Sinopsis Gu Family Book Ep.1 Part 1
Malampun datang Seo Hwa dan Wol Ryun masih berada diposisi
mereka masing-masing. Wol Ryung memetik beberapa daun pada sebuah tangkai pohon
untuk mengambil keputusan “aku menolongnya,aku tak perlu menolongnya,aku
menolongnya,aku tak perlu menolongnya ”. Wol Ryung memetik daun terakhir “Aku
tak perlu menolongnya”, Wol Ryung kesal karena hasilnya tidak sama seperti yang
ia inginkan. Ia terus menjaga dan memperhatikan Seo Hwa hingga pagi datang
kembali.
Drama ini di buka dengan prolog tentang gunung Jiri dan
seorang biksu(beob sa) yang sedang berjalan menuju gunung Jiri..
Prolog “Ini adalah gunung yang penuh misteri, dan tidak
tersentuh oleh jejak kaki manusia,tempat dimana hanya dipenuhi oleh mitos-mitos
yang melindungi gunung itu. Itulah sebabnya gunung ini disebut dengan taman
yang hanya disinari oleh bulan (moonlight) didalam taman yang hanya disinari oleh
bulan ini,ada makhluk yang khusus(Gumiho) yang diciptakan untuk melindungi gunung Jiri dan
sudah tinggal selama beribu-ribu tahun”.
Akhirnya biksu itu sampai di tempat yang ia tuju dan memanggil seseorang “Wol Ryung (penunggu
gunung Jiri ) ! Wol Ryung,dimana kau? Ini aku So Jung. Hei, Wol Ryung !”.So Jung berhenti memanggil Wol Ryung, ia kelihatan khawatir berbicara pada dirinya
sendiri “ Oh tidak,dia tidak mungkin….”
Wol Ryung sedang berlari dan melompat kegirangan,ia berhenti
dan tersenyum kearah kota karena mendengar suara gendang yang dimainkan oleh
salah seorang Gisaeng*lebih tepatnya Ketua/Kepala dari seluruh Gisaeng sih.
Gisaeng itu memainkan gendang dengan sangat lincah dan gemulai,suara gendang
yang dimainkan oleh gisaeng itu mengiringi setiap langkah kaki Wol Ryung yang semakin mendekat ketempat pemukiman warga.
Wol Ryung berhenti diatas sebuah pohon dan melihat beberapa
penjaga yang sedang membawa 2 orang wanita dan 1 orang pria dalam kurungan,mereka
adalah Seo Hwa,Jung Yoon juga pembantu mereka Dam. Penjaga “akhirnya kita
sampai disini,keluarlah ! Apa yang kau tunggu sehingga tidak keluar?aku sibuk !aku
masih harus pergi ke tempat lain”.
Dam pembantu dari keluarga Yoon turun, diikuti dengan Yoon
Seo Hwa yang masih terlihat bingung, penjaga itu mendorong Seo Hwa secara kasar agar Seo Hwa cepat turun dan membuat Seo Hwa jatuh ke tanah. Dam kaget “Nona”. Adik Seo Hwa (Yoon Jung
Yoon ) juga ikut khawatir “kakak apa kau baik-baik saja,apa kau terluka”. Jung
Yoon marah “ Bagaimana bisa kau melakukan ini kepadanya?”. Penjaga itu “Apa?beraninya
kau ? hah dengarkan dia. Hey kau adalah seorang keturuan dari pengkhianat.
Berhentilah bertingkah seolah kau seorang bangsawan”. Jung Yoon “Beraninya kau
! Tutup mulutmu itu!”. Penjaga itu marah dan meraih kerah baju Jung Yoon “Kau
yang harus menutup mulut ! Kurang ajar sekali kau ! aku lebih tua darimu ! aku
akan melemparmu ke tumpukan kotoran kuda”. Dam “lepaskan saja dia,tidak bisakah
kau sedikit berbelas kasih ? Siapa yang merawat keluargamu selama ini? Bukankah
itu semua karena kebaikan Tuan kami,bagaimana bisa kau berubah dengan drastis
?” Setelah mendengar Dam,penjaga itu melepaskan tangannya dari adik Seo Hwa dan
mendorong Jung Yoon ke tanah.
Penjaga itu mengetuk pintu dan disambut oleh sepasang pelayan
“Aigoo,kau disini ternyata!”. Penjaga itu “Aku sudah selesai melakukan
perjanjiannya,kalau begitu aku akan pergi”. Pelayan wanita itu berkata “tunggu,masuk dan minumlah anggur beras sebentar”. Penjaga “aku juga
mau,tapi aku harus melayani ibuku malam ini,hidangkanlah anggur beras itu saat
aku datang lagi”. Wanita itu “baiklah aku akan melakukannya”. Penjaga itu pamit
dan pergi dengan gerombolannya.
Wanita itu berkata “Apa yang kau tunggu ?cepatlah masuk !”.
Seo Hwa bertanya “Tempat apakah ini?”. Wanita itu “Tempat apa?kau tidak tau Choonhwagwan (Rumah Gisaeng) itu apa ?”. Seo Hwa dan adiknya beserta Dam
kaget. Dam “Apa?Choonhwagwan?bukankah ini rumah para Gisaeng (Tuna Susila/PSK).
Jung Yoon “kakak!”. Seo Hwa kelihatan sangat kaget juga marah,sementara itu kepala
Gisaeng (Cheon Soo Ryun) masih terus memainkan gendangnya sambil berputar-putar
dengan badannya, Cheon Soo Ryun menambah kecepatan pukulan pada gendangnya dan
akhirnya selesai. Semua orang bertepuk tangan. Seorang tamu berteriak “
Tari 5 gendang kepala gisaeng Cheon benar-benar paling bagus dan yang terbaik
di seluruh dunia!”
Cheon Soo Ryun berjalan dan diikuti dengan 2 gisaengnya, ia
memberikan stik gendangnya pada Gisaeng yang disebelah kiri dan gisaeng itu berbicara “Tuan itu
benar-benar jatuh cinta padamu! Dia benar-benar tergila-gila dan meneteskan air
liur saat melihatmu menari”. Gisaeng yang berada disebelah kanan menambahkan
“Aku bertaruh dia tak Cuma meneteskan air liurnya,celanananya itu mungkin…” Soo
Ryun menghentikan pembicaraan “Hoho, Lihatlah,bagaimana kata-kata vulgar
seperti itu keluar dari mulutmu?”
Pelayan yang tadi membuka pintu menghadap kepada Soo Ryun
“Nyonya ini aku,Jang Shoe”. Soo Ryun “Apa itu?”. Jang Shoe keliihatan takut
“Nyonya…”
Kembali ke Seo Hwa yang masih menolak untuk masuk kedalam
Choonhwagwan “Aku tak akan masuk!”. Wanita yang bersama Jang Shoe tadi “Kau
sudah dijual untuk menjadi seorang Gisaeng. Kau ingin mati?”. Seo Hwa “Bunuh
saja aku,lebih baik aku mati dari pada masuk kesitu!”. Wanita itu
“Dengarkanlah,aku sangat sibuk sekarang karena acara pesta di tempat hakim,jadi
masuklah saat aku memintamu baik-baik. MASUKLAH !”. Wanita itu menarik tangan
Seo Hwa untuk masuk, Seo Hwa terus menolak “Lepaskan,lepaskan aku tak akan
masuk ! Aku sudah bilang !”. Adik Seo Hwa “Kau tidak mendengar yang dia katakan
?Lepaskan ! Jangan sentuh kakakku!”
Soo Ryun datang “Ada
apa ribut-ribut ?”. Pelayan wanita“Aigoo nyonya”. Soo Ryun datang bersama beberapa
anak buahnya. Seo Hwa menatap Soo Ryun dengan marah. Soo Ryun “anak siapa
mereka?”. Pelayan wanita “Wakil menteri Yoon,yang telah dieksekusi karena
pengkhianatan beberapa waktu yang lalu”. Soo Ryun “Pengkhianatan,huh?Kalau
begitu mereka adalah anak-anak dari pelaku kriminal”. Seo Hwa marah “Jaga
mulutmu ! Ayah kami dihukum dengan tuduhan palsu ! Dia tidak akan pernah
melakukan pengkhianatan!”. So Ryun “Itu tidak masuk akal,bagaimanapun kau sudah
dijual untuk menjadi seorang Gisaeng dari sekarang kau harus mengikuti semua
perintah Gisaeng ini”. Seo Hwa “Aku tak mau”. Soo Ryun “Itu tidak masalah. Kau
tidak punya pilihan!”. Seo Hwa “Aku tidak akan masuk tak peduli apapun itu!aku
tidak akan pernah menjadi gisaeng yang sangat murahan”. Soo Ryun “Gisaeng yang
sangat murahan?aku mengerti., Jang Shoe!”.
Soo Ryun menyuruh Jang Shoe untuk melepaskan baju Seo Hwa
didepan banyak orang. Jang Shoe melepaskan atasan paling luar Seo Hwa. Wol Ryun
kaget melihat pemandangan itu. Dam dan Jung Yoon sangat marah,mereka berdua
tidak bisa berbuat apa-apa karena
ditahan oleh anak buah Soo Ryun. Jang Shoe melepaskan rok Seo Hwa lagi.
Seo terlihat sangat takut tapi sangat marah, Dam dan Jung Yoon menangis melihat
Seo Hwa yang dilecehkan. Jang Shoe menarik rok bagian dalam Soe Hwa
sehingga meninggalkan lapisan terakhir dari baju Seo Hwa. Seo Hwa menahan
tangisnya,ia benar-benar dilecehkan oleh perintah Soo Ryun. Wol Ryung terus memperhatikan Seo Hwa karena
kasihan.
Soo Ryun tidak berhenti sampai disitu ia menyuruh Jang Shoe
untuk mengikat Seo Hwa dipohon agar dapat dilihat oleh orang lain. Seo Hwa
masih tidak percaya dengan kejadian yang ia alami,begitu juga dengan Dam dan
Jung Yoon yang histeris melihat Seo Hwa diperlakukan seperti itu. Soo Ryun juga
menyuruh anak buahnya untuk mengunci Dam dan Jung Yoon diruang tahanan. Soo
Ryun “Biarkan dia disini sampai aku memberi perintah lagi,jangan beri mereka
makanan apapun tanpa perintah dariku,mengerti?”. Anak buah Soo Ryun menjawab dengan
lantang bahwa mereka mengerti.
Jung Yoon dan Dam dimasukkan kedalam ruang tahanan. Jung
Yoon “Cepat buka pintunya,cepat buka!”, Dam menangis “Apa yang harus kita
lakukan?nona!nona!”. Pelayan Soo Ryun (wanita yang buka pintu tadi)
mengumpulkan baju Seo Hwa. Seo Hwa “Permisi,kenapa mereka melakukan ini?”.
Pelayan itu “Apa kau tidak tahu dimana kau di ikat ini? Ini adalah pohon
penghinaan,anak keluarga bangsawan sepertimu biasa datang kesini dengan sangat
sombong dan diajari seperti ini agar patuh dengan mengikatnya di pohon ini!”.
Seo Hwa “Pohon penghinaan?”. Pelayan itu “Menyerahlah dengan gelar
kebangsawananmu itu,tinggalkan semuanya di pohon itu dan saat pagi datang
minatalah belas kasihan kepada nyonya kepala Gisaeng. Mintalah pengampunan
darinya atau kau akan merasakan hal yang lebih buruk dari ini!”. Pelayan itu
masuk kedalam dan meninggalkan Seo Hwa diluar. Seo Hwa
“Permisi,permisi,bagaimana bisa kalian melakukan hal ini kepada seorang
manusia?tolong lepaskan aku,lepaskan aku”
Wol Ryung masih berada diatas pohon dan terus memperhatikan
Seo Hwa dari jauh,muncul kunang-kunang biru disekitar Wol Ryung. Wol Ryung ragu
untuk menolong Seo Hwa, ia ingin menolong
Seo Hwa tapi ia sudah berjanji pada So Jung untuk tidak ikut campur dengan urusan manusia. Wol Ryung ingin pergi dari pohon itu tapi ia mendengar
suara Seo Hwa yang meminta tolong dan akhirnya tidak jadi. Wol Ryung melihat
Seo Hwa yang sedang menangis dan meminta tolong,ia sangat kasihan melihat Seo
Hwa
Flashback dari ingatan Seo Hwa pada saat Ayahnya akan
dihukum. Seo Hwa berlari masuk kedalam rumahnya tapi ditahan oleh dua orang
prajurit. Di dalam rumah Seo Hwa sudah banyak prajurit istana dan pemimpinya Gwan
Woong yang juga sahabat dari Ayah Seo Hwa. Gwang Woong “Terimalah
perintah raja,yang mulia memerintahkan Yoon Gi Soo(Ayah Seo Hwa) agar
dieksekusi!”. Seo Hwa “Ayah “. Yoon Gi Soo “Dengarkan Gwang Woong,bagaimana
bisa kau salah menilaiku seperti ini?setelah persahabatan kita dalam beberapa
tahun ini?”. Gwan Woong “Kau bilang aku adalah temanmu,tapi kau selalu
merendahkanku karena kerendahan hatiku. Itulah sebabnya,mengapa kau memberimu
pelajaran seperti ini. Kau tidak seharusnya memperlakukanku seperti itu”. Seo
Hwa memberontak meminta untuk dilepaskan. Yoon Gi Soo “Seo Hwa”.
Gwan Woong mendekat
kearah Yoon Gi Soo dan berbisik “Jangan terlalu sedih. Aku akan membuat putrimu
yang berharga ini bekerja sebagai seorang gisaeng dan akan menyayanginya
selalu”. Ayah Seo Hwa geram mendengar perkataan Gwan Woong yang kurang ajar.
Gwan Woong melanjutkan “Aku pastikan,betapa ,menyenangkannya dapat melewatkan
malam dengan putri yang berharga dari keluarga yang dihormati”. Yoon Gi Soo
“Jo Gwan Woong kau bajingan!” Ayah Seo Hwa berdiri dan mengambil pedang dari
salah satu prajurit untuk
membunuh Gwan Woong tapi Gwan Woong dulu menghunus pedangnya pada Ayah Seo Hwa.
Darah Ayah Seo Hwa mengenai wajah serta baju Seo Hwa, Ayah Seo Hwa yang jatuh
tidak berdaya membuat Seo Hwa kaget dan tidak percaya. Gwan Woong menoleh kearah
Seo Hwa dan tersenyum pada Seo Hwa yang histeris
Gwan Woong sedang bersenang-senang bersama beberapa Gisaeng.
Salah seorang Gisaeng memberi selamat pada Gwan Woong dan mereka semua tertawa
gembira. Cheon Soo Ryun datang “Tuan,ini Cheon Soo Ryun”. Gwan Woong
“Aigoo,kepala Cheon,ayo masuklah,masuklah”. Cheon Soo Ryun duduk dan
mengucapkan selamat “Selamat Tuanku. Aku dengar kau dipromosikan menjadi
petugas pangkat 5”. Gwan Woong “Kau sangat cepat sekali tau,bagaimana bisa
gosip berjalan begitu cepat?Sebenarnya aku mendapat promosi karena menangkap
seorang pengkhianat”. Soo Ryun “Maksudmu wakil menteri Yoon?”. Gwan Woong “Oh
kau tau mengenai hal itu juga?”. Soo Ryun “Aku tau karena kau beberapa kali
membawanya kemari”. Gwan Woong “Dulu kami adalah teman,tapi walaupun aku orang
yang rendah hati,aku adalah petugas kota ini,aku tidak bisa tinggal diam dengan
seorang pengkhianat,bahkan temanku sendiri. Benarkan?”. Soo Ryun “Tentu
saja,aku mengerti”. Gwan Woong “Tapi tetap saja,memikirkannya membuatku merasa
sedih. Itulah sebabnya aku datang menemuimu,aku sudah datang sebelum dia
meninggal”. Soo Ryun “Apa maksudmu?”. Gwan Woong “Putri dari Yon Gi Soo,setelah
dia masuk menjadi seorang gisaeng,aku berjanji akan menjadi orang yang pertama
kali tidur dengannya”. Soo Ryun “Benarkah?”. Gwan Woong “Tentu saja,aku ingin
merasakan pertama kalinya dia menjadi gisaeng,butuh berapa lama untuk
mempersiapkannya?”. Soo Ryun “Di harus bertlatih untuk jadi seorang gisaeng dan
harus didaftarkan juga. Itu butuh waktu paling tidak 2 sampai 3 bulan,Tuan”.
Gwan Woong “Aku mengerti,tapi kita ada masalah disini,seperti yang kau tau aku
agak sibuk sekarang. Jadi buat saja hanya dalam 5 hari. Selesaikan semua
persiapan kurang dari 5 hari”. Soo Ryun “Tapi tuanku”. Gwan Woong “Aku bilang
5 hari!!mengerti?aku tau itu sama saja tinggal menunggu waktu”. Gwan Wong
kembali bersenang-senang dengan para Gisaeng yang bersama dengannya tapi Soo
Ryun kelihatan sangat gugup dan bingung
Seo Hwa bangun dan sadar kalau ia sudah terikat sampai pagi,
ia melihat warga yang berkumpul untuk melihat
dan membicarakan dirinya. Seo Hwa mengingat perkataan dari pelayan
gisaeng tentang pohon penghinaan. Anak kecil yang juga berkerumum melempar batu
kearah Seo Hwa dan mengejek Seo Hwa. Seo Hwa berdarah terkena lemparan,tapi ia tetap kuat pada pendiriannya,ia
berbiacara pada dirinya sendiri “Aku tak akan menyerah hanya karena hal ini!aku
tak mau,aku tidak akan pernah menjadi
seorang Gisaeng, Tak akan pernah”. Wol Ryung masih terus berada dipohon
yang ia tempati dari kemarin, ia terus memperhatikan Seo Hwa yang mulai tampak
lemah.
Soo Ryun sedang melukis dan ditemani dengan pelayannya.
Pelayan itu “Dia masih muda dan cukup keras kepala,sudah 3 hari dia
melewatkannya tanpa setetes air pun, dan dia masih keras kepala. Apa yang akan
kau lakukan ?Dari 5 hari yang diberikan tuan itu,hanya tinggal 3 hari”. Soo
Ryun berhenti melukis, tinta dari kuasnya menetes keatas lukisan yang telah ia
buat.
Setelah 3 hari terikat dipohon kekuatan dan stamina Seo Hwa
sudah habis untuk bertahan dipohon itu,tapi ia masih saja berkeras untuk tidak
menyerah dan menjadi seorang Gisaeng. Akhirnya Seo Hwa pingsan, Wol Ryung yang juga
menjaga dan memperhatikan Seo Hwa selama 3 hari akhirnya turun dan berjalan
kearah Seo Hwa untuk menolong. Baru beberapa langkah saja So Jung sudah datang
dan menghentikan langkah Wol Ryung*yaaah.
So Jung “Akhrinya aku menemukanmu. Sejak aku tahu kau ada disini,aku tak
perlu lagi mengelilingi hutan ini”. Wol Ryung “So Jung!”. So Jung “Berhentilah.
Biarkan saja mereka melakukan apa saja yang mereka mau”. Wol Ryung “Tapi itu
terlalu kejam,dan dia masih sangat muda. Dia sudah diikat disitu selama 3 hari!”.
So Jung “Ya dia masih muda dan ya itu terlalu kejam,tapi itu sudah menjadi
takdirnya,aku tak perlu ikut campur hal itu”. Wol Ryung menoleh kearah Seo Hwa
yang sudah tidak sadarkan diri dan masih terikat dipohon,hal itu Wol Ryung khawatir dan akhirnya memutuskan untuk terbang untuk menolong Seo
Hwa. So Jung melempar sebuah gelang kearah Wol Ryung yang sedang terbang. Gelang itu langsung terikat
dipergelangan tangan Wol Ryung dan membuat Wol Ryung tidak bisa terbang dan
akhirnya jatuh .
So Jung mendekati Wol
Ryung yang terduduk ditanah “Apa kau lupa janjimu padaku?”. Wol Ryung berdiri
dan tetap berjalan kearah Seo Hwa tapi So Jung menghalangi Wol Ryung dengan
tongkatnya. Wol Ryung memindahkan tongkat So Jung dari hadapannya tapi So Jung
mencoba terus menerus untuk menghalangi
Wol Ryung. Wol Ryung “Aku hanya ingin menolong seorang gadis muda yang
butuh pertolongan”. So Jung “Kau sudah berjanji padaku kalau tidak akan pernah
ikut campur masalah manusia”. Wol Ryung “Sekali saja !Tak akan ada bedanya dengan
melakukannya sekali saja”. So Jung “Pengecualian pertama itulah masalah yang
paling besar,sekali kau membuat pengecualian,kedua dan ketiga kalinya akan
menyusul”. Wol Ryung marah dan membanting tongkat So Jung. So Jung lelah
menghadapi Wol Ryung, ia berkata untuk mengingatkan Wol Ryung lagi “Berhentilah
mencoba ikut campur semua urusan manusia! Tetaplah berpikir kalau kau mempunyai
batasan dengan mereka”. So Jung berjalan meninggalkan Wol Ryung,Wol Ryung
menatap kepergian So Jung,tiba-tiba mata Wol Ryung berubah warna ia seperti
marah dan mengambil tongkat So Jung yang ada di tanah dan melemparnya kearah
So Jung. So Jung kaget dan refleks
mundur saat tongkatnya sendiri mengarah kearahnya. Tongkat itu tertancap di
pohon yang berada disebelah So Jung.
So Jung menatap Wol Ryung dan mata Wol Ryung berubah kembali seperti biasa. So Jung menoleh kearah tongkat yang tertancap di pohon, ternyata tongkatnya telah menembusi seekor ular besar. Wol Ryung mendekat kearah So Jung dan memusnahkan ular yang ingin mengigit So Jung. Wol Ryung “Apa aku juga terlalu sering ikut campur urusanmu?Apa aku melewati batas yang tak bisa kulewati. Maksudku hanya ingin menolong orang yang mebutuhkan,seorang anak yang butuh pertolongan”. Wol Ryung berbalik meinggalkan So Jung yang masih kaget,Wol Ryung berjalan kearah Seo Hwa dan sadar bahwa Soe Hwa sudah tidak ada dipohon itu ...
So Jung menatap Wol Ryung dan mata Wol Ryung berubah kembali seperti biasa. So Jung menoleh kearah tongkat yang tertancap di pohon, ternyata tongkatnya telah menembusi seekor ular besar. Wol Ryung mendekat kearah So Jung dan memusnahkan ular yang ingin mengigit So Jung. Wol Ryung “Apa aku juga terlalu sering ikut campur urusanmu?Apa aku melewati batas yang tak bisa kulewati. Maksudku hanya ingin menolong orang yang mebutuhkan,seorang anak yang butuh pertolongan”. Wol Ryung berbalik meinggalkan So Jung yang masih kaget,Wol Ryung berjalan kearah Seo Hwa dan sadar bahwa Soe Hwa sudah tidak ada dipohon itu ...
Seo Hwa sudah berada
di dalam kamar ditemani dengan Dam. Seo Hwa sadar “Dam,apa itu kau?”. Dam “Ya
Nona. Aigoo kau berhasil sembuh juga,kau mengalami deman tinggi sepanjang
malam,aku pikir aku akan kehilangan dirimu!hatiku sangat terluka”. Seo Hwa
“Dimana aku ?”. Dam “di Choonhwagwan. Nyonya kepala berubah pikiran dan
memerintahkan untuk membawamu masuk dan juga..” Seo Hwa “Minggirlah”. Dam
“Nona”. Seo Hwa “Aku sudah bilang walaupun kau mati,aku tidak akan mau masuk
ketempat ini,cepat minggir,aku tidak akan pernah tinggal di tempat seperti
ini”. Soo Ryun mendengar perkataan Seo Hwa saat ia masuk kedalam kamar itu “Apa
yang akan kau lakukan kalau kau tidak tinggal disini?”
Soo Ryun berjalan kearah Seo Hwa “Hanya perempuan yang
dijuallah yang ada di tempat ini,dia tidak punya pilihan selain hidup sebagai
gisaeng,dia harus menjual minuman,senyumnya,bahkan tubuhnya”. Seo Hwa “Aku
bahkan lebih memilih di ikat di pohon penghinaan itu,lebih baik aku berada
disana dan mati disana” Seo Hwa berdiri dari tempat tidurnya tapi hampir
terjatuh lagi. Soo Ryun memberikan kode agar pelayannya membuka jendela.
Jendela dikamar itu dibuka dan ternyata adik Seo Hwa,Jung Yoon sudah berada
diluar dalam keadaan diikat dan dikerumuni dengan anak buah Soo Ryun. Jung Yoon
“ Kakak”. Seo Hwa “Yoon-ah”. Jung Yoon “Kakak sudah sadar?”.Seo Hwa cemas
melihat adiknya yang diikat“Yoon-ah”. Soo Ryun “Aku akan bertanya lagi,apa kau
masih menolak untuk menjadi seorang Gisaeng?Pikirkan baik-baik dan jawablah
karena jawabanmu akan menentukan adikmu hidup atau mati”. Jung Yoon
“Kakak.jangan khawatirkan aku,aku tidak peduli apapun yang terjadi padaku tapi
jangan pernah menjadi seorang Gisaeng!”. Soo Ryun “Sekarang apa yang akan kau
lakukan?”. Seo Hwa “Kakak”. Soo Ryun “Aku bilang apa jawabanmu?”. Seo Hwa
mengenggam erat-erat bajunya karena marah. Soo Ryun “Mulailah memukulnya”
Anak buah Soo Ryun mulai memukuli Jung Yoon. Seo Hwa yang
tidak tega melihat Jung Yoon dipukuli sampai berdarah memutuskan untuk menjadi
seorang Gisaeng. Seo Hwa “Hentikan!Hentikan.Lepaskan adikku,aku akan melakukan
apapun yang kau mau. Jadi selamatkan adikku”. Jung Yoon berteriak mendengar
keputusan kakakknya. Soo Ryun menyuruh pelayannya untuk mendandani Seo Hwa
Seo Hwa mulai dipersiapkan sebagai seorang Gisaeng ,ia dimandikan,
ditato(tato yang menandakan bahwa Seo Hwa seorang Gisaeng), dijahitkan baju
baru dan di buat menjadi sangat cantik. Jung Yoon sedang menyapu dengan Jang
Shoe dan kemudian Seo Hwa lewat. Jang Shoe memuji kecantikan Seo Hwa seperti
seorang peri. Jung Yoon sedih yang melihat kakaknya menjadi seorang Gisaeng.
Jang Shoe melanjutkan bicaranya “ini sangat menyedihkan kenapa dari semua orang
harus Tuan Jo?”. Jung Yoon “Apa maksudmu?Tuan Jo?”. Jang Shoe “Aku bicara
tentang Jo Gwan Woong,kakakmu akan tidur dengannya malam ini”.
Jung Yoon
memberitahukan informasi itu pada Dam dan meminta tolong pada Dam untuk
bertukar tempat dengan Seo Hwa dan dia akan melarikan diri bersama Seo Hwa. Dam
ragu tapi ia menyanggupi permintaan Jung Yoon agar Jo Gwan Woong tidak menghancurkan kedupan Seo
Hwa.
Seo Hwa didandani
untuk malam pertamanya sebagai Gisaeng. Salah seoarng gisaeng memuji kecantikan Seo Hwa dan yang lainnya berbicara “Apa yang membuatnya
terlihat cantik padahal dia hanya seorang Gisaeng murahan?ketika disuruh
menuangkan anggur,dia bisa melakukannya dan kalau bicara masalah bentuk tubuh
dia memilikinya”. Gisaeng yang tadi memuji Soe Hwa juga angkat suara “Kenapa
dia akan melakukan malam pertamanya
padahal dia belum terdaftar sebagai Gisaeng”. Gisaeng lainnya menjawab “Dengarkan,kau tau siapa yang akan kau hadapi. Jo Gwan Woong dengan tempramen buruknya
itu,kalau dia tidak puas,dia bisa membunuh orang itu,walaupun begitu nyonya
kepala tetap memperhatikannya”. Seo Hwa kaget mendengar nama Jo Gwan Woong yang
akan tidur dengan dirinya. Pelayan yang mendandani Seo Hwa menyuruh kedua
Gisaeng itu untuk diam*2 orang Gisaeng, yang cerewt ini orang yang sama yang bicara vulgar terus
ditegur sama Soo Ryun,emang tukang gosip nih LOL
Seo Hwa menanyakan kepastian dari pelayan yang
mendandaninya. Pelayan itu “Tak ada yang bisa kau lakukan,ini semua karena kau
terlahir dengan nasib buruk”. Seo Hwa mengingat semua yang telah Gwan Woong
lakukan pada keluarganya,ia tidak ingin tidur dengan Gwan Woong dan mengambil
sebuah tusuk rambut untuk bunuh diri. Saat Seo Hwa ingin menusuk dirinya,Dam
datang dan memanggil-manggil nama Seo Hwa dan membuat Seo Hwa tidak jadi bunuh diri.
Dam masuk kedalam kamar Seo Hwa. Seo Hwa “Dam kenapa kau datang kemari?Apa yang
kau lakukan?”. Dam “Kita tidak punya waktu, tuan muda sudah menunggu di depan pintu,cepat
dan lepaskan pakaianmu ya? Ganti pakaianmu dengan punyaku dan larilah!”. Seo
Hwa “Apa yang kau katakan melarikan diri?Bagaimana denganmu?apa yang kan kau
lakukan kalau aku melarikan diri”. Dam “Aku akan baik-baik saja setelah
mendapatkan beberapa kali pukulan tapi lain halnya denganmu,nona. Kau tidak
boleh dikotori oleh setan yang membunuh ayahmu itu!”. Seo Hwa “Dam!”. Dam “Kau
harus keluar hidup-hidup,kau harus tetap hidup untuk membersihkan nama ayahmu.
Kau harus tetap hidup juga untuk membalas dendam terhadap Jo Gwan Woong!”. Seo
Hwa memeluk Dam dan Dam berbicara lagi “dan berjanjilah,kau harus tetap hidup agar bisa menjemputku lagi,jadi tetaplah hidup karena kalau kau mati,kau
tak,akan menyelesaikan apapun mengerti?” Seo Hwa menangis mendengar kata-kata
Dam
Soo Ryun masuk kedalam kamar yang tadi ditempati Seo Hwa dan
Dam. Soo Ryun “Bersiaplah,yang mulia yang akan kau layani akan segera datang.
Setelah dia sampai disini,dia akan langsung datang padamu jadi siapkanlah
dirimu”. Soo Ryun akan pergi dari rauangan itu tapi dia merasakan hal aneh
dengan Seo Hwa, Soo Ryun berjalan kearah Seo Hwa dan menyuruh Seo Hwa untuk mengangkat kepalanya. Soo Ryun “Aku
bilang angkat kepalamu!!”. Pelayan yang ikut dengan Soo Ryun mendekat dan membalikan wajah
Seo Hwa dan ternyata yang mereka lihat bukanlah Seo Hwa tapi pembantunya Dam.
Bersambung ke part 2..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar