebat”. Ibu Na Jung “Aigoo, aigoo.sekalipun Punggungnya
bermasalah. Apakah ia bisa menikah?”. Ayah Na Jung “Ketika dia seperti itu,
pria macam apa yang akan menikahinya? Belakang...Belakang adalah yang paling penting”. Ibu Na Jung
“Kau tahu Shalom Boarding House di dekat sini, kan?”. Ayah Na Jung “Ya, aku
tahu”. Ibu Na Jung “Ada 3 anak perempuan. Mereka semua menikah dengan siswa
sekolah hukum, yang tinggal di rumah kos mereka. Yang pertama hakim, yang kedua
jaksa, dan menantunya yang ketiga seorang pengacara”. Ayah Na Jung “Wow, mereka
melakukan pekerjaan yang sangat baik dengan membesarkan putri mereka. Rencana
mereka bekerja dengan baik”. Ibu Na Jung “Na Jeong kita juga layak! Aku tidak
malu kemanapun dia pergi (Karena cantik)”. Ayah Na Jung “Benar. Na Jeong kita juga
layak. Jika kau melihat di dekat bagian belakang tubuhnya, cukup menarik menurutku”. Ibu Na Jung
“Haruskah kita mencari pasangan yang cocok untuknya dari rumah ini? Siapa yang
tahu? Mungkin ada presiden masa depan atau perdana menteri?”. Ayah Na Jung “Apakah
itu benar? Haruskah kita menaruh investasi jangka panjang dalam gadis itu, Na
Jeong?”
Haetai turun dan member salam “Apakah
kau tidur nyenyak tadi malam?”. Profil Haetaipun muncul di layar..
Calon menantu, No 1
Dari: Jolyeh-dong, kota Sooncheon ,
Jeolla-namdo
Nama Panggilan: Haetai
Jurusan: Komp. Engin. 94
Latar Belakang: Anak pertama yang
lahir dari Presiden perusahaan bus terbesar di Sooncheon
Ayah dan Ibu Na Jung menyabut dengan
senyum lebar “Duduklah”. Haetai “Apakah kau selalu makan seperti ini dari pagi?”.
Ibu Na Jung “Kenapa? kau tidak menyukainya?”. Haetai “Kau terlalu berlebihan, Ahjumma.
Bagaimana aku bisa tidak suka? Aku memiliki nafsu makan lebih sejak datang ke
Seoul. Aku merasa buruk bagi ibuku karena aku bertambah gemuk sejak pindah ke
Seoul. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku tidak bisa menahan diri dari makanan
lezat, kan?”. Ayah Na Jung “Nah, Haetai. Kudengar ayahmu memiliki perusahaan
bus, kan?”. Haetai “Ya”. Ayah Na Jung “Apakah bus kota atau bus antar propinsi?”.
Haetai “Dia memiliki setiap bus di Soon Cheon”. Ayah Na Jung “Kalau begitu,
ayahmu tidak memiliki bus exspress?”. Haetai “Aku pikir dia sedang berpikir
tentang itu. Ngomong-ngomong apa Na jung sudah sembuh?”. Ibu Na Jung “Kenapa?
Apa kau khawatir?”. Haetai “Tentu saja, aku khawatir. Kami teman”. Ibu Na Jung
mendekatkan piring Agu jjim kepada Haetai “Makanlah, Haetai”. Heatai “Ya”. Ayah
Na Jung “Makan banyak. Ah,
benar. Teman sekamarmu masih tidur?”. Haetai “Tidak, kupikir dia menggunakan
lotion”
Sam Cheon Po muncul dan memberi salam
“Apa kau tidur nyenyak?”. Profil Sam Cheon Po juga muncul di layar.
Calon menantu No 2
Dari: Dongkeum-dong, kota Sam Cheon Po
, Gyeongnam
Nama panggilan: Sam Cheon Po... </
i>
Jurusan: Comp Engin. '94
Latar Belakang: pemilik kapal
penangkap ikan terbesar di Sam Cheon Po
Ayah Na Jung “Yeah, yeah. Duduk, duduk”.
Sam Cheon melewatkan satu kursi di sebelah Haetai dan duduk. Ibu Na Jung “Haruskah
aku memberikan lebih banyak sup, Sam Cheon Po? Kau benar-benar menyukai sup”.
Sam Cheon Po “Tidak, ini sudah cukup”. Haetai memberikan mangkuk supnya “Ini,
Kau harus makan. Aku tidak makan sup”. Ibu Na Jung “Rumahmu dekat laut, pasti kau
makan banyak ikan sejak kau masih kecil”. Sam Cheon Po “Ya, aku makan banyak
sampai aku sakit”. Ayah Na Jung “Ah. Kudengar ayahmu memiliki kapal penangkap
ikan”. Sam Cheon Po “Ya. Dia memiliki jaring penangkap”. Ayah Na Jung “Lalu,
berapa banyak ikan yang biasanya dia tangkap?”. Sam Cheon Po “Aku tidak tahu
dengan pasti. Ah. Aku mendengar harganya sekitar 15.000.000 Won ($ 15.000) untuk
biaya gas per jalan (pergi ke laut sekali)”. Ibu dan Ayah Na Jung menganga
karena kaget. Ayah Na Jung “15.000.000 Won hanya untuk biaya gas?”. Ibu Na Jung
memindahkan piring Agu jjim yang sedang Haetai makan ke dekat Sam Cheon Po.
Haetai hanya pasrah. Ibu Na Jung “Makan Supmu”
Ibu Na Jung mengangkat topik lain “Ah,
kalian bertengkar tadi malam, kan? Tutup matamu dan bermain billard dengan
mereka atau semacamnya... Itu berantakan kacau ketika aku mendengarnya. Apakah kalian bertengkar
hebat?”. Sam Cheon Po “Tidak, kami tidak bertengkar”. Haetai “Oh, kami bertengkar
kemarin. Aku mencapai skor tertinggi untuk Venetia tadi malam. Tapi bajingan
ini, dia mengatakan dia akan tidur dan mematikan lampu juga mencabut kabelnya.
Apakah yang kau pikir ?Aku akan
marah atau tidak? Jadi, kami hanya saling berteriak”. Ayah Na Jung “Pria muda
bisa masuk ke dalam pertengkaran ketika mereka menggunakan satu ruangan. Jadi,
malam ini, minum bersama dan baikan”. Haetai “Bahkan jika kami melakukan itu.
Apakah ada yang harus diselesaikan? Aku sudah melupakannya. Bukankah kau juga?
kau tidak dendam, kan?”
Ssreuki pamit pergi “Ibu, aku akan
berangkat ke pelatihan. Aku memakai sepatu olahragamu, Ayah”. Ibu Na Jung “Apakah
kau membawa dompetmu?”. Ssreuki “Ah benar”. Ssereuki kembali ke kamarnya dan
mengambil dompetnya. Na Jung yang melihat Ssereuki belum pergi memanggil
Ssereuki “Oppa . OPPA !”. Ssereuki “Apa?”. Na Jung “Belikan aku beberapa
makanan ringan”. Ssereuki “Kau tidak bisa mencerna dengan posisi seperti itu.
Makanan ringan apaan? Berhenti makan makanan ringan, gadis. Itulah sebabnya
punggungmu sakit. Ibu! Dia lapar. Berikan sesuatu untuk dia makan!. Aku akan
berangkat!”. Na Jung berteriak “OPPA !! OPPAAA”
Ayah Na Jung menjelaskan pada Haetai
dan Sam Cheon Po yang bingung melihat kelakuan Na Jung “Dia kalau sakit begitu.
Tubuhnya tidak bisa bergerak dan hanya mulutnya bergerak. Itulah sebabnya dia
semakin frustrasi tapi kami akan gila!”. Na Jung berteriak lagi “AYAH !”. Ibu
Na Jung “Hei, tapi ada sesuatu yang terjadi hari ini? Kalian bahkan memakai jas.
Apa kalian pergi ke suatu tempat?”. Haetai “Kami memiliki rencana untuk kencan
antar jurusan”. Ibu Na Jung “Apa itu?”. Haetai “Kami dan gadis-gadis lain dari
jurusan sekolah lain memiliki kelompok kencan”. Ibu Na Jung “Wow. Itu pasti
menyenangkan. Dengan sekolah mana kau akan bertemu?”. Haetai “Gadis jurusan
tari dari Sook Myung (Univ Perempuan)”. Ibu Na Jung “Oh, Tuhan”. Ayah Na Jung “Jurusan
tari dari Sook Myung? Wow...
kau orang udik mencapai keberhasilan, kencan dengan gadis-gadis jurusan tari!
Aku cemburu”
Ssereuki kembali dan melempar banyak
Snack di depan kamar Na Jung. Ssereuki “Ibu, aku benar-benar pergi sekarang”
Kita ke kampus para penghuni Shin
Chon Boarding House. Tepatnya di kelas Na Jung, Yoon Jin, Sam Cheon Po dan
Haetai.
Yoon Jin sedang sibuk menulis surat
untuk temannya dan tidak mendengarkan penjelasan di depannya. Saat kelas
berakhir Yoon Jin juga selesai menuliskan suratnya.
Setelah Dosen mereka
keluar, ketua di kelas mereka berbicara “Oke, akan mulai pada 15:00 hari ini. Datanglah
ke Tingkat Hop Pub belakang Brother BBQ pukul 13.00. Apapun yang
terjadi harus datang. Jika salah seorang dari kalian tidak datang, kau tahu kesepakatan
yang ada, kan? Tidak ada tidak datang dan tidak ada yang terlambat, oke?”.
Semua pria di kelas “Ya”.
Haetai mencium baju Sam Cheon Po “Apakah
kau memakai cologne? Hei,
kau memamerkan kau udik? Kenapa
kau menyemprot cologne? Astaga, kau bahkan membeli sepatu. Air Jordan di kaki orang udik, omong
kosong..”. Sam Cheon Po “ Aku hanya berencana pergi ke sana tanpa persiapan, tetapi mereka jurusan
tari, kau tahu itu. Kapan aku akan mendapatkan kesempatan lain untuk bertemu
seorang penari dalam hidupku?”. Haetai “Oh benar. Hei, biarkan aku meminjam
bukumu”. Sam Cheon Po “Berapa kali aku bilang aku tidak mau”. Haetai “Hanya
karena aku menggunakannya sekali apakah itu akan menjadi usang? Aku bilang aku
akan menggunakannya dengan cepat dan mengembalikannya”. Sam Cheon Po “Kau
bilang kau kaya, belilah satu”. Haetai “Kenapa aku harus menyia-nyiakan uang. Dengan
uang itu, aku bisa bersenang-senang sepanjang malam di Rock Cafe Space”. Sam
Cheon Po “Aku benar-benar tidak menyukai meminjamkan kepada orang asing. Dan,
ketika kau mengcopy buku, bukuku hancur”. Haetai “Benarkah? Kemudian, akhir pekan ini, teman-temanku
dari Soon Cheon akan datang mengunjungi Seoul, jadi aku akan membiarkan mereka
semua tidur di kamar kami. Teman-temanku semua sangat kotor”
Karena Sam Cheon Po tidak mau teman-teman Haetai datang dan membuat kotor kamar mereka, ia membiarkan
bukunya untuk di foto copy . Sam Cheon Po sangat tidak tega melihat
bukunya yang di tindis kemudian di buka dengan kasar. HAHAHAHA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar