Suara radio
terdengar dari dalam kamar Na Jung. Na Jung terbangun dari tidurnya, ia mencari
orang tuanya dan sadar bahwa ia di tinggal sendirian di rumah
Telepon Na
Jung berbunyi, ia menjawab telepon yang berada tepat di sebelahnya itu. Na Jung
“Halo”. Ibu Na Jung “Kau sudah bangun?”. Na Jung “Ibu Dimana?”. Ibu Na Jung “Ada
sesuatu yang salah dengan pendaftaran rumah, jadi aku keluar. Ayahmu mendapat
telepon dari timnya dan pergi. Jadi putri kami harus melakukan semuanya
sendiri. Bagaimana punggungmu?”. Na Jung “Masih sama”. Ibu Na Jung “Ini akan
memakan waktu untuk menyelesaikannya,jadi aku mungkin agak terlambat. Kau harus
makan sesuatu...”. Na Jung “Tidak apa-apa. Aku akan menunggumu pulang ke
rumah”. Ibu Na Jung “Pesan beberapa makanan di restoran china”. Na Jung “Bagaimana
aku bisa memesan? Aku bahkan tidak bisa bangun. Aku akan menunggu. Aku bahkan
tidak bisa makan dengan baik pula. Baiklah”
Beberapa
saat kemudian…..
Na Jung
keluar dengan cara merayap dari dalam kamarnya bersama dengan bantalnya. Ia
menunggu pesanannya datang.
Saat
delivery man datang ia kaget melihat pose Na Jung yang seperti putri duyung
yang sedang berjemur atau model yang sedang bepose seksi untuk pemotretan.AHAHAHA
Na Jung
memberikan uangnya dan mengambil makanannya. Na Jung kembali menggeser
makanannya dan merayap untuk makan di depan TV.
Na Jung
menyalakan TV untuk memonton pertandingan basket lalu memakan jajangmyeon
pesanannya dengan lahap.
Haetai dan
Sam Cheon Po sampai terlambat di tempat mereka melakukan kencan dengan jurusan
tari. Pria yang menjadi ketua kelas Haetai dan Sam Cheon Po berbicara “Tidak ada
lagi yang tersisa, Cuma ini (Nama samaran yang akan di pasangkan dengan
pasangan mereka). Ini karena kalian terlambat,kalian tidak akan mengeluh, kan?.
Juga, gadis-gadis ini yang terakhir. Cepatlah duduk !”
Haetai dan
Sam Cheon Po duduk bersebelahan. Perwakilan dari jurusan Tek. Kom membuka acara
kencan antar jurusan “Sekarang karena terlalu banyak orang di sini, kita akan
memutuskan pasangan kalian segera. Jika kau telah terpilih sebagai pasangan,
Tolong pergilah. Semoga
memiliki kencan yang menyenangkan dan panas. Tepuk tangan !. Lalu aku akan
memulai memanggil”.
Perwakilan
kelas Tek. Kom mulai memanggil “Romeo”. Semua peserta berbalik mencari orang
yang memiliki nama Romeo. Seorang Pria mengangkat tangannya “Ya”. Perwakilan
Tek. Kom “Dia kartu raja di antara kami
di Jurusan Teknik Komputer. Sekarang Juliet !”. Wanita berbaju pink mengangkat
tangannya “Ya”. Perwakilan Tek. Kom “Anda benar-benar cantik, Juliet. Kalian
berdua silakan pergi untuk kencan. Selanjutnya, Kang Baek Ho (Sakuragi
Hanamichi, karakter utama dalam Slam Dunk) dan Chae So Yeon (Akagi Haruko, gadis yang menjadi karakter
utama dalam Slam Dunk). Berikutnya Clinton dan Hillary”
Satu persatu
giliran nama pasangan yang disebutkan dan akhirnya giliran Haetai juga Sam
Cheon Po. Perwakilan “Berikutnya, Choi Soo Jong (aktor terkenal Korea)”. Haetai
mengangkat tangannya dan tersenyum lebar menunggu wanita yang akan mengangkat
tangan dan menjadi pasangannya. Perwakilan “Ha Hee Ra (Isteri Choi Soo Jung dan
seorang aktris Korea yang terkenal juga)
Haetai
terpesona melihat pasangannya yang sangat cantik. Sam Cheon Po sedikit iri
melihat haetai yang beruntung. Perwakilan “Selanjutnya, Chun Doo Hwan (mantan
Presiden Korea)”. Sam Cheon Po mengangkat tangannya. Perwakilan “Jika Chun Doo
Hwan, maka Lee Soon Ja (Nama istri Chun Doo Hwan)”. Suara wanita terdengar
“Ya”. Semua orang penasaran dengan wajah dari suara itu termasuk Sam Cheon Po.
Perwakilan “Lee Soon Ja”. Wanita itu “Ya”. Perwakilan tertawa melihat wajah
pasangan Sam Cheon Po “Tolong Kemarilah”
Sam Cheon Po
yang menyadari bahwa pasangannya tidak secantik apa yang ia bayangkan
menghentikan Haetai yang akan pergi “Mari kita pergi bersama-sama, teman”. Sam
Cheon Po dengan wajah memelas meminta bala bantuan “Aku akan memberikan semua
buku-bukuku”. HAHAHAHA
Na Jung
semangat menonton pertandingan Basket lewat TVnya. Tiba-tiba ia mendapatkan
panggilan alam (atit peyut dia). Na Jung merayap menuju kamar mandi
Sam Cheon Po
juga Haetai dan pasangan mereka sudah berada di KFC. Sam Cheon Po memulai
pembicaraan “Aku mendengar kau jurusan tari”. Pasangan SCP “Aku?”. Sam Cheon Po
“Universitas wanita Sook Myung , jurusan tari”. Pasangan SCP “Jurusan tari
(tampak bingung). Ah aku jurusan perdagangan (Muyong yang artinya tari
terdengar mirip dengan Muyeog yang artinya perdagangan). Sam Cheon Po juga
bingung “Muyong (Tari)?”. Pasangan SCP “Muyeog (Perdagangan)!”. Sam Cheon Po
memperjelas “Muyong (Tari)?”. Pasangan SCP juga memperjelas ejaannya “Muyeog
(Perdagangan)”. Mbeeeeeeeeeekk HAHAHAH
Na Jung
sampai di depan kamar mandi. Ia menegakkan badannya dan menempel di dinding. Na
Jung mencoba meraih sendal untuk masuk ke dalam kamar mandi. Na Jung berhasil
memakai satu sendal, ia mencoba memakai sendal yang sebelah lagi tapi sendalnya
jauh dan licin Na Jung tepeleset dan jatuh menahan sakitnya. Poor Na Jung…
Kembali ke
kencan Haetai dan Sam Cheon Po. Pasangan Haetai “Aigoo, apa yang harus kami
lakukan? Sepertinya kalian pikir kami dari jurusan tari”. Pasangan SCP “Apa
yang harus kita lakukan?”. Sam Cheon Po kelihatan cemberut tapi Haetai tetap
tersenyum (Ya iyalah pasangan Haetai kan cantik) “Tidak, itu baik-baik saja”.
Pasangan Haetai melihat ke arah Sam Cheon Po “Tapi kami juga berpikir kalian
angkatan 1994. Kau (Sam Cheon Po) seorang mahasiswa yang mengulang kan”. Sam
Cheon Po kelihatan marah. Haetai menjawab “Apa yang kau bicarakan? Kami
angkatan 1994”. Pasangan Haetai “Benarkah? Menakjubkan. Guru ini, juga (Mengarah ke Sam Cheon Po)?”. Haetai tertawa “Dia juga
berusia 20 tahun, 20 tahun ! Mahasiswa angakatan 94. Dia di sekolah sekarang”.
Pasangan Haetai “Apakah kau dari Jeolla Do?”. Haetai “Ya. Aku dari Soon Cheon.
Guru ini Sam Cheon Po. Apakah
kalian berdua tinggal di Seoul? ”. Pasangan Haetai mengiayakan. Haetai “Lalu di
mana kampung halamanmu?”. Pasangan Haetai “Kampung halaman kami juga Seoul. Aku
dari Ban Po. Dia dari Jam Shil”. Haetai “Bagaimana bisa seseorang memiliki
kampung di Seoul? Sungguh
menakjubkan!”
Pasangan
Haetai “Jika kotamu Sam Cheon Po, Kau bisa makan banyak makanan laut”. Pasangan
SCP “Lalu, apakah keluargamu memiliki perahu?”. Pasangan Haetai “Hei, hentikan.
Aku minta maaf”. Haetai “Tidak, itu tidak apa-apa. Kenapa harus minta maaf? Keluarganya
memiliki tiga kapal”. Pasangan SCP “Menakjubkan! Kau benar-benar memiliki
perahu di rumah?”. Haetai “Ya, jaring penangkap dengan ukuran 60 ton. Keluarganya
memiliki dua yang berukuran 30-ton juga”. Sam Cheon Po “Cukup. Berhenti
bicara”. Pasangan SCP “Kau benar-benar kaya. Apakah kau yang terkaya Sam Cheon
Po?”. Haetai “Apa gunanya menjadi yang terkaya? Dia hanya orang bodoh ketika
datang ke Seoul”. Sam Cheon Po protes. Haetai “Apakah kau tahu berapa lama
waktu yang dibutuhkan dia untuk menemukan rumah kos kami? 10 jam. 10 jam!”.
Pasangan Haetai “Benarkah? Kenapa?”.
Haetai
bercerita tentang kisah Sam Cheon Po “Ahjumma menyuruhnya untuk naik kereta
bawah tanah di stasiun Seoul dan turun di Shin Chon. Dan dia malah menunggu
satu jam kereta bawah tanah menuju Shin Chon. Di tengah, dia harus berpindah di
halte, Balai Kota, tapi
dia keluar dan membeli tiket baru sehingga menunggu satu jam. Juga, ketika ia keluar dari kereta
bawah tanah, ia mengambil tiket komputer orang lain. Dia hampir terbunuh saat dia
tertangkap”. Pasangan Haetai dan Pasangan SCP tertawa “Benarkah? Benarkah? Apa
yang kau katakan benar, kan? Kau tidak mengarang itu, kan?”. Haetai “Aku tidak
mengarang ini. Ini kisah nyata. Ini kisah nyata guru ini (hahahahaha Guru?
Hahahah)”. Pasangan Haetai “Bagaimana ini bisa terjadi? Ini mengagumkan. Kau
benar-benar lucu”
Sam Cheon Po
bahagia karena di puji oleh pasangan Haetai yang cantik. Haetai “Apakah kau
pikir ini lucu? Ini benar-benar menyedihkan bagi kami”. Pasangan Haetai “Ini
lucu. Ini benar-benar lucu. Ini adalah pertama kalinya aku mendengar dalam
hidupku. Apakah ada cerita lain?”. Haetai “Hei, ada begitu banyak, banyak
cerita. Kami memiliki berton-ton. Sebelum kita mulai bercerita, mari kita
memesan sesuatu. Kami mentraktirmu. Kau tahu, orang udik ini tidak memiliki
apapun kecuali uang”. Pasangan Haetai “Oh. Kau memiliki tata karma”. Haetai “Apa
yang ingin kau makan?”. Pasangan Haetai “Aku ingin Zinger burger dan cola”.
Pasangan SCP “Aku hanya ingin Corn Salad”. Haetai mengajak Sam Cheon Po untuk
memesan makanan, ia mengulang lagi pesanan pasangan mereka untuk memastikan “Zinger
Burger dan cola. Lalu Corn Salad. Benar?”. Pasangan SCP menambahkan “French
fries juga”. Haetai bingung mendengar nama-nama makanan itu tapi ia bersikap
cool dan santai. HAHAHAH
Haetai dan
Sam Cheon Po berdiri membaca papan menu. Haetai “Oh jadi French fries itu
kentang goring”. Sam Cheon Po “Ini pertama kalinya aku mendengar nama itu dalam
hidupku”. Haetai “Tidak ada KFC di kotamu, kan?”.Sam Cheon Po mengangguk.
Haetai menarik nafasnya“Mari kita mencoba memesan. Ini tidak masalah jika kita
memesan sama seperti yang mereka pesan, kan? Apa yang kamu lakukan? Kenapa kau
tidak memesan?”. Sam Cheon Po “Kau yang pesan!”. Haetai “Kau yang pesan. Aku
akan membayar untuk itu. Cepat. Cepat”
Haetai
menarik Sam Cheon Po ke depan kasir untuk memesan. Dengan wajah gugup Sam Cheon
Po memesan “4 Zinger burger. 4 cangkir cola. 4 French fries. 4 Corn Salad”.
Sementara kasir mengulang pesanan mereka, Haetai malah sibuk menindis tempat
sedotan yang baru ia temui pertama kali dalam hidupnya (HAHAHAHA)
Sam Cheon Po
memukul tangan Haetai yang udik dengan cara mengambil sedotan dari tempatnya.
Pasangan Haetai menambahkan pesanan “Kau tahu, kita bisa mendapatkan biskuit
juga? Pesan biskuit juga”. Kasir “Haruskah aku menambahkan biskuit juga?”. Sam
Cheon Po “Ya”. Kasir “Berapa banyak biskuit yang kau inginkan?”. Sam Cheon Po
berpikir “Ada 4 orang, jadi jika setiap orang makan 5 maka 4 kali 5 adalah 20.
Tolong tambahkan 20 biskuit”. Haetai “Hei, kau bajingan pelit. Satu orang
setidaknya harus makan 10. Kami ingin 40 biskuit”. Kasir “Ah.. ya”
Pasangan
Haetai dan Sam Cheon Po kaget melihat banyaknya biscuit yang Sam Cheon Po dan
Haetai pesan. Sedangkan, Haetai dan Sam Cheon Po lebih malu lagi karena tidak
tahu bahwa biscuit yang mereka pesan memiliki ukuran yang berbeda jauh dengan
biscuit yang biasa mereka makan. HAHAHAHAHA
Narasi Sam
Cheon Po terdengar “Kencan buta pertamaku bersama mahasiswi perdagangan dari
Universitas wanita Sook Myung. Pertemuan ini. . . Tampaknya. . Hancur”
Dokter
menjelaskan penyakit Na Jung pada Ibu Na Jung “Tampaknya sangat serius. Tulang
ketiga, keempat dan kelima agak serius. Dengan dua tulang saja cukup
menyakitkan, tetapi pasien punya tiga tulang yang serius. Katakanlah itu setara
dengan nenek-nenek. Dalam kasus ini, kita biasanya melakukan operasi untuk
memperbaikinya. Tapi karena pasien masih muda, mari kita lakukan sedikit demi
sedikit. Dia harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari”. Ibu Na Jung “Tapi
dokter, anakku harus tidur agar lebih baik, tapi punggungnya sakit sehingga dia
tidak bisa tidur. Apakah mungkin bagimu untuk memberikan beberapa penghilang
rasa sakit?”. Dokter “Obat yang diresepkan sudah kuat. Jika aku memberinya
penghilang rasa sakit akan ada efek samping. Ini akan berlebihan untuk pasien. Meskipun
sulit, akan lebih baik bagi pasien untuk bertahan hari ini. Setelah melihat dia
bertahan di hari pertama, mari kita bahas lagi”. Ibu Na Jung “Terima kasih”
Ibu Na Jung
mendampingi Na Jung di ruangannya. Na Jung yang merasa sakit terus bergerak
untuk mendapatkan posisi yang nyaman. Ibu Na Jung “Apa yang harus kulakukan
dengan putriku? Apakah begitu menyakitkan?”. Na Jung “Ya. Tapi ibu, ibu harus pergi
menyiapkan makanan untuk anak kos”. Ibu Na Jung “Tidak apa-apa. Ayahmu bisa
melakukannya”. Na Jung “Bagaimana Ayah akan mengurusnya? Pergilah. Anak-anak
lapar”. Ibu Na Jung “Bagaimana aku bisa pergi ketika kau sakit seperti ini”. Na
Jung “Ini penyakit di mana tidak ada yang bisa melakukan apapun untuk
membantuku. Lebih baik ibu pergil sekarang dan cepat kembali. Cepatlah pergi
Ibu”. Ibu Na Jung “Lalu, aku akan segera kembali. Apakah kau baik-baik saja
sendirian? Jika memburuk, panggil perawat, oke?”
Na Jung
masih belum bisa tidur, ia menangis karena sakit yang ia rasakan. Seseorang
masuk ke dalam ruangan Na Jung membawa susu. Ternyata Ssereuki Oppa !!!! OMG…..
Ssereuki
duduk di tempat tidur di sebelah Na Jung. Ssereuki “Apakah sangat sakit?”. Na
Jung mengangguk. Ssereuki “Bagaimana kalau tidur? Apakah kau bisa tidur?”. Na
Jung menggelengkan kepalanya. Ssereuki “Baiklah”
Ssereuki
menambahkan bantal di kepala Na Jung, ia menutup jendela, memperbaiki laju
infuse Na Jung, mengeluarkan kaset dari kantong jasnya dan meletaknya di meja,
lalu melepaskan jas putihnya (jas dokter) dan tidur bersama Na Jung
Ssereuki
merangkul dan memeluk Na Jung agar bisa tidur. Ia membelai rambut Na Jung yang
menitikan air mata.
Narasi Na
Jung terdengar “Aku punya satu oppa. Aku hanya punya satu oppa. Mimpiku waktu
kecil adalah menikah dengan oppaku”
Flash back
masa kecil Na Jung bersama Oppanya. Narasi Na Jung “Aku punya satu oppa dan
dia. . . Dia memiliki teman sepermainan. Kami bertiga selalu bersama. Tapi
suatu hari di musim semi... Seperti kebohongan, Oppaku yang tercinta pergi
jauh, sangat jauh… Dan sejak hari itu, teman kakakku menjadi Oppaku. Aku punya
satu Oppa impianku waktu kecil adalah menikah
dengan Oppaku. Tangan Oppaku yang menepuk kepalaku. . . suara napas Oppaku. .
aroma Oppa... Oppaku masih sama seperti itu. Tapi
hari itu, Oppa menjadi asing untukku”
Na Jung dan
Ssreeuki tertawa mendengar cerita Haetai dan Sm Cheon Po. Na Jung “Apakah kau
gila? Jadi, kau membeli 40 biskuit”. Sam Cheon Po “Jika kau tidak mengatakan setiap
orang makan 10, kita akan membeli 20 dan mengakhirinya di sana”. Haetai “Hei,
apa kau berpikir aku tahu biskuit itu seperti roti besar”. Sam Cheon Po “Tentu
saja kau tidak tahu. Bisakah kita tahu bahwa biskuit tampak seperti itu?”. Na
Jung “Aku yakin gadis-gadis Seoul akan panik”. Haetai “Hyung-nim. Apa kau tahu
apa itu biskuit?”. Ssereuki “Bukankah itu sesuatu yang kau makan dengan selai? Bukankah
itu benar?”. Haetai dan Sam Cheon Po mengangguk. Ssereuki “Aku berbeda dari
kalian. Ini sudah lima tahun sejak aku datang ke Seoul”. Haetai “Bagaimana kau
hidup lima tahun di tempat yang membingungkan seperti Seoul? Aku akan memceritakanmu,
belum lama ini aku punya kelompok kencan buta dengan gadis-gadis dari
Universitas Wanita Sungshin, dan dengan gadis tercantik di sana, aku meminta
untuk kencan kedua. Responnya yang baik Hyung-nim, semuanya baik-baik saja,
tapi Gadis Sung Shin mengatakan, apakah itu Picadilly ( Nama bioskop)?. Na Jung
mengangguk. Haetai melanjutkan ceritanya “Pokoknya, dia berkata bahwa kami
harus bertemu di bioskop di pusat kota, jadi kami pergi ke sana. Dan di sana
ada banyak orang jadi tiketnya terjual habis. Bagaimana mungkin semua kursi di bioskop
besar seperti istana, terjual habis? Yang seperti ini Hyung-nim. Sesuatu yang
tidak pernah bisa terjadi di Soon Cheon. Hei, bukankah itu benar?”. Sam Cheon
Po “Kami tidak punya bioskop. Kami pergi ke Jin Joo”
Haetai
menepuk belakang Sam Cheon Po. Haetai melanjutkan “Pokoknya, setelah melihat tiket
terjual habis, dia bertanya padaku. Apakah kita pergi ke Theater film Seoul ?
Tiba-tiba mataku semakin gelap,
untuk menemukan ke Picadilly... aku harus menghapal, Jongno 3rd Street, exit 2. Jongno 3rd
Street, exit 2. Jongno 3rd Street, exit 2 dan bisa sampai di sana. Ah dimana
lagi di bumi ini Bioskop Seoul ?”. Na Jung “Kau harus menyarankan untuk makan
sesuatu bersama-sama”. Haetai “Kau lihat, itu aneh, tapi ketika aku melihat
gadis-gadis yang berbicara dengan aksen Seoul, aku gugup. Jadi aku mengikuti
mereka. Sementara aku mengikuti mereka kau tahu berapa banyak aku berpikir? Aigoo
, dan bagaimana aku bisa naik kereta bawah tanah. Hanya melihat peta kereta
bawah tanah itu membuatku merasa mual, seolah-olah aku muntah. Hei, dan bus bukan sesuatu yang aku
bisa bayangkan. Jadi,
aku bertekad ”. Na Jung “Tekad apa?”. Haetai “Mari kita naik taksi. Hyung-nim,
aku mengatakan padanya kita harus naik taksi”. Na Jung “Wow, sangat jantan!”.
Haetai “Aigoo , tapi gadis Sung Shin malah tertawa. Tidak mengerti apa yang
kualami, apa yang membuat begitu baik (lucu) untuk ditertawai ? Jadi, kami
berjalan ke sana, hanya butuh waktu tiga menit. Aigoo , tepat di seberang jalan
dari Picadilly, Hyung-nim, itu Bioskop Seoul”
Ssereuki menertawai kisah Haetai “Kau
benar-benar tidak tahu, idiot?”. Heatai “Aigoo, bagaimana aku bisa tahu?”. Na
Jung meminum birnya “Meskipun Seoul mungkin tampak besar, Jika kau melihat
dengan teliti, mereka semua dalam satu komplek. Jika kau pergi ke Myeong-dong,
kau akan menemukan Jongno sebelah kanan itu. Jika kau berjalan beberapa langkah
dari Jongno, kau akan segera menemukan Sejong Cultural Center. Dari sana, jika
kau berjalan sebentar, kau akan menemukan Chosun Chungdokbu (bangunan yang pernah
digunakan oleh pemerintah Jepang). Dan jika kau naik sedikit lebih dari sana,
Insadong. Aku melihat dalam sebuah buku panduan kota dan mereka semua
dikelompokkan begitu baik”. Na Jung meneguk birnya lagi. Haetai mengambil gelas
Na Jung “Hei, tem... tem... teman. Kupikir itu akan baik bagimu untuk berhenti
minum sekarang”
Na Jung
tidak mendengarkan perkataan Haetai, ia terus minum sampai mabuk. Sam Cheon Po
dan Haetai heran melihat Na Jung yang sudah mabuk.
Na Jung
mulai menyanyi karena mabuk, ia mulai mengedipkan matanya pada Sam Cheon Po dan
Haetai. Haetai “Mari kita masuk, sekarang mesinnya sedang berjalan, kita harus
buru-buru masuk”. Haetai pamit “Kami akan masuk ke dalam untuk tidur, Hyung-nim.
Selamat malam, Hyung-nim ”. Ssereuki “Oke.
Masuklah dan tidur”. Na Jung mulai berbalik dan menatap Ssereuki
Sam Cheon Po
dan Haetai yang berada di dalam kamar tidak tidur, mereka memainkan permainan
kata venetia. Sam Cheon Po “Tapi, apa yang terjadi ketika Na Jeong mabuk?”.
Haetai “Kau tidak tahu panggilan akrabnya adalah Patrasche (nama anjing dalam
cerita, A Dog of Flanders)”. Sam Cheon Po “Kenapa?”. Haetai “Gadis itu, ketika
ia minum alkohol... bertindak
seperti anjing”. Sam Cheon Po “Anjing?”. Haetai mengiyakan. Sam Cheon Po “Apa
yang terjadi ketika dia menjadi anjing?”. Haetai “Yang terjadi adalah...”.
Scene berganti ke Na Jung dan Ssereuki. Na
Jung tersenyum dan mengedipkan matanya pada Ssereuki. Ia mendekat ke Ssereuki
“Oppa”. Na Jung semakin mendekat ke wajah Ssereuki “Oppa”. Lalu ke bibir
Ssereuki
Sam Cheon Po
yang penasaran “Apa yang terjadi ketika dia menjadi anjing?”. Haetai “la
menggigit”
Na Jung menggigit bibir Ssereuki “Aigoo,
benar-benar, Na Jeong. Oppa akan marah. Lepaskan, lepaskan satu menit. Sungguh,
satu menit saja. Hei, Na Jung, bangun. Na jung, bangun, bangun. Lepaskan.
Lepaskan. Lihat ini”. Na Jung melepas gigitannya tapi ia ia malah mengigit dada
Ssereuki. Ssereuki melepaskan gigitan Na Jung lalu membopongnya masuk kedalam
kamar.
Narasi Na
Jung terdengar “Kebiasaan yang menjadi biasa, kehidupan yang menjadi biasa
juga, dan orang yang biasa denganmu di saat itu menjadi asing, bukan hanya
prospek yang membingungkan. Mungkin itu cara untuk memulai hidup baru setiap
hari, dan hubungan baru. Ini mungkin sinyal rahasia”
Sam Cheon
Po, Haetai, Yoon Jin dan Ibu Na Jung sedang sarapan. Ayah Na Hung masuk “Aigoo
, mengapa hanya sedikit anak-anak?”. Ayah Na Jung senang dengan menu pagi ini.
Ibu Na Jung “Aku akan menceritakan semua pada ibumu! Banyak di antara kalian
yang bahkan darah dikepalamu tidak kering,bagaimana bisa kalian minum sepanjang
malam?”. Haetai “Tapi, kami tidak minum terlalu banyak, sebenarnya Na Jeong
minum lumanyan banyak”. Ayah Na Jung “Apa? Gadis itu tidur di sana seperti itu
setelah minum? Karena belakang buruk saja tidak cukup, sekarang dia seorang
pecandu alkohol? Aku tidak tahu apa ada orang menyedihkan yang akan membawanya (membuat
referensi untuk siapa yang akan menikahinya)”. Ibu Na Jung “Ada penghuni baru.
Ia tampak seperti pria baik”.
Ibu Na Jung
berteriak memanggil penghuni baru “Binggrae , mari kita sarapan. Bangun dan
sapa keluarga”. Ayah Na Jung “Namanya terakhir Bing, dan nama depannya Grae? Apa
Binggrae?”. Ibu Na Jung “Tidak, itu bukan namanya. Katanya dia dari
Chungcheong-do, jadi aku menamainya karena Eagles Binggrae”. Ibu Na Jung
mengulang lagi “Hei, hei, apa yang kamu lakukan? Cepat turun”
Pria yang bernama
Binggrae turun. Profilnya pun muncul di layar
Calon menantu # 3
Dari Chungcheongbuk-do
Nama Panggilan :Binggrae
Mahasiswa pra-medis
Latar belakang : Keluarga menjalankan
peternakan ayam
Binggrae memberi salam “Senang bertemu
denganmu. Aku minta maaf, tapi kemarin , aku membongkar bagasiku agak terlambat
sehingga sepupuku tidur di sini. Apakah tidak apa-apa jika kita sarapan
bersama?”. Ayah Na Jung “Oh, tentu. Katakan padanya untuk makan bersama kami”.
Ibu Na Jung “Tentu saja”. Binggrae “Dia akan turun”.
Sepupu Binggrae muncul dan memberi salam
“Maafkan ke tidak sopananku”. Profilnya juga muncul.
calon menantu # 4
Dari Daechi-dong, Seoul,
Lulus dari Whimoon, Chil Bong
Latar belakang : Pitcher di Yonsei Baseball
Team
Ayah Na Jung kaget dan menjatuhkan
sendoknya “Omo, ini... ini, siapa ini? Bukankah kau Chil Bong dari SMA Whimoon?”.
Chil Bong “Hello Pelatih”. Ibu Na Jung “Apakah namamu Chil Bong? Mengapa mereka
menyebutkan begitu (Itu nama yang sedikit norak)”. Ayah Na Jung “Aaah orang
yang tidak tahu apa-apa tidak usah berbicara. Apakah kau tahu siapa ini? Dia
adalah pitcher peringkat 1, ketika ia masih di SMA. Musim semi lalu, ia pernah
menyerang 7 hitter dengan out-out! Itulah sebabnya sejak saat itu mereka
memanggilnya Chil Bon (Chil = 7 Bong =
Menutup). Selama aku hidup dan bernapas, aku belum pernah melihat orang yang melempar
bola seperti anak ini. Kau bajingan muda”. Chil Bong “Terima kasih”. Ayah Na
Jung “Lenganmu oke? Kau benar-benar terlalu banyak mengenakannya waktu itu”.
Chil Bong “Oh, ya. Aku mulai mengangkat beban minggu ini”. Ayah Na Jung “Itu
benar. Kau harus mengurusnya dengan baik. Jadi nanti, kau benar-benar harus
masuk ke Seoul Twins (Team Ayah Na Jung). Jika dalam kasus, kau pergi ke OB
(Bears, tim Seoul lain), kau dan aku, musuh selamanya! kau mengerti?”. Chil
Bong “Ya. Aku mengerti”. Ibu Na Jung “Hei, duduk. Sup mulai dingin”. Chil Bong
“Terima kasih. Kami akan makan dengan baik, Ahjumma”. Ayah Na Jung “Oh aku, apa
yang harus kulakukan padamu?”
Ssereuki masuk dan memberi salam “Halo,
Ibu. Hello”. Ssereuki memegang makanan di atas meja dan memakannya “Ibu, kau
melihat kacamataku?”. Ayah dan Ibu Na Jung memukul tangan Ssereuki “Apakah kau
lupa di mana kau menaruhnya?”. Ibu Na Jung menutup tas Ssereuki yang terbuka “Aigoo
, kau harus menggantung tali dan belitkan di lehermu”. Ssereuki bercanda “Haruskah
aku melakukannya? Tunggu, Dimana
kacamataku? Apakah aku kehilangan lagi? Kemana perginya? Ibu aku pergi dulu,
Ayah aku pergi dulu !”. Ayah Na Jung “Ya, pergilah”
Ibu Na Jung menghentikan Ssereuki “Hey,
hey, hey. Bagaimana kaus kakimu. Apakah kau tidak memakai kaus kaki?”
Ssereuki melihat kakinya yang belum
memakai kaus kaki. Lalu tersenyum pada Ibu Na Jung dan profil Ssereuki juga
muncul.
Calon menantu # 5
Dari Masan
Nama Panggilan : Ssereuki atau sampah
Latar belakang : Tahun ke-3 Mahasiswa
kedokteran, seorang jenius yang selalu peringkat 1
Ibu Na Jung berbicara lagi “Telponlah
rumahmu di Masan. Ibumu khawatir
kau hanya makan makanan instan”.
Ssereuki “Ya, aku akan meneleponnya hari ini”. Ssereuki jalan dan menabrak
kursi. Ibu Na Jung “Aigoo aku bisa melihat mengapa mereka memanggilmu Ssereuki
(Sampah). Kurasa aku mengerti”
Oktober 2013
Sangamdong, Mapo-gu ,Seoul
Na Jung melihat layar untuk tamu yang
yang datang. Di depan apartmentnya sudah datang kelima pria penghuni Shin Chon
Boarding House “Bagaimana mereka semua datang bersama-sama? Bagaimana kopinya?”.
Semuanya mengangkat kopi yang mereka pegang.
Narasi Na Jung “Diantara kelima orang
ini. Suamiku ada disitu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar