Love these songs^^

Jumat, 08 November 2013

Reply 1994 Episode 2 Part 2




Suara radio terdengar dari dalam kamar Na Jung. Na Jung terbangun dari tidurnya, ia mencari orang tuanya dan sadar bahwa ia di tinggal sendirian di rumah


Telepon Na Jung berbunyi, ia menjawab telepon yang berada tepat di sebelahnya itu. Na Jung “Halo”. Ibu Na Jung “Kau sudah bangun?”. Na Jung “Ibu Dimana?”. Ibu Na Jung “Ada sesuatu yang salah dengan pendaftaran rumah, jadi aku keluar. Ayahmu mendapat telepon dari timnya dan pergi. Jadi putri kami harus melakukan semuanya sendiri. Bagaimana punggungmu?”. Na Jung “Masih sama”. Ibu Na Jung “Ini akan memakan waktu untuk menyelesaikannya,jadi aku mungkin agak terlambat. Kau harus makan sesuatu...”. Na Jung “Tidak apa-apa. Aku akan menunggumu pulang ke rumah”. Ibu Na Jung “Pesan beberapa makanan di restoran china”. Na Jung “Bagaimana aku bisa memesan? Aku bahkan tidak bisa bangun. Aku akan menunggu. Aku bahkan tidak bisa makan dengan baik pula. Baiklah”

Beberapa saat kemudian…..
Na Jung keluar dengan cara merayap dari dalam kamarnya bersama dengan bantalnya. Ia menunggu pesanannya datang. 


Saat delivery man datang ia kaget melihat pose Na Jung yang seperti putri duyung yang sedang berjemur atau model yang sedang bepose seksi untuk pemotretan.AHAHAHA



Na Jung memberikan uangnya dan mengambil makanannya. Na Jung kembali menggeser makanannya dan merayap untuk makan di depan TV.


Na Jung menyalakan TV untuk memonton pertandingan basket lalu memakan jajangmyeon pesanannya dengan lahap.



Haetai dan Sam Cheon Po sampai terlambat di tempat mereka melakukan kencan dengan jurusan tari. Pria yang menjadi ketua kelas Haetai dan Sam Cheon Po berbicara “Tidak ada lagi yang tersisa, Cuma ini (Nama samaran yang akan di pasangkan dengan pasangan mereka). Ini karena kalian terlambat,kalian tidak akan mengeluh, kan?. Juga, gadis-gadis ini yang terakhir. Cepatlah duduk !”

Haetai dan Sam Cheon Po duduk bersebelahan. Perwakilan dari jurusan Tek. Kom membuka acara kencan antar jurusan “Sekarang karena terlalu banyak orang di sini, kita akan memutuskan pasangan kalian segera. Jika kau telah terpilih sebagai pasangan, Tolong pergilah. Semoga memiliki kencan yang menyenangkan dan panas. Tepuk tangan !. Lalu aku akan memulai memanggil”.
 

Perwakilan kelas Tek. Kom mulai memanggil “Romeo”. Semua peserta berbalik mencari orang yang memiliki nama Romeo. Seorang Pria mengangkat tangannya “Ya”. Perwakilan Tek. Kom  “Dia kartu raja di antara kami di Jurusan Teknik Komputer. Sekarang Juliet !”. Wanita berbaju pink mengangkat tangannya “Ya”. Perwakilan Tek. Kom “Anda benar-benar cantik, Juliet. Kalian berdua silakan pergi untuk kencan. Selanjutnya, Kang Baek Ho (Sakuragi Hanamichi, karakter utama dalam Slam Dunk) dan Chae So Yeon  (Akagi Haruko, gadis yang menjadi karakter utama dalam Slam Dunk). Berikutnya Clinton dan Hillary”

Satu persatu giliran nama pasangan yang disebutkan dan akhirnya giliran Haetai juga Sam Cheon Po. Perwakilan “Berikutnya, Choi Soo Jong (aktor terkenal Korea)”. Haetai mengangkat tangannya dan tersenyum lebar menunggu wanita yang akan mengangkat tangan dan menjadi pasangannya. Perwakilan “Ha Hee Ra (Isteri Choi Soo Jung dan seorang aktris Korea yang terkenal juga)
 

Haetai terpesona melihat pasangannya yang sangat cantik. Sam Cheon Po sedikit iri melihat haetai yang beruntung. Perwakilan “Selanjutnya, Chun Doo Hwan (mantan Presiden Korea)”. Sam Cheon Po mengangkat tangannya. Perwakilan “Jika Chun Doo Hwan, maka Lee Soon Ja (Nama istri Chun Doo Hwan)”. Suara wanita terdengar “Ya”. Semua orang penasaran dengan wajah dari suara itu termasuk Sam Cheon Po. Perwakilan “Lee Soon Ja”. Wanita itu “Ya”. Perwakilan tertawa melihat wajah pasangan Sam Cheon Po “Tolong Kemarilah”



Sam Cheon Po yang menyadari bahwa pasangannya tidak secantik apa yang ia bayangkan menghentikan Haetai yang akan pergi “Mari kita pergi bersama-sama, teman”. Sam Cheon Po dengan wajah memelas meminta bala bantuan “Aku akan memberikan semua buku-bukuku”. HAHAHAHA



Na Jung semangat menonton pertandingan Basket lewat TVnya. Tiba-tiba ia mendapatkan panggilan alam (atit peyut dia). Na Jung merayap menuju kamar mandi



Sam Cheon Po juga Haetai dan pasangan mereka sudah berada di KFC. Sam Cheon Po memulai pembicaraan “Aku mendengar kau jurusan tari”. Pasangan SCP “Aku?”. Sam Cheon Po “Universitas wanita Sook Myung , jurusan tari”. Pasangan SCP “Jurusan tari (tampak bingung). Ah aku jurusan perdagangan (Muyong yang artinya tari terdengar mirip dengan Muyeog yang artinya perdagangan). Sam Cheon Po juga bingung “Muyong (Tari)?”. Pasangan SCP “Muyeog (Perdagangan)!”. Sam Cheon Po memperjelas “Muyong (Tari)?”. Pasangan SCP juga memperjelas ejaannya “Muyeog (Perdagangan)”. Mbeeeeeeeeeekk HAHAHAH



Na Jung sampai di depan kamar mandi. Ia menegakkan badannya dan menempel di dinding. Na Jung mencoba meraih sendal untuk masuk ke dalam kamar mandi. Na Jung berhasil memakai satu sendal, ia mencoba memakai sendal yang sebelah lagi tapi sendalnya jauh dan licin Na Jung tepeleset dan jatuh menahan sakitnya. Poor Na Jung…


Kembali ke kencan Haetai dan Sam Cheon Po. Pasangan Haetai “Aigoo, apa yang harus kami lakukan? Sepertinya kalian pikir kami dari jurusan tari”. Pasangan SCP “Apa yang harus kita lakukan?”. Sam Cheon Po kelihatan cemberut tapi Haetai tetap tersenyum (Ya iyalah pasangan Haetai kan cantik) “Tidak, itu baik-baik saja”. Pasangan Haetai melihat ke arah Sam Cheon Po “Tapi kami juga berpikir kalian angkatan 1994. Kau (Sam Cheon Po) seorang mahasiswa yang mengulang kan”. Sam Cheon Po kelihatan marah. Haetai menjawab “Apa yang kau bicarakan? Kami angkatan 1994”. Pasangan Haetai “Benarkah? Menakjubkan. Guru ini, juga (Mengarah ke Sam Cheon Po)?”. Haetai tertawa “Dia juga berusia 20 tahun, 20 tahun ! Mahasiswa angakatan 94. Dia di sekolah sekarang”. Pasangan Haetai “Apakah kau dari Jeolla Do?”. Haetai “Ya. Aku dari Soon Cheon. Guru ini Sam Cheon Po. Apakah kalian berdua tinggal di Seoul? ”. Pasangan Haetai mengiayakan. Haetai “Lalu di mana kampung halamanmu?”. Pasangan Haetai “Kampung halaman kami juga Seoul. Aku dari Ban Po. Dia dari Jam Shil”. Haetai “Bagaimana bisa seseorang memiliki kampung di Seoul? Sungguh menakjubkan!”
Pasangan Haetai “Jika kotamu Sam Cheon Po, Kau bisa makan banyak makanan laut”. Pasangan SCP “Lalu, apakah keluargamu memiliki perahu?”. Pasangan Haetai “Hei, hentikan. Aku minta maaf”. Haetai “Tidak, itu tidak apa-apa. Kenapa harus minta maaf? Keluarganya memiliki tiga kapal”. Pasangan SCP “Menakjubkan! Kau benar-benar memiliki perahu di rumah?”. Haetai “Ya, jaring penangkap dengan ukuran 60 ton. Keluarganya memiliki dua yang berukuran 30-ton juga”. Sam Cheon Po “Cukup. Berhenti bicara”. Pasangan SCP “Kau benar-benar kaya. Apakah kau yang terkaya Sam Cheon Po?”. Haetai “Apa gunanya menjadi yang terkaya? Dia hanya orang bodoh ketika datang ke Seoul”. Sam Cheon Po protes. Haetai “Apakah kau tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan dia untuk menemukan rumah kos kami? 10 jam. 10 jam!”. Pasangan Haetai “Benarkah? Kenapa?”. 


Haetai bercerita tentang kisah Sam Cheon Po “Ahjumma menyuruhnya untuk naik kereta bawah tanah di stasiun Seoul dan turun di Shin Chon. Dan dia malah menunggu satu jam kereta bawah tanah menuju Shin Chon. Di tengah, dia harus berpindah di halte, Balai Kota, tapi dia keluar dan membeli tiket baru sehingga menunggu satu jam. Juga, ketika ia keluar dari kereta bawah tanah, ia mengambil tiket komputer orang lain. Dia hampir terbunuh saat dia tertangkap”. Pasangan Haetai dan Pasangan SCP tertawa “Benarkah? Benarkah? Apa yang kau katakan benar, kan? Kau tidak mengarang itu, kan?”. Haetai “Aku tidak mengarang ini. Ini kisah nyata. Ini kisah nyata guru ini (hahahahaha Guru? Hahahah)”. Pasangan Haetai “Bagaimana ini bisa terjadi? Ini mengagumkan. Kau benar-benar lucu”



Sam Cheon Po bahagia karena di puji oleh pasangan Haetai yang cantik. Haetai “Apakah kau pikir ini lucu? Ini benar-benar menyedihkan bagi kami”. Pasangan Haetai “Ini lucu. Ini benar-benar lucu. Ini adalah pertama kalinya aku mendengar dalam hidupku. Apakah ada cerita lain?”. Haetai “Hei, ada begitu banyak, banyak cerita. Kami memiliki berton-ton. Sebelum kita mulai bercerita, mari kita memesan sesuatu. Kami mentraktirmu. Kau tahu, orang udik ini tidak memiliki apapun kecuali uang”. Pasangan Haetai “Oh. Kau memiliki tata karma”. Haetai “Apa yang ingin kau makan?”. Pasangan Haetai “Aku ingin Zinger burger dan cola”. Pasangan SCP “Aku hanya ingin Corn Salad”. Haetai mengajak Sam Cheon Po untuk memesan makanan, ia mengulang lagi pesanan pasangan mereka untuk memastikan “Zinger Burger dan cola. Lalu Corn Salad. Benar?”. Pasangan SCP menambahkan “French fries juga”. Haetai bingung mendengar nama-nama makanan itu tapi ia bersikap cool dan santai. HAHAHAH


Haetai dan Sam Cheon Po berdiri membaca papan menu. Haetai “Oh jadi French fries itu kentang goring”. Sam Cheon Po “Ini pertama kalinya aku mendengar nama itu dalam hidupku”. Haetai “Tidak ada KFC di kotamu, kan?”.Sam Cheon Po mengangguk. Haetai menarik nafasnya“Mari kita mencoba memesan. Ini tidak masalah jika kita memesan sama seperti yang mereka pesan, kan? Apa yang kamu lakukan? Kenapa kau tidak memesan?”. Sam Cheon Po “Kau yang pesan!”. Haetai “Kau yang pesan. Aku akan membayar untuk itu. Cepat. Cepat”


Haetai menarik Sam Cheon Po ke depan kasir untuk memesan. Dengan wajah gugup Sam Cheon Po memesan “4 Zinger burger. 4 cangkir cola. 4 French fries. 4 Corn Salad”. Sementara kasir mengulang pesanan mereka, Haetai malah sibuk menindis tempat sedotan yang baru ia temui pertama kali dalam hidupnya (HAHAHAHA)

Sam Cheon Po memukul tangan Haetai yang udik dengan cara mengambil sedotan dari tempatnya. Pasangan Haetai menambahkan pesanan “Kau tahu, kita bisa mendapatkan biskuit juga? Pesan biskuit juga”. Kasir “Haruskah aku menambahkan biskuit juga?”. Sam Cheon Po “Ya”. Kasir “Berapa banyak biskuit yang kau inginkan?”. Sam Cheon Po berpikir “Ada 4 orang, jadi jika setiap orang makan 5 maka 4 kali 5 adalah 20. Tolong tambahkan 20 biskuit”. Haetai “Hei, kau bajingan pelit. Satu orang setidaknya harus makan 10. Kami ingin 40 biskuit”. Kasir “Ah.. ya”



Pasangan Haetai dan Sam Cheon Po kaget melihat banyaknya biscuit yang Sam Cheon Po dan Haetai pesan. Sedangkan, Haetai dan Sam Cheon Po lebih malu lagi karena tidak tahu bahwa biscuit yang mereka pesan memiliki ukuran yang berbeda jauh dengan biscuit yang biasa mereka makan. HAHAHAHAHA


Narasi Sam Cheon Po terdengar “Kencan buta pertamaku bersama mahasiswi perdagangan dari Universitas wanita Sook Myung. Pertemuan ini. . . Tampaknya. . Hancur”


Na Jung sudah di rawat di rumah sakit. Ia masih kesulitan untuk tidur.



Dokter menjelaskan penyakit Na Jung pada Ibu Na Jung “Tampaknya sangat serius. Tulang ketiga, keempat dan kelima agak serius. Dengan dua tulang saja cukup menyakitkan, tetapi pasien punya tiga tulang yang serius. Katakanlah itu setara dengan nenek-nenek. Dalam kasus ini, kita biasanya melakukan operasi untuk memperbaikinya. Tapi karena pasien masih muda, mari kita lakukan sedikit demi sedikit. Dia harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari”. Ibu Na Jung “Tapi dokter, anakku harus tidur agar lebih baik, tapi punggungnya sakit sehingga dia tidak bisa tidur. Apakah mungkin bagimu untuk memberikan beberapa penghilang rasa sakit?”. Dokter “Obat yang diresepkan sudah kuat. Jika aku memberinya penghilang rasa sakit akan ada efek samping. Ini akan berlebihan untuk pasien. Meskipun sulit, akan lebih baik bagi pasien untuk bertahan hari ini. Setelah melihat dia bertahan di hari pertama, mari kita bahas lagi”. Ibu Na Jung “Terima kasih”


Ibu Na Jung mendampingi Na Jung di ruangannya. Na Jung yang merasa sakit terus bergerak untuk mendapatkan posisi yang nyaman. Ibu Na Jung “Apa yang harus kulakukan dengan putriku? Apakah begitu menyakitkan?”. Na Jung “Ya. Tapi ibu, ibu harus pergi menyiapkan makanan untuk anak kos”. Ibu Na Jung “Tidak apa-apa. Ayahmu bisa melakukannya”. Na Jung “Bagaimana Ayah akan mengurusnya? Pergilah. Anak-anak lapar”. Ibu Na Jung “Bagaimana aku bisa pergi ketika kau sakit seperti ini”. Na Jung “Ini penyakit di mana tidak ada yang bisa melakukan apapun untuk membantuku. Lebih baik ibu pergil sekarang dan cepat kembali. Cepatlah pergi Ibu”. Ibu Na Jung “Lalu, aku akan segera kembali. Apakah kau baik-baik saja sendirian? Jika memburuk, panggil perawat, oke?”



Na Jung masih belum bisa tidur, ia menangis karena sakit yang ia rasakan. Seseorang masuk ke dalam ruangan Na Jung membawa susu. Ternyata Ssereuki Oppa !!!! OMG…..




Ssereuki duduk di tempat tidur di sebelah Na Jung. Ssereuki “Apakah sangat sakit?”. Na Jung mengangguk. Ssereuki “Bagaimana kalau tidur? Apakah kau bisa tidur?”. Na Jung menggelengkan kepalanya. Ssereuki “Baiklah”







Ssereuki menambahkan bantal di kepala Na Jung, ia menutup jendela, memperbaiki laju infuse Na Jung, mengeluarkan kaset dari kantong jasnya dan meletaknya di meja, lalu melepaskan jas putihnya (jas dokter) dan tidur bersama Na Jung


Ssereuki merangkul dan memeluk Na Jung agar bisa tidur. Ia membelai rambut Na Jung yang menitikan air mata.


Narasi Na Jung terdengar “Aku punya satu oppa. Aku hanya punya satu oppa. Mimpiku waktu kecil adalah menikah dengan oppaku”



Flash back masa kecil Na Jung bersama Oppanya. Narasi Na Jung “Aku punya satu oppa dan dia. . . Dia memiliki teman sepermainan. Kami bertiga selalu bersama. Tapi suatu hari di musim semi... Seperti kebohongan, Oppaku yang tercinta pergi jauh, sangat jauh… Dan sejak hari itu, teman kakakku menjadi Oppaku. Aku punya satu Oppa impianku waktu kecil adalah  menikah dengan Oppaku. Tangan Oppaku yang menepuk kepalaku. . . suara napas Oppaku. . aroma Oppa... Oppaku masih sama seperti itu. Tapi hari itu, Oppa menjadi asing untukku”


Na Jung dan Ssreeuki tertawa mendengar cerita Haetai dan Sm Cheon Po. Na Jung “Apakah kau gila? Jadi, kau membeli 40 biskuit”. Sam Cheon Po “Jika kau tidak mengatakan setiap orang makan 10, kita akan membeli 20 dan mengakhirinya di sana”. Haetai “Hei, apa kau berpikir aku tahu biskuit itu seperti roti besar”. Sam Cheon Po “Tentu saja kau tidak tahu. Bisakah kita tahu bahwa biskuit tampak seperti itu?”. Na Jung “Aku yakin gadis-gadis Seoul akan panik”. Haetai “Hyung-nim. Apa kau tahu apa itu biskuit?”. Ssereuki “Bukankah itu sesuatu yang kau makan dengan selai? Bukankah itu benar?”. Haetai dan Sam Cheon Po mengangguk. Ssereuki “Aku berbeda dari kalian. Ini sudah lima tahun sejak aku datang ke Seoul”. Haetai “Bagaimana kau hidup lima tahun di tempat yang membingungkan seperti Seoul? Aku akan memceritakanmu, belum lama ini aku punya kelompok kencan buta dengan gadis-gadis dari Universitas Wanita Sungshin, dan dengan gadis tercantik di sana, aku meminta untuk kencan kedua. Responnya yang baik Hyung-nim, semuanya baik-baik saja, tapi Gadis Sung Shin mengatakan, apakah itu Picadilly ( Nama bioskop)?. Na Jung mengangguk. Haetai melanjutkan ceritanya “Pokoknya, dia berkata bahwa kami harus bertemu di bioskop di pusat kota, jadi kami pergi ke sana. Dan di sana ada banyak orang jadi tiketnya terjual habis. Bagaimana mungkin semua kursi di bioskop besar seperti istana, terjual habis? Yang seperti ini Hyung-nim. Sesuatu yang tidak pernah bisa terjadi di Soon Cheon. Hei, bukankah itu benar?”. Sam Cheon Po “Kami tidak punya bioskop. Kami pergi ke Jin Joo”

Haetai menepuk belakang Sam Cheon Po. Haetai melanjutkan “Pokoknya, setelah melihat tiket terjual habis, dia bertanya padaku. Apakah kita pergi ke Theater film Seoul ? Tiba-tiba mataku semakin gelap, untuk menemukan ke Picadilly... aku harus menghapal, Jongno 3rd Street, exit 2. Jongno 3rd Street, exit 2. Jongno 3rd Street, exit 2 dan bisa sampai di sana. Ah dimana lagi di bumi ini Bioskop Seoul ?”. Na Jung “Kau harus menyarankan untuk makan sesuatu bersama-sama”. Haetai “Kau lihat, itu aneh, tapi ketika aku melihat gadis-gadis yang berbicara dengan aksen Seoul, aku gugup. Jadi aku mengikuti mereka. Sementara aku mengikuti mereka kau tahu berapa banyak aku berpikir? Aigoo , dan bagaimana aku bisa naik kereta bawah tanah. Hanya melihat peta kereta bawah tanah itu membuatku merasa mual, seolah-olah aku muntah. Hei, dan bus bukan sesuatu yang aku bisa bayangkan. Jadi, aku bertekad ”. Na Jung “Tekad apa?”. Haetai “Mari kita naik taksi. Hyung-nim, aku mengatakan padanya kita harus naik taksi”. Na Jung “Wow, sangat jantan!”. Haetai “Aigoo , tapi gadis Sung Shin malah tertawa. Tidak mengerti apa yang kualami, apa yang membuat begitu baik (lucu) untuk ditertawai ? Jadi, kami berjalan ke sana, hanya butuh waktu tiga menit. Aigoo , tepat di seberang jalan dari Picadilly, Hyung-nim, itu Bioskop Seoul”


Ssereuki menertawai kisah Haetai “Kau benar-benar tidak tahu, idiot?”. Heatai “Aigoo, bagaimana aku bisa tahu?”. Na Jung meminum birnya “Meskipun Seoul mungkin tampak besar, Jika kau melihat dengan teliti, mereka semua dalam satu komplek. Jika kau pergi ke Myeong-dong, kau akan menemukan Jongno sebelah kanan itu. Jika kau berjalan beberapa langkah dari Jongno, kau akan segera menemukan Sejong Cultural Center. Dari sana, jika kau berjalan sebentar, kau akan menemukan Chosun Chungdokbu (bangunan yang pernah digunakan oleh pemerintah Jepang). Dan jika kau naik sedikit lebih dari sana, Insadong. Aku melihat dalam sebuah buku panduan kota dan mereka semua dikelompokkan begitu baik”. Na Jung meneguk birnya lagi. Haetai mengambil gelas Na Jung “Hei, tem... tem... teman. Kupikir itu akan baik bagimu untuk berhenti minum sekarang”



Na Jung tidak mendengarkan perkataan Haetai, ia terus minum sampai mabuk. Sam Cheon Po dan Haetai heran melihat Na Jung yang sudah mabuk.
Na Jung mulai menyanyi karena mabuk, ia mulai mengedipkan matanya pada Sam Cheon Po dan Haetai. Haetai “Mari kita masuk, sekarang mesinnya sedang berjalan, kita harus buru-buru masuk”. Haetai pamit “Kami akan masuk ke dalam untuk tidur, Hyung-nim.  Selamat malam, Hyung-nim ”. Ssereuki “Oke. Masuklah dan tidur”. Na Jung mulai berbalik dan menatap Ssereuki


Sam Cheon Po dan Haetai yang berada di dalam kamar tidak tidur, mereka memainkan permainan kata venetia. Sam Cheon Po “Tapi, apa yang terjadi ketika Na Jeong mabuk?”. Haetai “Kau tidak tahu panggilan akrabnya adalah Patrasche (nama anjing dalam cerita, A Dog of Flanders)”. Sam Cheon Po “Kenapa?”. Haetai “Gadis itu, ketika ia minum alkohol... bertindak seperti anjing”. Sam Cheon Po “Anjing?”. Haetai mengiyakan. Sam Cheon Po “Apa yang terjadi ketika dia menjadi anjing?”. Haetai “Yang terjadi adalah...”.



Scene berganti ke Na Jung dan Ssereuki. Na Jung tersenyum dan mengedipkan matanya pada Ssereuki. Ia mendekat ke Ssereuki “Oppa”. Na Jung semakin mendekat ke wajah Ssereuki “Oppa”. Lalu ke bibir Ssereuki


Sam Cheon Po yang penasaran “Apa yang terjadi ketika dia menjadi anjing?”. Haetai “la menggigit”



Na Jung menggigit bibir Ssereuki “Aigoo, benar-benar, Na Jeong. Oppa akan marah. Lepaskan, lepaskan satu menit. Sungguh, satu menit saja. Hei, Na Jung, bangun. Na jung, bangun, bangun. Lepaskan. Lepaskan. Lihat ini”. Na Jung melepas gigitannya tapi ia ia malah mengigit dada Ssereuki. Ssereuki melepaskan gigitan Na Jung lalu membopongnya masuk kedalam kamar.


Narasi Na Jung terdengar “Kebiasaan yang menjadi biasa, kehidupan yang menjadi biasa juga, dan orang yang biasa denganmu di saat itu menjadi asing, bukan hanya prospek yang membingungkan. Mungkin itu cara untuk memulai hidup baru setiap hari, dan hubungan baru. Ini mungkin sinyal rahasia”
 

Sam Cheon Po, Haetai, Yoon Jin dan Ibu Na Jung sedang sarapan. Ayah Na Hung masuk “Aigoo , mengapa hanya sedikit anak-anak?”. Ayah Na Jung senang dengan menu pagi ini. Ibu Na Jung “Aku akan menceritakan semua pada ibumu! Banyak di antara kalian yang bahkan darah dikepalamu tidak kering,bagaimana bisa kalian minum sepanjang malam?”. Haetai “Tapi, kami tidak minum terlalu banyak, sebenarnya Na Jeong minum lumanyan banyak”. Ayah Na Jung “Apa? Gadis itu tidur di sana seperti itu setelah minum? Karena belakang buruk saja tidak cukup, sekarang dia seorang pecandu alkohol? Aku tidak tahu apa ada orang menyedihkan yang akan membawanya (membuat referensi untuk siapa yang akan menikahinya)”. Ibu Na Jung “Ada penghuni baru. Ia tampak seperti pria baik”.


Ibu Na Jung berteriak memanggil penghuni baru “Binggrae , mari kita sarapan. Bangun dan sapa keluarga”. Ayah Na Jung “Namanya terakhir Bing, dan nama depannya Grae? Apa Binggrae?”. Ibu Na Jung “Tidak, itu bukan namanya. Katanya dia dari Chungcheong-do, jadi aku menamainya karena Eagles Binggrae”. Ibu Na Jung mengulang lagi “Hei, hei, apa yang kamu lakukan? Cepat turun”

Pria yang bernama Binggrae turun. Profilnya pun muncul di layar
Calon menantu # 3
Dari Chungcheongbuk-do
Nama Panggilan :Binggrae
Mahasiswa pra-medis
Latar belakang : Keluarga menjalankan peternakan ayam


Binggrae memberi salam “Senang bertemu denganmu. Aku minta maaf, tapi kemarin , aku membongkar bagasiku agak terlambat sehingga sepupuku tidur di sini. Apakah tidak apa-apa jika kita sarapan bersama?”. Ayah Na Jung “Oh, tentu. Katakan padanya untuk makan bersama kami”. Ibu Na Jung “Tentu saja”. Binggrae “Dia akan turun”.

Sepupu Binggrae muncul dan memberi salam “Maafkan ke tidak sopananku”. Profilnya juga muncul.
calon menantu # 4
Dari Daechi-dong, Seoul,
Lulus dari Whimoon, Chil Bong
Latar belakang :  Pitcher  di Yonsei Baseball Team

Ayah Na Jung kaget dan menjatuhkan sendoknya “Omo, ini... ini, siapa ini? Bukankah kau Chil Bong dari SMA Whimoon?”. Chil Bong “Hello Pelatih”. Ibu Na Jung “Apakah namamu Chil Bong? Mengapa mereka menyebutkan begitu (Itu nama yang sedikit norak)”. Ayah Na Jung “Aaah orang yang tidak tahu apa-apa tidak usah berbicara. Apakah kau tahu siapa ini? Dia adalah pitcher peringkat 1, ketika ia masih di SMA. Musim semi lalu, ia pernah menyerang 7 hitter dengan out-out! Itulah sebabnya sejak saat itu mereka memanggilnya Chil Bon (Chil = 7  Bong = Menutup). Selama aku hidup dan bernapas, aku belum pernah melihat orang yang melempar bola seperti anak ini. Kau bajingan muda”. Chil Bong “Terima kasih”. Ayah Na Jung “Lenganmu oke? Kau benar-benar terlalu banyak mengenakannya waktu itu”. Chil Bong “Oh, ya. Aku mulai mengangkat beban minggu ini”. Ayah Na Jung “Itu benar. Kau harus mengurusnya dengan baik. Jadi nanti, kau benar-benar harus masuk ke Seoul Twins (Team Ayah Na Jung). Jika dalam kasus, kau pergi ke OB (Bears, tim Seoul lain), kau dan aku, musuh selamanya! kau mengerti?”. Chil Bong “Ya. Aku mengerti”. Ibu Na Jung “Hei, duduk. Sup mulai dingin”. Chil Bong “Terima kasih. Kami akan makan dengan baik, Ahjumma”. Ayah Na Jung “Oh aku, apa yang harus kulakukan padamu?”


Ssereuki masuk dan memberi salam “Halo, Ibu. Hello”. Ssereuki memegang makanan di atas meja dan memakannya “Ibu, kau melihat kacamataku?”. Ayah dan Ibu Na Jung memukul tangan Ssereuki “Apakah kau lupa di mana kau menaruhnya?”. Ibu Na Jung menutup tas Ssereuki yang terbuka “Aigoo , kau harus menggantung tali dan belitkan di lehermu”. Ssereuki bercanda “Haruskah aku melakukannya? Tunggu, Dimana kacamataku? Apakah aku kehilangan lagi? Kemana perginya? Ibu aku pergi dulu, Ayah aku pergi dulu !”. Ayah Na Jung “Ya, pergilah”

Ibu Na Jung menghentikan Ssereuki “Hey, hey, hey. Bagaimana kaus kakimu. Apakah kau tidak memakai kaus kaki?”


Ssereuki melihat kakinya yang belum memakai kaus kaki. Lalu tersenyum pada Ibu Na Jung dan profil Ssereuki juga muncul.
Calon menantu # 5
Dari Masan
Nama Panggilan : Ssereuki atau sampah
Latar belakang : Tahun ke-3 Mahasiswa kedokteran, seorang jenius yang selalu peringkat 1


Ibu Na Jung berbicara lagi “Telponlah rumahmu di Masan. Ibumu khawatir
kau hanya makan makanan instan”. Ssereuki “Ya, aku akan meneleponnya hari ini”. Ssereuki jalan dan menabrak kursi. Ibu Na Jung “Aigoo aku bisa melihat mengapa mereka memanggilmu Ssereuki (Sampah). Kurasa aku mengerti”

Oktober 2013
Sangamdong, Mapo-gu ,Seoul


Na Jung melihat layar untuk tamu yang yang datang. Di depan apartmentnya sudah datang kelima pria penghuni Shin Chon Boarding House “Bagaimana mereka semua datang bersama-sama? Bagaimana kopinya?”. Semuanya mengangkat kopi yang mereka pegang.

Narasi Na Jung “Diantara kelima orang ini. Suamiku ada disitu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar